PEMBELAJARAN AL QUR’AN
Nuryanto, S.Pd.I
NIM : 22913097
Pembimbing:
Dr.M. Joko Susilo, M.Pd.
2023
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu isi fundamental dalam pendidikan Islam adalah ilmu pengetahuan yang
dimulai dengan keterampilan membaca dan menulis Al Qur’an. Keterampilan dalam membaca Al
Qur’an adalah usaha awal yang dilakukan untuk mencetak generasi Islam yang berwawasan Al
Qur‟an (generasi Qur‟ani). Bagi umat Islam, Al Qur’an merupakan sumber rujukan utama ajaran
agama Islam. Sebagai kitab suci umat Islam, Al Qur‟an tidak hanya berisikan syariat yang
menjadi tuntunan hidup manusia, tetapi dalam kandungannya terdapat inspirasi dan motivasi yang
seharusnya mampu mewujudkan karya-karya dalam aneka bidang, ekonomi, sosial humaniora,
dan tentu saja Iptek yang menjadi pilar utama kemajuan peradaban umat manusia sejak empat
Orang yang membaca Al Qur‟an adalah manusia yang terbaik dan manusia yang paling utama.
Tidak ada manusia di atas bumi ini yang lebih baik daripada orang yang mau belajar dan
Dari Utsman R.a, berkata : Rasulullah Saw., bersabda : Sebaik-baik kalian adalah
orang yang mau mempelajari Al-Qur‟an dan mengajarkannya kepada orang lain. (HR.
Bukhari)
Abi Zakariya Muhyidin Yahya an Nawawi penulis kitab Riyadus Sholihin berkenaan
1
Abi Zakariya Muhyidin Yahya, An Nawawi 2005. Riyadush Shalihin. Semarang: Karya Toha Putra,
hal.431
“Dari‟Aisyah, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: Orang yang gemar membaca
Al-Qur‟an dan sudah lihai dalam membacanya kelak akan bersama golongan mereka yang
mulia lagi berbakti. Adapun orang yang gemar membaca AlQur‟an, namun dalam
seorang muslim harus sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, yaitu dibaca dengan tartil dan
….
Arti tartil menurut Ali ibn Abi Thalib seperti dikutip oleh Abdul Rauf dalam ayat di
atas adalah mentajwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat waqaf (berhenti), sedangkan
arti tajwid adalah mengeluarkan huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan
mustahaknya. Mengenalkan membaca al Qur’an secara tartil tidak bisa dilakukan secara
instan, karena membutuhkan waktu dan pembisaan sejak dini. Oleh karena itu, mengenalkan
anak usia dini membaca al Qur’an adalah keniscayaan yang harus dilakukan.
Anak usia dini merupakan usia emas (golden age) di mana anak mulai belajar bereaksi
terhadap stimulus yang diberikan oleh orang lain dan lingkungan sekitarnya. Kondisi dan
stimulus yang baik akan sangat berpengaruh pada optimalnya tumbuh kembang anak. Menurut
Santoso, kondisi ini amat dipengaruhi oleh peran pendidik (orangtua, guru dan orang dewasa
lainnya) yang memahami tentang perkembangan dan potensi seorang anak.2
Mengajar anak usia dini, bukanlah hal mudah. Salah satu metode untuk mengajarkan
cara baca Al Qur’an bagi pemula adalah metode Tilawati. Metode ini merupakan satu dari
banyak inovasi model pembelajaran Al Qur’an yang ada, seperti metode Qira’ati yang
dicetuskan oleh Dahlan Salim Zarkasyi di Semarang, metode Iqro‟ yang disusun oleh As‟ad
Human dari Yogyakarta, metode Tsaqifa yang dirancang Umar Takwim, metode Muri-Q yang
disusun oleh Dzikron di Solo, metode Ummi yang disusun oleh Masruri dan Yusuf dan masih
Setiap metode dibuat oleh para pencetusnya didasari atas permasalahan yang beragam
dalam pembelajaran Al Qur’an, seperti tidak menentunya tenggat waktu yang dibutuhkan
untuk dapat menguasai belajar membaca Al Qur’an dengan fashih dari sejak dasar pengenalan
huruf hijaiyah. Metode tilawati menggunakan salah satu metode pembelajaran yang cukup
unik dan berbeda dengan metode pembelajaran Al Qur’an lainnya, ciri khas yang mencolok
dari metode ini adalah adanya alat peraga di setiap jilidnya yang mempermudah penyampaian
pembelajaran dan adanya penggunaan irama lagu rost. Lagu merupakan suatu karya sastra
