Anda di halaman 1dari 16

MODUL AJAR

QS. al-Anbiya’: 30 dan


QS. al-A’raf: 54
PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII
Informasi Umum

Sekolah : SMP Negeri 3 Baso


Kelas/Semester : VII / 2
Mata Pelajaran : PAI
Tahun Pelajaran : 2023 / 2024
Alokasi Waktu : 3 pekan/ 9 JP

Tujuan Pembelajaran

Fase CP : D
Domain CP : Pada akhir fase D, pada aspek Al-Qur`an dan hadis,
peserta didik mampu membaca, melafalkan, menulis,
menyalin, dan memahami dengan sederhana pesan
pokok dari Al-Qur`an surat-surat pilihan. Pada aspek
akidah, peserta didik mampu memberi contoh penerapan
iman kepada Allah melalui beberapa asmaulhusna.
Peserta didik memahami manfaat iman kepada malaikat,
iman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para
nabi, serta iman kepada hari akhir. Pada aspek akhlak,
peserta didik mampu memahami hakikat shalat dan zikir
sebagai pencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Selain itu, peserta didik mampu memberi contoh perilaku
yang baik di masyarakat, memahami manfaat sikap jujur
dan amanah dalam kehidupan. Peserta didik mampu
menceritakan keteladanan dari sifat tidak pendendam
dan pemaaf dari kisah nabi. Melaksanakan ketentuan
syariat Islam dalam bergaul dengan orang lain. Pada
aspek fikih, peserta didik diharapkan mampu memahami
ketentuan, tata cara, dan praktik shalat wajib lima waktu
dan shalat sunah rawatibnya. Selain itu peserta didik
memahami ketentuan dan tata cara puasa, syarat dan
ketentuan shalat Jumat, ketentuan ibadah haji, dan
penyembelihan hewan kurban, serta hukum halal dan
haram. Pada aspek sejarah peradaban Islam, peserta
didik diharapkan mampu menceritakan kembali kisah
dan keteladanan Nabi Muhammad saw. dan beberapa
sahabatnya.

2 Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII
Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik
mampu:
• Melalui pembelajaran tutor sebaya, peserta didik
dapat membaca QS. al-Anbiya’/21: 30 dan QS. al-
A’raf/7: 54 sesuai kaidah ilmu tajwid, khususnya
hukum bacaan gunnah.
• Melalui pembelajaran praktik, peserta didik dapat
menghafal QS. al-Anbiya’/21: 30 dan QS. al-A’raf/7:
54 sesuai kaidah tajwid.
• Melalui pembelajaran inquiry, peserta didik dapat
menelaah kandungan QS. al-Anbiya’/21: 30 dan QS.
al-A’raf/7: 54 dan Hadis tentang penciptaan dan
keteraturan alam semesta serta cara bersyukur
terhadap apa yang diciptakan Allah Swt.
Kata/ Frasa Kunci : - QS. al-Anbiya’: 30
- QS. al-A’raf: 54
- Ghunnah
- Penciptaan alam semsta
Pertanyaan Inti : 1. Apa kandungan dari QS. al-Anbiya’: 30?
2. Apa kandungan dari QS. al-A’raf: 54?
3. bagaimana proses terciptanya alam semesta?
4. Bagaimana cara membaca hukum bacaan ghunnah?
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari topik adalah mampu membaca
dan menuliskan ayat Al-Qur’an.

Profil Pelajar Pancasila

Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, mandiri, dan kreatif.

Sarana Prasarana

 Mushaf Al-Qur’an terjemah


 Komputer/ laptop
 Internet
 LCD Proyektor
 Perpustakaan

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII 3
Target Peserta Didik

Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar (bisa lebih dari 1 kategori):
❏ Siswa reguler/ tipikal
❏ Siswa dengan kesulitan belajar (jelaskan hambatan belajar yang dimaksud)
❏ Siswa berpencapaian tinggi
❏ Siswa dengan ketunaan (tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, tuna
laras, tuna ganda)

Jumlah Siswa

Kapasitas maksimum: 32 peserta didik.

Model Pembelajaran

❏ Tatap muka
❏ PJJ Daring
❏ PJJ Luring
❏ Panduan antara tatap muka dan PJJ (blanded learning)

Materi Ajar

Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahnya


Mushaf Al-Qur’an dan Tafsirnya
Buku Teks PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII
Buku Pendamping PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII

4 Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII
Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

Pendahuluan
 Guru menyampaikan salam dan meminta peserta didik untuk membaca
basmalah dan berdoa.
 Guru mengecek kehadiran peserta didik, kemudian mengondisikan suasana
belajar.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan pertama dan kegiatan
yang akan dilakukan.
 Guru memberikan motivasi akan pentingnya mempelajari materi yang akan
dipelajari.

