Anda di halaman 1dari 8

Taqlil, Imalah, Isymam, Saktah, Dan Macam-Macam Farsy Al-

Hurf
Oleh: Aulia Sholihah, Sunarto, Dan Umar Abdul Aziz

PEMBAHASAN
A. Pengertian Taqlil
Taqlil menurut bahasa berasal dari kata ‫ يقلل – تقليال‬- ‫ قلل‬yang membawa
maksud sedikit. Sedangkan menurut istilah ialah menyebut (lafadz) huruf dengan
keadaan antara fathah dan Imalah Kubro. Taqlil ini juga dikenali sebagai Imalah
Sughro dan juga antara dua lafadz ‫بين اللفظين‬.
Taqlil adalah suara lebih condong ke “E”, antara imalah dan fathah,kalau
fathah ‫الكفرن‬, kalau imalah ‫الكفرن‬, kalau taqlil . 1‫الكفرن‬
B. Pengertian Imalah
Imalah secara bahasa berasal dari kata ‫ أ َ َما َل‬yaitu ‫ يَ َم ْي ُل – إِ َمالَة‬- ‫ أ َ َما َل‬yang
artinya memiringkan atau membengkokan, sedangkan menurut istilah yaitu
memiringkan fathah kepada kasrah atau memiringkan alif kepada ya’. Bacaan
imalah banyak dijumpai pada qira’ah Imam Hamzah dan Al-Kisa’i, diantaranya

َ ،‫قَ ٰلى‬
ُّ ‫ ال‬،‫ ُه ٰدى‬،‫سجٰ ى‬
pada lafadz-lafadz yang diakhiri oleh alif layyinah, contoh: ‫ضحٰ ى‬

. sedangkan pada riwayat Imam Hafs hanya ada satu lafadz yang harus dibaca

imalah yaitu pada lafazd‫ َمجْ ٰرى ى َها‬dalam QS. Hud: 41:

ٞ ُ‫س ٰى َه ۚٓا ِإ هن َر ِبي لَغَف‬


٤١ ‫يم‬ٞ ‫ور هر ِح‬ ‫۞وقَا َل ۡٱر َكبُواْ فِي َها ِب ۡس ِم ه‬
َ ‫ر ٰى َها َو ُم ۡر‬ٜ ‫ٱَّللِ َم ۡج‬ َ
Dalam ilmu qira’ah ada satu bacaan yang hampir mirip dengan bacaan
Imalah, yaitu bacaan Taqlil yang termasuk dalam qira’ah Imam Warsy. Khususnya

pada lafadz yang berwazan ‫ فُعلى‬،‫ فِعلى‬،‫فَعلى‬, namun bacaan taqlil lebih mendekati

fathah seperti halnya bunyi suara “re” pada kata “mereka”.

1
Ahmad Fathoni, Kaidah Qiraat Tujuh, Jakarta: Institut PTIQ , 2009, h. 12.

1
Sebab-sebab di-Imalah-kannya lafadz “‫ ” َمجْ ٰرى ى َها‬diantaranya adalah untuk

membedakan antara lafadz “‫ ” َمجْ ٰرى ى َها‬yang artinya berjalan di darat dengan lafadz

“‫ ” َمجْ ٰرى ى َها‬yang artinya berjalan di laut. Dalam satu kamus bahasa Arab dijelaskan

bahwa lafadz “‫ ” َمجْ ٰرى ى َها‬berasal dari lafadz “‫ج ٰرى‬


َ ” yang artiya berjalan atau
mengalir dan lafadz tersebut dapat dipakai dalam arti berjalan di atas daratan
maupun berjalan di atas lautan (air), namun kecenderungan perjalanan di permukaan
laut (air) tidak stabil seperti halnya di daaratan. Terkadang diterjang ombak kecil
dan besar atau terhampas angin, sehingga sangat tepat apabila lfadz “‫” َمجْ ٰرى ى َها‬
tersebut di imalah-kan2.
C. Pengetian Isymam
Isymam artinya mencampurkan dammah pada sukun dengan memonyongkan
bibir atau mengangkang dua bibir. Dalam qira’ah riwayat Hafs, isymam terdapat
pada lafadz “‫ ” ََلت َأ ْ َمنها‬yaitu pada waktu membaca lafadz tersebut, gerakan lidah

seperti halnya mengucapkan lafadz “‫ ” ََلت َأ ْ َمنُنَا‬sehingga hampir tidak ada perubahan

bunyi antara mengucapkan lafadz “‫ ” ََلت َأ ْ َمنها‬dengan mengucapkan “‫” ََلت َأ ْ َمنُنَا‬.

