Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL SKRIPSI

PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS ETIK MELALUI SHOLAT


DHUHA DAN SHOLAT DZUHUR BERJAM’AH (STUDY KASUS DI SMK
NAHDLATUTH THALABAH KESILIR-WULUHAN-JEMBER TAHUN
AJARAN 2017-2018)

A. Konteks penelitian

Agama adalah pengakuan terhadap adanya hubungan manusia

dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi. Arti lain dari agama adalah

ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang

rasul1. Sedangkan Islam adalah agama yang sempurna, yang sangat

menjunjung tinggi akhlak al-karimahnya. Sebagaimana Rosulullah saw

dalam Sabdanya di utus olah Allah untuk menyempurnkan akhlak, “Aku

diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak (moral) yang baik/mulia”

(HR. Bukhari, Hakim dan Baihaqi).2

Merujuk pada pengertian tersebut, pendidikan agama berarti

pendidikan yang materi bimbingan dan arahannya adalah ajaran agama

yang ditujukan agar manusia memercayainya dengan sepenuh hati akan

adanya Tuhan, patuh dan tunduk melaksanakan perintahNya dalam bentuk

beribadah, dan berakhlak mulia.

Di dalam UUSPN no. 2/1989 pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa


isi kurikulum setia jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat,
antara lain Pendidikan Agama. Dan didalam penjelasannya dinyatakan
bahwa Pendidikan Agamamerupakan usaha untuk memperkuat iman dan

1
Abdul Rahman Saleh,“Pendidikan Agama danpembangunanwatakbangsa”, Jakarta: PT.
Raja GrafindoPersada.
2
Muhaimin, DKK, “Paradikma Pendidikan Islam”, (Bandung;PT remaja Rosdakaya
Offset. 2012,Cetke-5) , hlm.284

1
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang
dianut peserta didik yang bersangkutan dengan mempehatikan tuntutan
untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.3

SedangkanPendidikan Agama Islam pada khususnya berfungsi

untuk memebentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, yang

memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan serta bertingkah laku

berdasarkan norma-norma susila menurut agama islam.

Adapun tujuan pendidikan nasional sebagaimana disebutkan dalam

pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.4

Di indonesia lembaga pendidikan yang mengajarkan bidang

agama, lebih dikenal dengan sebutan Pondok Pesantren. Pondok Pesantren

merupakan Lembaga pendidikan yang mengajarkan agama islam yang

pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan dengan cara

non klasikan (sistem bandungan dan sorogan) dimana seorang Kiyai

mengajar santri-santri berdasarkan pada kitab-kitab yang ditulis dalam

bahasa arab oleh ulama-ulama besar sejak abad pertengahan , sedangkan

3
Ibid, hal.75
4
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika , 2009),
hal.

2
para santri biasanya tinggal didalam pondok/asrama pada pesantren

tersebut5.

Pada masa sekarang ini Pondok Pesantren tidak hanya

mengajarkan ilmu agama, tapi mayoritas Pondok Pesantren sekarang juga

menerapkan ilmu umum , seperti Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah

Sukorejo dan Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah atau lebih sering

dikenal dengan sebutan YASINAT.

Kita juga mendengar, melihat dan menyaksikan, betapa para

pemuda, pelajar, dan mahasiswa yang diharapkan menjadi tulang

punggung bangsa telah terlibat VCD porno, pelecehan seksual, narkoba,

geng motor, dan perjudian.Contoh-contoh tesebut erat kaitannya denga

kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya manusia, serta menunjukkan

betapa rendah dan rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan

bangsa.6Masalah ini terjadi mungkin disebabkan oleh bebasnya pergaulan,

kurangnya perhatian orang tua dan kurangnya penanaman nilai-nilai

keagamaan (membentuk sikap religius diri).

