Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Tentang

WAQAF

Oleh:

Ildya Raufina 1714010094


Radiatul Ummi 1714010103
Widyana Sri Zulyanti 1714010108

Dosen Pembimbing:
Ikhsan Nuzula, S.Pd.I, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1439 H/2017 M

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia fitrahnya untuk beribadah kepada Tuhan, Salah satu
beribadah kepada Tuhan adalah dengan membaca ayat suci Al qur’an, dengan
menbaca al quran dengan tajwid dan makhraj yang benar akan bernilai pahala
di sisi Tuhan. Di sini penulis akan mencoba memberikan uraian dari salah satu
cara membaca Al qur’an yaitu waqaf.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu waqaf ?
2. Apa saja pembagian waqaf ?
3. Apa saja tanda-tanda dari waqaf ?
4. Apa saja cara-cara berwaqaf ?
C. Tujuan Masalah
1. Agar penulis serta pembaca tahu dimana kita harus waqaf ketika membaca
Al qur’an.
2. Agar penulis dan pembaca tahu tanda-tanda waqaf dan bagaimana
memahaminya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Waqaf
Waqaf menurut bahasa mempunyai arti berhenti atau menahan.
Sedangkan menurut istilah (ilmu tajwid) pengertian waqaf adalah berhenti
sejenak ketika membaca suatu lafadz atau kalimat yang terdapat tanda waqaf
guna mengambil nafas untuk melanjutkan kembali bacaan ayat selanjutnya.
Selain waqaf, terdapat juga wasal. Wasal berarti terus dibaca atau
bersambung. Membaca  Al-Qur’an dengan wasal artinya jika ada tanda baca
wasal, cara membacanya diteruskan atau disambung dengan kalimat
berikutnya. Tanda waqaf dan wasal ini sering disebut dengan nama tanda-
tanda waqaf.
B. Macam-Macam Wakaf
Ada 4 (empat) macam waqaf, yaitu :
ْ َ‫( ) َوق‬Wakaf yang sempurna)
1. Waqaf Taamm (‫ف تام‬
Yaitu mewaqafkan (memberhentikan) suatu bacaan secara
sempurna, tidak terputus di tengah – tengah ayat atau bacaan. Sehingga
tidak mempengaruhi makna dari suatu ayat yang tengah dibaca. Karena
tempat berhentinya tidak berkaitan dengan ayat atau makna sebelum atau
sesudahnya.
ْ َ‫)وق‬.
2. Waqaf Kaaf (‫ف ﻛﺎﻒ‬ َ (Waqaf yang wajar atau memadai).
Yaitu mewaqafkan / memberhentikan suatu bacaan dengan
sempurna. Tidak terputus di tengah-tengah ayat atau bacaan, meskipun
sebenarnya ayat tersebut masih mempunyai kaitan dengan arti dan ayat
sesudahnya .
ْ َ‫) َوق‬. (Waqaf yang baik)
3. Waqaf Hasan (‫ف ﺣﺴﻦ‬
Yaitu mewaqafkan / memberhentikan bacaan tanpa mempengaruhi
dari arti dan ayat sesudahnya. Namun, secara bacaan ayat tersebut masih
berkaitan dengan ayat sesudahnya.

2
4. Waqaf Qabiih (‫ف ﻗَﺒﻴْﺢ‬
ْ َ‫) َوق‬. (Waqaf yang buruk)
Yaitu mewaqafkan / memberhentikan bacaan secara tidak
sempurna. Atau berhenti di tengah-tengah ayat.
Usahakan untuk menghindarinya, karena ketika berhenti di sini,
lafadz dan arti yang kita jadikan waqaf tersebut masih berkaitan dengan
lafadz dan arti sesudahnya. Sehingga bisa membuat arti yang berbeda pula
pada suatu bacaan.
C. Macam-Macam Tanda Waqaf
Berikut ini tanda waqaf yang sering ditemukan dalam Al-Qur'an :
1. Waqaf La Washal tanda waqaf  (‫)ال‬  artinya "tidak boleh berhenti". Jika
terdapat tanda waqaf ini di tengah ayat, maka tidak diperbolehkan
berhenti. Tetapi jika tanda waqaf ini berada di akhir ayat maka
diperbolehkan berhenti. 
Contoh Waqaf La Washal terdapat dalam surat An-Nahl ayat 32 :

