Anda di halaman 1dari 18

STUDI ANALISIS: METODE AL-BARQI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas:

Mata Kuliah: Metodologi Pembelajaran al-Qur’an

Dosen: Dr. H. Taufik Warman Mahfudz, Lc., M.Th.I

Disusun Oleh:

Santia Widya
NIM. 1703130040
Umar Abdul Aziz
NIM. 1703130051

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


JURUSAN USHULUDDIN
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
2019 M/ 1441 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt., Atas berkat limpahan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Studi Analisis: Metode al-Barqi” dengan baik. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, yakni Nabi Muhammad saw.,
yang telah menyebarkan kebaikan dan ketauhidan kepada seluruh alam.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Taufik


Warman Mahfudz, Lc., M.Th.I., dosen pengampu mata kuliah Metodologi
Pembelajaran al-Qur’an yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan tugas kelompok dengan pembuatan makalah
ini.
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan seperti makalah ilmiah
pada umumnya dalam dunia akademik. Masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisannya mengingat kemampuan penulis yang sangat terbatas. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini serta sebagai acuan dalam pembuatan karya ilmiah
selanjutnya.

Penulis,

Palangka Raya, September 2019

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1-2
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Metode al-Barqi dalam Metodologi Pembelajaran al-Qur’an............3-5
1. Sejarah dan Contoh Metode al-Barqi.........................................5-10
2. Keunggulan dan Kelemahan Metode al-Barqi.........................10-11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmuwan dengan kegigihannya mempelajari ayat-ayat dalam al-Qur’an
dari zaman ke zaman memiliki metode bermacam-macam untuk menelaah lebih
jauh kemudahan dalam mempelajari atau menyingkap makna yang dikehendaki
ayat tersebut. Metode berubah dan semakin mudah beriring dengan teknologi
yang semakin pesat disajikan oleh arus modernisasi. Kemudahan metode tersebut
ditinjau dalam berbagai disiplin ilmu seperti tafsir, qira’at hingga metode
pembelajaran al-Qur’an yang mulai menjadi bahan kajian oleh setiap warga
akademik di Perguruan Tinggi Islam baik taraf swasta maupun negeri.
Al-Qur’an menjadi kitab suci yang selalu menarik untuk dikaji karena
tidak lekang oleh arus zaman. Para intelek muslim berlomba-lomba menemukan
kemudahan dalam proses pembelajaran al-Qur’an agar tidak mengikis rasa cinta
terhadap al-Qur’an yang mulai terpinggirkan oleh dampak modernitas yang
cenderung melalaikan waktu, hal ini penulis kutip dari point ketiga dampak
negatif kecenderungan di era globalisasi menurut Daniel Bell (kompasiana.com,
pada 26 Mei 2015) bahwa kecenderungan menggunakan teknologi tinggi (high
technology) khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kehadiran
teknologi informasi dan komunikasi ini menyebabkan terjadinya tuntutan dari
masyakarat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih cepat, transparan juga tidak
dibatasi oleh waktu dan tempat.1 Desakan arus modernisasi dan globalisasi pada
setiap dimensi kehidupan manusia harus diakui telah membawa berbagai
konsekuensi yang harus ditanggung oleh peradaban modern manusia. Di samping
menawarkan berbagai kenikmatan (seductive life) materiel dan fisik, modernisasi
juga telah memberikan efek negatif, yaitu dislokasi kejiwaan, disorientasi

1Lihat:https://www.kompasiana.com/olivelaswad/5564426ab3927354178dcb2b/tantanga
n-pendidikan-agama-islam-di-era-globalisasi, diakses pada: Sabtu, 05 Oktober 2019, pukul 20:39
wib.