Kegiatan Inti
 Guru memberikan pertanyaan:
Terdapat dalam urutan berapa surah al-Anbiya’: 30 dan surah al-A’raf: 54?
 Peserta didik menanggapi pertanyaan dari guru.
 Guru meminta peserta didik untuk membuka Al-Qur’an yaitu surah al-Anbiya’: 30
dan surah al-A’raf: 54.
 Guru membacakan QS. al-Anbiya’: 30 dan QS. al-A’raf: 54 kemudian meminta
peserta didik untuk menirukan bacaan tersebut secara berulang-ulang.
 Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mengartikan per-kata QS. al-
Anbiya’: 30 dan QS. al-A’raf: 54.
 Guru meminta peserta didik duduk secara berpasangan (jika jumlah siswa ganjil
maka yang satu berpasangan dengan guru).
 Salah satu dari masing-masing kelompok membaca dan menghafalkan QS. al-
Anbiya’: 30 dan QS. al-A’raf: 54, sedangkan yang lain menyimak dan jika ada
kesalahan dalam membaca maka dibenarkan.
 Peserta didik melakukan kegiatan tersebut secara bergantian.
 Guru meminta semua kelompok untuk menghafalkan QS. al-Anbiya’: 30 dan
QS. al-A’raf: 54 di depan kelas secara bergantian.

Penutup
 Guru melakukan asesmen terkait dengan membaca dan menghafal QS. al-
Anbiya’: 30 dan QS. al-A’raf: 54.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan belajar yang telah
dilaksanakan.
 Guru dan peserta didik mensyukuri apa yang telah diperoleh dari kegiatan
pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan berdoa.

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII 5
 Guru merangsang rasa penasaran peserta didik terkait materi pembelajaran
selanjutnya.

Pertemuan Ke-2

Pendahuluan
 Guru menyampaikan salam dan meminta peserta didik untuk membaca
basmalah dan berdoa.
 Guru mengecek kehadiran peserta didik, kemudian mengondisikan suasana
belajar.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan kedua dan kegiatan yang
akan dilakukan.
 Guru memberikan motivasi akan pentingnya mempelajari materi yang akan
dipelajari.

Kegiatan Inti
 Guru mengajak peserta didik untuk membuka kembali QS. al-Anbiya’: 30 dan
QS. al-A’raf: 54 kemudian membacanya bersama-sama.
 Guru menunjukkan hukum tajwid dalam QS. al-Anbiya’: 30 dan QS. al-A’raf: 54
salah satunya adalah hukum bacaan gunnah.
 Guru memberikan pertanyaan:
Bagaimana cara membaca hukum bacaan gunnah?
 Peserta didik menanggapi pertanyaan dari guru.
 Guru menjelaskan pengertian dan cara membaca hukum bacaan gunnah.
 Guru meminta peserta didik membuka Al-Quran.
 Peserta didik mencari 5 bacaan yang terdapat hukum bacaan gunnah di dalam
Al-Qur’an.
 Guru meminta peserta didik menuliskan salah satu bacaan yang telah
ditemukan tersebut di papan tulis secara bergantian.

Penutup
 Guru melakukan asesmen terkait dengan hukum bacaan gunnah.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan belajar yang telah
dilaksanakan.
 Guru dan peserta didik mensyukuri apa yang telah diperoleh dari kegiatan
pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan berdoa.
 Guru merangsang rasa penasaran peserta didik terkait materi pembelajaran
selanjutnya.

6 Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII
Pertemuan Ke-3

Pendahuluan
 Guru menyampaikan salam dan meminta peserta didik untuk membaca
basmalah dan berdoa.
 Guru mengecek kehadiran peserta didik, kemudian mengondisikan suasana
belajar.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan ketiga dan kegiatan yang
akan dilakukan.
 Guru memberikan motivasi akan pentingnya mempelajari materi yang akan
dipelajari.
 Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu QS. al-Anbiya’: 30
dan QS. al-A’raf: 54 serta hukum bacaan ghunnah.

