Anda di halaman 1dari 19

KOORDINASI DALAM PEMBELAJARAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MAKALAH


PADA MATA KULIAH: STRATEGI PEMBELAJARAN QUR’AN HADITS
DOSEN PENGAMPU: ZULKIPLI NASUTION, M.A

DISUSUN OLEH:

Muhammad Fikri M. Bagasan Nim 0301182127

SEMESTER/JURUSAN : V/PAI-5

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan tepat waktu yang berjudul “KOORDINASI DALAM
PEMBELAJARAN”. Dan tak lupa sholawat dan salam penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yang diharapkan syafaat nya di hari akhir kelak.
Makalah ini diajukan guna menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu yaitu Bapak Zulkipli Nasution, M.A pada mata kuliah Strategi
Pembelajaran Qur’an Hadits. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
KOORDINASI DALAM PEMBELAJARAN.....................................................3
A. Pengertian Koordinasi................................................................................3
B. Karakteristik Koordinasi...........................................................................7
C. Tujuan Pengkoordinasian..........................................................................7
D. Prinsip-Prinsip dalam Koordinasi.............................................................7
E. Macam-Macam Koordinasi.......................................................................8
F. Syarat-Syarat Koordinasi...........................................................................9
G. Cara-cara Pengkoordinasian.....................................................................9
H. Unsur-unsur Koordinasi...........................................................................10
I. Manfaat Koordinasi..................................................................................11
J. Alat dan Teknik Pengkoordinasian.........................................................12
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
GAMBAR BUKU REFERENSI.........................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Adanya bermacam-macam tugas atau pekerjaan yang dilakukan oleh


banyak orang, memerlukan adanya koordinasi dari seorang pemimpin. Adanya
koordinasi yang baik dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya
persaingann yang tidak sehat dan atau kesimpang siuran dalam tindakan.
Dengan adanya koordinasi yang baik, semua bagian dan personal dapat
bekerja sama menuju ke satu arah tujuan yang telah ditetapkan.

Kita mengetahui bahwa rencana atau program-program pendidikan yang


harus dilaksanakan disekolah-sekolah sifatnya sangat kompleks dan
mengandung  banyak segi yang saling bersangkut-paut satu sama lain. Sifat
kompleks yang dimiliki oleh program-program disekolah menunjukan sangat
perlunya tindakan-tindakan yang dikoordinasikan. Koordinasi ini perlu untuk
mengatasi batas-batas perencanaan maupun batas-batas personil. Seperti untuk
mengatasi kemungkinan adanya duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan
tanggung jawab, ketidak-seimbangan dalam berat-ringannya pekerjaan,
kesimpang-siuran dalam menjalankan tugas dan kewajiban, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

Agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam penyusunan makalah ini, maka
saya merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apa pengertian koordinasi?
2. Bagaimana karakteristik koordinasi?
3. Bagaimana syarat-syarat koordinasi?
4. Bagaimana tujuan dari koordinasi?
5. Bagaimana prinsip-prinsip dalam koordinasi?
6. Apa saja macam-macam koordinasi?
7. Bagaimana cara-cara mengkoordinasi?

1
8. Apa saja unsur-unsur dalam koordinasi?
9. Bagaimana manfaat koordinasi?
10. Apa alat dan teknik pengkoordinasian?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulis dalam membahas masalah ini adalah untuk


mengetahui :

1. Pengertian koordinasi.
2. Karakteristik koordinasi.
3. Syarat-syarat koordinasi.
4. Tujuan dari koordinasi.
5. Prinsip-prinsip dalam koordinasi.
6. Macam-macam koordinasi.
7. Cara-cara mengkoordinasi.
8. Unsur-unsur dalam koordinasi.
9. Manfaat koordinasi.
10. Alat dan teknik pengkoordinasian.

2
BAB II

KOORDINASI DALAM PEMBELAJARAN

A. Pengertian Koordinasi

Pengkoordinasian adalah: “kegiatan menghubung-hubungkan, menyatu


padukan, dan menyelaraskan orang-orang, tugas/pekerjaan, metode, dan alat-
alat dalam hubungan-hubungan yang harmonis sehingga semuanya
berlangsung secara tertib dan seirama menuju kearah tercapainya tujuan usaha
kerja sama dengan efisien.1

Koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, materiil, pikiran-


pikiran, teknik-teknik, dan tujuan-tujuan ke dalam hubungan yang harmonis
dan produktif dalam mencapai suatu tujuan.2 Koordinasi adalah kegiatan
mengatur dan membawa personal, metode, bahan, buah pikiran, saran-saran,
cita-cita dan alat-alat dalam hubungan kerja yang harmonis, saling isi
mengisi , dan saling menunjang sehingga pekerjaan berlangsung efektif dan
seluruhnya terarah pada pencapaian tujuan yang sama.

