Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REPORT

MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
PADA MATA KULIAH MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


MUHAMMAD FIKRI M. BAGASAN ( 0301182127 )
JURUSAN/SEMESTER : PAI 5/III

DOSEN PENGAMPU :
AHMAD SYAFWAN, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis
bisa menyelesaikan Critical Book Report Media dan Teknologi Pembelajaran ini dengan judul
“Media dan Teknologi Pembelajaran”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas take
home. Yang mana tugas ini sebagai pengganti dari ujian tengah semester.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas dan juga bahan bacaan yang baru bagi
para mahasiswa dan juga calon guru. Yang mana makalah ini membahas tentang beberapa
media yang perlu diketahui guru.
Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari teman dan juga dosen pengampuh. Untuk itu kami ucapkan terimakasih.

Medan, 18 Desember 2019

Penulis

i
BAB I Media Pembelajaran, Pengertian, Karakteristik, dan Urgensinya

Pada BAB I Ini membahas suatu pokok bahasan tentang memahami media pembelajaran yang

difokuskan pada empat sub pokok bahasan fenomena aktual, konsep media pembelajaran,

karakteristik dan ragam media pembelajaran, dan pentingnya mempelajari media

pembelajaran. Keragaman pemahaman orang tentang media menyebabkan istilah media,

teknologi, alat peraga dan sumber beelajar dikatakan sama, padahal istilah – istilah tersebut

mempunyai cakupan yang berbeda. Media berasal dari bahasa Latin Medium yang berarti

antara dan perantara. Media Pembelajaran adalah semua bentuk peralatan fisik yang didesain

secara terencana untuk menyampaikan informasi dan membangun interaksi.

Sumber Belajar dipahami sebagai perangkat, bahan, peralatan, pengaturan, dan orang di mana

peserta didik dapat berinteraksi dengannya yang bertujuan untuk memfasilitasi belajar dan

memperbaiki kinerja. Sedangkan Perangkat adalah berupa perangkat lunak dan keras yang

digunakan untuk menciptakan video training, yang kemudian direkam atau dihasilkan sebagai

materi atau bahan. Sementara itu, Bahan adalah aliran jaringan digital, kaset video analog,

DVD digital untuk meningkatkan kualitas video training yang dapat dilihat melalui peralatan.

Untuk Sumber Belajar adalah sumber – sumber yang mendukung belajar termasuk sistem

penunjang materi dan lingkungan pembelajaran. Dan yang terakhir adalah Alat Peraga,

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik memperkuat

informasi atau keterampilan yang baru diperoleh.

Karakteristik media dapat dilihat dari perspektif teknologi, sistem, simbol, dan kemampuan

prosesing. Ragam media pembelajaran mencakup realita, model, perekasa, teks, visual, audio,

dan multimedia. Pentingnya media pembelajaran mencakup 1) meningkatkan mutu

pembelajaran, 2) tuntutan paradigma baru, 3) kebutuhan pasar, 4) visi pendidikan global.

ii
BAB II Teknologi Pembelajaran : Pengertian, Sejarah, dan Perbedaan Istilah

Pada BAB II ini membahas tentang istilah teknologi. Istilah teknologi cendrung direduksi dan

disederhanakan karena teknologi hanya dimaknai secara dangkal, sebatas peralatan fisik saja.

Padahal, teknologi mencakup aplikasi pengetahuan untuk tujuan praktis. Kata teknologi

berasal dari bahasa Yunani Techne yang berarti seni, kerajinan, atau keterampilan dan Logia

yang berarti kata, studi, atau tumbuh ilmu pengetahuan. Jadi, teknologi aplikasi sistematis ini

dari pengetahuan ilmiah atau pengetahuan terorganisasi lainnya untuk tugas – tugas praktis.

Teknologi pembelajaran dipandang sebagai media yang lahir dari revolusi komunikasi yang

dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran disamping guru, buku, teks, dan papan tulis.