1
2

kejiwaan (kehilangan pegangan hidup karena runtuhnya nilai-nilai fundamental),


aliensi (keterasingan), dan deprivatisasi relatif (perasaan tersingkir).2

Menilik fenomena diatas dengan dampak negatif yang disuguhkan oleh


modernisasi atas teknologi yang tidak tepat guna yang berdampak pada kelalaian
individu dalam mempelajari al-Qur’an membuat penulis tertarik untuk menganalis
metode al-Barqi juga dalam pemenuhan tugas kelompok yang diajukan pada mata
kuliah Metodologi Pembelajaran al-Qur’an, sehingga muncul pertanyaan,
“bagaimana metode al-Barqi dalam metodologi pembelajaran al-Qur’an?” yang
akan dijabarkan penulis melalui sejarah dan contoh metode al-Barqi, serta
keunggulan dan kelemahan metode al-Barqi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagaimana yang
dipaparkan penulis melalui latar belakang yakni:
1. Bagaimana metode al-Barqi dalam metodologi pembelajaran al-
Qur’an?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui metode al-Barqi dalam metodologi pembelajaran al-
Qur’an.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Menambah wawasan terkait metode al-Barqi sebagai suatu metode
yang dikaji dalam metodologi pembelajaran al-Qur’an.
2.
3.

2 Erich Fromm, Masyarakat yang Sehat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995), hal.
136.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode al-Barqi dalam Metodologi Pembelajaran al-Qur’an


Nama AL-BARQY ( ‫( البرقي‬berasal dari kata Albarqy yang berarti kilat.
Tambahan huruf y (‫( ى‬bertasydid adalah ya’ nisbah yang merubah kata benda agar
bisa berfungsi sebagai kata sifat. Yang dikehendaki adalah pernyataan majazi,
yaitu diharapkan buku ini bersifat seperti kilat atau cepat laksana kilat. Ada
sebuah pemeo (Al Ism wa du’a) nama adalah harapan dan do’a. Metode ini
merupakan salah satu metode membaca Al-Qur’an tercepat yang telah di teliti
oleh departemen Agama RI. Metode ini disebut sebagai metode Al-Barqy yang
juga dikenal dengan metode anti lupa merupakan metode yang paling efektif dan
efisien dalam pengajarannya. Ciri khas belajar dengan metode ini adalah mudah,
gembira, anti lupa dan cepat. Metode anti lupa, memungkinkan Anda belajar
sendiri dan tidak perlu bertanya kepada siapapun pada saat belajar. Dengan teknik
mengajar dan metode belajar yang tepat, maka anda dapat merasakan mudahnya
belajar mengaji. Semoga Allah menjadikan kita manusia-manusia yang selalu
rindu akan membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya.3
Metode Al-Barqi atau metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) menurut
Mukhtar adalah sebagai berikut:4
a. Pengenalan dan pengamatan secara keseluruhan (struktur) secara
sepintas maksudnya yaitu melihat atau pengenalan dan pengamatan
secara umum.
b. Pengenalan dan pengamatan lebih jauh (Analitik) sampai bagian-
bagian tertentu, maksudnya yaitu melihat dan menganalisis bagian
bagian yang terdapat dalam struktur kalimat.
Metode al-Barqy adalah salah satu metode belajar membaca dan menulis
al-Qur’an yang ditemukan oleh Muhadjir Sulthon seorang dosen Fakultas Adab

3 Muhiyatul Huliyah, Metode al-Barqy dalam Perspektif Multiple Intelligences, (Artikel


Dosen FTIK IAIN Banten), hal. 25.
4 Mukhtar, Materi Pendidikan Agama Islam., (Jakarta, Direktorat Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam: Universitas Terbuka, 1995), hal. 22-23.