Pengelompokan satuan kerja dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi


kerja agar diperoleh hasil yang maksimal dalam usaha mencapai tujuan. Setiap
bidang atau satuan kerja harus bergerak ke arah tujuan yang sama secara
serentak. Oleh karena itu antara unit kerja yang satu dengan yang lain tidak
boleh dipisah-pisahkan secara berkotak-kotak, sehingga timbul perasaan pada
para pelaksananya bahwa unit kerja yang satu lebih penting dari unit kerja
yang lain. Sebagai satu kesatuan setiap unit kerja harus ditempatkan sama
pentingnya, karena masing-masing memberikan sumbangan dalam rangka
mencapai tujuan. Salah satu diantaranya bilamana tidak berfungsi secara baik,
maka berarti tujuan tidak akan tercapai secara sempurna. 

Oleh karena itulah maka tidak saja diantara unit kerja, akan tetapi juga
antar personal didalam satu unit kerja dan antar unit kerja yang berlainan

1
Nur Hamidi, Handout Administrasi Pendidikan.
2
M Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Mutiara,1981), hlm. 29

3
harus diselenggarakan koordinasi yang efektif. Dalam menyelesaikan suatu
masalah atau suatu pekerjaan, makin banyak orang yang ikut  serta berarti
makin banyak pula saran, pendapat, inisiatif, idea atau buah pikiran dan
kegiatan-kagiatan yang timbul. Semuanya itu agar tidak bersimpang siur
memerlukan kegiatan koordinasi agar berdaya guna secara maksimal dalam
memecahkan masalah atau melaksanakan pekerjaan seperti tersebut diatas.
Dengan kata lain semuanya harus sejalan dan searah, tidak bertentangan,
apalagi saling jegal menjegal sehingga kemungkinan gagal lebih besar dari
pada kemungkinan berhasil.

Koordiansi yang efektif, menimbulkan kerjasama yang efektif pula


sehingga tujuan lebih mudah dicapai. Setiap personal dan setiap unit kerja
harus diberi kesempatan dan kepercayaan menunaikan tugas masing-masing
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang telah dilimpahkan. Tanpa
kesempatan dan kepercayaan kepada pelaksana atau unit pelaksana bahkan
pekerjaan akan diselesaikan dengan baik, organisasi tidak akan berhasil
mencapai tujuannya. Sebaliknya memberikan kesempatan dan kepercayaan
tidak berarti setiap personal atau unit kerja berjalan sendiri-sendiri. Untuk itu
agar timbul keserasian dan gerak yang serempak menuju kearah tujuan yang
sama, maka koordinasi antar personal atau unit kerja mutlak diperlukan.

Di bawah ini diketengahkan sebuah contoh di lingkungan pendidikan.


Suatu sekolah akan berprestasi baik, bila mana semua guru bekerja sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kemajuan dan perkembangan sekolah
itu tidak tergantung atau hanya disebaban oleh salah seorang guru atau oleh
salah satu kelas saja. Semua guru, semua kelas dan bahkan semua murid ikut
menentukan keberhasilan dan kemajuan sekolah. Dengan kata lain
keberhasilan sebuah sekolah tidak sekedar kepala sekolah atau wakilnya
bukan saja karena guru koordinator olahraga atau guru koordinator kesenian,
matematika, dan lain-lain. Keberhasilan itu hanya terwujud karena kerjasama
melalui koordinasi yang efektif diantara semuua unit atau personal yang ada di
sekolah. Semua guru koordinator bidang seperti koordinator Pramuka,
koordinator Usaha Kesehatan Sekolah, koordinator Disiplin Sekolah dan lain-

4
lain yang tidak langsung berhubungan dengan kurikulum, juga ikut
memberikan sumbangan pada keberhasilan sebuah sekolah. Untuk itu
koordinator tertinggi pada sebuah sekolah berada ditangan Kepala Sekolah
sebagai puncak pimpinan. Kepala Sekolah harus berusaha agar tidak menjadi
penonton dalam kegiatan administratif manajemen di sekolahnya. Demikian
pula Kepala Sekolah tidak boleh membiarkan hanya satu kelas saja yang maju
dengan pesat dalam berbagai bidang, sedang kelas yang lain ketinggalan.

