Dosen pengampu:
Disusun oleh:
Fajriyaturrohmah 18105030095
YOGYAKARTA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Allah SWT telah menyebutkan didalam surah Al-Alaq ayat pertama yang
berbunyi Iqra’, kata Iqra’ (bacalah) pada awal surah, kemudian dikaitkan dengan
ayat selanjutnya yakni Bismirabbika al-ladzi khalaq (dengan menyebut nama
Tuhanmu yang telah menciptakan). Pada intinya adalah Allah SWT menegaskan
Iqra’ (bacalah) denganAl-ladzi ‘allama bi al-qalam (yang mengajari dengan
perantara qalam). Ketegasan ini memiliki kekuatan yang sangat penting bahkan
Fardu bagi manusia, bahwa Allah SWT selain memerintahkan membaca, juga
memerintahkan untuk menulis.
Membaca dan menulis adalah dua kegiatan yang saling berkaitan satu
sama lainnya, hal tersebut menunjukkan bahwa Islam sejak awal sudah
menyerukan kepada manusia untuk membaca dan menulis. Sebab wahyu Allah
pun tidak dapat diterima tanpa dibaca terlebih dahulu. Dan ia tidak akan bisa
dinikmati oleh genersi selanjutnya jika tidak ada dokumentasi dalam bentuk
tulisan. Begitupun Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan untuk belajar
baca tulis Al-Qur’an. Beliau sangat memuliakan orang yang belajar Al-Qur’an
serta guru yang mengajarkannya. Sebagaimana dalam hadis disebutkan :
Menurut hadis diatas bahwasanya orang yang belajar Al-Qur’an dan orang
yang mengajarkan Al-Qur’an sangat dimuliakan dalam Islam. Belajar baca tulis
Al-Qur’an harus menggunakan metode. Sebab, dengan metode yang tepat akan
menjamin tercapainya tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan merata. Metode-
metode pembelajaran baca tulis Al-Qur’an pun telah banyak berkembang di
Indonesia sejak lama. Tiap-tiap metode dikembangkan mengikuti perkembangan
jaman dan berdasarkan karakteristiknya. Salah satunya metode Iqro’.
2
dikembangkan oleh AMM (Angkatan Muda Masjid dan Mushola) Yogyakarta
dengan membuka TK Al-Qur’an dan TP Al-Qur’an. Metode Iqra’ semakin
berkembang dan menyebar di Indonesia setelah MUNAS DPP BKPMI di
Surabaya yang menjadikan TK Al-Qur’an dan TP Al-Qur’an sebagai program
utama perjuangannya. Disini pembahas ingin mengetahui metode pembelajaran
al-Qur’an yang dipakai di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri (MIN) 2 Palembang dan
bagaimana penerapan metode tersebut pada pembelajaran al-qur’an.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta, Pusat Bahasa,
2008), h:1506
2
Muhammad Aman Ma’mun, Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an, Annaba: Jurnal Pendidikan
Islam Vol:4, no:1, 2018, h:57
3
Sutikno, Metode dan Model-Model Pembelajaran Menjadikan Proses Pembelajaran Lebih Variatif,
(Lombok,Holistica,2014), h:33
4
Berbagai metode pembelajaran al-Qur’an telah diterapkan sepanjang sejarah
keislaman dari zaman-ke zaman, salah satu metode dalam pembelajaran al-Qur’an
adalah metode iqra’.
Metode iqro’ adalah suatu metode membaca al-Qur’an yang menekankan
langsung pada Latihan membaca. Metode iqro’ dalam perjalanan penerapannya
di berbagai Lembaga Pendidikan baik formal maupun non formal atau yang
lainnya bisa memberikan hasil yang memuaskan. Suatu sekolah atau madrasah
yang memakai metode iqro’ dalam membaca al-Qur’an haruslah didukung oleh
program yang jelas dari pihak sekolah atau madrasah itu sendiri serta pengajar
atau pembimbing dan panduan iqro’ yang cukup.
