Anda di halaman 1dari 17

BACAAN

GHORIB DALAM
AL-QUR'AN
Kajian Tahsin DWP IAIN Padangsidimpuan
Disampaikan Oleh:
Sylvia Kurnia Ritonga, Lc.,M.Sy
Kenapa kita harus tahu
tentang bacaan ghorib dalam
al-Qur'an?
Dalam membaca Kitab Suci Al-Qur’an
ada beberapa hukum bacaan yang
asing, di mana cara membacanya tidak
seperti pada tulisan dalam kalimat Al-
Qur’an itu sendiri. Kemudian, hukum-
hukum bacaan seperti ini disebut
sebagai hukum bacaan Gharib.
Pengertian Menurut bahasa Garib merupakan isim fail yang berasal dari
ghorib kata “garaba” yang artinya asing. Sedangkan menurut
istilah, hukum bacaan gharib bisa dikatakan merupakan
bacaan yang tidak biasa di dalam Al-Qur’an karena samar,
baik dari segi huruf, lafadz, maupun maknanya.

Tentu saja karena bacaan ini asing atau tidak biasanya, maka
akan dikhawatirkan terjadi kesalahan dalam membaca Al-
Qur’an, jadi sangatlah penting untuk dipelajari dan diketahui
sebagai bentuk adab dan tata krama dalam membaca Al-
Qur’an.
Macam-Macam Hukum
Bacaan Gharib
1. Imalah
Bacaan gharib pertama adalah Imalah. Imalah secara bahasa berarti
cenderung atau belok. Dalam istilah Qiraat, Imalah berarti sedikit
membunyikan fathah ke arah kasrah (setengah kasrah dan setengah fathah).
Sehingga bunyinya menjadi e. Menurut Imam Hafs, hanya ada satu bacaan
yang dibaca Imalah. Yaitu pada Surat Hud Ayat 41:

‫َو َقاَل اْر َك ُبْو ا ِفْيَها ِبْس ِم هللا ِ َم ْج َر ىَها َو ُم ْر َس ىَها‬


Pada dasarnya, setiap Alif yang berharakat Fathah dibaca a. Namun, khusus
pada lafadz ‫ مجرَىها‬dibaca e sehingga bunyinya menjadi “majreehaa”.
• 2. Isymam Secara istilah Isymam, sebagai bacaan gharib
kedua, berarti memasukkan unsur Dhommah pada
Sukun dengan cara memoncongkan bibir. Terdapat
satu bacaan al-Qur’an yang dibaca Isymam menurut
Riwayat Hafs, yaitu pada Surat Yusuf Ayat 11 :

‫َقاُلْو ا َيا َاَباَنا َم ا َلَك اَل َتْأَم َّنا َع َلى ُيْو ُس َف‬
Saat membaca lafadz ‫ ال تأمنا‬tepatnya pada huruf Nun,
bibir kita perlu dimoncongkan menyerupai bentuk
bibir saat membaca Dhommah. Apabila diibaratkan
seperti membaca kata La Ta’manunna, namun
bacaan u nya tidak dibunyikan, hanya bibirnya yang
tetap dimoncongkan.
3. Saktah Saktah merupakan salah satu bacaan waqaf yang juga tergolong bacaan
gharib. Waqaf saktah hanya terdapat pada 4 tempat di dalam Al-Qur’an,
yaitu :
1. Surat Yasin ayat 52 :
‫َقاُلْو ا َيا َو ْيَلَنا َم ْن َبَع َثَنا ِم ْن َم ْر َقِد َناۜ َٰه َذ ا َم ا َو َعَد الَّرْح ٰم ُن َو َص َدَق اْلُم ْر َس ُلْو َن‬
2. Surat Al-Kahfi ayat 1 - 2 :
‫َو َلْم َيْج َع ْل َلُه ِع َو ًج اۜ َقِّيًم ا ِلُيْنِذَر َبْأًسا َش ِد يًد ا‬
3. Surat Al-Qiyamah ayat 27 :
ٍ‫َو ِقْيَل َم ْن ۜ َر اق‬
4. Surat Al-Muthaffifin ayat 12 :
‫َك اَّل ۖ َبْل ۜ َر انَ َع ٰل ى ُقُلْو ِبِه ْم َم ا َك اُنْو ا َيْك ِس ُبْو َن‬
Cara membacanya yaitu dengan waqaf berhenti tanpa mengambil nafas
selama sekitar 2 sampai 4 harakat kemudian melanjutkan kalimat
selanjutnya.
4. Tashil
Tashil berarti membunyikan antara Hamzah
dan Alif. Terdapat satu bacaan dalam al-Qur’an
yang dibaca Tashil, yaitu pada Surat Fusshilat
Ayat 44.
Cara membacanya adalah
dengan menyambungkan dua hamzah qatha’
sehingga dibaca panjang “aa’jamiyyun”. Ini
dikarenakan dalam lafadz “aa'jamiyun”
terdapat 2 hamzah qatha’ dalam terletak
berurutan, sedangkan llidah orang Arab cukup
berat untuk melafadzkan “a’a’jamiyyun”,
sehingga dibaca panjang “aa’jamiyyun”.
Naql secara istilah adalah memindahlan harakat
5. Naql pada huruf sebelumnya. Dalam Riwayat Hafs,
terdapat satu ayat dalam al-Qur’an yang dibaca
Naql, yaitu pada Surat al-Hujurat Ayat 11:

‫ِبْئَس اِإل ْس ُم اْلُفُس ْو ُق َبْع َد اِإل ْيَم اِن‬


Pada bacaan al-Qur’an pada umumnya,
lafadz ‫ ِبْئَس اِإل ْس ُم‬dibaca Bi’sal ismu. namun, karena
menurut Imam Hafs lafadz tersebut dibaca Naql,
maka bunyinya menjadi Bi’salismu.
6. Badal Badal dalam hal ini berarti mengganti huruf dalam sebuah bacaan.
Badal terdiri dari beberapa macam.
Pertama; Badal huruf ‫ ء‬dengan ‫ي‬. Huruf ‫ ء‬sukun disini diganti
menjadi dibaca ‫ي‬, khusus apabila dibaca waqaf. Contohnya pada
Surat al-Ahqaf Ayat 4:

ٍ‫ِبِك َتاب‬ ‫َأْم َلُهْم ِش ْر ٌك ِفى الَّسمَو اِت اْئُتْو ِنْي‬

Pada ayat tersebut apabila dibaca washal


berbunyi, Fissamaawaati’tuunii. namun, jika dibaca waaqaf
(berhenti), bacaanya menjadi Fissamaawaat..iituuni. Hamzah sukun
disini diganti dengan Ya’ (iituuni), sehingga bacaannya menjadi
panjang satu harakat dan berhukum Mad Thabi’i.
Kedua; Badal huruf ‫ ص‬dengan ‫س‬. Terdapat tiga ayat yang dibaca
dengan cara ini.
1. Lafadz “yabsuthu”, misalnya pada Surat Al-Baqarah ayat 245 :

َ‫َو اللُه َيْق ِبُض وََيْبُسطُ َو ِإَلْي ِه ُتْر َج ُعْو ن‬


2. Lafadz “bashthoh”, misalnya pada Surat Al-A’raf ayat 69 :
‫َو اْذ ُك ُر ْو ا ِإْذ َج َع َلُك ْم ُخَلَفاَء ِم ْن َبْع ِد َقْو ِم ُنْو ٍح َو َز اَد ُك ْم ِفي اْل َخ ْل قِ َبْس َطة‬
Cara membaca bacaan kedua dan ketiga yaitu dengan
menggunakan huruf sin, bukan huruf shod.
3. Lafadz “mushoitirin”, misalnya pad Surat Al-Ghasyiyah ayat 22
:
ٍ‫َلْسَت َع َلْيِه ْم ِبُمَص ْيِط ر‬
Cara membacanya yaitu dengan menggunakan huruf shod, bisa
juga dibaca dengan huruf sin.
7. Mad
dan Qashr Mad dan Qashr dalam hal ini adalah bacaan khusus pada
bacaan pendek menjadi panjang, ataupun panjang menjadi
pendek. Contohnya:
1. Lafadz ‫ َأَنا‬dan ‫ َلِكَّنا‬dibaca pendek. contohnya pada Surat az-
Zukhruf ayat 81 dan Surat al-Kahfi Ayat 38:
‫ َلِكَّنا ُهَو ُهللا َر ِّبْي‬, ‫فََأَنا َأَّو ُل ْالَع اِبِد ْيِن‬
2. Lafadz ‫ َس اَل ِس اَل‬dibaca pendek ketika washal dan dibaca
panjang ketika waqaf. Contohnya pada Surat al-Insan Ayat 4:
…. ‫ِلْلَك اِفِر ْيَن َس اَل ِس اَل َو َأْغ اَل اًل‬
8. Lafadz ‫ ِإْر َك ْب َم َع َنا‬dibaca ‫ِإْر َك‬
‫ْم َم َع َنا‬

