PROPOSAL PENELITIAN
oleh :
Rahman Muzaki
NIM. 1917501085
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al Qur’an berperan sebagai kitab (kitab) sekaligus dalil, pedoman, syarat dan ajaran
agama. Dengan segala keistimewaan yang terkandung dalam Al Qur’an, ia dapat dianggap
sebagai 'makhluk'. Al-Quran memiliki dua fungsi yaitu gaya sentrifugal dan gaya
sentripetal. Fungsi pertama: gaya sentrifugal, Al Qur’an adalah penggerak bagi umat Islam
untuk menafsirkan dan mengembangkan lebih lanjut makna ayat-ayatnya. Fungsi kedua:
gaya sentripetal. Yaitu, untuk mendorong Al Qur’an sebagai referensi dalam memecahkan
masalah kehidupan yang dihadapi umat Islam.
Sejak Al Quran diturunkan hingga saat ini, banyak orang telah menghafal Al Quran,
begitu banyak lembaga pendidikan didirikan di berbagai belahan dunia untuk menyebarkan
minat para penghafal Al Quran kepada semua orang. Beberapa lembaga pendidikan bahkan
mensyaratkan hafalan Al-Quran sebagai syarat masuk ke lembaga tersebut.
Terobosan dan inovasi oleh pendidik diperlukan untuk mencapai tujuan akhir dari
proses menghafal. Dampak kebutuhan optimal terhadap pengembangan metode menghafal
dan hasil penelitian juga berpengaruh terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam di
pesantren.
Membaca atau menghafal al Qur’an bukanlah tugas yang mudah. Dengan jalur dan
metode yang tepat, suatu menghafal dapat berjalan untuk tujuan yang di tetapkan.
Pencapaian ditetapkan bergantung pada pemilihan metode yang tepat agar berjalan dengan
efektif serta efisien. AhsinW. AlHafidz membedakan hafalan alQuran menjadi lima
cara.yaitu metode wahdah, metode wahdah, metode sima’i, metode gabungan dan metode
jama’.1 Dari metode-metode diatas, Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto
menggunakan metode wahdah dalam belajar menghafal Al Qur’an karena dirasa lebih
efektif.2
Menurut penulis, bentuk kajian yang menarik untuk penelitian ini ialah metode wahdah
yang diterapkan di Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto, terbilang cukup efektif
dan efisien sehingga semua santri diharuskan menghafalkan Juz’Amma dan surat surat
penting dalam Al Qur’an terlebih dahulu, surat surat penting diantaranya seperti surat
Yasiin, surat Al-Waqiah, surat Al-Mulk, surat Ar-Rahman, dll. Hal ini supaya santri
mencapai hasil yang maksimal dalam menghafal sehingga santri mampu menghafal Al
Qur’an dengan mudah dan mendapat fadhilah-fadhilah dari surat penting dalam Al Qur’an
yang sudah dihafal.
Permasalahan yang muncul dari tuntutan terhadap santri Pondok Pesantren Mahasiswa
An-Najah Purwokerto yakni kemampuan santri yang berbeda-beda. Padahal tuntutan
tersebut ditujukan bagi santri yang berminat dengan tahfidzul Qur’an. Dikhawatirkan akan
berkembangnya keengganan terhadap proses menghafal Al Qur’an pada kelompok santri
yang masuk dalam kategori “kemampuan terbatas.” Mengantisipasi fenomena tersebut,
pihak Madrasah Diniyah membuat syarat khusus bagi ustadz/santri untuk menjadi murobbi
tahfidzul Qur’an ini supaya diterapkan metode ini kepada peserta didik dalam menghafal
Al Qur’an. Dengan demikian, diharapkan target yang ditentukan dapat tercapai secara
optimal.
B. Rumusan Masalah
Seteah latar belakang masalah yang di paparkan, penulis menemukan masalah yang
mungkin dapat didibahas lebih lanjut, yakni :
3
Hasil wawancara dengan Alumni Santri Pp.Al-Mubarok pada tanggal 9 Desember 2022
4
Ablah Jawwad al-Harsyi, Kecil-kecil Hafal Al Qur’an, terjemah: M. Agus Saefuddin (Jakarta: Hikmah, 2006),
cet. ke-I, h. 180.
metode wahdah pada santri di Pondok Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto.