B. Kajian Pustaka
Telah banyak kajian tentang metode iqro’ pada pembelajaran al-Qur’an
yang sudah terpublikasi salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sigit
Purwaka (Sigit,2016: ). Penulis meneliti tentang evektivitas pembelajaran al-
Qur’an dengan memakai metode Iqro’ di MIN Yogyakarta dan metode Ummi
SDIT al-khairaat Yogyakarta. Peneliti membandingkan mana yang lebih evektiv
antara metode iqra’ di MIN dan metode Ummi di SDIT, dan ternyata hasil yang
disimpulkan oleh penulis bahwa proses pembelajaran Al-Qur’an di SDIT al-
khairaat lebih berjalan dengan efektif daripada di MIN Yogyakarta, walaupun
kedua nya mempunyai keunggulan masing-masing. Di MIN Yogyakarta dalam
hal komunikasi, penguasaan materi, sikap positif, pendekatan pembelajaran, dan
hasil pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Sedangkan di SDIT yang memakai
metode Ummi dalam segi pengorganisasian materi dan pembelajaran, guru telah
melaksanakan tahapan pembelajaran sesuai standar metode Ummi.4
Selanjutnya terdapat kajian yang hampir sama dengan sebelumnya yaitu
yang dilakukan oleh Sumiyarsih yang meneliti tentang pelaksanaan pembelajaran
al-Qur’an pada siswa kelas 1 MIN Tempel Sleman. Persamaan kajian ini dengan
sebelumnya adalah dalam menggunakan metode pada pelaksanaan membaca al-
Qur’an yaitu metode iqro’, peneliti menemukan adanya pengaruh besar dari
4
Sigit Purwaka, Tesis:”Efektivitas Pembelajaran AL-qur’an di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Yogyakarta II
dan Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-khairaat Yogyakarta(Studi Komparasi Metode Iqro’ dan Metode
Ummi)” (Yogyakarta: UIN SUKA, 2016, h:147
5
metode ini terhadap perkembangan kemajuan dalam pelaksanaan membaca al-
Qur’an di MIN Tempel. Dan juga ditambahkan dengan materi privat berupa
Tajwid, Hafalan Juz ‘amma, doa sehari-hari dan juga bacaan sholat, yang
diajarkan oleh para ustadz-ustadzah BTA dari MIN Tempel sendiri.5
Kajian lainnya adalah tentang Implementasi metode Iqro’ dalam
pembelajaran membaca al-Qur’an yang diteliti oleh Tsaqifa Taqiyya dll. Tujuan
yang hampir sama dengan sebelumnya yaitu ingin mengetahui kelebihan metode
iqro’ serta implementasi dan sistematikanya. Peneliti menemukan adanya
kelebihan dari metode iqro’ yang digunakan di TKA-TPA “AMM” Kotagede
yaitu dapat khatam Iqro’ dengan waktu yang singkat, praktis, sistematis dan
variative. Selanjutnya metode Iqro’ diimplementasikan secara klasikal, privat,
mengenalkan bunyi huruf hijaiyyah, dan membaca langsung Iqro’ versi AMM,
yaitu sesuai sifatnya masing-masing. Sedangkan sistematikanya,mereka
menggunakan metode iqro’ yang terbagi menjadi 6 jilid mulai dari yang sederhana
menjadi kompleks.6
Guru merupakan orang yang dapat memberikan respon positif bagi peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Sangat diperlukan guru yang mempunyai
kemampuan yang berkopetensi sehingga pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Dalam pengembangan potensi keagamaan siswa akan sangat
5
Sumiyarsih, Skripsi:”Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an Pada Siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyyah
Negeri Tempel Ngalik Sleman”, (Yogyakarta: UIN SUKA, 2009, h:28
6
Tsaqifa Taqiyya Ulfah, Implementasi Metode Iqro’ Dalam Pembelajaran Membaca Al-qur’an, Ta’dibuna:
Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.2, 2019, h:63-64
6
ditentukan oleh profesionalitas guru. Kualitas dan keberhasilan belajar siswa
sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru memilih dan
menggunakan metode pengajaran. Umumnya dalam Lembaga Pendidikan islam
harus selalu berorientasi pada penggunaan metode yang bervariasi dalam
meningkatkan keefektivitas siswa dalam belajar. Sehingga dalam menggunakan
metode, seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode
Pendidikan islam.7
Kemampuan membaca al-qur’an yang dimiliki oleh seseorang merupakan
modal utama dalam proses belajar mengajar di madrasah. Karena dengan
kemampuannya itu ia dapat dengan mudah untuk mengkaji berbagai ilpmu
pengetahuan yang ada didalamnya. Kesadaran juga mempunyai peran penting
dalam aktivitas membaca siswa.8 Ketika seseorang sampai pada tahap kesadaran
bahwa al-qur’an memuat berbagai penjelasan tentang berbagai persoalan serta
kebenarannya, maka pada saat itu ia akan menyadari betapa besar manfaat al-
qur’an bagi kehidupan ini dan itu merupakan tugas guru dalam menumbuhkan
kesadaran di dalam jiwa siswa agar tumbuh berkembang.
