Anda di halaman 1dari 10

TRADISI NGUPATI

(4 BULANAN)
ANGGOTA KELOMPOK 1 KELAS 7C:
• DYAH ANIS
• RIFQI AULIA R.
• SOVIANA INDAH H.
• TIA FEBRI A
TRADISI NGUPATI

02
Makna
04
menurut Islam
01
Definisi 03
Kegiatannya
Definisi Tradisi Ngupati

Tradisi menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia”


adalah adat kebiasaan turun menurun dari nenek
moyang yang masih dijalankan dalam kehidupan
masyarakat.

Menurut Hasan Suadi (2007: 128) tradisi ngapati


adalah upacara atau selametan yang diadakan oleh
komunitas masyarakat jawa untuk memperingati
keberadaan janin yang di kandung ketika memasuki
usia 4 bulan diambil dari bahasa jawa papat (empat).

Menurut Munawwir (2000: 654) berpendapat


bahwa tradisi dan upacara yang dikenal juga dengan
istilah selametan dari bahasa Arab salâmatun, yang
dimaknai sebagai keadaan lepas dari insiden-
insiden yang tidak dikehendaki.
Definisi Tradisi Ngupati

Suwito (2007) memaknai istilah selametan dari


kata slamet yang berarti “gak ana apa-apa” (tidak
ada apa-apa), atau lebih tepat “tidak akan terjadi
apa-apa” (pada siapa pun).

Menurut Busro (2015) tradisi ngupati yaitu ngaji


bersama membaca surat Waqi’ah, Yaasin, Maryam,
Yusuf. Menurut beliau Surat Yaasin itu mempunyai
berkah untuk keselamatan.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tradisi


ngupati adalah suatu tradisi atau upacara selamatan yang
dilaksanakan pada saat seorang ibu hamil memasuki bulan ke
empat, sebagai ugkapan rasa syukur dan doa.
TUJUAN TRADISI NGUPATI

Menurut Sholikhin, Muhammad (2010: 71-72) Tujuan dari tradisi ngupati adalah memohon
kepada Allah, agar janin dalam kandungan dan ibunya selalu diberi keselamatan,
kesehatan dan kebahagiaan selalu. Upacara tersebut dimaksudkan sebagai langkah
antisipasi, memohon kepada Allah agar semuanya menjadi baik di sisi Allah.

Menurut Suadi, Hasan ( 2015: 244) Tradisi ngapati secara subtansial adalah berdoa kepada
Allah SWT untuk kebaikan ibu dan calon bayi, juga sebagai bentuk harapan sang ibu bagi
anak yang dikandungnya agar menjadi anak yang rizqinya banyak dan berkah, usianya
panjang, menjadi anak yang sholeh, meniru sifat-sifat yang dimiliki oleh Maryam -jika
jabang bayi itu berjenis kelamin perempuan- atau sifat-sifat yang dimiliki oleh Nabi Yusuf -
jika jabing bayi itu berjenis kelamin laki-laki.
Add title here

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan tujuan dari tradisi upacara ngupati adalah berdoa kepada
Allah SWT untuk kebaikan ibu dan calon bayi, memohon perlindungan supaya anak lahir sebagai
manusia yang utuh sempurna, yang sehat, dianugerahi rizki yang baik dan lapang, berumur Panjang
bermanfaat, yang penuh dengan nilai-nilai ibadah, beruntung di dunia dan di akhirat dan harapan
untuk anak yang sholeh, meniru sifat-sifat yang dimiliki oleh Maryam -jika jabang bayi itu berjenis
kelamin perempuan- atau sifat-sifat yang dimiliki oleh Nabi Yusuf -jika jabing bayi itu berjenis
kelamin laki-laki.
KEGIATAN TRADISI NGUPATI

Pada umumnya, saat pelaksanaan upacara ngupati ini maka


keluarga besar dan tetangga atau kerabat dekat diundang
untuk melangsungkana cara ngupati tersebut.
Bagi mereka yang mempunyai dana lebih bisa juga mengundang
pembicara seperti ustad untuk memimpin jalannya uapcara
ngupati tersebut.
TRADISI NGUPATI MENURUT ISLAM

Tradisi ngupati ini dapat didasarkan pada hadis penciptaan manusia yang berbunyi : “Dari
Abu Abdir-Rahman Abdullah bin Mas‟ud Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shadiqul
Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau
bersabda,"Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut
ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum),
kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi
mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula.Kemudian seorang Malaikat diutus
kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat
hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka demi
Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan
Dia,”(Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim).
TRADISI NGUPATI MENURUT ISLAM

Dan di kuatkan dengan ayat Al-Qur‟an Surat Al-Mu‟minun ayat 12-14, yang berbunyi:
“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah,
kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan
daging…“.(Q.S Al-Mu‟minun, 12-14.)”.

Dari hadis dan ayat Al-Qur‟an di atas, di jadikan dasar teori untuk menguatkan proses
pelaksanaan tradisi ngupati, karna pada masa proses pembentukan janin di bulan ke empat
inilah roh, dan kepastian hidup jabang bayi ditentukan, dimana sebagai usaha kedua orang tua
untuk calon anak adalah mendoakan dan mengadakan selametan.
TERIMA KASIH
KEBUDAYAA N JAWA ITU KAYA, JA NGAN MALU UNT UK ME MPERK ENA LKAN BUDAYA JAWA

Anda mungkin juga menyukai