A. Latar Belakang
Al-Quran adalah firman Allah yang turun melalui perantara malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman
hidup bagi seluruh umat islam. Tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Qur’an).1
Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Al-Baqarah ayat 22 :
Membaca Al-Qur’an juga tidak boleh hanya sekedar bisa dalam membacanya,
tetapi juga harus sesuai dengan kaidah dan hukum cara membacanya (tartil). Dari
pelafalan setiap huruf, tajwid, serta ghoroibul qur’annya. Sebagaimana firman
Allah dalam dalam Al-Qur’an surat Al-Muzammil ayat 44 :
Artinya : “ atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu
dengan perlahan-lahan.”
Di Indonesia terdapat banyak metode-metode pembelajaran Al-Qur’an.
Metode-metode tersebut dapat memfasilitasi banyak orang untuk bisa membaca
Al-Qur’an dengan tartil. Metode UMMI merupakan salah satu metode belajar
1
Yussuf Al-Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, (Jakarta:Pustaka Al-
Kautsar,2000),59.
2
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta:Al-Hidayah
Surabaya,2002),2.
3
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an,(Bandung: Mizan Media Utama, 2005), 6.
4
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an……………, 846.
2
5
Tim Ummi Foundation, Modul Sertifikasi Guru Al-Qur’an Metode Ummi, (Surabaya : Lembaga
Ummi Foundation, 2017), 5.
3
B. Penegasan Istilah
1. Penerapan Tahsin
Kata “tahsin” memiliki arti memperbaiki, menghiasi, membaguskian,
memperindah, atau membuat lebih baik dari semula. Tahsin merupakan
aplikasi (praktek atau penerapan) dari teori atau kaidah-kaidah dalam
membaca Al-Qur’an. Jadi, penerapan tahsin merupakan pelaksanaan
untuk memperbaiki atau membuat lebih baik dalam membaca Al-Qur’an.
2. Metode Ummi
Metode ummi merupakan cara pembelajaran Al-Qur’an yang
menggunakan cara bahasa ibu. Diantaranya yaitu tidak banyak penjelasan,
tidak diulang-ulang, dan kasih sayang tulus.
3. Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
Pembelajaran yang bertujuan untuk mengajarkan bagaimana cara
melafalkan huruf, kata dan kalimat yang ada di dalam Al-Qur’an dengan
baik dan benar sesuai kaidah cara membacanya.
4. Ummahat
Ummahat adalah istilah yang biasa disematkan kepada kaum ibu-ibu. Di
SD Islam Sari Bumi terdapat kelompok ibu-ibu (ummahat) wali santri
yang memiliki semangat untuk selalu belajar. Mereka belajar bersama di
4
ruang math’am SD Islam Sari Bumi dengan didampingi oleh guru yang
ahli dibidang tersebut.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan, rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan tahsin Al-Qur’an ummahat di SD Islam Sari Bumi
dengan menggunakan metode ummi?
2. Bagaimana keberhasilan pembelajaran tahsin Al-Qur’an ummahat di SD
Islam Sari Bumi dengan menggunakan metode ummi?
3. Apa kendala dalam menerapkan metode ummi pada pembelajaran tahsin
Al-Qur’an untuk ummahat di SD Islam Sari Bumi?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
a. Tujuan Penelitian :
a. Mengetahui penerapan tahsin Al-Qur’an dengan menggunakan
metode ummi ummahat di SD Islam Sari Bumi.
b. Menguraikan keberhasilan belajar mengajar tahsin Al-Qur’an dengan
metode ummi ummahat di SD Islam Sari Bumi .
c. Mengetahui kendala dalam menerapkan metode ummi untuk ummahat
di SD Islam Sari Bumi.
b. Kegunaan Penelitian :
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan diperoleh banyak manfaat.
Diantaranya sebagai berikut :
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan untuk
pengembangan khazanah keilmua. Khususnya dalam pengembangan
metode pembelajaran Al-Qur’an.
b. Secara Praktis
1) Peneliti
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, serta
wawasan dalam menjalankan kehidupan di masyarakat.