Diterangkan di dalam buku karya Abdul Alim Ibrahin yang berjudul Al-
Muwajjah al-fanniy,bahwa metode pengajaran al-Qur’an untuk madrasah
ibtidaiyah bagi murid tahap awal tidak sama dengan murid tahap kedua dan
ketiga, alasannya karena pada tahap pertama adalah tahap mulai belajar membaca,
disamping itu pengajaran al-qur’an baru belajar surah-surah pendek.9
Disini pembahas ingin mengetahui penerapan metode iqro’ pada
pembelajaran al-Qur’an yang dipakai di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri (MIN) 2
Palembang karena menurut narasumber yang sudah memberi informasi belum ada
yang meneliti tentang penerapan metode pembelajaran al-Qur’an di MIN 2
Palembang ini. MIN 2 adalah salah satu Madrasah Ibtidaiyyah Negeri yang ada di
Palembang, terletak di jalan Inspektur Marzuki KM.4,5 Pakjo Ilir Barat 1
Palembang berada di lingkungan pemukiman penduduk. Salah satu jenis kegiatan
7
Elhefni Ahmad Starifuddin, “Strategi Paikem Tipe Ceramah Plus dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Al-qur’an Hadist di MI Mahad Islami Palembang” Jurnal TA DIB vol.XIX,no.6, (Juni,2017)h:
8
Siti Lita Kartini, Skripsi:”Strategi Guru Al-Qur’an Hadist Dalam Meningkatkan Kesadaran Siswa
Membaca Al-qur’an Di Madrasah Ibtidaiyyah Pondok Pesantren Insanul Fitroh Kec.alang-alang lebar
Palembang”, (Palembang: Fak.Agama Islam UMP, 2014, h:
9
Ibrahim Abdul Halim, Al-Muwajjah Al-Fanniy li Mudarrisi Al-Lughah Al-arabiyah, Cet.VI, Dar Al-Ma’rifat
7
sasarannya adalah meningkatkan gairah siswa dalam kegiatan baca Al-Qur’an
sampai pada akhirnya MIN 2 mempunyai program rumah Tahfidz yang
mempunyai target hafal juz 30 bagi kelas 6 yang akan lulus.
2. Sistematika pembelajaran
Bagi guru- guru yang mengampu BTA ini, wajib memberikan pengajaran
mengaji kepada anak-anak disetiap memasuki kelasnya, satu-persatu murid maju
sesuai absen dan mengaji di hadapan gurunya dan disimakkan. Untuk yang belum
dipanggil untuk giliran mengaji, anak-anak itu ditugaskan untuk menulis halaman
iqro’ atau al-qur’an yang mereka baca. Jadi tidak ada yang diam lantaran belum
dipanggil maju untuk mengaji. Mengingat waktu terbatas dan jumlah murid yang
kurang lebih 40 orang, maka bagi murid yang belum sempat disimakkan oleh
10
Marlina dan Noor, “Pendidikan Berbasis Muatan Lokal Sebagai Sub Komponen Kurikulum” Jurnal
Dinamika Ilmu vol.13,no.1, (Juni,2013)h:107
8
gurunya bisa mengaji dilain waktu seperti pada jam istirahat atau sepulang
sekolah.