Dengan kata lain, asal dari lafadz “‫ ” ََلت َأ ْ َمنها‬adalah lafadz “‫” ََلت َأ ْ َمنُنَا‬. Kalau
diteliti lebih dalam, ternyata rasm utsmani hanya menulis satu nun yang bertasydid.
Ada pertanyaan muncul, dimana letak dammahnya? Sehingga untuk
mempertemukan kedua lafadz tersebut dipilihlah jalan tengah yaitu bunyi bacaan
mengikuti rasm, sedangkan gerakan bibir mengikuti lafadz asal.
Dalam qira’ah Imam Ibn Amir riwayat As-Susy, bacaan isymam dikenal
dengan sebutan Idgham Kabir, yaitu bertemunya dua huruf yang sama dan sama-
sama hidup lalu melebur menjadi satu huruf bertasydid. Dalam qira’ah Imam Ashim

2
https://wakidyusuf.wordpress.com/2017/03/24/ilmu-tajwid-9-imalah-ismam-saktah-tas-hil-naql-
badal-dan-shilah/. (diakses pada tanggal 14 oktober 2018, pukul 17;00 WIB).

2
riwayat Hafs, hanya dikenal dengan satu idgham saja, yaitu Idgham Shaghir yakni
mengidghamkan dua huruf yang sama salah satunya mati.3
D. Pengertian Saktah
Secara bahasa kata “Saktah” berasal dari bahasa Arab: ‫ سكو تا‬-‫ يسكت‬-‫سكت‬
yang berarti diam, tidak bergerak. Adapun dalam istilah ilmu qiraat, saktah adalah
memutus kata sambil menahan nafas dengan niat meneruskan bacaan. Dalam
qira’ah sab’ah bacaan saktah banyak dijumpai pada bacaannya Imam Hamzah (baik
dari riwayat khalad maupun khalaf), yaitu setiap pada hamzah qatha’ yang didahului
ًّٰ
ٰ ‫ با‬,‫عذاب اليم‬. Sedangkan dalam qira’ah Imam
tanwin atau al ta’rif, seperti ‫َلخرة‬

Ashim riwayat Hafs, bacaan saktah dalam Al-Qur’an hanya ada empat tempat,
yaitu:
1. Pada alif gantian dari tanwin yang terdapat pada lafadz ‫ عوجا‬dalam surat al-
Kahfi: 1-2:
َ ‫ قَيِ ٗما ِليُنذ َِر بَ ۡأ ٗسا‬١ ‫ب َولَ ۡم يَ ۡج َعل لهۥهُ ِع َو َج ۜا‬
ُ‫ش ِديدٗ ا ِمن لهد ُۡنه‬ َ َ ‫ع ۡب ِد ِه ٱ ۡل ِك ٰت‬ َ ‫ٱ ۡل َحمۡ دُ ِ هَّللِ ٱلهذِي أَنزَ َل‬
َ ‫علَ ٰى‬
٢ ‫س ٗنا‬َ ‫ت أ َ هن لَ ُه ۡم أ َ ۡجرا َح‬ ‫َويُبَش َِر ٱ ۡل ُم ۡؤ ِمنِينَ ٱلهذِينَ يَعۡ َملُونَ ٱل ٰ ه‬
ِ ‫ص ِل ٰ َح‬
Terjemahnya: “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-
Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya.
Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih
dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang
mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik”.
Adapun alasan diterapkan bacaan saktah disini ialah agar tidak terjadi
kesalahan makna ayat, artinya hal ini agar tidak mengesankan bahwa lafadz ‫قيما‬

adalah sifat/na’at bagi lafadz ‫عوجا‬, sebab al 'Iwaj (kebengkokan) itu bukanlah
Qoyyiman (lurus).

3
Ahmad fatoni Studi Koperasi bacaan Riwayat Qalun dan Riwayat Hafz , vol.5, no 1, diakses dari
(http:// studi komparasi riwayat Qalun dan hafz), pada tanggal 14 oktober 2017.

3
2. Pada alif yang terdapat pada kalimat ‫ مرقدنا‬dalam surat Yasin: 52:
٥٢ َ ‫صدَقَ ٱ ۡل ُم ۡر‬
َ‫سلُون‬ َ ‫لر ۡح ٰ َم ُن َو‬ َ ‫قَالُواْ ٰيَ َو ۡيلَنَا َم ۢن بَعَثَنَا ِمن هم ۡرقَ ِدن َۜاۗ ٰ َهذَا َما َو‬
‫عدَ ٱ ه‬
Terjemahnya: “Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan
(Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya)”.
Apabila washal, berhenti sejenak pada lafadz ‫ مرقدنا‬kira-kira satu alif tanpa

bernafas, kemudian melanjutkan ‫ هذا‬alasan bacaan saktah pada ayat ini ialah

menjelaskan bahwa kata ‫ هذا‬bukan sifat dari ‫ مرقد‬melainkan ia menjadi mubtada’