2) Untuk ustadz juga dapat meningkatkan suasana menghafal yang lebih menarik,
supaya santri semakin banyak yang berminat dengan hafalan Al Qur’an di Pondok
Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto.
b. Praktis
1) Untuk penulis menambah wawasan mengenai metode wahdah pada menghafal Al
Qur’an santri.
2) Untuk santri mempermudah belajar menghafal Al Qur’an serta meningkatkan
hafalan dari proses menghafal.
D. Tinjauan Pustaka
Untuk tinjauan pustaka, peneliti membahas beberapa pokok bahasan. Yang pertama
mencari hasil penelitian terkait dengan penelitian dilakukan, dan selanjutnya ialah
landasan teori.
• Ungkapan ini dapat dipahami sebagai "Nabi Muhammad" dalam arti yang
sebenarnya, mengacu pada kemunculan Nabi Muhammad, karena keyakinan
masyarakat Muslim terhadap akhlak Nabi Muhammad tercermin dalam Al Qur’an.
• Ungkapan ini juga dapat diartikan bahwa Al Qur’an bukan sekedar kitab,
melainkan “kitab yang hidup”, yaitu perwujudannya dalam kehidupan sehari-hari
dapat dirasakan dan nyata, dan bervariasi menurut bidang kehidupan.5
b. Metode Wahdah
Metode ini berasal dari kata method dari dalam bahasa Inggris berarti jalan.
5
Heddi Shri Ahimsa Putra, “The Living Qur‟an: beberapa Perspektif Antropologi”, dalam Jurnal
Walisongo, volume 20, Nomor 1, 2012, hal. 234-235.
Selain itu, ada yang mengungkapkan bahwa metode ini berasal dari bahasa Yunani
(Yunani) berasal dari kata "metha" dan "hodos". Metha berarti melalui atau lewat,
sedangkan hodos artinya jalan atau cara untuk melalui atau melalui untuk mencapai
tujuan tertentu.
Metode wahdah adalah salah satu metode menghafal Al Quran, metode
wahdah ini metode yang menghafal satu per satu ayat, membaca ayat yang ingin dihafal
sepuluh kali atau dua puluh kali, sehingga membentuk pola dalam ingatan santri, dengan
cara tersebut tentunya memudahkan para santri untuk menghafal Al Qur’an, maka dari
itu Pesantren Miftahul Huda menerapkan metode wahdah untuk menghafal menghafal
Al Qur’an.6
E. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah yang digunakan untuk mencari dan mempelajari
data dalam penelitian serta melakukan analisis agar hasil dan kesimpulan penelitian
dapat dibuktikan secara ilmiah, karena metode penelitian living Qur'an meliputi:
1. Jenis penelitian
Dalam penelitian ini, jenis metode yang digunakan adalah penelitian lapangan yaitu
penelitian yang didasarkan pada data lapangan terhadap subjek penelitian yang diteliti,
dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan etnik belajar. Yang
dimaksud dengan etnografi di sini adalah upaya peneliti untuk mengamati makna yang
tersirat dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh orang-orang yang hendak diamatinya.
Penulis menggunakan pendekatan etnografi dalam penelitian ini untuk mengungkap
interpretasi dan pendapat penulis penghafal Quran termasuk mahasiswa peminat Al
Quran tahfidzul.
2. Tempat dan waktu penelitian
Tempat penelitian ini adalah Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto, salah satu
lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Mahasiswa An-
Najah Purwokerto di Jl. Moh. Besar, RT.6/RW.3,Dusun II Prompong, Kutasari,
Kec.Baturaden. Untuk kerja lapangan, penulis mulai pada Desember 2022.
3. Sumber Data
Subjek dari penelitian ini adalah keluarga ndalem yaitu Muhammad Bintang Prima
Zaky selaku keponakan pendiri Pondok Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto
sekaligus santri yang masih aktif, para pengurus, abdi ndalem, dan beberapa santri
Pondok Pesantren Mahasiswa An-Najah. Subjek penelitian disini sebagai sember data
sekaligus informan serta penulis juga mengumpulkan data dari para alumni sebagai data
pendukung bila diperlukan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh data-data yang
sesuai dengan penelitian ini ialah sebagai berikut:
• Metode observasi Secara khusus kegiatan pemusatan atau pemusatan
perhatian pada suatu objek dengan menggunakan seluruh panca indera dengan
merekam, merekam, memotret fenomena yang terjadi pada fokus penelitian untuk
mencari data untuk dianalisis di daerah tersebut. Untuk memungkinkan terbentuknya
6
Arbi Dwi Nur Ahsan Abidin, dalam skripsi berjudul “PENERAPAN METODE WAHDAH DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS HAFALAN Al Qur’an SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL
DJAZULI DOLOPO MADIUN” 2022
suatu pengetahuan yang mengenal dirinya bersama, baik sisinya maupun subjeknya.