Teknologi pembelajaran dipandang sebagai suatu bidang yang terlibat dalam fasilitasi belajar

manusia melalui proses identifikasi sistematis, pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan

berbagai sumber belajar dan melalui pengelolaan proses – proses tersebut. Teknologi

pembelajaran dipandang sebagai suatu proses yang mengandung arti bahwa seluruh

komponen yang terlibat harus dikelola dalam suatu sistem untuk menyelesaikan berbagai

masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Teknologi pembelajaran juga dipandang

sebagai kawasan disiplin yang mencakup desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,

dan evaluasi proses dan sumber untuk belajar. Dan yang terakhir yang dibahas dalam BAB ini

adalah, teknologi pembelajaran terfokuskan pada upaya untuk memfasilitasi belajar dan

memperbaiki kinerja dengan menciptakan, menggunakan , dan mengelola proses dan sumber

teknologi yang sesuai.

Jadi, penggunaan istilah teknologi pembelajaran dan teknologi pendidikan bernacam –

macam, ada yang stuju dengan istilah teknologi pembelajaran, dan sebagian lagi

menggunakan istilah teknologi pendidikan, dan ada yang mempertukarkan satu sama lainnya.

iii
BAB III Perspektif Belajar dan Strategi Belajar

Secara umum dalam BAB ini dipaparkan perpektif dimaknai sebagai cara memandang

sesuatu. Terdapat 3 perspektif yang sering dikaji dalam teori belajar, yaitu : behaviour,

kognitis, konstruktivis. Defenisi belajar berbeda – beda sesaui dengan masing – masing

perspektif. Dalam perpektif behavioristk, belajar adalah perubahan perilaku sebagai akibat

dari pertemuan stimulus dengan respon.

Menurut perspektif kognitif, belajar merupakan proses mental yang terjadi dalam individu

yang saling terkait secara dinamis dengan perilaku. Sedangkan, perspektif konstruktif, tentang

pengetahuan sebagai interpretasi subjektif terhadap pengalaman.

Strategi pembelajaran adalah prosedur yang dipilih untuk membantu peserta didik mencapai

tujuan atau menginternalisasi konten. Terdapat 2 macam strategi pembelajaran, yaitu strategi

makro dan mikro. Strategi pembelajaran mikro, adalah berbagai aktivitas belajar dan

mengajar seperti diskusi kelompok, membaca manndiri, studi kasus, ceramah, simulasi

komputer, worksheet, proyek kelompok kooperatif, dan sebagainya. Sementara strategi

pembelajaran makro adalah mencakup kegiatan belajar dan mengajar mulai dari tahap awal

memberi motivasi kepada peserta didik sampai pada penugasan topik – topik yang

mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Strategi yang umum adalah

ceramah, persentasi, demonstrasi, diskusi, latihan, praktik, tutorial, belajar kooperatif,

permainan, simulasi, dan penemuan.

iv
BAB IV Model – Model Pengembangan Media dan Teknologi pembelajaran

Dalam BAB ini secara umum model dipahami sebagai representasi grafis, matematika, fisik,

maupun lisan atau versi sederhana dari suatu konsep, fenomena, hubungan, struktur, sistem,

atau aspek dari dunia nyata. Secara khusus, model adalah konkretisasi teori dalam bentuk

tampilan grafis, panduan, pola atau prosedur kerja berdasarkan standar tertentu untuk

mengarahkan suatu kegiatan agar mencapai hasil yang maksimal.

Pengembangan adalah proses penerjemahanspesifikasi desai kedalam bentuk fisik. Makna

pengembangan tertuju pada 3 hal yaitu : 1) produk pengembangan, 2) prosedur, tahapan, atau

hierarki sitemik dan sistematis, 3) berhubungan dengan model. Kegiatan pengembangan

didasari oleh beberapa alasan mendasar, yakni melanjutkan bentuk produk yang sudah ada,

memodifikasi atau mengubah, menggabungkan elemen – elemen penting atau membuat

produk – produk baru.

