Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
santri untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa dan berakhlak
mulia. Selalu mengamalkan ajaran agama islam, dari sumber utamanya Al- Qur’an
dan Al- hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan
pengalaman. Tujuan dari pendidikan antara lain untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman dan penghayatan santri tentang agama islam, sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Ramayulis, 2012:21).
Al- Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang diturunkan
Allah SWT melalui perantara malaikat Jibril yang digunakan sebagai pedoman
hidup bagi seluruh umat muslim. Al- Qur’an diturunkan di Jazirah Arab, oleh karena
itu bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab. Hal tersebut mengharuskan umat
muslim yang bukan berasal dari jazirah arab haruslah belajar agar mampu
membaca dan mempelajarinya, seperti umat Islam yang ada di Indonesia. Islam
mewajibkan umatnya untuk selalu membaca, mempelajari, dan mentadaburi Al-
Qur’an yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai
dengan salah satu fungsi Al- Qur’an yaitu sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat
Islam. (Rofiq, 2020: )
Di Era Globalisasi ini, banyak sekali pergeseran nilai kebudayaan dalam
kehidupan masyarakat dikarenakan para generasi kita yaitu para remaja masih banyak
yang belum mampu membaca Al – Qur’an dengan baik serta fasih apalagi
memahaminya. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus berusaha, mendidik serta
membiasakan anak sedini mungkin untuk membaca Al- Qur’an. Disini peneliti
menemukan banyak anak-anak dan remaja yang tidak bisa membaca Alquran.
Padahal, mereka mengakui bahwa Al- Qur'an adalah pedoman hidup mereka. Banyak
sekali remaja muslim lulusan SMP yang masih belum bisa membaca dan menulis Al-
Qur'an, kebanyakan remaja muslim saat ini lebih mementingkan kegiatan sekolah
formal dan lain - lain. Hal tersebut merupakan persoalan mendasar yang perlu segera
mendapat perhatian. Dalam menyikapi permasalahan tersebut, para guru telah
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca Al-

1
Qur'an. Hal ini terjadi karena guru memegang peranan penting dalam kegiatan
pembelajaran dan pelatihan. (Nurhayati, 2014:118)
Membaca, mempelajari, serta mengamalkan ajaran Al- Qur’an dicatat sebagai
ibadah oleh Allah swt. Setiap mukmin yang meyakini Al- Qur’an berkewajiban dan
bertanggung jawab pada kitab sucinya. Diantara kewajiban dan tanggung jawab itu
adalah mempelajarinya dan mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan Al-Qur’an
adalah kewajiban suci dan mulia. Tiap huruf yang dibaca dalam Al-Qur’an
memberikan pahala bagi pembacanya. Oleh karena itu, membaca Al-Qur’an
hendaknya sesuai dengan kaidah bacaan yang baik dan benar. Nabi pernah berkata:
ًّ ‫أن يَ ْقرَأ القُرْ انَ غ‬
‫ضا كما‬ ْ َّ‫ َمن اَحب‬: ‫ انّه قال‬,‫ض َي هللا عنه‬
ِ ‫عَن َعبْد هللاِ ْب ِن َمسْعو ٍد ر‬
)‫نز َل ْفليَ ْق َرْأ قِرَأةَ ا ْب ِن ُأ ّم ع ْب ٍد ( رواه ابن ماجه واحمد‬
ِ
‫ُأ‬
”Diriwayatkan dari Abdullah Ibn Mas’ud r.a. Sesungguhnya Rasulullah
bersabda : Barang siapa ingin membaca Qur’an dengan merdu seperti ketika
diturunkan, hendaklah ia membacanya menurut bacaan Ibn Ummi ‘Abd (Ibn
Mas’ud)” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad) ( Rohmi, 2020: 48).