yang menggambarkan aktualisasi diri, konsep, pandangan, yang memiliki peran penting bagi
pendengar sebagai pemahaman, cara berinteraksi, atau cara penggunaan. Lagu dan anak-anak
sudah seperti perangko dan lemnya. Anak kecil mana yang tak suka dengan lagu apalagi lagu-
Pemilihan SD Islam 38 Bantul, sebagai lokasi penelitian terkait metode Tilawati adalah
karena sekolah ini merupakan sekolah Islam unggulan di Bantul, sekaligus sejak awal sudah
menerapkan metode tilawati. Metode Tilawati sebagai sebuah mata pelajaran wajib yang
setara dengan mata pelajaran umum dan agama lainnya di sekolah ini. Oleh karena itu,
sangatlah menarik untuk melihat pola pembelajaran dan efektifitas pembelajaran tilawati di
2
Ibid, hal. 61
sekolah tersebut.
1. Fokus Penelitian
Bantul.
b. Pertanyaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Mengacu pada pertanyaannya penelitian di atas jadi tujuannya yaitu sebagai berikut;
2. Manfaat Teoritis
D. Sistimatika Pembahasan
Susunan penulisan tesis ini, dibagi kedalam lima bab. Selanjutnya pada tiap bab itu
terdiri dari sub-sub bab yang mengandung isi bab, dengan demikian akan menjadi mudah
yaitu:
Bab I terdiri dari pendahuluan, latar belakang masalah, fokus penelitian dan
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian, dan berisi kerangka teori.
Bab III berisi sub-sub bab dari metode penelitiannya, di bab ini menguraikan cara
Bab IV berisi dua sub bab yaitu tentang profil SD Islam Al Azhar 38 Bantul dan sub
pembelajaran al Qur’an dengan fokus studi kasusnya berada di SD Islam Al Azhar 38 Bantul)
Bab V pada bab ini merupakan bab terakhir atau penutup yang berisi kesimpulan dari
hasil penelitian. Selain itu setelah kesimpulan juga dilengkapi kepustakaan yaitu keterangan
Kajian Pustaka
A. Pembelajaran al Qur’an
Mengajar dan belajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Mengajar menunjukkan pada apa yang harus dilakukan oleh guru
sebagai pengajar sedangkan belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang
sebagai subyek yang menerima pelajaran (peserta didik). Istilah proses pembelajaran
dapat diartikan pula pengajaran yang dimaknai sebagai proses penyajian bahan oleh
seseorang kepada orang lain dengan tujuan agar orang lain itu menerima dan menguasai
bahan pelajaran tersebut, bahan pelajaran disini berarti sesuatu yang berbentuk ilmu
agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai, sebagaimana diungkapkan oleh Gagne,
Briggs dan Wager seperti yang dikutip oleh Rusmono, pembelajaran merupakan proses
didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih
membuat peserta didik belajar secara aktif, yangmenekankan pada penyediaan sumber.3
3
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, 2007, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya), hal.100
Acep Hermawan dalam bukunya Ulumul Qur‟an: Ilmu Untuk Memahami
Wahyu, mendefinisikan Al Qur‟an sebagai firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Bernilai ibadah bagi yang membacanya, isi dan susunan kata di
dalamnya merupakan mukjizat, dan termaktub dalam kitab, serta dinukil (diperoleh)
kepada Nabi Muhammad SAW. melalui malaikat Jibril, secara bertahap (berangsur-
ibadah bagi yang membacanya, yang dimulai dari surah Al Fatihah dan diakhiri surah
An Naas.5
melalui kegiatan interaksi antara guru dan siswa dengan cara membaca, menghafal
ayat-ayat Al Qur‟an secara baik dan benar berdasarkan kaidah hukum tajwid, serta
dengan orang dewasa. Hal initerkait dengan umur, kejiwaan anak, dan daya nalar
anak. Para pengajarAl Qur‟an hendaknya memperhatikan hal ini agar tidak gagal dalam
4
Acep, Hermawan, Ulumul Qur’an: Ilmu Untuk Memahami Wahyu. 2013 (Bandung: Remaja
Rosdakarya), hal.10
5
Nur Efendi, dan Muhammad Fathuraruhman. 2014. Studi Al-Qur’an: Memahami Wahyu Allah
Secara Lebih Integral dan Komprehensif. (Yogyakarta: Teras),hal.40
6
Ibid.