3
4

IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 1965. Metode ini disebut juga sebagai
metode anti lupa karena struktur yang apabila pada saat siswa lupa dengan huruf-
huruf atau suku kata yang telah dipelajari, maka akan dengan mudah dapat
mengingat kembali tanpa bantuan guru. Muhadjir mengungkapkan pengajaran
membaca dan menulis huruf hijaiyah dengan metode al-Barqy ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan, antara lain harus diajarkan secara gradual, dibaca
langsung tanpa dieja, tidak diperkenalkan nama huruf hijaiyah, dituntut keaktifan
siswa bersifat praktis (diajarkan langsung dalam bentuk praktek), dan sederhana
(diawali dengan menerangkan hurufhuruf yang mudah diucapkan) (Mujafar, 1999:
IV). Syarat pengajaran metode Al-Barqy, antara lain: (1) pendekatan dengan
menggunakan 4 buah kata lembaga; (2) sistem analitik sintetik (memisahkan kata
seperti ADA dan RAJA); (3) menggunakan teknik menyanyi (menyanyi huruf
kata lembaga); (4) bercerita menceritakan untuk memberi kesan pada peserta didik
agar mengingat empat buah kata lembaga); (5) dan belajar konsentrasi. Metode al-
Barqy ada teknik tambahan, yaitu teknik tranfer (tehnik memperkenalkan huruf-
huruf sulit yang disebut huruf kucing dan huruf macan yaitu huruf yang memiliki
perbedaan makhraj tapi memiliki sifat huruf yang sama).
Untuk menangani anak berkebutuhan khusus yang disebut dengan ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau ADD (Attention
Deficit Disorder), selain diperlukan metode yang menyenangkan dan mudah
diperlukan juga sebuah metode yang dapat mengatasi perilaku anak. Penelitian ini
memadukan metode al-Barqy dengan metode ABA. Terapi ABA (Applied
Behavior Analysis) adalah suatu metode mengajar yang tanpa kekerasan yang
dasarnya menggunakan pendekatan behavioral, metode ini memfokuskan
penanganan pada pemberian reinforcement positif setiap kali anak berespon
benar sesuai dengan instruksi yang diberikan (Handojo, 2009: 269).
Reinforcement adalah tindakan mengikuti sebuah respon tertentu dengan
sebuah penguatan (Omrod, 2008: 422). Tidak ada hukuman (punishment)
dalam terapi ini, tetapi bila anak berespon nsosialf (salah
5

atau tidak tepat) atau tidak berespon sama sekali maka ia tidak akan mendapatkan
imbalan (reinforcement) positif yang ia sukai tersebut.5

1. Sejarah dan Contoh Metode al-Barqi


Pengarang Al Barqy adalah KH Muhadjir Sulthon, mantan ketua jurusan
Satra Arab Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya. KH Muhadjir
Sulthon, dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, ini memberikan
sumbangan yang besar bagi perkembangan metode membaca Al-Qur’an yang
efektif dan efisien. Setelah mempelajari berbagai metode membaca Al-Qur’an
yang berkembang sejak beberapa abad lalu hingga metode paling mutakhir,
Muhadjir akhirnya menemukan metode yang paling efektif. Metode AL-
BARQY terasa lebih dekat dengan bahasa anak-anak. “Saya berusaha
menyesuaikan ucapan yang biasa dilafalkan anak-anak di sini,” ujar anak
pertama dari tujuh bersaudara ini menjelaskan. Yaitu, a-da-ra-ja,ma-ha-ka-ya,
ka-ta-wa-na, sa-ma-la-ba. Jadi, sebisa mungkin diusahakan anak-anak tidak
asing dengan bacaan yang tengah mereka pelajari. Dari beberapa prestasi
yang diraihnya, anak pasangan H. Sulthon dan Hj. Musyarafah ini telah
menerima 3 penghargaan. Pertama, dari Menteri Agama, dalam hal tilawatil
Qur’an (1992). Kedua, dari Presiden Soeharto, berupa Satya Lencana Karya
Satya (1995). Ketiga, dari Mitra Karya Bhakti Pertiwi, berupa The Best
Award (1996). Dan pada 1994/1995, metode ALBARQY dinyatakan sebagai
metode mengajar membaca Al-Qur’an paling efektif untuk SD dan pra SD.6
Sekitar tahun 1992 ada perangkat pengajaran al-Qur’an dengan nama
“Metode al-Barqi” yang dicetak pertama kali di Surabaya oleh seseorang
yang bernama Muhajir Sulthon (pengarangnya), yang sebetulnya sudah
dipraktekkan tahun 1983, dan ditemukan pada tahun 1965. Metode al-Barqi
ini memperhatikan aspek psikologi pada peserta didik (siswa/santri). Dalam
pembelajaran al-Qur’an, metode ini memakai pendekatan global atau