Dalam kitab Shahih Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits Utsman bin Affan
Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
ُ‫َخ ْي ُر ُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم ْالقُرْ آنَ َوعَلَّ َمه‬
“sebaik-baiknya kalian adalah orang yang mau mempelajari Al-Qur’an dan
mengajarkannya”. (HR. Bukhari)
Dalam hadits di atas, terdapat amalan yang dapat membuat seorang muslim
menjadi yang terbaik di antara saudara-saudaranya sesama muslim lainnya, yaitu
belajar Al-Qur`an dan mengajarkan Al-Qur`an. (Wahyudi, 2017: 6-7).
Namun banyak pengaruh-pengaruh yang menyebabkan minat dalam membaca
Al-Qur’an semakin sedikit, kurangnya kemampuan membaca Al-Qur’an, penguasaan
ilmu tajwid serta kefasihan dalam membaca Al- Qur’an. Maka dari itu untuk
keberhasilan suatu program pendidikan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh
kualitas serta kemampuan guru mengajar serta metode pengajaran yang baik.
RTQ PPAI Darun Najah karangploso Malang merupakan satu diantara banyak
RTQ di Indonesia yang telah melaksanakan pembelajaran Al-Qur’an dengan
menggunkan metode-metode membaca Al-Qur’an seperti metode iqra’, Tilawati serta
Yanbu’a. Dari berbagai macam metode yang telah digunakan, metode Yanbu’alah

2
yang paling membuahkan hasil dibanding dengan menggunakan metode-metode
sebelumnya yakni sebelum menggunakan metode Yanbu’a.
Di PPAI Darun Najah terdapat banyak fakta-fakta yang dapat menghambat
pembelajaran Al-Qur’an sebelum menggunakan metode Yanbu’a. Pertama, lemahnya
bacaan Al-Qur’an di PPAI Darun Najah karena belum adanya metode Yanbu’a.
Kedua, kurangnya kefasihan bacaan Al-Qur’an pada santri dikarenakan tidak adanya
jenjang (tingkatan) dalam pembelajaran. Ketiga, kurangnya tanggung jawab dan
kesadaran santri untuk selalu mendengarkan serta memperhatikan keterangan dari
guru. Keempat, banyaknya santri yang tidur dalam kelas ketika pelajaran dimulai
dikarenakan padatnya aktifitas pondok pesantren. Kelima, lemahnya minat belajar
santri terhadap pembelajaran Al-Qur’an disebabkan pondok pesantren bukan berbasis
Al-Qur’an. Keenam, lambatnya santri untuk masuk kelas disebabkan pengajaran yang
tradisional, sehingga santri kurang bersemangat dalam menerima pelajaran.
Berdasarkan uraian diatas sebagaimana dijelaskan, sangat terlihat bahwa dalam
meningkatkan hasil belajar santri RTQ sangat butuh metode yang tepat yakni
menggunakan metode Yanbu’a. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengangkat
judul “ Implementasi Metode Yanbu’a dalam Meningkatkan Hasil Belajar Santri RTQ
Marhalah 5 PPAI Darun Najah Karangploso Malang”. Dari sini diharapkan dapat
menemukan pemecahan masalah sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
seperti apa yang diharapkan.
B. Fokus penelitian
Berdasarkan konteks penelitian yang penulis paparkan diatas. Maka terdapat
beberapa fokus penelitian yang diungkapkan sebagai pangkal pikir pada
pembahasan berikutnya:
1. Bagaimana implementasi metode yanbu’a di RTQ marhalah 5 di Pondok
Pesantren PPAI Darun Najah Karangploso Malang tentang pembelajaran
Al-Qur'an ?
2. Bagaimana implementasi metode yanbu’a dalam meningkatkan hasil
belajar santri di RTQ marhalah 5 di Pondok Pesantren PPAI Darun Najah
Karangploso Malang tentang pembelajaran Al-Qur'an ?
C. Tujuan penelitian
Adapun beberapa tujuan yang ingin penulis capai dalam penulisan tugas akhir
ini adalah:

3
1. Mendeskripsikan implementasi Metode Yanbu’a di RTQ marhalah 5 di
Pondok Pesantren PPAI Darun Najah Karangploso Malang tentang
pembelajaran Al-Qur'an.
2. Mendeskripsikan implementasi Metode Yanbu’a dalam meningkatkan
hasil belajar santri di RTQ marhalah 5 di Pondok Pesantren PPAI Darun
Najah Karangploso Malang tentang pembelajaran Al-Qur'an.
D. Manfaat penelitian
Adapun beberapa manfaat praktis yang diharapkan penulis untuk penelitian ini
antara lain:
1. Manfaat bagi pengembang ilmu pengetahuan ialah dapat memperkaya
hasil penelitian yang berkaitan dengan keilmuan bidang Agama Islam,
khususnya dalam belajar membaca Al-Qur’an.
2. Manfaat bagi santri diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan metode
Yanbu’a sehinnga metode tersebut dapat maksimal dalam pembelajaran
dan santri dapat memahami pelajarannya dengan baik.
3. Manfaat bagi pendidik diharapkan dapat memudahkan dalam
pembelajaran Al-Qur’an pada santri, sebab dengan adanya metode tersebut
sebagai masukan unuk menemukan pendekatan pengajaran yang lebih baik
lagi, selain itu juga dapat mengurangi energi pendidik dalam menerangkan
pelajaran pada santri.
4. Manfaat bagi lembaga RTQ diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
santri pada pembelajaran Al-Qur’an.
5. Manfaat pada peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi pijakan dalam
perumusan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam khususnya yang
berkenaan dengan penelitian mengenai penerapan metode Yanbu’a dalam
meningkatkan hasil pembelajaran Al-Qur’an.
E. Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman ataupun kekeliruan dalam memahami
judul ini, penulis akan membahas arti demi arti yang ada pada judul ini:
1. Implementasi
Implementasi adalah suatu proses penerapan, ide, konsep, kebijakan
atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberi dampak, baik

4
berupa pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap (Rohmah,
2015:6).
2. Metode Yanbu’a.
Metode Yanbu’a adalah suatu metode baca tulis dan menghafal al-
Qur’an untuk membacanya santri tidak boleh mengeja melainkan
membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus putus
disesuaikan dengan kaidah makharijul huruf.
Metode Yanbu’a merupakan cara yang dapat ditempuh untuk
menyampaikan bahan atau materi yang disusun secara sistematis. Rujukan
isinya diambil dari ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis atau dibukukan dalam
bentuk paket yanbu'a jilid I-VII. Setiap jilid atau juz memiliki tujuan
pembelajaran yang berbeda. Pada intinya tujuan yang hendak dicapai dari
masing-masing jilid yaitu anak mampu membaca huruf serta ayat-ayat Al-
Qur'an dengan lancar, benar dan fasih sesuai dengan makhorijul khuruf
(Hasibullah, 2017: 130).
3. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan suatu perubahan yang berupa tingkah laku,
pengetahuan serta sikap yang diperolah peserta didik setelah melakukan
proses kegiatan pembelajaran (El Fiah, 2015: 177).

Referensi
Rofiq, M., & Basyid, M. A. (2020). Implementasi Metode Yanbu'a untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Baca Al-Qur'an di MI Baitul Huda Kota Semarang Tahun Ajaran
2019/2020. QUALITY, 8(2), 207-218.
Nurhayati, N. (2014). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Membaca Al-Qur’an pada Siswa Kelas Ix di Smpn 2 Donri-Donri
Kabupten Soppeng. Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman, 9(2), 116-125.
Rohmi, F. Z., & Budiyanto, M. (2020). Penerapan Metode Yanbu’a dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas V di MI Al-Muhsin 1 Krapyak
Wetan Bantul Yogyakarta. Edulab: Majalah Ilmiah Laboratorium Pendidikan,
5(1), 46-62.
Wahyudi, W. (2017). Kemampuan Membaca Al-Qur'an Dengan Metode Tatbiqi Siswa
Kelas VII SMP Annida Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran

5
2015/2016 (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
http://repository.radenintan.ac.id/226/2/Bab_I.pdf
Rohmah, F. (2015). Implementasi Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Metode Ummi Di
Madrasah Ibtidaiyah Sambas Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015
(doctoral dissertation, universitas muhammadiyah purwokerto).
http://repository.ump.ac.id/2916/3/FATIHATUR%20ROHMAH%20BAB
%20II.pdf
Hasibullah, M. U., & Ifkarina, I. (2017). Implementasi Metode Yanbu’a Dalam
Pembelajaran Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Takhassus Tahfidhul Qur’an
Yasinat Kesilir Wuluhan Kabupaten Jember Tahun 2017. Al Qodiri: Jurnal
Pendidikan, Sosial dan Keagamaan, 12(1), 126-144.
El Fiah, R., & Purbaya, A. P. (2016). Penerapan Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta Didik di SMP Negeri 12 Kota Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2015/2016. KONSELI: Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-
Journal), 3(2), 171-184.