mendidik anak-anak dalam membaca Al Qur`an. Diantaranya prinsip- prinsip tersebut
diantaranya adalah:
waqaf dan ibtida` tanpa melepas huruf. Dalam penerapannya metode tahqiq ini tampak
buru dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya
lidah, antara dua bibir dan lain-lain. Tartil maknanya hampir sama dengan tahqiq,
hanya tartil lebih luwas dibanding tahqiq. Perbedaan lain ialah tartil lebih
sampai penuh.
Hadr adalah membaca Al Qur`an dengan cara cepat, ringan dan pendek,namun
tetap dengan menegakkan awal dan akhir kalimat serta meluruskannya. Suara
mendengung tidak sampai hilang, meski caramembacanya cepat dan ringan. Cara ini
biasanya dipakai oleh para penghafal Al Qur‟an pada kegiatan khataman 30 juz sehari.7
Dari keempat tata cara membaca Al Qur‟an diatas, tata cara yang ideal untuk
anak–anak adalah tata cara pertama, yaitu membaca dengan tahqiq, dengan membaca
secara tahqiq anak akan terlatih membaca Al Qur`an secara pelan, tenang dan tidak terburu-
buru. Cara ini akan membiasakan anak membaca Al Qur`an secara baik dan benar.
B. Metode Tilawati
Kata metode berasal dari Bahasa Latin, Meta dan Lados.Kata “Meta” berarti melalui
dan “Lados” yang berarti jalan. Sedang menurut istilah dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia metode adalah cara yang teratur untuk mencapai tujuan yang dimaksud8. Dalam
mencapai tujuan hasil pembelajaran dalam jangka pendek. Metode merupakan cara mengajar
yang telah disusun berdasarkan prinsip dan system tertentu.9 Menurut Hasan Langgulung,
metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
Metode Tilawati adalah salah satu dari sekian metode dalam rangka membaca al
Qur’an. Selain tilawati di Indonesia ini juga mengenal metode lain semisal; Di Indonesia
Ahmad Syarifuddin, secara umum terdapat duametode yang dapat dijadikan cara dalam belajar
membaca Al Qur‟an, diantaranya adalah: Metode Musyafahah yakni metode belajar dengan
cara guru mencontohkan terlebih dahulu (dikte) cara baca Al Qur‟an yang baik dan benar
secara perlahan dan jelas, untuk kemudian diikuti oleh siswa didiknya. Metode „Audul
Qira‟ah (setoran bacaan),metode ini dilakukan dengan cara peserta didik membaca sebuah
7
Ibid.,h. 79)
8
Poerwadarminta,W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia.1999 (Jakarta: Balai Pustaka, hal. 649)
9
An Nahlawi, Abdurrahman. 1989. Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, ( Bandung:Diponegoro.