Beberapa model pengembangan media dan teknologi pembelajaran yang umum digunakan

adalah 1) model ASSURE digunakan untuk mengembangkan bahan ajar, strategi

pembelajaran, da media atau teknologi pembelajaran, 2) model PIE untuk bahan ajar dan

teknologi pembelajaran dan, 3) model TIP untuk mengintegrasi teknologi kedalam kurikulum

dan pembelajaran dan 4) model CAI untuk mengembangkan media dan teknologi berbasis

komputer.

v
BAB V Belajar Melalui Bahan Cetak

Bahan cetak sering digunakan secara bergantian dengan teknologi cetak atau media cetak.

Bahan cteak adalah segala bentuk publikasi , dokumen, atau catatan berupa surat kabar,

majalah, panflet, buku, foto, gambar, transkripsi, kaset rekaman magnetik, dan berbagai

bentuk bahan cetak lainnya. Bahan cetak merupakan media yang dapat berfungsi untuk

menjadi perantara dari sumber informasi peserta didik.

Secara garis besar bahan cetak dibagi kedalam 3 kelompok yakni 1) alat bantu belajar, 2)

bahan pelatihan, 3) bahan informasi. Ragam bahan cetak mencakup teknologi atau bahan –

bahan yang dapat digunakan dalam pembelajaran seperti buku teks, modul, LKS/LKM,

lembaran lepas, artikel, jurnal, surat kabar, poster atau komik.

Pengembangan bahan cetak mencakup prosedur, langkah, atau tahapan yang perlu diikuti

dalam memproduksi bahan cetak. Prosedur yang dimakskud adalah analisis, desain, evaluasi,

dan revisi serta deseminasi. Fase analisis mencakup mengidentifikasi standar kompetensi dan

kompetesi dasar atau inti, mengabalisis pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Fase desain

mencakup menyusun sistematika pembahasan, mengumpulkan bahan dari berbagai sumber,

merumuskan tujuan dan menyusun bahan pembelajaran. Fase evaluasi mencakup

pengoreksian, validasi ahli, dan uji coba bertahap yang diikuti dengan revisi. Dan fase

deseminasi mencakup publikasi dan menyebarluaskan bahan ajar keseluruh pihak yang

membutuhkan.

vi
BAB VI Belajar Melalui Media Visual

Secara umum visual dipandang sebagai ekspresi sehari – hari yang merujuk pada wujud

seperti televisi, film, fotografi, lukisan dan lain – lain. Liretasi Visual adalah kemampuan

untuk memahami dan menggunakan gambar, termasuk kemampuan untuk berpikir, belajar,

dan mengekspresikan diri sendiri tentang gambar. Intelegensi Visual adalah kemampuan

kecerdasan visual yang dipahai sebagai kepekaan terhadap garis, warna, bentuk, ruang,

keseimbangan, harmoni, bayangan, dan hubungan antara unsur tersebut. Pemelajar Visual

adalah cara atau gaya belajar, yang hanya dapat belajar dengan baik melalui gambar – gambar

visual. Visual adalah bahan yang berwujud garis, warna, bentuk, dan ruang yang didesain

untuk menyampaikan pesan.

Media visual dapat diklasifikasikan kedalam 3 bentuk. Visual Cetak adalah gambar visual

yang dapat dilakukan secara manual atau dicetak melalui komputer. Visual Pajangan adalah

peralatan yang terpasang di dalam ruang kelas yang dapat digunakan untuk meyampaikan

bahan pembelajaran. Visual Proyeksi adalah bahan visual yang disajikan melalui layar dengan

menggunakan mesin tertentu seperti OHP/LCD proyektor yang biasa dihubungksn dengan

film, televisi, dan komputer/laptop.

Peranti adalah sistem pemrosesan data yang berisi program – program yang dijalankan

melalui instruksi dan dikendalikan melalui komputer. Terdapat 2 jenis peranti yaiu, peranti

lunak berjairng adalah sistem pemrosesan informasi yang dapat digunakan secara langsung.