5 Rini Astuti, Peningkatan Kemampuan Membaca al-Qur’an Pada Anak Atteion Deficit
Disorder Melalui Metode al-Barqy Berbasis Applied Behavior Analysis, (Jurnal Pendidikan Usia
Dini: Vol. 7, Edisi 2, 2013), hal. 4-5.
6 Muhiyatul Huliyah, Metode al-Barqy dalam Perspektif.... hal. 27-28.
5

gestaid
phsycology yang bersifat Struktural Analitik Sintetik (SAS). Metode ini
sudah
6

meninggalkan pengenalan nama huruf yaitu alif, ba’, dan seterusnya.


Yang dimaksud SAS ini adalah penggunaan struktur kata atau kalimat
yang tidak mengikuti bunyi mati (sukun), seperti; kata jalasa dan kataba.
Dalam perkembangannya al-Barqi ini menggunakan metode yang diberi
nama metode lembaga (sebagai kata kunci yang harus dihafal) dengan
pendekatan global dan bersifat Analitik Sintetik. Kata lembaga tersebut
adalah:
A-DA-RA-JA
MA-HA-KA-YA
KA-TA-WA-NA
SA-MA-LA-BA
Secara teoritis metode ini apabila diterapkan pada anak kelas empat SD
ke atas hanya memerlukan waktu 1 x 8 jam dan bagi orang dewasa cukup 1 x
6 jam, sedangkan jika buku al-Barqi di peruntukkan anak TK dengan cara
bermain, maka dapat memicu kecerdasan. Ada beberapa fase yang harus
dilalui untuk mendalami metode al-Barqi ini, antara lain:
1) Fase analitik yaitu ustadz/guru mengucapkan kata ( ‫ ا د رج‬tidak boleh
dieja), santri/anak didik menirukan sampai hafal. Setelah itu kata lembaga
tersebut dibagi menjadi dua a-da, dan ra-ja, santri/anak didik membaca
berulang-ulang dan dibolak-balik. Kemudian dilanjutkan dengan
pemenggalan setiap suku kata dan dibaca secara berulang sampai hafal.
Langkah selanjutnya evaluasi yang berisi ustadz/guru menunjuk huruf
secara acak dan santri/anak didik tinggal membunyikannya saja.
2) Fase sintetik pada fase ini keempat kata lembaga tersebut dipenggal
kemudian digabung secara acak persuku kata sehingga membentuk suatu
bacaan. Contohnya seperti:

‫كتون–سملب‬

3) Fase penulisan begitu juga pada fase ini peserta santri/anak didik menebak
tulisan yang berupa titik-titik seperti ‫ ك‬dengan pensil ustadz/guru
7

4) menunjukkan jalan pena menurut arah anak panah agar tidak terbalik,
setelah dianggap baik, dilanjutkan pengenalan pada bentuk tulisan
lainnya.
5) Fase pengenalan bunyi cara pengenalannya melalui tiga tahap, yaitu :
(a) Pertama: adaraja – mahakaya – katawana – samalaba, idiriji – mihikiyi
– kitiwini – similibi, uduruju – muhukuyu – sumulubu.
(b) Kedua: adaraja – idiriji – uduruju, mahakaya – mihikiyi – muhukuyu,
dan seterusnya.
(c) Ketiga: a – i – u, da – di – du, ra – ri – ru, ja – ji – ju, dan seterusnya.
5) Fase pemindahan fase ini bertujuan untuk memindahkan pengenalan bunyi
Arab yang sulit, maka didekatkan dengan bunyi Indonesia yang
berdekatan. Contohnya seperti: di bawahnya ditulis ‫ د‬di atas di tulis ‫س‬
bawahnya di tulis ‫ ش‬atau:

‫ ت ج د س‬،‫ث ز د ش‬
6) Fase pengenalan tanwin harakat dobel yang berbunyi “n” (tanwin), perlu
ditegaskan pada murid/santri bahwa tanwin itu hanya ada disuku terakhir
dari kata. Jadi tidak ada diawal atau di tengah. Contoh:

‫ا ا ا – ب ب با – ت ت تا‬
7) Fase pengenalan mad didahulukan sebelum sukun. Tahap ini harus
dimatangkan lebih dahulu sebelum sukun dan syiddah. Untuk sementara
agar memudahkan anak, di atas bacaan panjang diberi tanda (-) dan
pendek (.) tanda tersebut untuk sementara saja, dalam latihan atau
pekerjaan rumah anak disuruh memberi tanda bacaan tersebut pada
kalimat atau ayat, sebagai cross chek terhadap pemahaman anak. Contoh:

‫ا با جا دا – اي بي جي دي‬

8) Fase pengenalan sukun: cara mengenal sukun dengan membuat titian unta
yaitu:
8

‫ اد – ا د‬،‫ ار‬-‫ار‬
9) Fase pengenalan syiddah, cara pertama: dibuat titian unta seperti sukun:
Contoh pertama:
‫مس – مس – مس‬
‫بر – بر – بر‬
Contoh kedua:
‫مس – مس‬
‫بر – بر‬
Contoh ketiga:
‫مس – مس‬
10) Fase pengenalan nama huruf dikenakan, cara mengenakan atau membaca
nama harus dengan al, jadi al-ba’, bukan ba’, al-jim jadi bukan jim. Hal
ini untuk segera dapat membedakan mana yang qomariyah dan mana yang
syamsiyah. Contoh:

‫الشمسیة‬ ‫القمریة‬
‫التاء‬ ‫الباء‬

11) Fase pengenalan huruf yang tidak bisa dibaca huruf yang tidak
mendapatkan tanda saksi (harakat) tidak dibaca biasanya terdiri dari huruf
‫ ا‬-‫ و‬contohnya seperti dibawah ini:

(a) Melewati satu huruf : ‫واستعینوا‬


(b) Melewati dua huruf : ‫والشمس‬
(c) Melewati tiga huruf : ‫ادخلو الباب‬
(d) Melewati empat huruf : ‫و‬

12) Fase pengenalan bacaan yang musykil bacaan-bacaan seperti biasanya


dijumpai dalam al-Qur’an seperti:
‫اصا ولصصن من المص والمص م و لصا صا‬
13) Fase pengenalan menyambung untuk dapat menyambung, hanya
diperlukan menghafal lima kunci menulis, yaitu:
9

(a) Alif dan huruh bengkok ke kiri tidak dapat disambung ke kiri.
(b) Mim dan huruf yang bengkok jika disambung diluruskan ke kiri.
‫م خ ج مسح خسر جھـر‬
(c) Huruf yang cekung di bawah garis, jika disambung diluruskan di atas
garis.
‫ضلن‬
.‫ضرب لمس نصر‬
(d) Huruf yang bersudut disambung lewat sudut.
‫د ك بدر شكر‬
(e) Huruf akhir berbentuk asli, tanpa ada perubahan khusus dan
disambung alif.
14) Fase pengenalan waqof. Baik dalam membaca Al-Qur’an, maupun yang
lain, atau berbicara,

Adapun sistematika pengajaran yang digunakan dalam metode ini adalah:


a) Pengamatan sebuah struktur kata atau kalimat
b) Pemisahan
c) Pemilihan
d) Pemaduan
Sedangkan teknik penyajiannya adalah:
a) Menggunakan titian ingatan (untuk mengingatkan waktu lupa)
b) Mengadakan pengelompokkan bunyi untuk mengenal atau pindah dari
huruf yang telah dikenal ke huruf yang sulit.
c) Mengelompokkan bentuk huruf untuk memudahkan belajar
menyambung (imla’).
d) Menggunakan pengenalan dengan menggunakan titian unta (titian yang
mengarah) yaitu dalam mengajarkan tasydid dan sukun.
10

e) Menggunakan drill dalam mengenalkan makhroj maupun kepekaan


terhadap kefasihan membaca. (Shulton, 2004:10).7

2. Keunggulan dan Kelemahan Metode al-Barqi


Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode Al-barqy ini, yaitu
sebagai berikut:
a. Kelebihan:
1) Menggunakan sistem 8 Jam, artinya hanya dengan waktu 8 jam
murid dapat membaca dan menulis huruf Al-Qur’an.
2) Praktis untuk segala umur.
3) Menggunakan metode yang aktual yaitu SAS (Struktur Analitik
Sintetik) yang memudahkan murid belajar Al-Qur’an.
4) Memperhatikan pendekatan, sistematika dan teknik dalam
pembelajaran.
5) Cepat dapat membaca huruf sambung.
6) Bukunya dilengkapi teknik imlak yang praktis dan teknik menulis
khat, serta dilengkapi dengan buku latihan menulis Al BARQY
(LKS).
7) Tidak membosankan karena ada teknik-teknik yang akurat dan
menarik seperti: menyanyi, permainan dan lain-lain.
8) Sangat cepat jika dipakai secara massal.
b. Kekurangan
Meskipun disebut metode 8 jam, namun bagi anak-anak sebaiknya
tidak menggunakan patokan waktu dalam belajar. Sesuaikan saja dengan
daya tahan mereka.8

7 Khoirun Nasihin, Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode Dallang di


Madrasah Diniyah Takmiliyah Pondok Pesantren Modern Jawa Hanacaraka Wonogiri, (Tesis:
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2016) hal. 64-70.

8 Muhiyatul Huliyah, Metode al-Barqy..... hal. 27.


11

Adapun keuntungan yang didapat dengan menggunakan metode al-Barqi


ini adalah:
1) Bagi guru (guru mempunyai keahlian tambahan sehingga dapat
mengajar dengan lebih baik, bisa menambah penghasilan di waktu
luang dengan keahlian yang dipelajari).
2) Bagi Murid (murid merasa cepat belajar sehingga tidak merasa bosan
dan menambah kepercayaan dirinya karena sudah bisa belajar dan
mengusainya dalam waktu singkat).
3) Bagi Sekolah (sekolah menjadi lebih terkenal karena muridmuridnya
mempunyai kemampuan untuk menguasai pelajaran lebih cepat
dibandingkan dengan sekolah lain).9

9 Khoirun Nasihin, Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an..., hal. 70.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode al-Barqi menjadi salah satu solusi tepat dalam metodologi
pembelajaran al-Qur’an, solusi untuk anak berkebutuhan khusus dalam
mempelajari al-Qur’an serta praktis untuk segala umur. Kemudahan yang
disajikan yakni dengan metode yang aktual yaitu SAS (Struktur Analitik Sintetik).

B. Saran
Metode al-Barqi perlu untuk dilestarikan sebagaimana metode dalam
metodologi pembelajaran al-Qur’an yang lainnya. Agar kemudahan dalam
mempelajari al-Qur’an terasa mudah kapanpun. Maka, perlu juga metode-metode
yang sudah ada menjadi acuan bagi setiap kaum intelek muslim untuk membuat
metode baru dalam memberikan kemudahan mempelajari al-Qur’an.

12
DAFTAR PUSTAKA

Artikel
Huliyah, Muhiyatul. Metode al-Barqy dalam Perspektif Multiple Intelligences.
Artikel Dosen FTIK IAIN Banten.

Buku
Fromm, Erich. 1995. Masyarakat yang Sehat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mukhtar. 1995. Materi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Direktorat Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam: Universitas Terbuka.

Internet
https://www.kompasiana.com/olivelaswad/5564426ab3927354178dcb2b/tantanga
n-pendidikan-agama-islam-di-era-globalisasi

Jurnal
Astuti, Rini. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca al-Qur’an Pada Anak
Atteion Deficit Disorder Melalui Metode al-Barqy Berbasis Applied
Behavior Analysis. Jurnal Pendidikan Usia Dini: Vol. 7, Edisi 2.

Tesis
Nasihin, Khoirun. 2016. Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode
Dallang di Madrasah Diniyah Takmiliyah Pondok Pesantren Modern
Jawa Hanacaraka Wonogiri. Tesis: Pascasarjana Institut Agama Islam
Negeri Surakarta.

13
13

Anda mungkin juga menyukai