Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMBELAJARAN KETRAMPILAN MEMBACA AL – QUR’AN

Materi
Model – model Pembelajaran Al Quar’an Anak Usia Dini
( AUD )

Yang disusun oleh :

1. Siti Holipah
2. Zakia

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI ( PIAUD )
INSTITUT AGAMA ISLAM AL – QODIRI
JEMBER
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, shalawat serta salam
senantiasa dihaturkan atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Karena dengan limpahan
rahmat dan hidayahnya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan maksud memenuhi tugas
mata kuliah “Pembelajaran Keterampilan Membaca Al-Quran AUD”

Semoga makalah ini bisa menjadi pedoman penulisan bagi mahasiswa dalam
mengembangkan potensi tulis menulisnya.Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan, namun secara substansial sudah bisa digunakan sesuai dengan
kebutuhan. Oleh karna itu, saran dan kritik konstruktifnya senantiasa kami harapkan dalam
rangka penyempurnaan.Semoga bermanfaat.Amin ya Allah ya Rabbal’alamin.

                                                                             Jember, 28 November 2021

                                                                                         Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….
Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………………………
Perumusan Masalah……………………………………………………………………………
Tujuan Penelitian………………………………………………………………………………
Manfaat Penelitian……………………………………………………………………………
Metode Pembelajaran Al – qur’an ……………………………………………………………
Bab II Pembahasan ……………………………………………………………………………
1.Metode Qiraati ………………………………………………………………………………
a.Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Metode Qiraati
1.Praktis dan Sederhana ……………………………………………………………………….
2)Sedikit Demi Sedikit ………………………………………………………………………..
3)Bimbing dan Arahkan ………………………………………………………………………
2.METODE IQRO’……………………………………………………………………………
a.Prinsip-prinsip Metode Iqro’…………………………………………………………………
1)At-thariqah As-shoutiyah…………………………………………………………………….
2)At-thariqah Tadaruj…………………………………………………………………………..
3)At-thariqah Riyadlotuil Athfal……………………………………………………………….
4) At-Tawassui Fi-lmaqaasid Lafil Alat……………………………………………………….
5) At-Thariqah Bimuraa-a’til Listi’daadi Wal-thabiiy…………………………………………
B.Model model pembelajaran membaca Al qur’an anak usia dini yaitu………………………
BAB III Penutup ………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Ayat 14,
menyatakan Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak usia dini berada pada fase perkembangan kosa kata yang
sangat pesat. setiap anak belajar berbicara, mereka berbicara hampir tidak putus-putusnya.
Ketrampilan baru yang diperoleh, menimbulkan rasa
penting bagi mereka.
Keadaan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai-nilai agama pada diri mereka,
dengan cara memperkenalkan istilah,
bacaan, dan ungkapan yang bersifat agamis. Seperti kita dapat
memperkenalkan pengetahuan agama salah satunya berupa Al-Qur‟an. Al-Qur‟an merupakan sumber
petunjuk bagi umat islam dalam
menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. Allah SWT, berfirman yang
artinya“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”. (QS.
Shad:29)
Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW,
melalui malaikat Jibril untuk disampaikan kepada umat manusia. Untuk mendapatkan keberkahan
maka Al-Qur‟an perlu ditadaburi dan
diamalkan. Menurut Endang:2007, pintu pertama dalam mentadaburi dan mengamalkan kandungan
Al-Qur‟an adalah dengan membaca. Setiap muslim harus bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik dan
benar sesuai dengan kaidah tajwid . Ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah SAW, adalah
Iqro’ yang terdapat pada ayat pertama surat Al „Alaq yang artinya bacalah. Ayat tersebut
menunjukkan bahwa membaca sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Dengan membaca
manusia terbebas dari buta huruf dan kebodohan yang tidak pantas dimiliki oleh manusia yang berakal
sehat terlebih seorang muslim.
Dalam penerapan metode Iqro’ ini juga perlu digunakan media yang menarik untuk anak, tidak
membosankan dan merangsang anak untuk terus tertarik dengan al qur‟an, dan salah satu media yang
dipakai adalah flash card. Flash card Iqro’ merupakan media alternatif untuk mengajarkan anak-anak
huruf hijaiyah berikut harokat sederhana
Bertolak dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur‟an anak
usia dini. Untuk itulah peneliti
mengangkat judul: “Upaya Mengembangkan Kemampuan Membaca Al Qur’an Melalui Metode Iqro’
Dengan Media Flash Card Pada Kelompok A Di Pgtk Permata Hati Kid’s School Delanggu, Klaten
Tahun Ajaran 2013-2014”
A. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul diatas, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan
masalah, yaitu: Apakah penerapan metode Iqro’ dengan menggunakan flash card dapat
mengembangkan kemampuan membaca Al-Qur‟an pada kelompok A di
PGTK Permata Hati Kid‟s School Delanggu tahun ajaran 2013 – 2014?
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Khusus
Untuk mengembangkan kemampuan membaca Al-Qur‟an melalui metode Iqro’ dengan
menggunakan flash card pada kelompok A di PGTK Permata Hati Kid‟s School Delanggu tahun
ajaran 2013-2014.
2. Tujuan Umum
a. Untuk mengembangkan kemampuan membaca Al-Qur‟an pada kelompok A di PGTK Permata
Hati Kid‟s School Delanggu tahun ajaran 2013-2014.
b. Untuk mengenalkan huruf-huruf hijaiyah pada kelompok A di PGTK Permata Hati Kid‟s School
Delanggu tahun ajaran 2013-2014.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Anak
a. Memudahkan anak dalam belajar membaca Al Qur‟an melalui metode Iqro’.
b. Membuat anak lebih menikmati metode pembelajaran yang disampaikan.
2. Bagi Guru
Untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tentang kemampuan membaca
Al-Qur‟an melalui metode Iqro’ kepada Bagi Sekolah Sekolah mempunyai standar baku dalam
mengajar tentang kemampuan membaca Al-Qur‟an melalui metode Iqro’ kepada anak.
BAB II
Pembahasan
A. Metode Pembelajaran Al – qur’an