Seperti yang tertulis sebelumnya bahwa di dalam kelas tidak hanya
mengaji dan menulis saja, tetapi di setiap jenjang kelas juga ada pengajaran
tertentu seperti di kelas 3 diajarkan idgham bigunnah dan bilaghunnah dan saat di
kelas 5 diajarkan qolqolah. Selain itu juga guru sambil mengajarkan muridnya
tilawah, dengan cara guru membaca baru kemudian murid mengikuti. Tetapi
Ketika murid itu ingin lebih mempelajari tentang tilawah, mereka bisa masuk ke
ektrakulikuler kelas tilawah begitu juga dengan tahfidz.
Untuk murid yang belum mencapai target itu ada istilahnya “bengkel” jadi
bengkel itulah tempat berkumpulnya anak-anak yang belum mencapai target dan
akan didik lebih agar bagaimana caranya mereka mengejar target itu. Jadi para
guru bisa selalu mengontrol letak kesulitan yang dialami murid-muridnya.
Selain mempunyai muatan local BTA, MIN 2 Palembang juga mempunyai
program rumah tahfidz, dimana ini memberikan batasan-batasan hafalan murid,
karena untuk murid kelas 6 yang ingin lulus harus sudah hafal juz 30. Disini para
guru juga memetakan dan ada runtunan sendiri untuk setiap jenjang kelasnya,
seperti kelas 6 materi hafalannnya surah an-naba’ dan surah an-nazi’at dan kelas
5 surat infithor dan at-takwir. Dan untuk murid yang ingin menyetorkan
hafalannya itu adalah tugasnya wali kelas. Wali kelas yang menerima hafalan
mereka, dan untuk waktunya kapan saja boleh seperti pulang sekolah atau bahkan
sebelum masuk kelas.
9
bentuk klasikal disini adalah pembiasaan diawal belajar. Jadi Ketika anak-anak
sudah membaca surah al Fatihah dan asmaul husna, maka selanjutnya dianjurkan
membaca surah pilihan yang telah ditentukan di setiap jenjang kelas dengan cara
membaca bersama-sama. Akhir kata dari narasumber yaitu “Untuk BTA tidak ada
kendala karena kami berpedoman pada iqro”
D. Metode Lain
11
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,(Jakarta : Pusat bahasa,
2008), h. 1506.
10
dapat menyelesaikan dengan cepat kalau pemahaman bacaannya sudah baik.
Tahap metode ini, pertama siswa diharuskan menghafalkan nama-nama huruf
Hijaiyyah dengan bunyi dan pengucapan yang benar. Dalam hal ini peran guru
dalam menilai bunyi ucapan huruf hijaiyyah sangat penting sekali. Guru BTA
juga mengajarkan nama-nama baris dan cara mengeja bunyi huruf yang sudah
memakai baris satu persatu, sampai menjadi satu rangkaian kata. Karena sifatnya
individual maka tingkat hasil yang dicapai tidak sama. Siswa yang belum benar
mengucapkan huruf belum dapat meneruskan pelajaran ke langkah berikutnya,
meskipun sudah hafal huruf hijaiyyah.
Metode ummi cocok di gunakan untuk pemula maupun yang sudah mahir
dalam membaca Alqur’an, dalam metode tersebut tidak hanya mempelajari
cara membaca Alqur’an tetapi juga di ajarkan bagaimana menerapkan sikap-
sikap kita sehari-hari yang sesuai dengan akhlak mahmudah yang di jelaskan
di dalam Alqur’an.
E. Analisis
12
Belgies Oktavia, Skripsi:”Implementasi Metode Pembelajaran Al-Qur’an (Metode Ummi Dan Metode
Tartilla) Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Di Madrasah Diniyah”, (Malang:
Fak.Tarbiyah, 2015, h:110
11
menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualisme islam.13 Tujuan jangka pendek dari
Pendidikan al-Qur’an adalah mampu membaca dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidah ilmu tajwid, memahami dengan baik dan menerapkannya.
Sehingga untuk menempuh tujuan itu tergantung penguasaan anak terhadap bahan
yang di berikan selama proses belajar mengajar berlangsung. Hendaknya bahan
pelajaran disesuaikan dengan kondisi tingkatan siswa yang akan menerima
pelajaran.