Di samping itu tidah seorangpun guru dapat diabaikan oleh Kepala


Sekolah sehingga tidak berfungsi dengan baik dan lain-lain. Kiranya jelaslah
bahwa Kepala Sekolah di lingkungan sekolahnya adalah orang yang
bertanggung jawab atas terwujudnya semua kegiatan dalam koordinasi yang
sebaik-baiknya. Namun tidak berarti semua pekerjaan harus diselesaikan oleh
Kepala Sekolah. Kesempaan dan kepercayaan harus diberikannya pada semua
guru dan pada semua murid agar berprestasi secara maksimal di dalam tugas
masing-masing. Berprestasi maksimal dengan bekerjasama sebaik-baiknya
antara satu dengan yang lain. Oleh karena itulah dapat dikatakan bahwa hanya
dengan koordinasi yang baik tidak akan terjadi hal-hal seperti berebutkan
mempergunakan peralatan atau aula atau lapangan olahraga pada satu saat
yang sama. Sebaliknya juga tidak ada yang mempergunakan peralatan aula
atau lapangan olahraga pada suatu saat yang tepat penggunaannya.3

Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang


telah dibagi itu tidak dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakan saja,
tetapi menurut aturan sehingga menyumbang terhadap pencapaian tujuan.
Pada pokoknya pengkoordinasian menurut the Liang Gie merupakan
rangkaian aktivitas menghubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan
oarang-orang dan pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung secara tertib
dan seirama menuju ke arah tercapainya tujuan tanpa terjadi kekacauan,
percekcokan, kekembaran kerja, atau kekosongan kerja. Menurut Purwanto
mengemukakan bahwa koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang,

3
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan (Jakarta: PT GUNUNG AGUNG,1983), hlm.40-43

5
materiil, pikiran-pikiran, teknik-teknik dan tujuan-tujuan kedalam hubungan
yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan.

Kata kuncinya adalah membawa organisasi mencapai tujuan dalam


hubungan yang harmonis dan produktif. Dari pengertian ini dapat ditegaskan
bahwa pengkoordinasian dalam satuan pendidikan adalah “Mempersatukan
rangkaian aktivitas penyelengaraan pendidikan dan pembelajaran dengan
menghubungkan, menyatu padukan dan menyelaraskan orang-orang dan
pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung tertib ke arah tercapainya
maksud yang telah ditetapkan. Koordinasi harus dapat meningkatkan
kerjasama antara pejabat dan anggota organisasi semaksimal mungkin pada
tataran kantor pendidikan  di Departemen Pendidikan, pada tataran pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota, kemudian koordinasi pada tingkat satuan
pendidikan. Koordinasi pada tiap tataran ini adalah meningkatkan kerjasama
antara mentri, Direktur Jendral, Gubernur, Bupati/wali kota dalam
memberikan pelayanan pada satuen pendidikan, serta kepala sekoplah, guru,
konselor dan petugas sekolah lainnya dalam kegiatan sekolah dan
pembelajaran sebagai kegiatan inti satuan pendidikan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengkoordinasian merupakan serangkaian


aktivitas yang disatupadukan serta menyelaraskan anggotanya dalam bekerja
agar berlangsung secara tertib dan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Organisasi yang baik menurut segi inovasi memberikan susunan
administratif, aturan-aturan, dan mekanisme pengkoordinasian, yang
dibutuhkan untuk memudahkan menjalankan aktivitas organisasi secara
maksimal. Koordinasi dalam operasionalnya adalah mengerjakan unit-unit,
orang-orang, lalu lintas informasi, dan pengawasan seefektif mungkin,
semuanya harus seimbang dan selaras dengan tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. 

Pengkoordinasian mutlak diperlukan dalam organisasi pendidikan karena


dalam organisasi pendidikan ada pembagian kerja yang amat substansi yaitu
pekerjaan mendidikan dam pekerjaan manajemen pada satuan pendidikan dan
manajemen pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai mutu

6
yanbg dipersyaratkan. Setiap oarang harus mengetahui tugas masing-masing
atas dasar ketegasan kewenangan yang diberikan, sehingga tumpang tindih
yang tidak perlu antara satu personal atau satu bagian denag lainnya dapat
dihindarkan, implikasinya manajemen dapat berfungsi secara efektif dan
efisien dan personel melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan
dukungan profesional.4

B. Karakteristik Koordinasi

Adapun karakteristik dalam koordinasi adalah sebagai berikut.

a. Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan.