2) Universitas
5
Malang,2014),93.
8
Lusi Kurnia Wijayanti, Skripsi: “Penerapan Metode Ummi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an
Orang Dewasa untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an di Lembaga Majlis Qur’an
(MQ) Madiun” ”(Malang:UIN Malang,2016),106.
9
Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Prestasi Pustaka
Publisher, 2012), 4.
1010
Tim Ummi Foundation, Modul Sertifikasi………, 3.
1111
Ibid, 4.
7
2) Repeatation (diulang-ulang)
Membaca berkali-kali ayat atau surat dalam Al-Qur’an. Seperti
ketika seorang ibu mengulang-ulang kata atau kalimat ketika kita
1212
Ibid.
8
1313
Ibid, 5.
9
1) Privat / Individual
Metodologi individual adalah metodologi pembelajaran dengan cara
memanggil satu murid. Untuk murid yang lainnya ditugasi untuk
membaca secara mandiri atau menulis buku ummi. Cara ini
digunakan jika :
a) Murid memiliki kuantitas banyak sementara gurunya hanya
sendiri.
b) Dalam satu kelompok, jilid ummi dan halamannya berbeda.
c) Digunakan untuk jilid ummi awal ( 1 dan 2).
d) Banyak digunakan untuk anak usia dini (TK).
2) Klasikal Individual
1414
Ibid, 9.
11
a. Pembukaan
12
e. Ketrampilan
Membaca contoh atau latihan pada halaman pokok bahasan dengan
cara diulang-ulang, untuk melancarkan bacaan anak.
f. Evaluasi
Proses pengamatan dan penilaian kemampuan serta kualitas bacaan
anak satu persatu. Tahapan ini dilakukan dengan menulis hasil
evaluasi di buku prestasi.
g. Penutup
Guru mengkondisikan siswa untuk tetap tenang. Dilanjutkan dengan
membaca do’a dan salam penutup.
1616
Masruri dan A.Yusuf , Ummi Jilid 1, (Surabaya : Lembaga Ummi Foundation, 2013), 7.
1717
Masruri dan A.Yusuf, Ummi Jilid 2, (Surabaya : Lembaga Ummi Foundation, 2017), 7.
1818
Masruri dan A.Yusuf ,Ummi Jilid 3, (Surabaya : Lembaga Ummi Foundation, 2017), 7.
1919
Masruri dan A.Yusuf, Ummi Jilid 4, (Surabaya : Lembaga Ummi Foundation, 2017), 7.
15
2020
Masruri dan A.Yusuf, Ummi Jilid 5, (Surabaya : Lembaga Ummi Foundation, 2017), 7.
2121
Masruri dan A.Yusuf, Ummi Jilid 6, (Surabaya : Lembaga Ummi Foundation, 2017), 7.
2222
Masruri dan A.Yusuf, Ummi Gharib, (Surabaya : Lembaga Ummi Foundation, 2017), 7.
2323
Masruri dan A.Yusuf, Ummi Tajwid Dasar, (Surabaya : Lembaga Ummi Foundation, 2017), 7.
16
2424
Masruri dan A.Yusuf, Ummi Remaja dan Dewasa, (Surabaya : Lembaga Ummi Foundation,
2017), 7.
17
2525
Ibid, 3.
18
c. Jilid 3
“ Pengenalan cara
membaca
waqaf/mewaqofkan. “ Mampu dan lancar membaca
latihan / ayat-ayat yang sudah
Pengenalan bacaan
ada tanda waqafnya.
ghunnah / dengung.
Mampu membaca semua
Pengenalan bacaan
bacaan yang dibaca dengung.
ikhfa’ / samar.
Mampu membaca dan
Pengenalan bacaan
membedakan lafadz Allah
idgham bighunnah.
"Tafkhim dan Tarqiq".