2014) hal. 90
ayat di depan pendidik, sementara pendidik tersebut menyimaknya.10
Sedangkan menurut data, sebagaimana yang telah dikumpulkan oleh LITBANG pada
di Jawa Timur, Metode Tombak Alam di Sumatra Barat, Metode Tilawati, metode Yanbu‟a,
Metode Muhafakah (metode yang digunakan untuk pengajaran Al Qur‟an dengan cara
hafalan kalimat sehari-hari), Metode Muqoronah (metode dengan padanan huruf atau
persamaan huruf atau Transliterasi), Metode wasilah (Metode urai baca dengan alat peraga),
Metode saufiyah (dengan cara gestalt), Metode tarqidiyah, Metode jam‟iyah (metode
campuran), Metode an-Nur, Metode El-Fath, Metode 15 jam belajar Al Qur‟an, dan Metode
A Ba Ta Tsa.11
Kata Tilawati berasal dari bahasa Arab tilaawatun yang artinya bacaan(Annuri,
2014).Hal ini disimpulkan karena banyaknya kata Tilawati yang ditemukan dalam Al Qur‟an,
yakni sebanyak 63 buah di dalam ayat Al Qur‟an, yakni Al Anfal 31. Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia kata Tilawati memiliki arti cara membaca ayat Al Qur‟an dengan benar dan
indah. Pengertian metode Tilawati menurut pencetusnya, yakni Drs. H. Ali Muaffa, dkk.,
dan “kebenaran membaca” melalui sistem individual dengan teknik “baca simak”, dan
Al Qur‟an.12
10
Fathoni (ed.). Panduan Munaqosyah Sistem Kendali Mutu Pembelajaran Al-Quran Metode
Tilawati. 2018 (Surabaya: Pesantren Al Quran Nurul Falah), hal.10
11
Abdillah, Metode Pembelajaran Al Qur’an.1996( Surabaya: Karya Pustaka), hal. 12
12
Ibid.
Pendekatan Pembelajaran Tilawati merupakan buku metode belajar membaca Al
dan kebenaran membaca melalui pendekatan individual dengan teknik baca simak. Berikut
1. Pendekatan klasikal, adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara
Pembiasaan bacaan
Sedangkan tenik klasikal yang digunakan dalam metode tilawati ada tiga.
Tabel.2.1
Penerapan Teknik
Tiga teknik di atas tidak digunakan semua pada saat praktikklasikal, namun
pertemuan ke-15, klasikal peraga menggunakan teknik 1 dan 2 saja, dan setiap
pertemuan menyelesaikan empat halaman peraga.Pertemuan ke-16 sampai pertemuan
halaman peraga.13
2. Pendekatan Individual
Dengan teknik baca simak, adalah proses belajar mengajar yang dilakukan
dengan cara membaca bergiliran yang satu membaca dan yang lainnya menyimak.
Beberapa manfaat penerapan teknik baca simak menggunakan buku tilawati ini yaitu:
a. Siswa tertib dan tidak ramai, semua siswa terlibat dalam proses belajar
mengajar mulai dari doa pembuka sampai doa penutup. Sehingga tidak
siswa yang satu dengan siswa yang lainya. Alokasi waktu yang digunakan
dalam menerapkan teknik baca simak ini adalah 30 menit dalam setiap
13
Ibid.,hal. 16-18.
BAB III
Metode Penelitian
adalah metode kualitatif. Menurut Moleong metode kualitatif adalah metode penelitian yang
bertujuan untuk menafsirkan segala fenomena yang dialami oleh subjek penelitian seperti
perilaku, persepsi dan tindakan secara keseluruhan dengan menggunakan deskripsi dalam
bentuk kata-kata pada konteks khusus yang alamiah dengan menggunakan berbagai metode
yang ada14. Berdasarkan pengertian ini, latar alamiah yang dimaksud adalah wawancara,
kadangkala sukar dipahami dan diharapkan dengan pendekatan kualitatif inipeneliti mampu
memberikan penjelasan permasalahan yang menjadi fokus utama penelitian secara lebih utuh
dan terperinci. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study) yang
berfungsi untuk mengeksplorasi suatu kasus atau suatu sistem terikat dengan melakukan
pengumpulan data secara mendalam dan menggunakan berbagai sumber informasi penelitian
yang bervariasi pada suatu konteks. Sistem terikat yang dimaksud yakni, terikat dengan
tempat dan juga waktu. Sedangkan kasus dapat diteliti dari suatu program atau aktivitas.
Sehingga dapat disimpulkan, jenis penelitian studi kasus yaitu penelitian seorang peneliti
14
Moleong, Lexy J,. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. 2013,(Bandung: Remaja Rosdakarya). hal.