6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Implementasi
Implementasi secara sederhana ialah penerapan/ pelaksanaan (Kamus
Besar bahasa indonesia, 2014: 244). Implementasi juga diartikan sebagai suatu
proses penerapan, ide, konsep, kebijakan ataupun inovasi dalam suatu
tindakan praktis sehingga menimbulkan dampak, baik berupa pengetahuan,
ketrampilan maupun nilai dan sikap (Rohmah, 2015:6)
Yang dimaksud implementasi disini ialah suatu penerapan ataupun
pelaksanaan metode Yanbu’a dalam meningkatkan hasil belajar santri di PPAI
Darun Najah.
Implementasi bermakna pelaksanaan. Sehingga jika diartikan,
implementasi adalah pelaksanaan dari suatu rencana, yang tentunya memiliki
suatu tujuan. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi
biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna (Amin,
2019: 164).
Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada
aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme atau sistem. Implementasi
bukan sekedar aktivitas, tapi kegiatan yang terencana dan untuk mencapai
tujuan kegiatan. Guntur Setiawan berpendapat, implementasi adalah perluasan
aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan
untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang
efektif. Dari pengertian diatas menunjukkan bahwa kata implementasi
bermuara pada mekanisme suatu sistem. Menurut pendapat para ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana
dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma-norma
tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak
berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya yaitu kurikulum.
Implementasi kurikulum merupakan proses pelaksanaan ide, program atau
aktifitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan

7
perubahan terhadap suatu pembelajaran dan memperoleh hasil yang
diharapkan (Amin, 2019: 165).