Kegiatan Inti
 Guru memberikan pertanyaan:
Apa isi kandungan dari QS. al-Anbiya’: 30 dan QS. al-A’raf: 54?
 Guru membagi kelompok peserta didik menjadi 6 kelompok.
 Guru mengajak peserta didik ke perpustakaan.
 Masing-masing kelompok mencari isi kandungan yang terdapat dalam QS. al-
Anbiya’: 30 dan QS. al-A’raf: 54.
 Peserta didik mencari kandungan tersebut diberbagai sumber yaitu buku atau
media elektronik.
 Masing-masing kelompok membuat ringkasan tentang apa yang telah
ditemukan tentang isi kandungan QS. al-Anbiya’: 30 dan QS. al-A’raf: 54.
 Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil temuan
tentang isi kandungan QS. al-Anbiya’: 30 dan QS. al-A’raf: 54 di depan kelas.
 Kelompok lain menanggapi hasil dari kelompok yang presentasi.

Penutup
 Guru melakukan asesmen terkait dengan isi kandungan QS. al-Anbiya’: 30 dan
QS. al-A’raf: 54.
 Guru memberikan soal uji kompetensi siswa terkait materi yang telah dipelajari.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan belajar yang telah
dilaksanakan.
 Guru dan peserta didik mensyukuri apa yang telah diperoleh dari kegiatan
pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan berdoa.
 Guru merangsang rasa penasaran peserta didik terkait materi pembelajaran
selanjutnya.

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII 7
Asesmen

 Format Penilaian Membaca dan Menghafal QS. al-Anbiya’: 30 dan QS. al-
A’raf: 54
Nama peserta didik :
Kelas :
Skor
No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4
1 Panjang pendek bacaan.
2 Makhrarijul huruf.
3 Kelancaran hafalan.
Jumlah
Nilai Akhir
Keterangan:
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

 Format Penilaian Mencari dan Menulis Hukum Bacaan Ghunnah


Nama peserta didik :
Kelas :
Skor
No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4
1 Menyimak penjelasan.
2 Memahami hukum bacaan ghunnah.
3 Mengerjakan tugas.
Jumlah
Nilai Akhir
Keterangan:
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
 Format Penilaian Mendiskusikan Isi Kandungan QS. al-Anbiya’: 30 dan QS.
al-A’raf: 54
Nama peserta didik :

8 Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII
Kelas :
Skor
No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4
1 Mendiskusikan terkait materi yang dipelajari.
2 Memaparkan terkait materi yang dipelajari.
Jumlah
Nilai Akhir
Keterangan:
No Indikator Rubrik
1 Mendiskusikan terkait 2 : Aktif berdiskusi terkait materi yang
materi yang dipelajari. dipelajari.
1 : Kurang aktif berdiskusi terkait materi yang
dipelajari.
2 Memaparkan terkait 4 : Memaparkan dan sangat menguasai
materi yang dipelajari. terkait materi yang dipalajari.
3 : Memaparkan dan kurang menguasai
terkait materi yang dipalajari.
2 : Memaparkan dan tidak menguasai terkait
materi yang dipalajari.
1 : Tidak memaparkan dan tidak menguasai
terkait materi yang dipalajari.
Skor maksimum = 6 (2+4)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
 Format Penilaian Sikap
Tanggung
No Nama Siswa Jujur Santun Disiplin
Jawab
1
2
....
Keterangan:
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul) dari
keempat aspek sikap di atas.

Materi
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII 9
A. Membaca dan Menghafal QS. al-Anbiya’: 30 dan QS. al-A’raf: 54

B. Hukum Tajwid Ghunnah


Al-Qur’an dibaca sesuai dengan aturan pada ilmu tajwid. Salah satu aturan
dalam ilmu ini adalah hukum bacaan gunnah. Hukum bacaan gunnah adalah
apabila terdapat huruf nun bertasydid ( ‫ ) 'ن‬atau mim bertasydid )‫ ( 'م‬maka
dibaca
gunnah (dengung) yang sempurna. Cara membacanya adalah dibaca dengung
dengan panjang 2 harakat. Setiap membaca nun atau mim yang bertasydid,
cara membacanya dengan mendengungkan nun atau mim bertasydid itu.
Sifat gunnah menjadi inti pada hukum bacaan gunnah. Hukum bacaan
gunnah terdapat pada huruf yang bertasydid, yaitu hanya pada nun atau mim
bertasydid. Selain nun atau mim tidak dibaca dengan gunnah.
Adapun contoh hukum bacaan gunnah sebagai berikut:
Lafal Sebab Hukum Bacaan
9
s ‫م ب ه‬s ‫ك‬i: ‫ر‬E ‫ن‬:‫إ‬ nun bertasydid gunnah
¸ ¸ ¸
EE
E s
‫لخ‬ ‫ ¸ئ „ذ‬e ‫و‬E : ‫م‬
s
‫ي ر‬ʌ¸