Dan peranti lunak tidak berjejaring adalah sistem pemrosesan informasi yang terlepas dari

jaringan internet.

vii
BAB VII Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran

Landasan hukum seperti UU, PP, dan Instruksi Presiden tentang integrasi teknologi kedalam

pembelajaran telah menerima kesempatan dan peluang kepada para adopter dan integrator

untuk mengembangkan berbagai inovasi baru sehingga sehingga dapat mengintegrasikan

teknologi kedalam pembelajaran.

E – learning merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dalam rangk membangun

manusia Indonesia seutuhnya. Namun, integrasi teknologi informasi yang berkembang di

Indonesia masih berada dalam tataran imitasi, adopsi, dan adaptasi seperti pemnafaatan

teknologi kedalam pembelajaran. Integrasi yang mengarah kepada modifikasi, difusi, dan

kreasi inovasi belum dapat dilakukan baik oleh ahli praktisi telematika maupun pendidikan

disebabkan kedua praktisi tersebut masih berjalan sendiri/tidak beriringan.

Walaupun teori difusi telah banyak dilakukan dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran,

berbagai kedala masih ada seperti kurangnya materi pengajaran, terbatasnya kemampuan

bahasa Inggris, akses internet belum merata belum siapnya guru, dosen dan staf pengajar, dan

keterbatasan wakktu dalam memperdalam pengetahuan dan keterampilan teknologi.

viii
BAB VIII Integrating Social media to Promote Student – Entered Learning

Internet users in Indonesia have shown an increasing trend. The number of internet

user reach 63 million in 2012 became 74,57 million in 2013 and may reach 107 million in

2014 and 139 million in 2015.

Social media have not been integrated ssystematically in Indonesian classroom setting,

even in Islamic higher education. Meanwhile student’s activity to accomplish the assigment

outside the classroom setting is more dependent on using the internet rather than entering

library to manually acces the physical information from book, journal, newspaper.

Technology integration concern with aplication of technology to contruct

communication, interaction, environment, culture, learning, and insruction. Social media is a

widespread phenomenom focussed on connecting, sharing and collaborating.

ix
BAB IX Blended Learning : Pemaduan Pembelajaran Tatap Muka & Online

Bahan pembelajaran blended merupakan bahanyang dikembangkan dengan memadukan


sumber tradisionalyang dipadukan dengan bahan elektronik yang dapat diakses secara online.

BAB X Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Berdasarkan temuan dari hasil analisis terhadap penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi dan desain sitemm pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi da
komunikasi, maka dapat disimpuilakn bahwa;
a. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan pembelajaran
dapat dilihat dari tiga aspek utama, yakni; pertama ketersediaan sarana pendukung,
kedua model komunikasi dalam pembelajaran, ketiga bentuk teknologi yang
digunakan peserta didik.
b. Desain sistem pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi
sebagai media penghubung kelas kerja sama pascasarjana UIN Alauddin di Sulawesi
Selatan didasarkan atas analisis kebutuhan terhadap kondisi sebenarnya dalam kondisi
ideal. Berdasarkan analisi kebutuhan, maka desain sistem pembelajaran jarak jauh
menggunakan web-Blog yang menginteraksikan teks, video, serta situs-situs internet
yang dihubungkan dengan bahan ajar.

x
Kesimpulan

Media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya


video, televisi, komputer dan lain sebagainya. Dalam suatu proses belajar mengajar, ada
unsur yang amat penting yaitu media pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran
tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada
berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media.
Media mempunyai manfaat dan fungsi sebagai sarana bagi guru untuk dapat
menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik, tidak hanya monoton, siswa tidak
hanya diajak untuk berhayal dan membayangkan saja tetapi siswa dapat melihat
kenyataan walaupun hanya melalui gambar ataupun video.

Saran
Dalam membuat critical book report ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
diharapkan  kepada para pembaca untuk memberikan  masukan - masukan  yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan critical book report ini.

xi

Anda mungkin juga menyukai