2. Metode Yanbu’a
1. Pengertian Metode Yanbu’a
Metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode
berasal dari dua suku kata, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan
hodos berarti jalan atau cara. Menurut Ahmad Husain al-Liqaniy, metode
adalah langkah-langkah yang diambil seorang pendidik guna membantu
peserta didik merealisasikan tujuan tertentu.
Dalam bahasa Arab, kata metode dikenal dengan istilah thariqoh yang
berarti langkah- langkah startegis yang harus dipersiapkan untuk melakukan
suatu pekerjaan. Sehingga dapat di mengerti suatu metode adalah cara yang
dilalui dengan menyajikan bahan pengajaran untuk mecapai suatu tujuan.
Di dunia pendidikan terdapat berbagai metode pengajaran yang dalam
penggunaannya harus disesuaikan dengan berbagai hal, seperti situasi dan
kondisi kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung, fasilitas yang
tersedia, dan lainya harus disesuaikan dengan tujuan akademik yang ingin
dicapai. Metode adalah cara penyampaian materi pembelajaran harus dikuasai
oleh guru. Metode ditetapkan berdasarkan tujuan dan materi pembelajaran,
serta karakteristik santri (Ahadiyati, 2021: 20).
Maka dari itu seorang guru harus menguasai metode mengajar. Yang
dimaksud metode ialah suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan yang
digunakan dalam penyampaian materi tersebut. Jika metode yang digunakan
kurang tepat, maka materi yang diajarkan akan sulit berkembang dan sulit
diterima oleh peserta didik. Namun begitu juga sebaliknya, jika metode yang
digunakan tepat, maka materi yang sulitpun akan mudah diterima oleh peserta
didik (Maesaroh, 2013: 155).
Metode pembelajaran membaca Al-Qur’an sangatlah banyak
diantaranya Metode baghdadiyah, Metode Qira’ati, Metode Iqra’, Metode
Tilawati, Metode Ummi, Metode Yanbu’a dan lain sebagainya.
Metode Yanbu’a adalah suatu metode baca tulis dan menghafal Al-
Qur’an yang dalam membacanya santri tidak boleh mengeja, membaca
8
langsung dengan cepat, tepat, lancar serta tidak boleh putus - putus
disesuaikan dengan kaidah makharijul huruf. Dalam kitab yanbu’a terdiri dari
lima jilid khusus belajar membaca dan dua jilid berisi materi gharib. Metode
yanbu’a diperkenalkan oleh putra KH. Arwani Amin, yakni KH. Ulin Nuha
Arwani, KH. Ulil Albab Arwani dan KH. Mansur Maskan (Alm) pada awal
tahun 2004 (Mamlu'ah, 2018:133).
2. Sejarah Timbulnya Yanbu’a
Timbulnya Metode Yanbu’a adalah dari usulan dan dorongan Alumni
pondok tahfidh yanbu’ul Quran, supaya mereka selalu ada hubungan dengan
pondok disamping usulan dari masyarakat luas, mestinya dari pondok sudah
menolak karena menganggap cukup metode yang ada, tapi karena desakan
terus menerus dan dipandang memang perlu, terutama untuk menjalin
keakraban antar alumni dengan pondok serta untuk menjaga dan keseragaman
bacaan. maka dengan tawakkal dan memohon pertolongan kepada Allah
tersusum kitab Yanbu’a yang meliputi Thoriqoh Baca Tulis dan Mengahafal
Al-Qur’an (Noviana, 2020: 21).
3. Cara pembelajaran Yanbu’a
1) Musyafahah yaitu guru membaca terlebih dahulu kemudian santri
menirukan. Dengan cara ini guru dapat menerapkan membaca huruf
dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan santri akan dapat
melihat dan menyaksikan langsung praktek keluarnya huruf dari
lidah guru yang ditirukannya.
2) Ardhul Qira’ah yaitu santri membaca di depan guru sedangkan
guru menyimak dengan baik. Sering juga cara ini disebut dengan
sorogan. Dengan cara ini akan memudahkan guru untuk
mengetahui dan membenarkan bacaan santri yang keliru.
3) Pengulangan yaitu guru mengulang-ilang bacaan, sedangkan santri
menirukannya kata per kata atau kalimat per kalimat, juga secara
berulang-ulang hingga terampil dan benar (Mamlu'ah, 2018:133).
4. Tujuan Penyusunan Metode Yanbu’a
Secara umum, tujuan inti yang akan dicapai dari metode yanbu’a ini
adalah santri mampu dalam membaca huruf-huruf serta ayat-ayat al-Qur’an
dengan lancar, benar serta fasih sesuai dengan makhrajnya.

9
Keunggulan dari metode ini adalah materi yang diajarkan ditulis
dengan menggunakan khat Rasm Usmany, yang mana khat tersebut
merupakan khat al – Qur’an standar internasional. Serta yanbu’a dapat
diajarkan oleh orang yang sudah dapat membaca al-qur’an dengan lancar dan
bermusyawarah kepada ahli qur’an yang diakui kredibilitasnya, serta dapat
membaca al-qur’an dengan benar, lancar dan fasih (Arifah,2015:17).
Metode yanbu’a sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan
berupa materi yang tersusun sistematis sebagai pengantar dalam
pembelajaranmembaca Al-qur’an. Metode yanbu’a memiliki 2 tujuan yaitu
tujuan secara umum dan secara khusus. Serta mempunyai visi dan misi
sebagai berikut:
Visi :
Terciptanya generasi Qur’aniy yang Amaliy.
Misi :
1. Menciptakan generasi ahlil Qur’an dalam bacaan dan pengamalan lewat
pendidikan
2. Membumikan Rosm Utsmany
3. Memasyarakatkan Mudarosah – Idaroh – dan Musyafahah Al-Qur’an
dengan Ahlil Qur’an sampai khatam (Arifah,2015:21).
Tujuan secara umum Metode yanbu’a antara lain :
1. Ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa supaya bisa membaca Al-
Qur’an dengan lancar dan benar.
2. Nashrul Ilmi (menyebarkan ilmu) khususnya ilmu Al-Qur’an
3. Memasyarakatkan Al-Qur’an dengan Rosm Utsmaniy
4. Untuk membetulkan yang salah dan menyempurnakan yang kurang dari
segi bacaan
5. Mengajak selalu mendarus Al-Qur’an dan mushafah’ah Al-Qur’an sampai
khatam.
Sedangkan, Tujuan metode yanbu’a secara khusus antara lain :
1. Dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil yang meliputi:
a) Makhraj sebaik mungkin
b) Mampu membaca Al-Qur’an dengan bacaan yang bertajwid
c) Mengenal bacaan ghorib dan bacaan yang musykilat
d) Hafal (paham) ilmu tajwid praktis
10
2. Mengerti bacaan shalat dan gerakannya
3. Hafal surat-surat pendek
4. Hafal do'a-do'a
5. Mampu menulis Arab dengan baik dan benar (Arifah,2015:22).
Pada Marhalah 5 target yang harus dicapai anatara lain :
1. Anak bisa membaca Waqof dan dan mengetahui tanda Waqof dan
tanda baca yang terdapat di al-Qur’an Rosm Utsmany.
2. Anak bisa membaca huruf sukun yang diidghomkan dan huruf tafkhim
dan tarqiq (membaca dengan bertajwid).