10 Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII
99 E E s :
a ‫ ن‬:s ỳ¸ ‫ وا‬e ¿ ȧ ‫خ‬ mim bertasydid gunnah
E
E s E :
‫ ن‬e \e ‫ أ‬pE
E 9 ُّ 9 E mim bertasydid gunnah
ã :E p¸ \ ‫ ه‬a e Ź è
Hukum bacaan pada QS. al-Anbiya’: 30, terdapat pada kata ‫ن َا‬, karena nun
bertasydid. Pada QS. al-A’raf: 54, terdapat kata ‫ م ُث‬, juga memiliki hukum
bacaan gunnah, karena mim bertasydid.

C. Isi Kandungan QS. al-Anbiya’: 30 dan QS. al-A’raf: 54


1. Kandungan QS. al-Anbiya’: 30
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang musyrik Makkah tidak
memperhatikan alam ini. Peristiwa di dalamnya pun tidak pernah mereka
perhatikan. Padahal, peristiwa di alam semesta ini memberikan bukti bahwa
Allah Swt. itu ada, begitu pula penciptaan, pengaturan, dan kekuasaan-Nya.
Ayat ini menjelaskan pula bahwa langit dan bumi pada awalnya bersatu.
Allah Swt. memisahkan keduanya.
Teori sains menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari ledakan
besar (Big Bang) sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu.. Isi dari teori ini adalah
gambaran pecahnya alam semesta dengan dentuman yang dahsyat.
Semua peristiwa ini terjadi atas kehendak dan kekuasaan-Nya.
Planet bumi merupakan tempat hidup berbagai makhluk hidup. Ia
menjadi bagian dari tata surya yang mengelilingi matahari. Awalnya bumi
panas karena perputaran yang terus-menerus, kemudian dalam waktu yang
lama menjadi dingin dan berembun. Embun yang muncul seiring waktu
menjadi air. Sumber kehidupan berasal dari air tersebut.
Kehidupan berawal dari air, terutama pada air laut. Teori ini
menjelaskan bahwa rantai kimia dimulai dari air laut. Penjelasan lain
mengemukakan bahwa semua benda hidup khususnya hewan dan manusia
berasal dari sperma. Aneka ragam hewan berasal dari air tersebut.
Air menjadi bagian terpenting dalam kehidupan. Tubuh makhluk hidup
sebagian besarnya terdiri atas air. Hampir 70% tubuh manusia adalah air.
Apabila 20% persediaan air dalam tubuhnya yang tersisa, manusia tidak
akan hidup bertahan lama. Tanpa makan, manusia dapat bertahan hidup
selama 60 hari. Namun, manusia akan cepat mati apabila dalam waktu 3-10
hari tanpa minum air. Air menjadi bahan utama dalam proses biologis
pembentukan darah, limpa, kencing, susu, dan semua organ yang ada pada
manusia.
Ayat ini menjelaskan bahwa air sangat berperan penting dalam
kehidupan. Prosesnya mulai dari awal keberadaan makhluk hidup,
kelangsungan hidup, dan memulai kehidupan, terutama pada pembentukan
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII 11
makhluk dengan bahan sperma. Penjelasan ayat ini bukan berarti
mendukung teori evolusi. Walaupun mengindikasikan penciptaan makhluk
dari air.