1.Metode Qiraati
Belajar adalah sebagai suatu proses di mana seorang berubah perilakuknya akibat
pengalaman. Pengalaman dapat diperoleh melalui proses belajar, dengan mengamati, melakukan,
memikirkan dan merefleksikan. Pengalaman akan menjadi pengetahuan. Demikian pula dengan
pengetahuan Al Qur’an diperoleh dengan cara yang sama. Membaca Al Qur’an merupakan bagian dari
pengetahuan Al Qur’an, diperoleh dengan cara belajar, sehingga tidak ada orang yang otomatis bisa,
dalam belajar diperlukan waktu, tenaga dan biaya
Banyak ditemukan metode pembelajaran membaca Al Qur’an mulai dari al-Baghdadi,
Qiraati, al-Barqi, Iqro’, Insani, Tartila dan lainnya, yang dapat mempermudah pebelajar membaca Al
Qur’an dengan cepat. Cepat yang dimaksud yaitu cepat membaca huruf Al Qur’an dengan
menggunakan metode Qiraati.
Metode Qiraati adalah suatu model dalam belajar membaca Al Qur’an yang secara
langsung (tanpa dieja) dan menggunakan atau menerapkan pembiasaan membaca tartil sesuai dengan
kaidah tajwid .Ada dua hal yang mendasari dari definisi metode Qiraati, yaitu membaca Al Qur’an
secara langsung dan pembiasaan dalam membaca tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
a.Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Metode Qiraati
Seperti uraian sebelumnya metode Qiraati merupakan bagian dari metode sintesis
(tharikah tharkibiyah) khususnya yang terkait erat dengan sistem fenomena .Metode Qiraati dalam
pembelajaran di mulai dengan pengenalan lambang atau bunyi huruf kepada pebelajar, selanjutnya
dengan merangkai kata menjadi kalimat sehingga dapat dengan lancar membaca Al Qur’an. Prinsip-
prinsip dasar metode Qiraati adalah:
1.Praktis dan Sederhada
Artinya lansung (tanpa dieja atau diuraikan) sebagai contoh: bila A-Ba ( ‫ب‬ َ َ‫ ) أ‬tidak dieja
alif fatha A ba’ fatha B =A-Ba ( ‫ب‬ َ
َ ‫ ) أ‬dan tidak juga dibaca Aa-Baa. Secara kuantitatif jumlah kata
yang digunakan bila dibaca secara langsung jauh lebih sedikit daripada jumlah suku kata yang
digunakan dengan dieja atau diuraikan.
Kalimat yang dipakai harus sederhana, menunjuk pada realitas bentuk tulisan teks yang
akan dibaca atau menghindari kalimat yang bersifat teoritik atau deskriptif. Gunakan kalimat:
perhatikan ini! Bunyinya “ ‫ب‬ َ ” (Ba), jangan mengatakan “yang bentuknya begini”, seperti ini
bunyinya adalah “‫ب‬ َ ” untuk membedakan antar huruf“‫ث‬ َ َ‫”ب ت‬cukup
َ membedakan perhatikan titiknya
َ
َ atau “ َ‫ ” ت‬atau ini “ ‫”ث‬.
ini, “ ‫”ب‬
2)Sedikit Demi Sedikit