b. Koordinasi adalah kerjasama.
c. Koordinasi merupakan proses yang terus-menerus.
d. Pengaturan usaha kelompok secara teratur.
e. Kesatuan tindakan merupakan inti koordinasi.
f. Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama.5

C. Tujuan Pengkoordinasian

Adapun tujuan dari pengkoordinasian adalah sebagai berikut:

a. Memecahkan konflik.
b. Integrasi dan sinkronisasi dengan stakeholder.
c. Mengembangkan dan memelihara hubungan yang harmonis.
d. Memperlancar pelaksanaan tugas.
e. Mencegah persaingan yang tidak sehat.6

D. Prinsip-Prinsip dalam Koordinasi

Karena adanya pembagian tugas/kerja dalam organisasi maka individu-


individu atau kelompok-kelompok dalam organisasi merupakan bagian dari
organisasi yang masing-masing mempunyai fungsi dan tujuan sendiri –
4
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung:Alfabeta,2006), hlm.54-56
5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2002),
hlm.132-133
6
Nur Hamidi, Handout, Administrasi Pendidikan.

7
sendiri, oleh karena itu perlu dan harus diarahkan guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.

Prinsip- prinsip koordinasi tersebut antara lain :

a. Prinsip kesatuan arah dan tujuan.


b. Prinsip kesepakatan tentang kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan
masing-masing pihak, termasuk target dan jadwalnya.
c. Prinsip ketaatan dan loyalitas.
d. Prinsip saling tukar informasi kegiatan, hasil yang dicapai dan masalah
yang dihadapi.
e. Prinsip saling menghormati, saling percaya dan saling membantu.
f. Prinsip Profesionalitas.
g. Prinsip saling dapat dipercaya.
h. Prinsip Ketepatan penggunaan alat koordinasi.
i. Prinsip Efisiensi.
j. Prinsip adanya koordinator atau pemimpin yang menggerakan dan
memonitor seluruh pelaksanaan kerjasama dalam organisasi dan mengerti
serta mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

E. Macam-Macam Koordinasi
a. Berdasarkan ruang lingkupnya.
1) Koordinasi Intern, yaitu koordinasi antar pejabat atau antar unit di dalam
suatu lembaga.
2) Koordinasi Ekstern, yaitu koordinasi antar pejabat dari berbagai lembaga
atau antar lembaga.

b. Berdasarkan arah kegiatannya.


1) Koordinasi Vertikal (atasan dan bawahan).
2) Koordinasi Horisontal (setingkat).
3) Koordinasi Fungsional (persamaan fungsi dan kepentingan).
4) Koordinasi Diagonal (perbedaan fungsi).7
7
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2002),
hlm.134

8
F. Syarat-Syarat Koordinasi

Koordinasi juga harus mempunyai suatu ketentuan atau syarat untuk


mencapai tujuan yang utama dalam suatu organisasi. Syarat-syarat koordinasi
yaitu sebagai berikut:

1. Pembagian kerja yang jelas dalam organisasi.


2. Membangun semangat kerjasama yang besar.
3. Tersedianya fasilitas kerja dan kontak hubungan yang cukup lancar bagi
semua pihak dalam organisasi.
4. Memulai tahapan suatu kegiatan dengan benar dan mempertahankan
kualitas pekerjaan sebagi pekerjaan yang kontinu.8
5. Sense of coorperation perasaan untuk bekerja sama, dilihat dari bagian per
bagian pekerjaan. Dalam syarat ini semua anggota harus saling menjaga
perasaan untuk bekerjasama tanpa adanya perselisihan antar anggota
dalam suatu organisasi.
6. Rivairy persaingan antara bagian-bagian untuk berlomba mencapai
kemajuan. Artinya setiap anggota bersaing untuk menciptakan prestasi
yang terbaik untuk kepentingan utama dalam suatu organisasi.
7. Team spirit saling menghargai satu sama lain pada tiap bagian dan saling
memberikan semangat demi kemajuan suatu organisasi, sehingga dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
8. Eksprit de corps bagian-bagian yang diikutsertakan harus saling
menghargai satu sama lain, umumnya akan menambah kegiatan
bersemangat dalam pencapaian tujuan utama dalam organisasi.

G. Cara-cara Pengkoordinasian

Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-cara antara lain :

8
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer(Bandung:Alfabeta,2009).hlm,56

9
1. Pertemuan lengkap, atau rapat pleno lengkap, atau istilah lain mengenai
pertemuan tersebut yang mewakili unit kerja.
2. Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu.
3. Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan.
4. Pembentukan badan koordinasi staf untuk mengkoordinir kegiatan.
5. Mewawancarai bawahan untyk mengetahi hal yang penting berkaitan
dengan tugas tanggung jawabnya.
6. Instruksi berantai.
7. Ada dan tersedianya buku pedoman organisasi dan tatakerja. Cara-cara ini
dilakukan disesuaikan dengan bidangnya kegiatan kultral organisasi
dimana kegiatan itu dilaksanakan.

H. Unsur-unsur Koordinasi

Adapun unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi antara lain:

1. Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan


pendidikannya untuk mengfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang
dalam oarganisasi.
2. Ada unit atau orang yang dikoodinasikan yang sudah ditata yang mampu
memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-cita
bersama.
3. Ada pengertian timbal balik dari koordinator dan mereka yang dikoordinir
untuk saling menghargai dan saling kerjasama bagi kepentingan
organisasi.

Ketiga unsur tersebut memainkan peran pentingnya sebagai upaya


mengoptimalkan kinerja organisasi sehingga tercapainya tujuan bersama.
Koordinasi yang baik dapat menghindarkan kemngkinan terjadinya persaingan
yang tidak sehat atau kesimpang siuran dalam tindakan. Koordinasi yang baik
menjadikan semua bagian dan personal dapat bekerja sama menuju kesatuan
arah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.9

9
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer(Bandung:Alfabeta,2009).hlm,57.

10
I. Manfaat Koordinasi

Asas koordinasi dalam suatu organisasi juga sangat penting terutama


untuk menjaga keselarasan, keseimbangan tugas dari masing-masing bagian
dan ketetapan distribusi para pekerja dalam suatu organisasi. Hal ini dapat
menghindari adanya bagian yang kelebihan tenaga sedangkan di pihak lain
ada bagian yang tidak mencukupi petugasnya,

Koordinasi dipandang penting karena memberikan beberapa manfaat bagi


organisasi itu sendiri  antara lain :

1. Dapat menghindari perasaan saling lepas antara bagian dan petugas dan
suatu organisasi.
2. Dapat menghindari saling mengandalkan posisi dan pertengkaran antara
sesama pejabat dari antara bagian dalam organisasi.
3. Dapat menghindari terjadi kekembaran tugas dan kekosongan pelaksana
bagian tertentu dalam organisasi.
4. Mendorong pejabat untuk saling bantu dan memberitahukan masalah yang
dihadapi kepada bagian-bagian lain dalam suatu organisasi, dan banyak
lagi keuntungan yang lainnya.10
5. Menghilangkan dan menghindarkan perasaan terpisahkan satu sama lain
antara pengawas, kepala sekolah, guru dan para personalia.
6. Menghindarkan perasaan atau pendapat bahwa dirinya atau jabatannya
merupakan yang paling penting.
7. Mengurangi dan menghindarkan kemungkinan timbulnya pertentangan
antar-sekolah atau antara pejabat dan pelaksana.Menghindarkan timbulnya
berebut fasilitas.
8. Menghindarkan terjadinya peristiwa menunggu yang memakan waktu
lama.
9. Menghindarkan kemungkinan terjadinya kekembaran pekerjaan suatu
kegiatan oleh sekolah.
10. Menghindarkan kemungkinan terjadinya kekosongan pekerjaan satu
program oleh sekolah.
10
H Engkoswara, Administrasi Pendidikan (Bandung:Alfa Beta,2010), hlm. 148

11
11. Menumbuhkan kesadaran para kepala sekolah untuk saling memberikan
bantuan satu sama lain.
12. Menumbuhkan kesadaran untuk bekerjasama dalam menyelesaikan
masalah.11

J. Alat dan Teknik Pengkoordinasian

Sebagai alat dan teknik pengkoordinasian yang dapat digunakan (misalnya


oleh kepala sekolah) antara lain :

1. Mengadakan rapat guru secara berkala untuk membicarakan program dan


pelaksanaan pembelajaran.
2. Mengadakan rapat koordinasi dengan tenaga administrasi.
3. Mengadakan rapat gabungan seluruh satuan organisasi/unit kerja yang
tergabung dalam organisasi sekolah.
4. Membuat buku pedoman kerja atau buku petunjuk pelaksanaan tugas yang
lengkap dengan job diskripsinya.12