12 Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII
Pada dasarnya, air merupakan media terjadinya reaksi-reaksi yang
menyebabkan senyawa-senyawa organik melakukan replikasi yang
merupakan dasar dari proses-proses pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Penjelasan mengenai hal di atas, membuktikan bahwa Al-Qur’an tidak
hanya memiliki kemukjizatan pada aspek gaya bahasa. Ia memiliki mukjizat
pula pada isi kandungan ayat. Pada ayat Al-Qur’an, diungkapkan beraneka
ragam ilmu pengetahuan baik dari jenis maupun kemanfaatannya.
Ilmu pengetahuan modern yang telah maju berkembang akan
membenarkan dan menguatkan ungkapan Al-Qur’an. Kemajuan tersebut
hendaknya mendorong manusia memperkokoh keimanan kepada Allah
Swt.
Mari kita perhatikan, sampai saat ini, tidak ada manusia yang
mengingkari pentingnya air bagi kehidupan dan berbagai kebutuhannya.
Contohnya, kalian membutuhkan minum tiap hari, juga ladang perlu diisi
oleh air irigasi.
Air sangat penting dalam kejadian dan kehidupan manusia. Manusia
hendaknya bersyukur bahwa air adalah anugerah terbesar bagi manusia.
Air menjadi nikmat yang besar bagi umat manusia. Adanya kehidupan
adalah karena adanya air. Karena keberadaan air merupakan salah satu
persyaratan utama bagi berlangsungnya kehidupan, maka sebagian besar
hidrosfer di bumi adalah juga viosfer (biosphere), yaitu zona atau lapisan di
mana terdapat kehidupan di bumi.
Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa keadaan orang yang tidak
memperhatikan keadaan alam ini, dan tidak memperhatikan kejadiannya,
padahal dari makhluk-makhluk yang ada di alam ini dapat diperoleh bukti-
bukti tentang adanya Allah serta kekuasaan-Nya yang mutlak. Allah
menegaskan bahwa mereka itu buta, sehingga tidak dapat melihat bahwa
langit dan bumi itu dulunya merupakan suatu yang padu dan tidak
berpecah; kemudian Allah dengan kekuasaan-Nya yang mutlak dan dapat
berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya, seperti memisahkan antara langit
dan bumi itu, dan masing-masing beredar menurut garis edarnya, dan
melakukan tugas tertentu, dengan sebaik-baiknya.
Setelah menghidangkan ilmu pengetahuan tentang kejadian alam ini,
yaitu langit dan bumi, selanjutnya dalam ayat ini Allah mengajarkan pula
suatu prinsip ilmu pengetahuan yang lain, yaitu mengenai kepentingan
fungsi air bagi kehidupan semua makhluk yang hidup di alam ini, baik
manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Maka Allah berfirman: “.. dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”.
Pada masa sekarang ini, tidak ada orang yang mengingkari pentingnya
air bagi manusia, maupun untuk keperluan binatang ternaknya, ataupun
untuk kepentingan tanam-tanaman dan sawah ladangnya. Manusia dan
hewan sanggup bertahan hidup berhari-hari tanpa makan, asalkan ia
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII 13
mendapatkan minum. Akan tetapi ia takkan dapat hidup tanpa
mendapatkan minum beberapa hari saja. Di samping itu, manusia dan
hewan, selain memerlukan air untuk hidupnya, ia juga berasal dari air, yang
disebut “nutfah”.
Selanjutnya, apabila manusia sudah meyakini pentingnya air bagi
kehidupannya, dan meyakini pula bahwa air tersebut adalah salah satu dari
nikmat Allah Swt., maka tidak adalah alasan bagi manusia untuk tidak
beriman kepada Allah serta mengingkari nikmat-Nya yang tak ternilai
harganya.
Selanjutnya manusia sebagai khalīfatullāh fil-ard yang bertugas
memelihara dan melaksanakan hukum-hukum Allah di bumi, perlu
mengetahui ketentuan-Nya yang berlaku di alam ini (hukum alam), dan
menjaganya dari ulah tangan-tangan manusia
2. Kandungan QS. al-A’raf: 54
Penciptaan langit dan bumi secara keseluruhan haruslah mengikuti
suatu proses yang dijadikan Allah sesuai sunnatullah. Jadi, dalam hal ini
kalimat kun fayakun (jaidlah, maka terjadilah) dalam penciptaan langit dan
bumi juga berarti mengikuti proses yang telah ditentukan oleh Allah Swt.,
selama enam masa sesuai pada Surah al-A’raf ayat 54.
Enam masa penciptaan langit dan bumi terdiri dari penciptaan langit
dan penciptaan bumi serta langit terbentuk. Penciptaan bumi sendiri
dilakukan secara bertahap selama dua masa seperti diterangkan dalam
Surah Fushilat ayat 9 dan 12, serta penciptaan makhluk di muka bumi
selama empat masa seperti diterangkan dalam Surah Fushilat ayat 10.
Langit diciptakan oleh Allah dibangun dengan kekuasaan-Nya dan diperluas
terus menerus sesuai keterangan pada Surah adz-Dzariyat ayat 47.
Keterangan pada ayat tersebut didukung oleh data pengamatan yang
dilakukan oleh ahli astronomi pada masa sekarang.
Fakta tentang berkembangnya alam semesta tersebut dibuktikan oleh
Edwin Hubble seorang ahli astronomi Amerika yang mengumpulkan dan
menginterpretasikan data hasil observasi menggunakan teleskopnya pada
tahun 1929. Humbble menemukan bahwa bintang dan galaksi ternyata
bergerak saling menjauh satu sama lain dengan menginterpretasikan
spektrum galaksi yang bergeser ke arah warna merah. Namun, perlu
diketahui bahwa meluasnya alam semesta ternyata terjadi semakin
dipercepat. Teori yang sesuai untuk menjelaskan kondisi ini adalah teori Big
Bang.
Setelah langit dan bumi terwujud, Allah ternyata tidak berhenti dalam
penciptaan. Dia terus mencipta makhluk-makhluk lain untuk
menyempurnakan apa yang telah ada. Dengan kelanjutan penciptaan itu,
Allah mengisyaratkan bahwa Dia memang Mahasempurna dan selalu
menginginkan kesempurnaan dalam ciptaan-Nya.