9
dalam menggali suatu kasus dalam suatu kegiatan dan waktu dan mengumpulkan segala
informasi secara mendalam dan rinci dalam periode tertentu dan menggunakan pengumpulan
data yang bervariasi. Penelitian ini menggambarkan eksistensi, esensi dan substansi proses
implementasi metode Tilawati yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup dalam
instrument adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai subjek penelitian bertugas menetapkan
fokus inti sebuah penelitian, kemudian memilih informan yang akan dijadikan sebagai
sumber data, lalu mengumpulkan data untuk kemudian menilai kualitasnya, serta
menganalisis dan menafsirkan data untuk dibuat suatu kesimpulan hasil temuan
penelitiannya15
Menurut Sugiyono pula, data dalam penelitian kualitatif merupakan rangkaian kata
serta adanya tindakan, selain itu terdapat data tambahan seperti dokumen dan lain
sebagainya.16 Adapun berdasarkan perolehan sumber datanya, maka data dapat dikumpulkan
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer ialah sumber data yang
diperoleh melalui informan penelitian yang dapat langsung memberikan data kepada
pengumpul data, adapun sumber sekunder merupakan sumber yang tidak dapat secara
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen.
Data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung
saat melakukan proses penelitian yang didapat melalui kata-kata dan perilaku guru dalam
pelaksanaan metode pembelajaran Al Qur’an. Selain itu juga terdapat data pendukung seperti
15
Ibid.
16
Ibid
modul pembelajaran atau alat peraga dan juga catatan lapangan penelitian.
1. sumber primer yakni hasil observasi, wawancara langsung dengan pihak terkait
dalam penelitian tentang metode Tilawati ini seperti, kepala sekolah, wakil kepala
sekolah bidang kurikulum, koordinator bidang Tilawati, guru Tilawati dan para
siswa. Sumber primer penelitian ini juga didapat dari hasil studi dokumen sebagai
2. sumber sekunder dalam penelitian ini antara lain bersumber dari berbagai buku
prosiding, berita, makalah, serta dokumen yang terkait dengan penelitian ini.
Yakni suatu proses mengamati dan dengan sistematis mencatat setiap gejala yang
terlihat pada suatu objek penelitian. Peneliti akan menggunakan metode observasi
secara langsung melalui pengambilan data yang tampak tanpa dibantu alat lain. Dalam
metode ini, peneliti akan menggunakan teknik observasi partisipan, yaitu peneliti
mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru Tilawati. Metode ini digunakan
masing-masing jenjang. Namun, karena adanya kebijakan dari sekolah, peneliti hanya
diberi kesempatan untuk melakukan observasi di dua kelas, yakni kelas 2 dan kelas 4.
(ilmu tajwid).
Metode wawancara menurut Moleong, merupakan suatu metode yang diperoleh dari
hasil percakapan mengenai suatu hal dengan tujuan tertentu yangdilakukan oleh (interviewer)
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan melibatkan beberapa orang terkait dengan
masalah dalam penelitian ini, diantaranya adalah kepala sekolah, koordinator metode
Tilawati, guru Tilawati, dan juga beberapa siswa diSD Islam Al Azhar 38 Bantul.
kegiatan wawancara dengan peneliti yang bertindak sebagai interviewer pewawancara bebas
menetapkan masalah dan berbagai pertanyaan yang hendakdiajukan (Moleong, 2009: h. 190).
Tujuan dari wawancara terstruktur ini adalahuntuk menemukan jawaban dari hipotesis kerja.
Oleh sebab itu, daftar pertanyaan yang dibuat haruslah dipilih dan diteliti dengan baik. Bentuk
(format) wawancara yang hendak digunakan boleh bervariasi, dan format ini dinamai dengan
pedoman wawancra dan sifatnya transparan atau terbuka. Pertanyaan yang hendak diajukan
telah terlebih dulu disusun dan dicantumkan dalam rangkaian penelitian. Inti permasalahan
yang akan dibuat menjadi butir- butir pertanyaan haruslah disusun dengan struktur yang rapi.