Pembelajaran dengan menggunakan metode Qiraati dilakukan dengan santai dan tidak
tergesa-gesa untuk melanjutkan pada bagian lain. Pebelajar dapat diperkenankan untuk menambah
materi pada pembelajaran berikutnya bila sudah bisa membaca dengan lancar dan bertajwid. Demikian
pula halnya dengan mengajarkan materi utama maupun materi tambahan seperti mengajarkan materi
menghafal surat Al Fatihah, dilakukan dengan sedikit demi sedikit, dan tidak mengajarkannya secara
utuh. Tambahan materi diberikan jika telah manghafal dengan secara baik materi yang diberikan.
Demikian seterusnya, sehingga surat-surat pendek dihafal dan anak mampu membaca Al Qur’an
dengan bertajwid.
3)Bimbing dan Arahkan
Seorang pembelajar cukup mengulangi berkali-kali contoh di atas pada setiap bab, tidak
menuntut membaca pada bagian latihan di bawahnya, sehingga anak mampu membaca sendiri setiap
bab yang telah diajarkan. Metode ini menjadikan anak-anak betul-betul paham dengan pelajaran yang
tidak dihafal. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasi
sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang
lain, belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Belajar menyangkut apa
yang harus dikerjakan pebelajar untuk dirinya sendiri, maka inisiatif belajar harus datang dari dirinya
sendiri.
2.METODE IQRO’
Metode Iqro’ adalah metode pembelajaran membaca huruf-huruf hijaiyah dari permulaan
dengan disertai aturan bacaan, tanpa makna dan tanpa lagu dengan tujuan agar pebelajar dapat
membaca Al Qur’an sesuai dengan kaidahnya (Humam, 1990). Huruf-huruf hijaiyah yang dimaksud
adalah huruf Arab dimulai dari Alif ( ‫ ) ا‬sampai huruf Ya (‫ ) ي‬yang berjumlah 30 huruf.
a.Prinsip-prinsip Metode Iqro’
Buku Iqro’ ini terbukti telah sanggup mengantarkan anak-anak usia TK, sampai orang tua
(usia lanjut) mampu membaca Al Qur’an dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara
lama (Baghdadiyah) (Anwar, 1993; Safi’i, 1993 dan Budiyanto, 1995). Fakta tersebut dapat
disimpulkan bahwa buku Iqro’ disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)At-thariqah As-shoutiyah
Langsung dibaca atau langsung diajarkan menurut bunyi suaranya. Maka Alif bukan
dijabarkan namanya ini huruf’Alif’melainkan diajarkan bunyi suaranya ’a’ bagi yang bertanda fathah,
’i’ bagi yang bertanda kasrah dan ’u’ bagi yang bertada dhamah .Pebelajar dapat membaca bunyi huruf
hijaiyah, karena menekankan sistem membaca langsung atau membaca huruf yang sudah diberi tanda
baca. Pebelajar dapat membaca huruf Al Qur’an secara langsung, dengan tidak diuraikan atau dieja.
2)At-thariqah Tadaruj
Berangsur-angsur, TKA/TPA ini masuk 6 kali dalam 1 minggu, tiap kali masuk memakan
waktu 60 menit, diperuntukkan: pembukaan, 05 menit (salam dan do’a); klasikal I, 10 menit (hafalan);
privat, 30 menit (belajar buku Iqro’); klasikal II, 10 menit (bermain, cerita dan menyanyi); penutup, 05
menit (do’a dan salam). Pembagian waktu di atas dapat diketahui bahwa untuk pelajaran membaca
(belajar membaca Iqro’ jilid 1-6) dilakukan secara privat, artinya tiap pebelajar dihadapi oleh seorang
pembelajar. Masing-masing pebelajar mendapatkan jatah waktu antara 5-10 menit untuk belajar Iqro’
dengan seorang pembelajar, dengan cara bergantian. Dengan demikian waktu untuk belajar membaca
tidak lebih dari 10 menit tiap kali pertemuan. Waktu 10 menit adalah waktu maksimal daya
konsentarsi anak usia TK
3)At-thariqah Riyadlotuil Athfal
Riyadlotuil Athfal adalah suatu prinsip dalam pembelajaran yang diutamakan belajar dari
pada mengajar (Budiyanto, 1995), atau dengan perkataan lain pembelajaran yang menekankan
keaktifan pebelajar secara fisik, mental, intelektual dan emosional (Dimyati dan Mujiono, 1994).
Pembelajaran semacam itu dimaksudkan untuk memperoleh hasil belajar, yang merupakan perpaduan
tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, jika disandarkan pada taksonomi Bloom.
4) At-Tawassui Fi-lmaqaasid Lafil Alat
At-Tawassui Fi-lmaqaasid Lafil Alat adalah pembelajaran berorentasi pada tujuan, bukan
kepada alat yang dipergunakan untuk mecapai tujuan itu. Dengan demikian yang dipentingkan adalah
tercapainya tujuan yang telah dirumuskan.
Kaitanya dengan pembelajaran membaca Al Qur’an, tujuan yang hendak dicapai adalah
”pebelajar bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid yang
ada.” Mengenai kemampuan mengenal nama-nama huruf, kemampuan mengeja, mengetahui ilmu
tajwid adalah termasuk alat untuk tercapainya tujuan tersebut. Untuk itu, penguasaan pebelajar
terhadap alat cukup sekedarnya saja
5) At-Thariqah Bimuraa-a’til Listi’daadi Wal-thabiiy
Pembelajaran itu haruslah memperhatikan kesiapan, kematangan, potensi-potensi dan
watak pebelajar. Pembelajaran yang tidak memperhatikan masalah ini akan menjadi pemaksaan yang
bisa mengakibatkan berantakannya usaha pembelajaran secara keseluruhan. Pemaksaan ini bisa terjadi
kalau peserta didik belum siap menerima suatu materi pembelajaran, karena belum menguasai materi-
materi yang menjadi prasyarat bagi materi yang baru