14 Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII
Sebagai kelanjutan penciptaan, Allah menciptakan siang dan malam.
Keduanya merupakan akibat logis dari diciptakan semua planet, termasuk
bumi, matahari, bulan, dan bintang-bintang yang bergerak pada porosnya.
Karena bumi berputar pada sumbunya, maka permukaan bumi yang
menghadap matahari dan terkena sinarnya selalu berubah. Wilayah yang
menghadap matahari akan terkena sinar yang menjadikannya terang
benderang, dan saat seperti ini disebut siang hari. Sedang daerah atau
wilayah yang membelakangi matahari, tidak terkena sinar yang
mengakibatkannya berada dalam kegelapan, dan waktu yang demikian
disebut malam hari.
Bumi mengitari matahari dengan sumbu rotasi yang miring terhadap
bidang orbitnya. Akibat pergerakan ini, terjadilah perubahan suhu udara di
segala tempat. Di bumi, terjadi perubahan musim yang banyak dirasakan
oleh mereka yang tinggal agak jauh dari garis katulistiwa. Perubahan musim
mengakibatkan terjadinya hal-hal lain yang semuanya merupakan
kelanjutan dari penciptaan-Nya, seperti: benda-benda yang masuk ke tanah
dan yang keluar darinya. Yang masuk ke tanah: air, hewan, dan lainnya.
Sedang yang keluar seperti: tanaman, bahan tambang, gas, dan lainnya.
Allah juga terus mencipta benda-benda yang turun atau naik ke langit,
seperti air hujan yang turun dari langit, dan uap atau gas yang naik dari
bawah ke atas menuju langit.
Allah selalu mencipta untuk memberikan kenyamanan bagi semua
makhluk-Nya. Semua yang diperlukan, selalu akan disediakan dengan
penciptaan-Nya yang terus berkelanjutan. Allah tidak seperti makhluk yang
selalu akan mengalami kelelahan setelah melakukan kegiatan dalam jangka
waktu yang cukup lama. Walaupun telah mencipta sejak awal dan terus
berlanjut sampai sekarang, dan bahkan hingga waktu yang tidak terbatas,
Allah tidak pernah merasa letih.
Demikianlah Allah terus mencipta, sehingga apa yang ada di alam raya
ini akan selalu terbaharui secara berkelanjutan. Ini menunjukkan bahwa
Allah tidak pernah berhenti dalam penciptaan-Nya, dan hal ini akan terus
berkelanjutan. Penciptaan yang berkesinambungan ini dimaksudkan untuk
memberikan anugerah yang semakin baik bagi semua makhluk-Nya.

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII 15
Daftar Pustaka

Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an. 2010. Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif
al-Qur'an dan Sains. Jakarta: Kementerian Agama RI.
Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an. 2010. Penciptaan Bumi dalam Perspektif al-
Qur'an dan Sains. Jakarta: Kementerian Agama RI.
Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an. 2019. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta:
Kementerian Agama RI.
Ridwan Abdullah Sani. 2020. Al-Qur’an dan Sains. Jakarta: Amzah.
Rudi Ahmad Suryadi, Sumiyati. 2021. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas VII. Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Roli Abdul Rokhman, Andik Setyawan, Ulfa Mahfudloh. 2015. Tafsir-Ilmu Tafsir
Kelas XI. Jakarta: Dikertorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia.

16 Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII

Anda mungkin juga menyukai