Pengenalan bacaan
Mampu membaca
iqlab.
Fawatikhusuwar dengan baik
Pengenalan cara
dan benar.
membaca lafadz Allah
Mampu membaca bacaan
(tafkhim/tarqiq).
Qolqolah baik yang dibaca tipis
Pengenalan bacaan
maupun yang dibaca tebal.
Qolqolah.
Mampu membaca dengan
Pengenalan bacaan
trampil bacaan yang dibaca
idgham bilaghunnah.
tidak dengung.
Pengenalan bacaan
Menguasai dan faham bacaan
idhar.
Ana yang tulisannya panjang
Cara membaca nun
dibaca pendek.
iwadl (awal/tengah)
Menguasai tanda waqaf dan
Membaca Ana, Na-nya
tanda washal yang ada di dalam
dibaca pendek. Al-Qur'an.
Pengenalan macam-
Mampu membaca dengan
macam tanda waqaf dan lancar dan trampil halaman 36-
washal.
39.”26 26
Latihan membaca tartil
Al-Qur’an di surat Al-
Baqarah ayat 1-7.”
2828
Hisyam Bin Mahrus Ali Al-Makky, Tahsin dan tajwid : Dari Buku Bimbingan Tahsin Tilawah
Al-Qur’an, (www.ibnumajjah.com diakses 2018).
21
materi dari jilid satu sampai jilid enam. Dalam satu buku ummi dewasa
tersebut terdiri dari tiga jilid, diantaranya jilid satu mencakup materi yang
ada di dalam jilid satu dan dua buku ummi anak-anak. Jilid dua mencakup
materi yang ada di dalam jilid tiga dan empat buku ummi anak-anak. Jilid
tiga mencakup materi yang ada di dalam jilid lima dan enam buku ummi
anak-anak. Pembuatan jilid ummi dewasa ini dimaksudkan agar semua
orang dewasa tidak merasa malu dalam belajar menggunakan jilid yang
identik dengan anak-anak. Selain itu, buku ummi dewasa ini dibuat
sesimpel mungkin untuk memudahkan orang dewasa dalam belajar.
Tulisan huruf yang digunakan juga tidak sebesar tulisan yang ada di buku
jilid anak-anak, karena untuk membentuk pemikiran orang dewasa bahwa
ada perbedaan antara ummi jilid anak-anak dengan khusus untuk dewasa.
Dengan ini orang dewasa diharapkan memiliki semangat yang tinggi
dalam belajar Al-Qur’an meskipun dengan kesibukan dan faktor usia yang
dimilikinya.
Setelah menyelesaikan pembelajaran jilid, peserta tahsin akan
masuk ke kelas Al-Qur’an, dimana pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan mushaf Al-Qur’an, gharib, dan tajwid dasar. Dalam kelas
Al-Qur’an, peserta tahsin harus dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar
dan tartil. Tahapan pertama di dalam pembelajaran Al-Qur’an, peserta
tahsin mulai dikenalkan dan mempelajari bacaan-bacaan yang asing yang
ada di dalam Al-Qur’an atau ghoroibul Qur’an. Setelah tuntas
pembelajaran gharib, peserta tahsin akan masuk ke tahapan yang kedua
pada kelas Al-Qur’an, yaitu pembelajaran tajwid dasar. Peserta tahsin akan
diajarkan setiap hukum tajwid dari hukum nun sukun atau tanwin sampai
hukum mad. Disini peserta tahsin harus mampu membaca Al-Qur’an
sesuai hukum tajwid dan diharapkan mampu mengurai setiap ayatnya.
Setelah peserta tahsin menyelesaikan semua rangkaian kegiatan
pembelajaran dan dinyatakan oleh guru Al-Qur’an bisa mengikuti
tes/tashih, maka peserta akan mengikuti tashih oleh Ummi Foundation.
Jika hasil yang di dapat oleh peserta dalam tashih tersebut dinyatakan
22
3333
Departemen Agama republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta:Al-Hidayah
Surabaya,2002), 904.