Dalam penelitian ini penulis lebih fokus untuk mencari informasi dan mengamati
proses kegiatan yaitu proses menghafal Al Quran dengan metode wahdah di Pondok
Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto
• Metode pemeliharaan Ini adalah cara komunikasi verbal, seperti percakapan
untuk mendapatkan informasi. Ini adalah upaya untuk menemukan dan
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan penelitian dengan mengajukan
pertanyaan untuk mendapatkan jawaban.
• Metode dokumentasi Metode ini melibatkan pencarian sumber data tertulis
di lapangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi sastra dapat
digunakan untuk menguji, menafsirkan, dan bahkan memprediksi.7
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami skripsi ini, maka penulis akan
membagi skripsi ini dalam beberapa bagian, yaitu :
Bab I membahas konteks masalah, khususnya mengapa topik tersebut diangkat
sebagai masalah penelitian. Sedangkan untuk lebih fokus pada masalah, maka akan
disajikan rumusan masalah. Kemudian, tujuan masalah dan kegunaan penelitian, yang
menggambarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan kegunaannya untuk
memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk menunjukkan
bahwa penelitian ini bukan subjek diskusi sebelumnya, perlu untuk menyajikan tinjauan
literatur dalam bab ini. Metode penelitian juga diberikan untuk memberikan gambaran
yang jelas tentang proses penelitian dan metode yang akan digunakan untuk menyusun
tesis ini, dan bagian terakhir dari Bab I adalah sistem teks, sebagai gambaran awal
penelitian. .
Bab II menjelaskan tentang metode Wahdah, meliputi pengertian hafalan Alquran,
pengertian metode Wahdah, kelebihan dan kekurangan metode Kitabah, langkah-
langkah penggunaan metode Wahdah, pemahaman tahfidz mahasiswa, penelitian
terdahulu dan hasil studi pendahuluan.
Bab III Hasil Penelitian Menjelaskan Strategi dan Proses Penerapan Metode Buku
Tahfidz Santri di Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto
Bab IV merupakan bab terakhir yang membahas tugas akhir ini, secara khusus
kesimpulan meliputi; Kesimpulan membahas penerapan metode kitabah di pondok
pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto, dilanjutkan dengan rekomendasi.
7
Ibid.
Daftar Pustaka
Abidin, Arbi Dwi Nur Ahsan, Dalam Skripsi Berjudul “Penerapan Metode Wahdah Dalam
Meningkatkan Kualitas Hafalan Al Qur’an Santri Pondok Pesantren Nurul Djazuli Dolopo Madiun” 2022
Al Hafidz, Ahsin Wijaya, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)
al-Harsyi, Ablah Jawwad, Kecil-kecil Hafal Al Qur’an, terjemah: M. Agus Saefuddin (Jakarta:
Hikmah, 2006), cet. ke-I, h. 180
Chirzin,Muhammad, Mengungkap pengalaman Muslim Berinteraksi dengan Al Qur’an dalam
Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: Teras, 2007) hal 42-43
Iii, B. A. B. (2002). Jurnalmetode Penelitina Kualitatif. 50–61.
M. Mansyur, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, (Yogyakarta: TH. Press, 2007),
hal. 5.
Putra, Heddi Shri Ahimsa, “The Living Qur‟an: beberapa Perspektif Antropologi”, dalam Jurnal
Walisongo, volume 20, Nomor 1, 2012, hal. 234-235.
M
Sugiyono,Metode Penelitian...,hlm 72-73
Suryani, Hadits Tarbawi A nalisis Paedagogis Hadis-hadis Nabi, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 20
Syamsudin, S., “Ranah-ranah Penelitian dalam Studi al-Qur‟an dan Hadis” dalam M. Mansyur dkk.,
Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, (Yogyakarta: TH. Press, 2007), hal. Xiv