3. Hasil belajar
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh Minat dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Belajar adalah upaya
memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan serta sikap-sikap, sehingga
hambatan yang ditemukan dalam proses belajar dapat diatasi, sehingga akan
menimbulkan suatu perubahan dalam dirinya dalam mereaksi terhadap situasi
belajar yang dialaminya. Bila situasi belajar itu sesuai dengan harapan yang
bersangkutan, maka terjadi sedikit banyak perubahan dalam dirinya baik
dalam prilaku, tingkah laku maupun psikomotornya (Lestari, 2015: 117).
Pengertian belajar menurut beberapa ahli adalah
a. Whittaker, belajar adalah proses tingkah laku yang ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman,
b. Sdaffer, belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap, sebagai hasil pengalamanpengalaman atau praktik.
c. Kimble, belajar adalah perubahan relatif permanen dalam potensi
bertindak, yang berlangsung sebagai akibat adanya latihan yang
diperkuat.
Berdasarkan definisi diatas dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku
yang baru sebagai pengalaman individu itu sendiri, jadi dapat dikatakan bahwa
belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil (Aritonang, 2008: 13).
Hasil belajar merupakan akibat dari proses belajar seseorang. Hasil
belajar terkait dengan perubahan pada diri orang yang belajar. Bentuk
perubahan sebagai hasil dari belajar berupa perubahan pengetahuan,
11
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan dan kecakapan. Perubahan
dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan tidak
dianggap sebagai hasil belajar. Perubahan sebagai hasil belajar bersifat relatif
menetap dan memiliki potensi untuk dapat berkembang (Lestari, 2015: 118).
Hasil belajar siswa merupakan salah satu tujuan dari senuah proses
pembelajaran di sekolah, untuk itu seorang pendidik perlu mengetahui,
mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat
mengajar. Untuk menghasilkan hasil belajar siswa yang tinggi, pendidik
dituntut untuk mendidik serta mengajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas tersebut
(Nasution, 2018: 9).
4. Hasil Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian
terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian
membuat ringkasannya.
Kajian yang mempunyai relasi atau keterkaitan dengan kajian ini antara lain:
1) Muhammad Abdul Basyid (2020) dalam jurnal quality yang berjudul
“Implementasi Metode Yanbu’a untuk Meningkatkan Hasil Belajar Baca
Al-Quran di MI Baitul Huda Kota Semarang Tahun Ajaran 2019/2020”
Volume 8, Nomor 2, 2020, 207-218, penelitian tersebut termasuk
penelitian kualitatif deskriptif dengan mengamati dan menyelidiki dengan
rinci terhadap penerapan metode yanbu’a dalam pembelajaran membaca
Al-Qur’an siswa di MI Baitul Huda, dalam upaya meningkatkan kualitas
baca Al-qur’an pada para siswanya.
Persamaan : terdapat beberapa kesamaan dalam penelitian ini antara lain
sama-sama menggunakan metode yanbu’a dan dalam mempelajari baca
tulis Al-qur’an bukan hanya itu saja melainkan prestasi ( hasil belajar )
para siswa yang menurun.
Perbedaan : Pembelajaran baca tulis Al-qur’an yang ada di MI Baitul Huda
Kota Semarang meneliti seluruh siswa MI dalam artian, seluruh jenjang
akan diteliti, dimna variabel dari penetilan tersebut masih global,
sedangkan dalam penelitian ini hanya meneliti marhalah 5 saja.
2) Izzah Ifkarina (2017) dalam jurnal Al Qodiri: jurnal Pendidikan, sosial,
dan keagamaan yang berjudul “Implementasi Metode Yanbu’a Dalam
12
Pembelajaran Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Takhassus Tahfidhul
Qur’an Yasinat Kesilir Wuluhan Kabupaten Jember Tahun 2017”, Vol 12
No 1 April 2017 dalam penlitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan jenis penelitian field research (penelitian lapangan)
Pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang didalamnya terdapat
interaksi antara guru dengan peserta didik, guna mencapai tujuan berupa
penguasaan kompetensi tertentu oleh peserta didik. Pembelajaran secara
sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha memengaruhi emosi,
intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya
sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral
keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai
interaksi dan pengalaman belajar, sehingga pembelajaran menekankan
pada aktivitas peserta didik Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan oleh
manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Salah
satunya dengan kegiatan membaca akan menghasilkan ilmu pengetahuan.
Mampu baca dan menulis Al-Qur’an hukumnya juga menjadi kewajiban
bagi umat Islam. Di Indonesia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan
orang tua masih banyak dijumpai yang belum mampu membaca Al-
Qur’an. Untuk itu diperlukan metode yanbu’a. Metode yanbu’a dapat
memberikan kontribusi besar pada peserta didik, dimana peserta didik
mampu membaca, menulis, dan menghafal Al-Qur’an secara baik dan
benar. Persamaan : dalam penelitian tersebut terdapat beberapa kesamaan
antara lain, fokus yang diteliti sama-sama para remaja, dimana para remaja
pada masa ini kurang perhatian dalam mempelajari baca tulis al-quran.
Dalam perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi hampir sama.
Perbedaan : Di sini yang membedakan ialah sasaran serta alokasinya.
penelitian tersebut bukan untuk santri yang hanya belajar baca tulis al-
quran saja namun dikhususkan untuk para santri penghafal Al-qur’an
karena penelitian tersebut dikhususkan pada pondok pesantren penghafal
Al-qur’an, sedangkan dalan penelitian ini bukan pada pondok pesantren
penghafal Al-Qur’an. Serta dalam penelitian tersebut tidak dikhususkan
jenjangnya dan fokusnya pada seluruh santri di ponpes, sedangkan
penelitian ini fokusnya hanya pada santri marhalah 5.