dan agar tidak terjadi kesalahan pemahaman pada makna dari ayat diatas.
Pada ayat ini perkataan orang kafir selesai pada lafadz ‫ مرقدنا‬dan lafadz ‫هذا‬
adalah perkataan malaikat. Pada dua tempat ini seorang Qori’ diperbolehkan
memilih waqof pada kalimat yang pertama, maka tidak ada hukum saktah dan
ibtida’ dengan kalimat yang pertama dengan kalimat berikutnya, tidak waqof maka
diharuskan menerapkan bacaan saktah.
3. Pada Nun-nya lafadz ‫ من‬dalam surat al-Qiyyamah: 27:
ۜ
ٖ ‫َو ِقي َل َم ۡن َر‬
٢٧ ‫اق‬
Terjemahnya: “Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat
menyembuhkan?".
4. Pada Lam-nya lafadz ‫ بل‬dalam surat al-Muthoffifin: 14:

َ َ‫ال بَ ۜۡل َران‬


١٤ َ‫علَ ٰى قُلُوبِ ِهم هما َكانُواْ يَ ۡك ِسبُون‬ ۖ ‫َك ه‬
Terjemahnya: “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu
mereka usahakan itu menutupi hati mereka”.

4
Pada dua tempat ini harus diterapkan bacaan saktah, karena tidak
diperbolehkan waqaf pada dua tempat tersebut, artinya tidak boleh waqaf pada

lafadz ‫َم ْن‬ dan lafadz ‫َب ْل‬ kemudian ibtida’ pada lafazd ‫َراق‬ dan lafadz َ‫َران‬ jadi

ْ ‫ َم‬dan
harus dibaca washol ‫ن َراق‬ َ‫ َب ْل َران‬dengan menerapkan hukum saktah.
Sedangkan alasan bacaan saktah pada dua ayat ini ialah, untuk menekankan

fungsi ‫َم ْن‬ sebagai kata tanya dan fungsi ‫َب ْل‬ sebagai kata penegas, selain itu juga

untuk memperjelas idzharnya lam dan nun karena biasanya dua huruf tersebut bila
bertemu ra’ di-idgham-kan sehingga bunyi keduanya hilang dan nantinya menjadi
serupa dengan bentuk ‫( مضاعف‬Modha’af)4.
E. Farsy al-Hurf
ِ ‫ش اْل ُح ُر ْو‬
Farsy al-Hurf ‫ف‬ ُ ‫ فَ ْر‬bisa disebut juga dengan kaidah “Khusus”
yakni suatu kaidah yang menjelaskan bacaan, lafazd tertentu oleh imam tujuh
pada ayat dan surah tertentu pula. Dengan demikian kaidah ini akan tersebar
dimasing- masing surah dalam Al-Qur’an misalnya kaidah bacaan lafaz ‫ ملك‬pada
surah Al-Fatihah oleh imam tujuh hanya boleh diberlakukan disini saja , tidak
boleh deberlakukan pada lafaz‫ ملك‬yang di Surah Anas.
Berbeda dengan kaidah umum atau kaiadah ushuliyyah yang menjelaskan
bacaan imam qiraat pada hukum bacaan suatu lafaz yang dapat diberlakukan
dimana saja dalam Al-Qur’an misalnya hukum mim jama.namun bacaan suatu
lafaz yang dijelaskan pada bab Farsy al- Huruf maupun Kaidah Umum tidaklah
bersifat mutlak, artinya penjelasan kaiadah suatu lafaz tertentu pada surah tentu
pula akan dibahas pada bab Farsy al-Huruf, begitu juga sebaliknya tidak semua
kaidah yang bersifat umum pasti dibahas dalam kaiadah usuliyyah.
Lafaz-lafaz yang termasuk kaidah khusus dalam surah Al-Fatihah, Al-
Baqarah, Ali-Imran yang tidak sama menurut riwayat Hafz dan Qalun menurut
tariq asy Syatibiyah adalah sebagai berikut.
4
http://emhage.blogspot.co.id/2017/03/ilmu-qiraat.html.(diakses pada tanggal 14 oktober
2018, pukul 10:13 WIB).