Hal ini terdapat pada surat Hud ayat 42:


‫َو ِهَي َتْج ِر ْي ِبِهْم ِفْي َم ْو ٍج َك اْلِج َباِۗل َو َناٰد ى ُنْو ُحِۨ اْبَنٗه َو َك اَن ِفْي َم ْع ِز ٍل ّٰي ُبَنَّي اْر َك ْب‬
‫َّمَع َنا َو اَل َتُك ْن َّمَع اْلٰك ِفِر ْيَن‬
"Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam
gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil
anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh
terpencil, “Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami
dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.” (QS.
Hud:42)
9. Lafadz ‫ َأنَس ٰى ِنيُه‬huruf ha'nya dibaca d
hommah

ۚ‫َقاَل َأَر َء ْيَت ِإْذ َأَو ْيَنٓا ِإَلى ٱلَّص ْخ َر ِة َفِإِّنى َنِس يُت ٱْلُحوَت َو َم ٓا َأنَس ٰى ِنيُه ِإاَّل ٱلَّش ْيَٰط ُن َأْن َأْذ ُك َر ُهۥ‬
‫َو ٱَّتَخ َذ َس ِبيَل ۥُه ِفى ٱْل َبْح ِر َع َج ًبا‬
"Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mencari
tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa
(menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang
melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan
itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh
sekali". (Q.S al-Kahfi:63)
• 10. Lafadz ‫ َو َيَّتْقِه‬huruf ha'nya dibac
a kasrah dan dibaca pendek.
‫ۤا‬ ‫ْل‬ ‫ْق ُا ٰۤل‬
• ‫َو َم ْن ُّيِط ِع َهّٰللا َو َر ُس ْو َلٗه َو َيْخ َش َهّٰللا َو َيَّت ِه َف و ِٕىَك ُهُم ا ِٕى ْو َن‬
‫ُز‬ ‫َف‬
"Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya
serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya,
mereka itulah orang-orang yang mendapat
kemenangan." (QS. An-Nur: 52).
11. • ‫ُّيٰض َع ْف َلُه اْلَع َذ اُب َيْو َم اْلِقٰي َم ِة‬
Lafadz ‫ ِفْي ٖه‬huruf ha'ny
a dibaca kasrah dan d ‫ۙ َو َيْخ ُلْد ِفْيٖه ُم َهاًنا‬
ibaca panjang 1 alif • "(yakni) akan dilipatgandakan
(dua harakat).
azab untuknya pada hari Kiamat
dan dia akan kekal dalam azab
itu, dalam keadaan
terhina," (QS. al-Furqan: 69).
12. Lafadz ‫ َع َلْيُه‬dibaca dhommah pada
huruf ha'nya

• ‫ِاَّن اَّلِذ ْي َن ُيَباِيُعْو َنَك ِاَّنَم ا ُيَباِيُعْو َن َهّٰللا ۗ َيُد ِهّٰللا َفْو َق َاْيِد ْي ِه ْم ۚ َفَم ْن َّنَك َث َفِاَّنَم ا َيْنُك ُث َع ٰل ى َنْف ِس ٖۚه‬
‫َو َم ْن َاْو ٰف ى ِبَم ا ٰع َهَد َع َلْي ُه َهّٰللا َفَس ُيْؤ ِتْي ِه َاْج ًر ا َع ِظ ْي ًم ا‬
• "Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepadamu
(Muhammad), sesungguhnya mereka hanya berjanji setia kepada
Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa
melanggar janji, maka sesungguhnya dia melanggar atas (janji)
sendiri; dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka
Dia akan memberinya pahala yang besar." (QS. al-Fath: 10)

Anda mungkin juga menyukai