B. Model model pembelajaran membaca Al qur’an anak usia dini yaitu

Model pembelajaran. memiliki empat ciri khusus yang membedakan dengan strategi, metode,
atau prosedur. Kempat ciri-ciri tersebut adalah:
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar;
3. Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil;
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembalajarn itu dapat tercapai Dengan demikian model
pembelajaran berfungsi memberikan arah dan petunjuk dalam implementasi pembelajaran.
BAB III
Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Problem pembelajaran al-Quran anak usia dini di kabupaten Jember selama pandemi terdiri atas,
a. Problem eksternal yang meliputi Ketidaktersediaan sarana dan prasarana seperti kepemilikan HP berbasis
Android, sulitnya akses internet karena sinyal.
b. Problem internalnya adalah terkait karakteristik siswa yang masih usia dini, dan motivasi belajar siswa yang
rendah saat di rumah selama pandemic
2. Model pembelajaran al-Quran anak usia dini di kabupaten Jember selama pandemic terdiri atas dua model,
yaitu
a. Model tradisional atau tatap muka dilakukan di sekolah secara sift atau di rumah guru terdekat dengan
penerapan protocol kesehatan.
b. Model campuran (blanded) antara daring dengan luring, dalam hal pemberian materi dan penugasan
dilakukan dengan daring sedangkan evaluasi dilakukan secara luring
DAFTAR PUSTAKA

Buku Iqro’ ini terbukti telah sanggup mengantarkan anak-anak usia TK, sampai orang tua
(usia lanjut) mampu membaca Al Qur’an dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara
lama (Baghdadiyah) (Anwar, 1993; Safi’i, 1993 dan Budiyanto, 1995).
Riyadlotuil Athfal adalah suatu prinsip dalam pembelajaran yang diutamakan belajar dari
pada mengajar (Budiyanto, 1995), atau dengan perkataan lain pembelajaran yang menekankan
keaktifan pebelajar secara fisik, mental, intelektual dan emosional (Dimyati dan Mujiono, 1994).
Metode Iqro’ adalah metode pembelajaran membaca huruf-huruf hijaiyah dari permulaan
dengan disertai aturan bacaan, tanpa makna dan tanpa lagu dengan tujuan agar pebelajar dapat
membaca Al Qur’an sesuai dengan kaidahnya (Humam, 1990).
Metode Iqro’ adalah metode pembelajaran membaca huruf-huruf hijaiyah dari permulaan
dengan disertai aturan bacaan.
Pembelajaran yang tidak memperhatikan masalah ini akan menjadi pemaksaan yang bisa
mengakibatkan berantakannya usaha pembelajaran secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai