Pertemuan ke-2
اق
ٍ َر سكتة َو ِقــيْ َل َم ْن
• 4. dalam surat al-Muthaffifin ayat 14:
ان
َ َر سكتةكَلَّا بَ ْل
3. Qoth’u
Qoth’u menurut bahasa berarti “memutuskan bacaan”.
Sedangkan menurut Istilah adalah “memutuskan bacaan seketika
dengan tujuan untuk mengakhiri bacaan dan tidak niat untuk
melanjutkan lagi”.
Misalnya : seorang qari karena sebab-sebab tertentu seperti
sakit, berpindah tempat atau keperluan lain, boleh memutuskan
bacaan al-Qurannya. Namun jika hendak membaca al-Quran lagi.
Maka ia harus melafalkan isti’adzah sebagai tanda memulai bacaan
yang baru. Alasanya karena saat itu niatnya terputus.
Perbedaan antara Waqaf, Saktah dan Qath’u
1. Tashil
Tashil menurut bahasa adalah “Ringan”
Menurut istilah “mengeluarkan suara antara hamzah dan alif” atau
dengan kata lain tashil adalah “membaca suara hamzah dengan suara
tidak jelas sehingga mirip “ha”.
ـج ِم ّ ٌي
44 yaitu pada lafazh : َ َء َاـ ْع dibaca aha’jamiyyun.
2. Imalah
Contoh : ىها
َ َم ْج ٰرdibaca Majre’haa..
3. Naql
سلْاِ ْس ُم
ِبئْ َ ا dibaca menjadi ِِبئْ َ ل
س ْس ُم
4. Isymam
Menurut bahasa Isymam adalah moncong atau
monyong.
Sedangkan menurut istilah adalah memonyongkan dua
bibir tanpa bersuara dan bernapas untuk mengiri huruf
yang bersukun sebagai isyarat dlammah.
Contoh : di dalam al-Quran hanya terdapat di surat
Yusuf ayat 11 yaitu pada lafazh :
َوَـمـلَا ْ ِ ِهـ
ئـــ
Contoh :
6. Shifrul Mustathil