karena pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan pada semua

jalur dan jenjang pendidikan tidak hanya menekankan pada pengajaran dan

pengetahuan terhadap Islam, tetapi juga pada pelaksanaan dan pengamalan

agama peserta didik dalam seluruh kehidupannya. Sehingga menjadi

sebuah koreksi kepada semua pihak bahwa sangat penting menanamkan

5
Drs.H.Kafrawi MA, “Pembaruan sistem Pendidikan Pondok Pesantern”, (Jakarta:PT
Cemara,I,1978)
6
E.Mulyasa, “Pengembanga dan Implementasi Kuikulum 2013”, (Bandung:PT remaja
Rosdakarya Offset,2015, Cet ke-6),hal.14

3
nilai-nilai religius pada peserta didik, menjadi sebuah keharusan untuk

menanamkan nilai-nilai religius di sebuah lembaga pendidikan.

Yang dicari dan diharapkan untuk anak-anak kita adalah


bagaimana mereka menjadi abdi-abdi allah yang beragama baik,namun
sekaligus orang yang mendalam cita rasa religiusitasnya, dan yang
menyinarkan damai murni karena fitrah religiusnnya.7

Bentuk pengaplikasian kegiatan nilai-nilai religius yakni salah

satunya dengan shalat, yang mana telah diakui oleh para ulama dan para

peneliti atau pakar, bahwa salah satu ibadah yang sangat penting dalam

Islam adalah shalat. Shalat memiliki kedudukan istimewa baik dilihat dari

cara memperoleh perintahnya yang dilakukan secara langsung, Kedudukan

shalat dalam agama Islam sebagai ibadah yang menempati posisi penting

yang tidak dapat digantikan oleh ibadah apa pun juga, shalat merupakan

tiang agama yang tidak akan dapat tegak kecuali dengan shalat.

Di tengah kehidupan yang penuh dengan tantangan ini, yang

dengan mudahnya mengikis religiusitas para pemudanya, SMK Nahdlatuth

Thalabah tampil dengan gerakan berbeda. gerakan dalam rangka

penanaman nilai-nilai religius agar menjadi rem bagi mereka (para siswa)

dalam setiap tingkah lakunya.

Yakni dengan melakukan shalat dhuha berjama’ah sebelum

kegiatan belajar mengajar dan shalat dzuhur berjama’ah pada jam istirahat

kedua.8Selain itu, ada pula kegiatan pembacaan asma’ul husna bersama di

7
Muhaimin, DKK, “Paradikma Pendidikan Islam”, (Bandung;PT remaja Rosdakaya
Offset. 2012,cet ke-5) hlm.288
8
Observasi di SMK Nahdlatuth Thalabah, 14 januari 2018

4
lapangan sekolah sebagai do’a dan membaca ayat-ayat suci al-Qur’an

ketika sudah memasuki kelas sebelum guru yang mengajar datang.

Bedasarkan hal inilah, peneliti termotivasi untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut dan mengkaji lebih mendalam dengan judul

“PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS ETIK MELALUI SHALAT

DHUHA DAN SHALAT DZUHUR BERJAMA’AH DI SMK

NAHDLATUTH THALABAH KESILIR-WULUHAN-JEMBER

TAHUN AJARAN 2017-2018”

B. Fokus Penelitian/Rumusan Masalah

Untuk lebih jelas dan terarah dalam melakukan penelitian, maka

penulis merumuskan masalah yang akan dikaji ini dalam bentuk

pertanyaan :

1. Bagaimana pelaksanaan Shalat Dhuhadan Shala Dzuhur Berjama’ah

dalam penanaman nilai-nilai religius etik di SMK Nahdlatuth

Thalabah ?

2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan Shalat

Dhuha dan Shala Dzuhur Berjama’ah dalam penanaman nilai-nilai

religius etik di SMK Nahdlatuth Thalabah ?

3. Bagaimana dampak pelaksanaan Shalat Dhuha dan Shala Dzuhur

Berjama’ah dalam penanaman nilai-nilai religius etik di SMK

Nahdlatuth Thalabah ?