11
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset,2002), hlm. 134.
12
Nur Hamidi, Handout, Administrasi Pendidikan.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
 Pengkoordinasian merupakan serangkaian aktivitas yang disatupadukan
serta menyelaraskan anggotanya dalam bekerja agar berlangsung secara
tertib dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
 Koordinasi memiliki karakter sebagai berikut: Tanggung jawab
koordinasi terletak pada pimpinan, koordinasi merupakan proses yang
terus-menerus, pengaturan usaha kelompok secara teratur, koordinasi
adalah kerjasama, kesatuan tindakan merupakan inti koordinasi, dan tujuan
koordinasi adalah tujuan bersama.
 Prinsip dan tujuan dari koordinasi yaitu memecahkan konflik,
integrasi dan sinkronisasi dengan stakeholder, mengembangkan
dan memelihara hubungan yang harmonis, memperlancar
pelaksanaan tugas, dan mencegah persaingan yang tidak sehat. Sedangkan
prinsipnya bisa disingkat dengan “KOORDINASI”.
 Macam-macam koordinsi, bisa dilihat dari segi arah lingkupnya dan arah
kegiatannya.
 Syarat-syarat koordinasi, antara lain: Pembagian kerja yang jelas dalam
organisasi, membangun semangat kerjasama yang besar, tersedianya
fasilitas kerja dan kontak hubungan yang cukup lancar bagi semua pihak
dalam organisasi, memulai tahapan suatu kegiatan dengan benar dan
mempertahankan kualitas pekerjaan sebagi pekerjaan yang kontinu, sense
of coorperation perasaan untuk bekerja sama, dilihat dari bagian per
bagian pekerjaan, dan lainnya.
 Cara mengkoordinasi, yaitu: pertemuan lengkap, pertemuan berkala,
pembentukan panitia gabungan jika diperlukan, pembentukan badan
koordinasi staf untuk mengkoordinir kegiatan, mewawancarai bawahan
untuk mengetahi hal yang penting berkaitan dengan tugas tanggung
jawabnya, instruksi berantai, ada dan tersedianya buku pedoman
organisasi dan tata kerja.

13
 Manfaat dari koordinasi, antara lain:
a. Dapat menghindari perasaan saling lepas antara bagian dan petugas dan
suatu organisasi.
b. Dapat menghindari terjadi kekembaran tugas dan kekosongan pelaksana
bagian tertentu dalam organisasi.
c. Mendorong pejabat untuk saling bantu dan memberitahukan masalah yang
dihadapi kepada bagian-bagian lain dalam suatu organisasi, dan banyak
lagi keuntungan yang lainnya.
d. Menghilangkan dan menghindarkan perasaan terpisahkan satu sama lain
antara pengawas, kepala sekolah, guru dan para personalia.
 Sebagai alat dan teknik pengkoordinasian yang dapat digunakan (misalnya
oleh kepala sekolah) antara lain :
a. Mengadakan rapat guru secara berkala untuk membicarakan program dan
pelaksanaan pembelajaran.
b. Mengadakan rapat koordinasi dengan tenaga administrasi.
c. Mengadakan rapat gabungan seluruh satuan organisasi/unit kerja yang
tergabung dalam organisasi sekolah.
d. Membuat buku pedoman kerja atau buku petunjuk pelaksanaan tugas yang
lengkap dengan job diskripsinya.

B. Saran
Demikian makalah ini kami sampaikan, semoga dapat menambah ilmu
pengetahuan dan sebagai pegangan kita sebagai calon guru. Untuk kritik dan
saran dipersilahkan guna penyempurnaan makalah. Serta untuk mengetahui
lebih dalam silahkan membaca buku terkait.

14
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto M Ngalim, 1981, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara.

Hadari Nawawi, 1983, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung.

Sagala Syaiful, 2006, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta.

E. Mulyasa, 2002, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya Offset.

Engkoswara.H, 2010, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfa Beta.

Nur Hamidi, Handout Administrasi Pendidikan.

15
GAMBAR BUKU REFERENSI

Mohon maaf sebelumnya kepada dosen pengampuh yang terhormat. Ini


adalah gambar buku yang menjadi rujukan dalam pembuatan makalah.
Dikarenakan saya tidak memiliki uang untuk membeli buku dan tidak bisa ke
perpustakaan sebab masih dalam masa pandemi, saya berinisiatif menggunakan
internet untuk mencari materi. Namun, saya hanya dapat mencari gambar buku
yang digunakan dalam penyusunan tugas ini dan hanya menemukan gambar
sampul tidak dengan halamannya. Sekali mohon maaf atas ketidak lengkapan
dalam penyelesaian tugas ini.

16

Anda mungkin juga menyukai