13
3) Nurul Arifah (2015), Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Yanbu’a
Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di TPQ Baitul
Muttaqin Mojokerto”, penelitian tersebut termasuk penelitian kuantitatif,
yakni metode yang menggunakan rumus-rumus statistik yang sesuai
dengan permasalahan yang ada. Karena penelitian ini berusaha untuk
mngetahui pengaruh antara penggunaan metode yanbu’a dan kemampuan
membaca santri, maka sesuai dengan rumus statistic menggunakan rumus
regresi linier. Hasil dari penelitian tersebut
Persamaan: sama – sama meneliti tentang metode dalam pembelajaran al –
Qur’an,
Perbedaan: penelitian tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif,
sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, kegiatan
pembelajaran di TPQ Baitul Muttaqin Mojokerto lebih maksimal
dikarenakan alokasi waktu pembelajaran cukup lama, sedangkan di RTQ
PPAI Darun Najah ini kurang maksimal dikarenakan alokasi waktu
pembelajaran sangat minim yaitu hanya 45 menit.
4) Muhammad Amin (2019), dalam jurnal Al Falah, yang berjudul
“Implementasi Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Al Qur’an Pada
Anak-Anak Di Tpa Al Falah Unit 081 Kota Banjarbaru” Vol. 19 No. 2
Tahun 2019, jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field
Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu
pendekatan berdasarkan landasan teoritis yang ada dan pengambilan
kesimpulan dengan menggunakan metode induktif. Metode induktif
menekankan pada pengamatan terlebih dahulu, lalu menarik
kesimpulan pada pengamatan tersebut. Hasil dari penelitian tersebut
meliputi : 1) Proses Implementasi Metode Tilawati dalam
Pembelajaran Al Qur’an pada Anak-anak di TPA Al Falah Kota
Banjarbaru yang Meliputi: Pembacaan Peraga Tilawati dengan
Menggunakan Teknik 1,2 dan 3, Pembacaan Buku Tilawati dengan
Teknik Baca Simak, Materi Penunjang.
2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Implementasi Metode
Tilawati dalam Pembelajaran Al Qur’an pada Anak-anak di TPA Al