3434
Ibid, 566.
24
b. Strategi pembelajaran
Pembelajaran adalah hubungan yang berpengaruh antara siswa dengan
pengajar dan sumber belajar. Interaksi tersebut terjadi pada suatu
lingkungan belajar. Sedangkan strategi pembelajaran merupakan suatu
kegiatan untuk mencapai suatu pembelajaran yang bembawa hasil yang
tepat. 37 37
Begitupun dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an. Seorang guru
harus mempunyai strategi sebelum melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Strategi tersebut juga harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Karena proses pemilihan strategi sangat berpengaruh
terhadap hasil pembelajran.
3535
Muhammad Aman Ma’mun, “Kajian Pembelajaran……….., 56.
3636
Ibid, 57.
3737
R.Andi Ahmad Gunadi, Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Konsep Diri Terhadap Hasil
Belajar Mata Kuliah Ilmu Pendidikan, Jurnal Ilmiah WIDYA, Vol. 2 No. 3, Agustus-Oktober,
2014, 12.
25
1) Guru
Guru merupakan faktor penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Seorang guru Al-Qur’an harus memiliki kemampuan dalam mengajar
maupun membaca Al-Qur’an. Pengajar Al-Qur’an harus sudah lulus
tashih dan juga mengikuti penataran / diklat. Selain itu, guru juga
harus mempersiapkan media yang harus digunakan dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut sangat penting untuk
diperhatikan oleh semua guru Al-Qur’an, karena proses keberhasilan
dalam pembelajaran ada di tangan seorang guru.
2) Peserta Didik/ Siswa
Tidak ada artinya apabila dalam suatu proses belajar mengajar tidak
mempunyai siswa sama sekali. Oleh karena itu, siswa memiliki peran
yang sangat besar dalam terselenggaranya kegiatan pembelajaran.
3) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang harus terpenuhi dalam pembelajaran Al-
Qur’an meliputi buku/kitab/jilid, alat peraga, dan media belajar yang
lain.
4. Ummahat (Ibu-Ibu)
a. Pengertian Ummahat
Bentuk mufrad dari kata “ummahat” yakni “ummun”. Artinya adalah
sebuah status yang hanya disandang oleh seseorang yang telah melahirkan
3838
Gusman, Analisis Faktor Penyebab Kurangnya Kemampuan Siswa Dalam Baca Tulis Al-
Qur’an di MTsN Kedurang Bengkulu Selatan, Al-Bahtsu: Vol. 2 No. 2, Desember 2017, 234.
26
dicari oleh semua orang. Hal ini dikarenakan mulai munculnya kesadaran
beragama pada diri orang tua.
2) Psychological maturity
Seseorang dikatakan dewasa ditandai dengan kematangan
psikologisnya, meliputi emosi yang stabil, tidak menyalahkan seseorang
jika mengalami kegagalan, toleransi dan optimis. Pada masa ini seseorang
akan memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang
telah diambil, yang meliputi pengamalan ajaran agama, memasuki dunia
kerja, memilih pasangan hidup, memasuki pernikahan, belajar hidup
berkeluarga, merawat dan mendidik anak, mengelola rumah tanggga,
memperoleh karier yang baik, berperan dalam masyarakat, mencari
kelompok sosial yang menyenangkan. Ciri-ciri kematangan yang dimiliki
oleh individu diantaranya:41 41
a) Minatnya yang tidak berorientasi pada perasaan dan
kepentingannya sendiri, tetapi lebih mengarah kepada tugas-tugas
atau tanggung jawab yang dimilikinya.
b) Kebiasaan kerja yang dimiliki sangat efisien serta tujuan-tujuan
yang dikembangkan dalam konsep dirinya jelas.
c) Dapat mengendalikan perasaan pribadinya dalam bergaul.
d) Setiap keputusan yang diambil memiliki pandangan yang obyektif.
e) Menerima kritik dan saran untuk meningkatkan diri.
f) Bertanggung jawab terhadap setiap yang dilakukan.
g) Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
3) Social roles
Dewasa secara sosial dapat dilihat dari kesiapan individu dalam
menerima tanggung jawab yang diberikan kepadanya, baik itu tugas yang
berhubungan dengan dirinya maupun lingkungan dimana dia berada.