C. Tujuan dan Kegunaan penelitian

1. Tujuan Penelitian

5
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak

dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan Shalat Dhuha dan Shala Dzuhur

Berjama’ah dalam penanaman nilai-nilai religius etik di SMK

Nahdlatuth Thalabah ?

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat

pelaksanaan Shalat Dhuha dan Shala Dzuhur Berjama’ah dalam

penanaman nilai-nilai religius etik di SMK Nahdlatuth Thalabah ?

c. Untuk mengetahui dampak pelaksanaan Shalat Dhuha dan Shala

Dzuhur Berjama’ah dalam penanaman nilai-nilai religius etik di

SMK Nahdlatuth Thalabah ?

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya

tujuan. Kegunaan hasil penelitian ada 2 hal, yaitu : keguanaan untuk

mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.9

Dari hasil penelitian diatas diharapakan dua hal tersebut dapat

berguna :

a. Kegunaan Teoritis

Sugiyono, 2015,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


9

R&D, Bandung:Alfabeta, hlm. 388.

6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan atau refrensi

terutama bagi mahasiswa maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan

informasi sebagai acuan pada penelitian yang akan dibahas oleh penulis.

b. Kegunaan Praktis

1) Bagi Peneliti

Memberi wawasan dan pengalaman empiris dibidang penelitian. Hasil

penelitian dapat dijadikan bekal untuk menjadi guru yang cakap dan

berkonpetensi dan pengalaman praktis. Dan menyusun karya tulis

ilmiah serta sebagai syarat dalam menyelesaikan program sarjana.

2) Bagi Pihak sekolah yang diteliti

a. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

pertimbangan untuk meningkatkan nilai-nilai religius etik dalam

pelaksanaan Shalat Dhuha dan Shalat Dzuhur berjama’ah yang

telah dilaksanakan siswa.

b. Bagi guru, Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

evaluasi agar tercapai proses peningkatan nilai-nilai religius etik

siswa yang sesuai dengan harapan yang optimal.

c. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan semangat untuk terus

melaksanaknShalat Dhuha dan Shalat Dzuhur berjama’ah agar

nilai-nilai religius tertanamkan dengan baik.

d. Bagi orang tua siswa, diharapkan juga sebagai masukan dalam

mengembangkan nilai-nilai religius dalam pembiasaan

7
melaksanakan Shalat Dhuha dan Shalat Dzuhur berjama’ah di

rumah untuk mengajarkan anak kearah perilaku yang positif.

D. Kajian Penelitian Terdahulu

Dari pengamatan penulis ada beberapa hasil penelitian yang

berhubungan dengan apa yang hendak penulis bahas dalam skripsi ini,

antara lain :

Pertama, Skripsi yang di tulis oleh Miftachul Al Islam, mahasiswa

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2016, “Penanaman

Nilai-Nilai Ibadah Shalat Dzuhur Berjama’ah Pada Murid di Sekolah

Dasar Brawijaya Smart School Malang”. Penelitian ini menjelaskan

mengenai Nilai-nilai ibadah shalat dzuhur berjama’ah.10

Kedua, Skripsi yang di tulis oleh Khoirul Hamzah, Mahasiswa

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tabiyah IAI Ibrahimy

Sukorejo Situbondo 2009, “Pengaruh shalat Dhuha Terhadap

Kedisplinan Siswa Di SMP Islam Plus Miftahul Waritsin Sukosari

Sukowono Jember”, Penelitian ini mengungkapan suatu pengaruh dari

ibadah shalat dhuha terhadap kedisiplinan siswa.11

Berdasarkan kajian terhadap penelitian diatas, penelitian ini

berusaha menempatkan posisi yang berbeda dengan penelitian-penelitian

sebelumnya. Dari ketiga hasil penelitian tersebut, belum ada yang


10
Miftachul Al Islam, 2016, “Penanaman Nilai-Nilai Ibadah Shalat Dzuhur Berjama’ah
Pada Murid di Sekolah Dasar Brawijaya Smart School Malang”, Skripsi Fakulatas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
11
Khorul Hamzah, 2009, “Pengaruh shalat Dhuha Terhadap Kedisplinan Siswa Di SMP
Islam Plus Miftahul Waritsin Sukosari Sukowono Jember”, Fakultas Tabiyah IAI Ibrahimy
Sukorejo Situbondo

8
membahas secara detail tentang nilai-nilai religius etik dalam suatu

kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah. Hal ini dapat dilihat dari fokus

penelitian yang berbeda dalam ketiga penelitian diatas.

Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji masalah-masalah

yang belum dikaji pada penelitian-penelitian sebelumnya dengan

memfokuskan pada penelitian penanaman nilai-nilai religius etik melalui

kegiatan shalat dhuha dan shalat dzuhur berjama’ah.

E. Kajian Teori

1. Penanaman

Proses, cara, perbuatan menanam, menanami atau menanamkan.12

2. Nilai

Dalam Kamus Bahasa Indonesia nilai berarti taksiran, sifat-sifat (hal-hal)

penting yang dianggap penting atau yang berguna bagi kemanusiaan

yang dapat mendorong manusia mencapai tujuannya dan sesuatu yg

menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.13

Persoalan nilai ini biasanya terkait dengan akhlak, moral atau karakter.
Nilai menjadi acuan penting hidup manusia, supaya hidup dan tindakan
manusia menjadi bernilai, Nilai melekat pada semua tindakan manusia
dalam bebagai bidang kehidupan.14

3. Religius

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010 : 9-10), Religius

adalah sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

12
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
13
Kamus Bahasa Indonesia Edisi ke-2, hlm. 690
14
Achmad sanusi, “Sistem Nilai”, (Bandung:Nuansa Cendikia, Cet.1:2015), hal.14-15

9
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup

rukun dengan pemeluk agama lain.15

4. Shalat

Shalat menurut bahasa adalah berdo’a, sedangkan menurut syara’ adalah

beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan ucapan takbir dan

diakhiri dengan ucapan salam, yang dikerjakan dengan memenuhi syarat-

syarat yang telah ditentukan.16

5. Shalat Dhuha

Shalat sunnah yang dikerjakan semenjak dari naiknya matahari hingga

sampai kecondongnya matahari (kearah barat). Dan dikerjakan paling

sedikitnya dua (2) rakaat dan paling banyaknya dua belas (12) rakaat.17

6. Shalat Dzuhur

Imam Nawawi berkata, disebut shalat dzuhur, sebab shalat itu tampak

terang (dikerjakan) pada tengah-tengah hari. Waktu mulainya shalat

dzuhur adalah ketika bergesernya/condongnya matahari dari tengah-

tengahnya langit, sedangkan akhir waktunya shalat dzuhur adalah ketika

bayang-bayang setiap sesuatu (benda) menjadi sepadan dengan sesuatu

(benda) tersebut.18 Dengan jumlah rakaat, 4 (empat) rakaat.

15
Dr.Ali Maksum,”Sosiologi Pendidikan”,(Malang:Madani,2016),hlm.107
16
Asy-Syekh Muhammad bin Qosim Al-Ghazaly, Alih Bahasa: Achmad Sunarto,
“Terjemah Fat-hul Qorib,jilid 1”, (Surabaya:Al-Hidayah,1991),hal.112
17
Ibid,hal.125
18
Ibid,hal.113

10
F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara sistematis yang digunakan peneliti

dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam proses identifikasi dan

penjelasan berbagai fenomena yang sedang diteliti dan di analisis.19

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian lapangan

(field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif yang ditujukan

untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena dengan

apa adanya dengan sudut pandang partisipan.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk


memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek peneliian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain., secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.20

Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan


untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.21

Dalam penelitian ini, data diperoleh dari hasil observasi, hasil

wawancara yang mendalam dan dokumentasi yang menghasilkan data

yang bersifat deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses

terjadinya peristiwa yang dialami oleh subyek penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data


19
Juliansyah Noor, “Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan karya ilmiyah”,
(Jakarta: Kencana
Pranada Media Group,2012), hlm.34.
20
Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif-edisi revisi-“, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2014),hal.6
21
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 1

11
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data.22

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak

akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti pada

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif.

Wawancara memungkinkan peneliti mengumpulkan beragam

informasi dari responden dalam berbagai situasi dan konteks. Meskipun

demikian, wawancara perlu digunakan dengan berhati-hati karena perlu

ditriangulasi dengan data lain.23

Wawancara dapat didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang

atau lebih dengan tujuan tertentu.24 Jadi dengan wawancara, maka

peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan

dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal

ini tidak bisa dtemukan melalui observasi.

22
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung:
Alfabeta,2015, Cet,
ke21), hlm. 308.
23
Ibid, hlm. 45
24
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Alfabeta,2015), hlm72

12
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

penanaman nilai-nilai religius etik melalui shalat dhuha dan shalat

dhuhur berjama’ah dari informan utama dan pendukung.

Informan utama yakni Kepala Sekolah SMK Nahdlatuth Thalabah

Kesilir Wuluhan Jember, Wk. Kurikulum SMK Nahdlatuth Thalabah

Kesilir Wuluhan Jember, Guru PAI SMK Nahdlatuth Thalabah Kesilir

Wuluhan Jember dan Siswa SMK Nahdlatuth Thalabah Kesilir Wuluhan

Jember.

b. Observasi

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-

proses pengamatan dan ingatan.25

Dalam pelaksanaannya, interaksi peneliti dan partisipan

berlangsung dalam waktu yang lebih lama, sebab peneliti dituntut untuk

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan di lokasi penelitian yang

tengah diteliti .

Dalam pelaksanaanya pula, peneliti dapat menggali dan

menemukan sendiri informasi yang tidak terungkap serta mengamati apa

yang sebenarnya terjadi.26

25
Ibid, hlm.203.
26
Samiaji Sarosa, “Penelitian Kualitatif:Dasar-Dasar”, (Jakarta Barat: Indeks.2012, Cet
ke-1), hlm.57

13
Observasi ini dilakukan untuk melihat secara langsung mekanisme

pelaksanaan kegiatan shalat dhuha dan shalat dzuhur berjama’ah yang

dilaksnaka setiap hari di SMK Nahdlatuth Thalabah.

c. Dokumentasi

Selain informasi bisa didapat dari pendekatan observasi dan

wawancara peneliti juga menggunakan teknik menelaah dokumen atau

yang biasa disebut dokumentasi.

Dokumen adalah segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang

dibuat oleh manusia. Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik

berbentuk catatan dalam kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy).

Dokumen dapat berupa buku, artikel media massa, catatan harian,

manifesto, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto dan

lainnya.27

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data gambaran

umum lokasi penelitian serta hal-hal yang terkait dengan penanaman

nilai-nilai religius etik melalui kegiatan shalat dhuha dan shalat dzuhur

berjama’ah.

3. Sumber Data

Dalam memperoleh sebuah data yang valid, maka jenis data yang

akan digunakan pada penelitian ini adalah:

27
Samiaji Sarosa, “Penelitian Kualitatif:Dasar-Dasar”, (Jakarta Barat: Indeks.2012, Cet
ke-1), hlm.61

14
a. Data Primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data.28 Maka, dalam hal ini data yang diambil

dari sumber yang pertama berupa hasil dari wawancara langsung

dengan siswa dan guru SMK Nahdlatuth Thalabah Kesilir Wuluhan

Jember, beserta pihak-pihak yang terkait di dalamnya tentang

pelaksanaan shalat dhuha dan shalat dzuhur berjama’ah. Dan data yang

menjadi obyek informan adalah seluruh data-data yang ada pada SMK

Nahdlatuth Thalabah Kesilir Wuluhan Jember baik tertulis maupun

berupa dokumen-dokumen.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberi data kepada pengumpul data. Dengan demikian, data sekunder

dalam penelitian ini diambil dari hasil laporan penelitian dan karya tulis

ilmiyah. Seperti, buku-buku yang relevan dan masih berkenan dengan

pembahasan tentang nilai-nilai religius etik serta shalat dhuha dan shalat

dzuhur berjama’ah di SMK Nahdlatuth Thalabah Kesilir Wuluhan

Jember. Data ini sebagai pelengkap yang dapat dikorelasikan dengan data

primer.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan

28
Sugiyono,“Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung:
Alfabeta.2014. Cet, ke-20), hlm.137.

15
dan dokementasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun

ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.29

Data ini menggunakan data kualitatif. Yang mana dalam analisis

data kualitatif adalah bersifat induktif. Menurut Bogdan & Biklen, 1982,

Analisis Data Kualitatuf adalah Upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,

dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 30

Karena penelitian kualitatif cenderung menghasilkan jumlah data

yang sangat banyak dan kurang tersturktur, maka pada penelitian ini

penulis menggunakan langkah-langkah dalam proses analisis data yaitu:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

perlu dicatat secara teliti dan rinci .

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan

29
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung:
Alfabeta.2014. Cet, ke-20), hlm. 89
30
Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif-edisi revisi-“, (Bandung:PT
Remaja Rosdakarya,2014),hal.248

16
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila

diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh

tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif

adalah pada temuan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya.

Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencakan kerja. Disarankan pula dalam

mendisplay data, selain dengan teks naratif juga dapat berupa grafik,

matrik, network, (jejaring kerja) dan chart.31

c. Conclusion Drawing atau Verification (Kesimpulan)

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan sebuah kesimpulan dan verifikasi.32 Hal

ini adalah merupakan analisis lanjutan dari reduksi dan penyajian data.

Dengan kata lain analisis penelitian kualitatif dimulai dari reduksi

data, penyajian dan terakhir verifikasi, adalah inti temuan penelitian

secara eksplisit.

31
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung:
Alfabeta.2015,Cet, ke-21), hlm. 97
32
Ibid, hlm. 99

17
G. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka

sistematika pembahasan ini terdiri dari lima bab. Secara singkat peneliti

akan menguraikan pembahasannya.

BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini merupakan tahapan awal penulisan

skripsi yang meliputi: Konteks Penelitian, Fokus Penelitian/Rumusan

Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kajian Penelitian Terdahulu,

Kajian Teori , Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.

BAB II : Kajian teori, pada bab ini menjelaskan tentang pembahasan

nilai-nilai religius etik dan shalat dhuha dan shalat dzuhur berjama’ah,

yang didalamnya membahas tentang pengertian nilai dan shalat, macam-

macam nilai, nilai religius manusia,tata cara pelaksanaan sholat dhuha

berjama’ah, tata cara pelaksaan shalat dzuhur berjama’ah, keutamaan

shalat, keutamaan shalat dhuha, keutamaan shalat dhuhur, keutamaan

shalat berjama’ah, manfaat shalat dhuha, manfaat shalat bejama’ah.

BAB III : Metode penelitian, dalam penelitian ini penulis menggunakan

penelitian kualitatif maka, penulis memaparkan metode yang akan

digunakan yaitu: Pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan

data, teknik analisis data, dan keabsahan data. Sumber data yang

digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sedangkan teknik

pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

BAB IV : Paparan data dan pembahasan, setelah penulis melakukan

kajian teori dan paparan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang

18
melalui dengan beberapa cara, maka penulis akan menganalisis dalam

bentuk pembahasan yang berisi tentang penanaman nilai-nilai religius etik

melalui sholat dhuha dan sholat dzuhur berjam’ah di SMK Nahdlatuth

Thalabah Kesilir Wuluhan Jember.

BAB V : Penutup, dalam bab ini berisi kesimpulan yang menjadi jawaban

dari pokok permasalahan yang telah penulis teliti dan juga berisi saran-

saran yang berguna.

19

Anda mungkin juga menyukai