Rincinya, metode wawancara pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data
3. Metode Dokumentasi
kebermanfaatan yang dirasa cukup dan bersifat akurat, stabil serta dapat mencerminkan
untuk kemudian disesuaikan datanya. Data yang dihasilkan dari tiga metode di atas
merupakan suatu keutuhan tak terpisahkan dan merupakan komponen yang saling melengkapi
satu dengan lainnya. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai dasar pijakan kegiatan
belajar mengajar antara lain, program tahunan, program semester, silabus, RPP, buku
pedoman pembelajaran, alat peraga dan dokumen pembelajaran metode Tilawati lainnya yang
Untuk melakukan analisis data pada penelitian kualitatif, teknik yang digunakan
dimulai dengan melakukan pengolahan data mentah yakni, meringkas data yang bersumber
dari kumpulan data mentah. bersumber dari kumpulan data mentah. Analisis data kualitatif
merupakan cara yang dilakukan melalui jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
menemukan pola, menemukan apa yangpenting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan
Proses berjalannya analisis data kualitatif menurut Seiidel, seperti yang dikutip oleh
1. Mencatat hasil temuan lapangan dengan dibubuhkan kode supaya sumber data
3. Berpikir untuk membuat jalan agar kategori data itu mempunyai makna, mencari
17
Ibid., hal 248
18
Ibid
dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.
Untuk melakukan analisis data pada penelitian kualitatif, teknik yang digunakan
dimulai dengan melakukan pengolahan data mentah yakni, meringkas data yang bersumber
dari kumpulan data mentah. Dalam penelitian kualitatif, tidak dimungkinkan melakukan
penujian keabsahan pada instrumen penelitian. Dikarenakan, peneliti itu sendiri yang
menjadi instrumen penelitian. Oleh sebab itu, yang dapat diuji keabsahannyadalam
mengemukakan bahwa teknik uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu haldiluar data
penelitian itu sendiri yang digunakan untuk mengecek atau berfungsi sebagai alat
pembanding terhadap data tersebut. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini yaitu teknik
19
Ibid.hal. 106
20
Ibid.,hal 330
BAB IV.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Al Azhar 38 Bantul. Sekolah Dasar
Islam Al Azhar 38 Bantul, didirikan pada tahun 2012 dan berlokasi di Dusun Gemahan, Desa
Ringinharjo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Sekolah Dasar Islam Al Azhar 38 Bantul,
telah ditetapkan sebagai sekolah penggerak (SK Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini,
Sekolah ini dibawah naungan Yayasan Asram Yogyakarta dan Yayasan Pesantren
Islam Al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta. Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar didirikan
pada tanggal 7 April 1952 oleh 14 orang tokoh Islam dan pemuka masyarakat di Jakarta,
dengan nama Yayasan Pesantren Islam. Salah seorang pencetus gagasan pendirian yayasan ini
adalah dr. Syamsuddin, Menteri Sosial RI ketika itu, yang didukung oleh Sjamsuridjal, yang
pada waktu itu adalah Walikota Jakarta Raya. Sedangkan nama-nama pendiri yayasan
Abdullah Salim, Rais Chamis, Ganda, Kartapradja, Sardjono, H. Sulaiman Rasjid, Faray
Pada tahun 1961 Mahmoud Syaltout, Grand Syekh Al-Azhar Cairo ketika
itu, mengunjungi tanah air sebagai tamu negara dan menyempatkan diri singgah di Masjid
Agung Kebayoran. Kedatangan beliau disambut oleh sahabatnya Buya Prof. Dr. Hamka,
Imam Masjid Agung Kebayoran, yang dua tahun sebelumnya dianugrahi gelar Doctor Honoris
Causa (Ustadziyah Fakhriyah) oleh Universitas Al Azhar Cairo. Dalam kesempatan itu Syekh