14
Falah Kota Banjarbaru Yaitu: faktor guru, faktor santri, wali santri,
faktor sarana dan prasarana, faktor lingkungan.
Persamaan: sama – sama meneliti tentang metode dalam
pembelajaran al – Qur’an, jenis penelitian sama – sama menggunakan
pendekatan kualitatif.
Perbedaan: penelitian tersebut meneliti tentang metode Tilawati,
sedangkan dalam penelitian ini meneliti tentang metode Yanbu’a,
objek dari penelitian tersebut hanya anak – anak saja, sedangkan
objek dalam penelitian ini kebanyakan para remaja.

5. Kerangka berpikir

Perencanaan
penbelajaran
Marhalah santri
5
Konsep Hasil Pelaksanaan
Metode
pembelajaran al- belajar pembelajaran
Yanbu’a
Qur’an

jilid 5 evaluasi

Referensi
Amin, M., & Ramli, M. (2019). Implementasi Metode Tilawati Dalam
Pembelajaran Al Qur’an Pada Anak-Anak Di Tpa Al Falah Unit 081
Kota Banjarbaru. Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan
Kemasyarakatan, 19(2), 161-178.
Rohmah, F. (2015). Implementasi Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Metode
Ummi Di Madrasah Ibtidaiyah Sambas Purbalingga Tahun Pelajaran
2014/2015 (doctoral dissertation, universitas muhammadiyah
purwokerto). http://repository.ump.ac.id/2916/3/FATIHATUR
%20ROHMAH%20BAB%20II.pdf

15
Maesaroh, S. (2013). Peranan metode pembelajaran terhadap minat dan prestasi
belajar pendidikan agama Islam. Jurnal kependidikan, 1(1), 150-168.
Ahadiyati, H. (2021). Penerapan Metode Yanbu’a Dalam Membaca Dan
Menghafal Al-Qur’an Di Tpa Musollah Nurul Yaqin Teluk
Betung (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
http://repository.radenintan.ac.id/13811/1/PERPUS%20PUSAT
%201.2%20DAPUS%20Ahadiyati%20Hanun.pdf
Mamlu'ah, A., & Diantika, D. E. (2018). Metode Yanbu’a dalam penanaman
kemampuan membaca huruf hijaiyah pada santri TPQ At-Tauhid
Tuban. Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam, 3(2), 110-119.
Arifah, N. (2015). Pengaruh Penggunaan Metode Yanbu’a terhadap peningkatan
kemampuan membaca Al-Qur’an di TPQ Baitul Muttaqin Mojokerto
(Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
http://digilib.uinsby.ac.id/6863/
Noviana, I. S. (2020). Implementasi Metode Yanbu’a Dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur’an Di Tpq Abshaufa Syafaah Kecamatan Rakit
Kabupaten Banjarnegara (Doctoral dissertation, IAIN Purwokerto).
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/11727/1/NOVIANA%20INDAH
%20SARASWATI_IMPLEMENTASI%20METODE%20YANBU
%E2%80%99A.pdf
Lestari, I. (2015). Pengaruh waktu belajar dan minat belajar terhadap hasil belajar
matematika. Formatif: jurnal ilmiah pendidikan MIPA, 3(2).
Aritonang, K. T. (2008). Minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar
siswa. Jurnal pendidikan penabur, 7(10), 11-21.
Nasution, M. K. (2018). Penggunaan metode pembelajaran dalam peningkatan
hasil belajar siswa. Studia Didaktika, 11(01), 9-16.

16

Anda mungkin juga menyukai