Tugas-tugas pribadi dan sosialnya dikerjakan dan diselesaikan dengan
4141
Mohammad Al-Farabi, Pendidikan Orang Dewasa dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Kencana,
2018),30.
28
sekolah, seragam, uang saku, dll, membuat mereka berpikir dua kali untuk
belajar di suatu unit pendidikan.
b. Pendidikan Orang Dewasa
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran dan
pelatihan. Sedangkan orang dewasa merupakan manusia pada fase setelah
remaja. Dalam arti lain, pendidikan orang dewasa merupakan proses
interaksi antara pendidik dan peserta didik dewasa , baik dalam lingkup
pendidikan formal maupun nonformal.42 42
Pendidikan orang dewasa sering disebut dengan istilah andragogi,
yaitu seni dan ilmu membantu orang dewasa untuk belajar. Rumusan
tersebut lebih menekanklan pada teknik belajar orang dewasa agar dapat
belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Orientasi belajar orang
dewasa adalah untuk meningkatkan kemampuan diri untuk
mengembangkan orientasinya. Orientasi belajar orang dewasa terpusat
pada kegiatan yang sesuai dengan yang mereka harapkan dan pemecahan
masalah kehidupan.43 43
Pendidikan orang dewasa meliputi pendidikan formal dan non
formal. Pendidikan formal dilaksanakan pada tingkat SLTA dan PT.
sedangkan dalam pendidikan nonformal dilaksanakan dalam bentuk
Pendidikan Luar Sekolah oleh Masyarakat (PLSM), kursus, bimbingan,
penyuluhan, pengajian agama atau majelis taklim, pelatihan organisasi-
organisasi dan sejenisnya.44 44
Dalam pendidikan orang dewasa diperlukan konsep belajar yang
efektif dan efisien, diantaranya :45 45
1. Partisipasi aktif, pada umumnya orang dewasa memiliki rasa dan sifat
untuk bisa menguasai dalam setiap perkumpulan. Misalnya dalam
4242
Mohammad Al-Farabi, Pendidikan Orang Dewasa dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Kencana,
2018),29.
4343
Sunhaji, Konsep Pendidikan Orang Dewasa, Jurnal Kependidikan, Vol. 1 No.1, Nopember,
2013, 4.
4444
Mohammad Al-Farabi, Pendidikan…………., 32.
4545
Ibid, 122.
30
4646
Sunhaji, Konsep Pendidikan …………, 7.
33
gharib dan tajwid dasar. Ummi Foundation juga mempunyai jilid untuk
pelaksanaan pembelajaran orang dewasa yang dinamakan “Ummi Dewasa”.
Di dalam ummi dewasa, isinya juga hampir sama dengan isi yang ada di
dalam ummi jilid 1-6. Yang membedakan hanyalah isinya lebih diringkas
menjadi satu buku yang berisi 3 jilid.
Selain buku ummi dewasa, dalam pengajaran Al-Qur’an ummi dewasa juga
dilanjutkan dengan belajar Al-Qur’an beserta gharib dan Tajwid Dasar. Agar
orang dewasa lebih mudah dalam mempraktekkan pembelajaran
menggunakan Al-Qur’an.
G. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang jenis datanya bersifat nonangka. Bisa berupa kalimat, pernyataan,
dokumen, serta data lainnya yang bersifat kualitatif. 48 48Penelitian kualitatif
bersifat diskriptif, yaitu menggambarkan, mengungkap, dan menjelaskan
peristiwa, sehingga data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar,
dan tidak menekankan pada angka. Data-data tersebut bisa berasal dari
wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau
memo, dan dokumen resmi lainnya.49 49
Menurut Bogdan dan Tylor
mengatakan : “ Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.”50 50
Penelitian ini dirancang untuk memperoleh informasi tentang status
gejala pada saat penelitian berlangsung serta untuk memaparkan keseluruhan
data hasil penelitian untuk dibahasakan secara rinci.