2. Waqaf Lazim tanda baca (‫)م‬ berarti "harus berhenti". Waqaf lazim juga


disebut waqaf tamm (sempurna), karena tanda waqaf ini menandakan
sempurnanya suatu kalimat. Jadi kalimat sebelumnya tidak ada
hubungannya dengan kalimat setelahnya. Contoh waqaf lazim terdapat
dalam surat Al-An’aam ayat 20 : 

3. Waqaf Waqfu Aula tanda waqaf (‫ال‬AAAAAAA‫)ق‬ berarti "diutamakan


berhenti". Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf
ini, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.
Contoh Waqaf Waqfu Aula terdapat dalam surat Al-Maaida : 38

3
4. Waqaf Muraqabah/Mu'anaqah tanda waqaf (.’. ....  .’.) artinya "berhenti
disalah satu tanda". Waqaf ini akan selalu muncul sebanyak dua kali, dan
kita harus berhenti disalah satu tanda waqah tersebut. Contoh Waqaf
Muraqabah / Mu'anaqah  terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 2 : 

5. Saktah (‫ )ساكته‬tanda waqaf (‫)س‬  "Berhenti sejenak tanpa bernafas". Jadi


apabila terdapat tanda waqaf tersebut, maka anda harus berhenti sejenak
sehingga memutus bacaan tetapi tidak diperbolehkan bernafas.
Di dalam Al-Qur’an Saktah hanya ada 4 tempat, yaitu:
a. Di dalam surah Al-Muthaffifin, ayat 14.
b. Di dalam surah Al-Qiyaamah, ayat 27, yaitu :

c. Di dalam surah Yaasiin, ayat 52.


d. Di dalam surah Al-Kahfi, ayat 1.
6. Waqaf Jaiz tanda waqaf (‫)ج‬ artinya "boleh berhenti atau boleh
melanjutan". Contoh waqaf jaiz terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 35 :

7. Waqaf Waslu Ula tanda waqaf  (‫لى‬AAAA‫)ص‬ berarti "diutamakan untuk


melanjutkan ". Apabila menjumpai tanda waqaf, kita boleh berhenti atau
melanjutkan. Tetapi lebih diutamakan untuk melanjutkan. Contoh Waqaf
Waslu Ula terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 44 :

Tanda waqaf lainnya, namun jarang ditemui antara lain :


1. Waqaf Mutlaq tanda waqaf (‫)ط‬ artinya "harus berhenti". Jadi apabila
anda menemukan tanda waqaf pada bacaan, maka anda harus berhenti. 
2. Waqaf Mustahab tanda waqaf (‫)قيف‬ berarti "diutamakan berhenti".
Apabila tedapat tanda waqaf ini dianjurkan untuk berhenti daripada
melanjutkan.

4
3. Waqaf Murakh-khas tanda waqaf (‫)ص‬ berarti "tidak berhenti". Selama
tidak menemukan alasan untuk berhenti atau kita kehabisan napas karena
panjangnya suatu ayat, maka kita meneruskan bacaan. 
 
4. Waqaf Qabih tanda waqaf (‫)ق‬ artinya "diutamakan untuk melanjutkan". 
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan
melanjutkan bacaan.
5. Waqaf Mujawaz tanda waqaf (‫)ز‬  berarti "diutamakan untuk melanjutkan"
Untuk tanda waqaf mujawaz ini anda dianjurkan untuk melanjutkan
membaca. 
6. Wakaf Kadzalik tanda waqaf (‫)ﻙ‬  berarti "sama dengan waqaf
sebelumnya". Jadi apabila anda menemukan tanda waqaf ini, maka anda
harus menyamakan dengan tanda waqaf sebelumnya. 
D. Cara Mewaqafkan Bacaan Dalam Al-Qur’an
1. Jika huruf terakhir berharakat sukun (mati), maka membacanya tida ada
perubahan sama sekali. Contohnya:
ْ ‫ ِّد‬SSSS‫ فَ َح‬  —   ْ‫ارْ غَب‬SSSSَ‫ف‬  (tetap dibaca a’maalahum, fahaddits –
‫الَهُ ْم‬SSSS‫ اَ ْع َم‬ —  ‫ث‬
dan farghab )
2. Jika huruf terakhir  berharakat fathah, kasrah, dan dhammah, Maka huruf
terakhir tersebut dibaca sukun (mati). Contohnya:
ْ
Lafadz  ‫ ِد‬SSSَ‫البَل‬ (al-baladi) ْ
dibaca menjadi ‫ ْد‬SSSَ‫البَل‬ (al-balad),  lafadz  َ‫ق‬SSSَ‫خَ ل‬ 
(Khalaqa) dibaca menjadi ‫ َخلَ ْق‬  (khalaq).
3. Jika huruf terakhir  ta’ marbuthah (‫ة‬ ), baik letaknya di tengah ataupun di
akhir kalimat. Maka, membacanya adalah dengan mengganti huruf ta’
marbuthah (‫ ) ة‬tersebut dengan huruf ha’ (‫ ) ْه‬yang dibaca sukun (mati).
Contohnya:
Kata ٌ‫ — جنّة‬ ُ‫ار َعة‬
ِ َ‫ الق‬ – ٌ‫أ ِخ َرة‬  dibaca menjadi  ‫ — َجنَّ ْه‬ ‫ارعَه‬
ِ َ‫ — الق‬ ‫أ ِخ َر ْه‬
4. Jika huruf terakhir berharakat (hidup), tetapi sebelumnya didahului huruf
mati (sukun), maka dua huruf tersebut dibaca sukun semuanya, tapi huruf
yang terakhir dibaca suara yang pelan. Contohnya:
Lafadz  ‫بِ ْالهَ ْز ِل‬  (bil hazli) dibaca menjadi   ْ‫با ِ ْلهَ ْزل‬ (bil hazl)