Salah satu metode yang mudah diterapkan untuk pemula adalah metode
iqro’. Metode ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat apapun, karena
ditekankan pada bacaannya dan para siswa langsung diperkenalkan pada bunyi
huruf serta bentuk huruf tersebut. Dalam penerapannya di berbagai Lembaga
Pendidikan baik formal maupun non formal, metode ini bisa memberikan hasil
yang memuaskan. Seperti hal nya metode iqro’ yang diterapkan di MIN 2
Palembang,
13
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca,Menulis, dan Mencintai Al-qur’an, (Jakarta:Gema
Insani,2004)h:67
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca,Menulis, dan Mencintai Al-qur’an,
(Jakarta:Gema Insani,2004)
15
Pembelajaran al-qur’an yang ideal zaman now
Oleh: Ariesta Nadya Alfadhela / 18105030098
Menurut hadis diatas bahwasanya orang yang belajar Al-Qur’an dan orang yang
mengajarkan Al-Qur’an sangat dimuliakan dalam Islam.
Seiring berkembangnya zaman, saat ini peradaban manusia memasuki revolusi era
digital atau disebut 4.0 yang mana hampir kehidupan manusia dapat dilakukan secara
digital. Setiap orang bisa belajar dan tahu lebih banyak lagi ilmu hanya dengan membuka
ponsel mereka. Namun banyak juga konsekuensinya nilai positif maupun negative bisa
masuk dengan bebasnya ke generasi milenial ini. disinilah dibutuhkan pondasi berfikir
dan bertindak untuk generasi milenial yang bisa memfilter nilai-nilai tersebut.
Belajar baca tulis Al-Qur’an harus menggunakan metode. Sebab, dengan metode
yang tepat akan menjamin tercapainya tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan merata.
Dengan berkembangnya teknologi zaman now, metode belajar baca tulis Al-Qur’an pun
16
makin beragam. Sudah banyak website yang telah menyediakan layanan belajar membaca
Al-Qur’an contohnya website Bisaquran.com, website ini menyediakan kelas online yang
bisa diakses dimanapun dan kapanpun, selain itu juga ada system hybrid yaitu
menggabungkan materi klasik berupa buku dan video pembelajaran dengan metode yang
sangat mudah dicerna dan dipahami pengguna. Tentu metode ini sangat menarik bagi
generasi milenial yang sehari-hari terbiasa dengan mengakses internet. Dengan adanya
kemudahan di era digital seperti ini untuk belajar Al-Qur’an, bisa meningkatkan semangat
anak dan juga agar lebih bermanfaat sewaktu ia bermain dengan ponselnya. Apalagi di
kondisi kita seperti ini, yang hidup dengan protocol kesehatan salah satunya menjaga
jarak dan menjauhi kerumunan orang.
Segala metode pasti ada kelebihan dan kekurangannya, yang memang kebanyakan
anak-anak bisa lebih cepat memahami ketika bertatapan muka dengan para gurunya,
disitulah peran guru untuk berfikir dan menciptakan metode yang lebih efektif sehingga
mampu menginspirasi anak didik untuk meningkatkan semangat mereka dalam membaca
dan menulis Al-Qur’an. Contoh ketika kondisi kita saat ini saat melakukan sekolah
daring, disini guru dan orang tua harus saling membantu dalam mempelajari Al-Qur’an,
seperti guru menugaskan murid untuk menghafal salah satu surat dan disetorkan setiap
seminggu sekali berupa video, tugas orangtua disini adalah menyimak dan mengingatkan
anaknya dalam menghafal Al-Qur’an. Selain itu, haruslah guru tidak hanya menugaskan
hafalan tetapi juga sesekali memandu diskusi seperti via zoom dengan materi seperti
tajwid dan makharijul huruf.
Problematika idealism Al-Qur’an dan realitas zaman sepatutnya membuat umat
Islam berfikir untuk lebih mengamalkan Al-Qur’an, menemukan cahaya jalan keluar
karena saat ini umat membutuhkan kaum-kaum pencerah yang memperbaiki moralitas
anak bangsa yang semakin kritis. Juga generasi yang mantap membaca, memahami, dan
mengaplikasikan spirit Al-Qur’an untuk menyelesaikan ragam problematika umat.
17