4848
Musfiqon, Panduan Lengkap …………..,70.
4949
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi,(Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005), 11.
5050
Ibid, 8.
35
b. Subyek Penelitian
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
data primer dan sekunder. Data ini berkaitan langsung dengan masalah
penelitian dan didapatkan langsung dari responden sebagai bahan analisis. 52 52
Data primer merupakan sumber data utama, data ini diperoleh langsung dari
sumbernya (subyek penelitian), diamati dan dicatat, yang untuk pertama
kalinya dilakukan
1) Data Lapangan
Kepala SD Islam Sari Bumi
Pengajar di kelompok ummahat
Ummahat di SD Islam Sari Bumi
5151
Musfiqon, Panduan Lengkap……………..., 97.
5252
Ibid, 151.
5353
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian…………., 56.
36
2) Data buku
Al-Qur’an
Buku pedoman sertifikasi metode ummi
Buku administrasi ummahat
Buku penunjang lainnya
d. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
Observasi adalah proses pengamatan dari suatu kegiatan pengumpulan
data. Pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait
dengan masalah penelitian. Observasi ini dilakukan oleh peneliti dalam
obyek penelitian secara langsung. Dimana peneliti bisa berinteraksi
langsung dengan obyek yang diteliti.54 54
Observasi merupakan alat
pengumpul data dengan cara melihat dan mendengarkan objek yang
diamati.55 55
Dalam hal ini, peneliti datang langsung ke lokasi penelitian, yaitu SD
Islam Sari Bumi. Peneliti berharap dapat mengetahui bagaimana
pembelajaran Al-Qur’an oleh Ummahat di SD Islam Sari Bumi.
Peneliti menggunakan teknik observasi terstruktur, dimana peneliti
telah menyiapkan pedoman wawancara dengan menuangkan pertanyaan-
pertanyaan beserta altenatif jawabannya serta dirancang secara sistematis
tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. 56 56
5454
Musfiqon, Panduan Lengkap……………..., 120.
5555
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1992), 66.
5656
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: CV. Alfabeta, 2010), 205.
37
2) Wawancara
Wawancara merupakan suatu kegiatan tanya jawab yang dilakukan
oleh peneliti dan informan dalam suatu kegiatan penelitian. Wawancara ini
bertujuan agar peneliti dapat mengkonstruksi pemikiran, kejadian,
kegiatan, pengalaman serta opini mendalam mengenai masalah
penelitian.57 57
Peneliti menggunakan teknik penelitian wawancara tidak terstruktur.
Dimana peneliti tetap menyiapkan pedoman data wawancara yang
formatnya tidak sedetail dalam wawancara terstruktur. Pedoman data
wawancara tersebut adalah sebagai rambu-rambu fokus masalah dalam
kegiatan wawancara tersebut.
Dalam kegiatan wawancara ini, peneliti akan melakukan pencatatan,
perekaman, atau pendokumentasian, agar data tersusun sistematis. Yang
pertama, peneliti akan melakukan wawancara kepada pengajar Al-Qur’an
untuk mendapatkan data mengenai pembelajaran yang dilaksanakan di
tempat tersebut. Yang kedua, peneliti akan melakukan wawancara kepada
ummahat yang mengikuti program belajar bersama, untuk mendapatkan
data bagaimana cara yang dilakukan agar bisa membaca Al-Qur’an dengan
tartil. Yang ketiga, peneliti akan melakukan wawancara kepada kepala
sekolah SD Isam Sari Bumi serta Komite SD Islam Sari Bumi mengenai
profil dan sejarah berdirinya lembaga ini, serta bagaimana
terselanggaranya program tersebut.