5
5. Jika di akhir kalimat, didahului bacaan mad ashli atau mad layyin (bacaan
mad yang huruf sebelumnya berharakat fathah) . Maka cara membacanya
dengan mematikan huruf yang terletak di akhir kalimat tersebut, dengan
dipanjangkan sedikit antara dua sampai empat harakat.
Contohnya:  َ‫ يَ ْش ُعرُوْ ن‬ — ‫ ال َح ِك ْي ُم‬ — ‫ف‬
ِ ‫ َوٱلص َّۡي‬ — ‫ف‬
ٍ ْ‫ِم ْن خَ و‬
6. Ketika berhenti di akhir kalimat, tetapi huruf akhirnya berharakat fathah
tanwin (ً),  maka cara mewaqafkan bacaan tersebut dengan membaca
harakat fathahnya saja sebanyak dua harakat. Sehingga ketika berhenti
bacaannya menjadi bacaan mad ‘iwadh.
Contohnya:  Lafadz   ‫اَ ْف َواجًا‬  dibaca menjadi  ‫ا ْف َوا َجا‬   , kemudian lafadz  َ‫ال‬S‫َس‬
‫ ًما‬   dibaca menjadi  ‫َساَل َما‬
a. atau akhir suku kata terdiri dari huruf Hamzah berharakat fathah
tanwnn [‫ ] ًء‬dibaca fathah [‫ ] َء‬, seperti : ‫ َما ًء‬ dibaca = ‫َمائَا‬
b. atau akhir suku kata terdiri dari Alif maqshurah dan sebelumnya
berharakat fathah tanwin [ ‫ًـ ى‬ ] dibaca fathah [ ‫]َـ ى‬, seperti :
‫ًمًّى‬Sّ ‫ ُم َس‬ dibaca = ‫ُم َس َّمى‬
7. Jika huruf terakhir bertasydid, maka dimatikan tanpa menghilangkan
fungsi tasydidnya, seperti : ‫ ِم ْنـه َُّن‬ dibaca ‫خلَقَه َُّن‬ , ‫ ِم ْنـه ْ ُّن‬dibaca ‫َخلَقَه ْ ُّن‬
8. Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ‫ ] ؤ‬dimatikan bila waqaf,
dan dibaca pendek bila washal, seperti : ‫يَـتَـفَـيَّـؤُا‬ dibaca ْ‫يَـتَـفَـيَّـأ‬

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waqaf adalah salah satu hukum yang penting dipelajari dalam ilmu
tajwid, dengan mempelajari waqaf kita dapat mengetahui kapan dan dimana
kita harus berhenti sejenak dalam membaca ayat-ayat Al qur’an, pemahaman
yang minim dapat menyebabkan seseorang jatuh pada kesalahan ketika
membaca Al qur’an
B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat, jika terdapat kesalahan dalam
penulis maupun penyampaiannya penulis mengharapkan kritikan dan saran
dari pembaca. Atas kritikan dan saran dari pembaca penulis ucapkan terima
kasih.

7
DAFTAR PUSTAKA
Ade Hanafi Abu Raudhah. (2010). Materi Praktis Tahsin Tilawah 4. Bandung:
Tar-Q Press.

Anda mungkin juga menyukai