Prof. Dr. Mahmoud Syaltout berkenan memberikan nama Al-Azhar untuk masjid tersebut
sehingga nama resminya menjadi Masjid Agung Al Azhar. Dari situlah kemudian nama Al
21
Diakses di https://www.al-azhar.or.id/tentang-kami/sejarah-ypi/, 30 Mei 2023
Azhar berkembang menjadi nama sekolah dan kampus di bawah naungan Yayasan Pesantren
Islam (YPI).22
salah satunya di Yogyakarta. Dua Yayasan ini, berkolaborasi untuk mengelola lembaga
pendidikan yang berhaluan ajaran Islam. Sekolah ini adalah satu dari sepuluh unit pendidikan
Al Azhar yang ada di daerah Al Azhar. Sedangkan nomor 38 itu sendiri, menunjukkan nomor
Dalam setiap pembelajaran tentu ada beberapa tahap kegiatan yang dilakukan yaitu
kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Begitu halnya dengan pembelajaran Al
Qur‟an di SDIT Almaka, untuk lebih jelasnya penulis akan membahas proses dan kegiatan
di SDIT Almaka, guru menyiapkan siswa dengan cara mengatur tempat duduk
siswa senyaman mungkin dengan duduk melingkar membentuk huruf “U” dan
siswa menyiapkan buku tilawati masing- masing, setelah itu guru dan siswa
peraga, dengan terlebih dahulu guru membaca dan siswa memperhatikan peraga
22
Ibid.
yang sedang dibaca oleh guru. Setelah guru selesai membaca semua, tahap
selanjutnya ialah guru membaca sebanyak satu baris lalu siswa dan guru bersama-
sama menirukan baris yang tadi dibacakan oleh guru, begitu selanjutnya sampai
Setelah pembelajaran inti selesai, lalu guru menyiapkan siswa untuk kegiatan
guru melakukan Tanya jawab terkait isi materi embelajaran pada hari tersebut,
cara menilai kemampuan membaca siswa setiap baris yang siswa baca sebelumnya.
Halaman dinaikkan apabila siswa yang lancar minimal 70% dari jumlah siswa yang
aktif, akan tetapi halaman di ulang apabila siswa yang lancar kurang dari 70% dari
Materi pengajaran di SDIT Almaka di bagi menjadi dua yaitu materi utama dan Commented [N2R1]:
materi pendukung, adapaun meteri yang penulis maksudkan adalah sebagai berikut:
a. Materi utama
Materi utama yang diajarkan adalah tilawati jilid I sampai VI, yang setiap
jilid I sampai VI. Secara khusus akan dijelaskan tujuan pembelajaran membaca Al
(1) Jilid I. Siswa mampu membaca huruf hijaiyah berharokat fathah berangkai
baik sambung maupun tidak dengan bacaan lancar satu ketukan, juga mampu
(3) Jilid 3. Siswa mampu membaca huruf-huruf sukun dengan sempurna tanpa
ada kesalahan dan mampu tartil serta fasih membaca menggunakan irama rost.
(6) Jilid 6. Siswa lancar membaca surat-surat pendek, ayat-ayat pilihan dan
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan penulis di SDIT Almaka dengan judul penelitian
“Implementasi Metode Tilawati dalam Pembelajaran Al Qur’an (Studi Kasus Di ‘SD Islam
Bantul yaitu:
a. Kegiatan pendahuluan berupa salam dan doa bersama selama 10 menit dengan
b. Kegiatan inti dengan metode baca simak dengan sistem pendekatan klasikal-
An Nawawi, Abi Zakariya Muhyidin Yahya. 2005. Riyadush Shalihin. Semarang: Karya Toha
Putra.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, 2007(Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya)
Hermawan, Acep. 2013. Ulumul Qur’an: Ilmu Untuk Memahami Wahyu. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Efendi, Nur. dan Fathuraruhman, Muhammad. 2014. Studi Al-Qur’an: Memahami WahyuAllah
Secara Lebih Integral dan Komprehensif. Yogyakarta: Teras.
Fathoni (ed.). 2018. Panduan Munaqosyah Sistem Kendali Mutu Pembelajaran Al-QuranMetode
Tilawati. Surabaya: Pesantren Al Quran Nurul Falah.
Moleong, Lexy J, 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: Remaja Rosdakarya.