5
Dalam surah Al-Fatihah, contohnya:

ِ ‫ٰ َم ِل ِك َي ۡو ِم ٱلد‬
٤ ‫ِين‬
- bacaan riwayat Hafs ‫ ما لك‬penjelasannya isbat alif sesudah ‫م‬
- bacaan riwayat Qalun ‫ ملك‬penjelasannya tanpa alif sesudah 5‫م‬

Dalam surah Al-Baqarah, contohnya:

َ ُ‫يُ ٰ َخ ِدعُونَ ٱ هَّللَ َوٱلهذِينَ َءا َمنُواْ َو َما يَ ۡخدَعُونَ ِإ هَل أَنف‬
٩ َ‫س ُه ۡم َو َما يَ ۡشعُ ُرون‬

- bacaan riwayat Hafs َ‫ يَ ْخدَعُون‬penjelasannya Fathah ‫ى‬, sukun ‫ خ‬dan tanpa


alif sesudahnya, serta fathah ‫د‬
- bacaan riwayat Qalun َ‫ يُخَا ِدعُون‬penjelasannya Dammah ‫ى‬, fathah ‫ خ‬dan
isbat alif sesudahnya, serta kasrah ‫د‬
Dalam surah Ali-Imran, contohnya:
َ ‫علَ ۡي َها زَ َك ِريها ٱ ۡل ِم ۡح َر‬
َ‫اب َو َجد‬ َ ‫س ٗنا َو َكفهلَ َها زَ َك ِري ۖها ُكله َما دَ َخ َل‬
َ ‫س ٖن َوأ َ ۢنبَت َ َها نَبَاتا َح‬
َ ‫فَتَقَبهلَ َها َربُّ َها ِبقَبُول َح‬
٣٧ ‫ساب‬ ۖ ‫ِعندَهَا ِر ۡز ٗق ۖا قَا َل ٰيَ َم ۡريَ ُم أَنه ٰى لَ ِك ٰ َهذَ ۖا قَالَ ۡت ُه َو ِم ۡن ِعن ِد ٱ ه‬
َ ‫َّللِ إِ هن ٱ هَّللَ يَ ۡر ُز ُق َمن يَشَا ُء ِبغ َۡي ِر ِح‬
- bacaan riwayat Hafs ‫ َكفهلَ َها‬Tasydid ‫ف‬
- bacaan riwayat Qalun ‫ َكفَلَ َها‬Takhfif ‫ف‬

5
Ahmad Fathoni, Kaidah Qiraat Tujuh, Jakarta: Institut PTIQ , 2009, h. 163.

6
PENUTUP

Taqlil menurut bahasa berasal dari kata ‫ يقلل – تقليال‬- ‫ قلل‬yang membawa
maksud sedikit. Sedangkan menurut istilah ialah menyebut (lafadz) huruf dengan
keadaan antara fathah dan Imalah Kubro. Taqlil ini juga dikenali sebagai Imalah
Sughro dan juga antara dua lafadz ‫بين اللفظين‬.

Imalah secara bahasa berasal dari kata ‫أ َ َما َل‬ yaitu ‫ َي َم ْي ُل – ِإ َمالَة‬- ‫أ َ َما َل‬ yang

artinya memiringkan atau membengkokan, sedangkan menurut istilah yaitu


memiringkan fathah kepada kasrah atau memiringkan alif kepada ya’. Bacaan
imalah banyak dijumpai pada qira’ah Imam Hamzah dan Al-Kisa’i, diantaranya pda
lafadz-lafadz yang diakhiri oleh alif layyinah.
Isymam artinya mencampurkan dammah pada sukun dengan memonyongkan
bibir atau mengangkang dua bibir.
saktah adalah memutus kata sambil menahan nafas dengan niat meneruskan
bacaan. Dalam qira’ah sab’ah bacaan saktah banyak dijumpai pada bacaannya Imam
Hamzah (baik dari riwayat khalad maupun khalaf), yaitu setiap pada hamzah qatha’
ًّٰ
ٰ ‫ با‬,‫عذاب اليم‬.
yang didahului tanwin atau al ta’rif, seperti ‫َلخرة‬

ِ ‫ش اْل ُح ُر ْو‬
Farsy al Huruf ‫ف‬ ُ ‫ فَ ْر‬bisa disebut juga dengan kaidah Khusus yakni
suatu kaidah yang menjelaskan bacaan, lafaz tertentu oleh imam tujuh pada ayat
dan surah terteentu pula. Dengan demikian kaidah ini akan tersebar dimasing-
masing surah dalam Al-Qur’an misalnya kaidah bacaan lafaz ‫ ملك‬pada surah Al-
Fatihah oleh imam tujuh hanya boleh diberlakukan disini saja , tidak boleh
deberlakukan pada lafaz‫ ملك‬yang di Surah Anas.

7
DAFTAR PUSTAKA

Fathoni, Ahmad, Kaidah Qiraat Tujuh, Jakarta: Institut PTIQ , 2009.


Ahmad fatoni Studi Koperasi bacaan Riwayat Qalun dan Riwayat Hafz , vol.5, no
1, diakses dari (http:// studi komparasi riwayat Qalun dan hafz).
https://wakidyusuf.wordpress.com/2017/03/24/ilmu-tajwid-9-imalah-ismam-
saktah-tas-hil-naql-badal-dan-shilah/.
http://emhage.blogspot.co.id/2017/03/ilmu-qiraat.html.

Anda mungkin juga menyukai