3) Dokumentasi
Dokumen merupakan bentuk teks ataupun artefak yang menyimpan
kumpulan fakta dan data.5858 Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
dengan dokumen, yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu yang dapat
berbentuk tulisan, gambar, sejarah kehidupan, biografi, peraturan,
kebijakan, dan lain-lain.59 Bentuk teks ini juga bisa berupa catatan,
59
5757
Musfiqon, Panduan Lengkap……………..., 117.
5858
Ibid, 131.
5959
Sugiyono, Metode Penelitian………….., 329.
38
transkrip, buku, surat kabar dan data lainnya yang dimiliki oleh lembaga
pendidikan.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan data-data mengenai
ummahat di SD Islam Sari Bumi, baik berupa tulisan, foto, maupun profil
lembaga pendidikan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat
memperoleh data mengenai identitas lembaga, srtuktur kepengurusan, dan
denah lembaga pendidikan ini.
d. Teknik Analisis dan Intepretasi Data
Proses analisis data menggunakan analisis data kualitatif dengan
menggunakan teknik analisis domain. Dimana teknik analisis ini
digunakan untuk mencari makna / gambaran umum masalah penelitian
serta untuk menyusun data agar dapat ditafsirkan, artinya memberikan
makna, menjelaskan pola, dan mencari hubungan antar berbagai konsep. 60
60
Teknik analisis domain ini lebih mengarah pada deskripsi gejala,
fenomena, atau fakta yang diteliti. Teknik ini menggunakan pendekatan
semantic, menurut Spreadly cara melakukan analisis domain ini meliputi: 61
61
“Analisis jenis, ruang, sebab akibat, alasan, lokasi, cara mencapai tujuan,
fungsi, tahapan, dan atribut.”
Setelah data penelitian terkumpul, peneliti akan melakukan kegiatan
awal dalam analisis yaitu editing. Hal ini dilakukan dengan melakukan
reduksi data dan pemilihan data sesuai focus penelitian. Setelah itu, data
akan dikategorisasikan sesuai dengan fokus masalah penelitian serta
domain-domain yang akan dianalisis.
Setelah data dianalisis, peneliti akan melakukan pemaknaan data
atau temuan penelitian. Peneliti akan menghubungkan, membandingkan,
dan mendeskripsikan data sesuai dengan focus masalah untuk diberikan
makna. Pemberian makna ini akan menjadi bahan simpulan penelitian.
H. Sistematika Pembahasan
60
S. Nasution, MetodeI……………, 126.
6161
Musfiqon, Panduan Lengkap………....., 157.
39
Dalam penulisan skripsi yang akan disusun ini, terbagi menjadi lima bab
dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Berisi pendahuluan yang di dalamnya berisi latar belakang
masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, serta sistematika pembahasan.
Bab II Kajian Teori, di dalamnya meliputi pembahasan mengenai
metode ummi, tahsin metode ummi, pembelajaran metode ummi,
ummahat dan bagaimana penerapan metode ummi kepada ummahat.
Bab III Metode penelitian, penulis memaparkan cara apa yang
dilakukan dalam penelitian ini yang meliputi : jenis penelitian, subyek
penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data yang meliputi
observasi, wawancara dan dokumentasi,serta teknik analisis dan
interpretasi data.
Bab IV Penyajian dan Analisis Hasil Penelitian. Peneliti
mendeskripsikan obyek penelitian dan analisis hasil pengumpulan data
penelitian. Peneliti akan menguraikan secara jelas tentang temuan-temuan
yang telah didapatkan selama proses penelitian berlangsung
Bab V Penutup, berisi kesimpulan dari rangkaian seluruh
pembahasan, dari bab pertama sampai terakhir yang menjelaskan
penerapan tahsin metode ummi untuk pembelajaran membaca Al-Qur’an
pada ummahat di SD Islam Sari Bumi Sidoarjo.