Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena
kasih karuniaNya saya dapat menyelesaikan tugas CBR Pendidikan Luar Sekolah ini dengan
tepat waktu. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mahfuzi Irwan Saragih, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan tugas
CBR ini, sehingga menambah pengetahuan dan wawasan saya mengenai psikologi
perkembangan.

Terlepas dari hal itu, saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan CBR
ini, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk penyempurnaan lebih lanjutnya. Saya berharap semoga CBR ini dapat bermanfaat dan
memotivasi para pembaca.

Medan,03 Oktober 2018

Penyusun

( Maria Nilawati Sibuea )


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3

A.LATAR BELAKANG..............................................................................3

B.TUJUAN...................................................................................................3

C.MANFAAT..............................................................................................3

BAB II IDENTIFIKASI BUKU............................................................................4

A.IDENTITAS BUKU.................................................................................4

B.RINGKASAN BUKU..............................................................................5

BAB III KEUNGGULAN BUKU.......................................................................22

A.KETERKAITAN ANTAR BAB ...........................................................22

B.KEMUKTAHIRAN ISI BUKU .............................................................22

BAB IV KELEMAHAN BUKU ..........................................................................27

A. KETERKAITAN ANTAR BAB ...........................................................27

B. KEMUKTAHIRAN ISI BUKU..............................................................27

BAB V IMPLIKASI KEDUA BUKU ..................................................................28

BAB VI PENUTUP ……………………………………………………………….23

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………......24
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan luar sekolah merupakan bentuk dari perkembangan peyelenggaraan
pendidikan secara luas, bahwa pendidikan tidak hanya kegiatan yang terorganisir disekolah tetapi
juga pendidikan diluar, karena pada hakikatnya pendidikan yang sebenaranya kehidupan dan
sekolah hanya bagian kecil yang dibatasi oleh jenjang umur dan disiplin. Konsep pendidikan luar
sekolah muncul atas dasar hasil observasi dan pengalaman langsung dan tidak langsung yang
dibentuk, sahingga hasilnya dapat menunjukkan persamaan dan perbedaan dari pendidikan
sekolah dan pendidikan luar sekolah. Perbedaan antara keduanya terdapat pada
pengertian,sistem,prinsip prinsip dan paradigma yang dimiliki keduanya.
1.2 Tujuan
Adapun manfaat daripada penyusunan CBR ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui secara lebih detail tentang Pendidikan Luar Sekolah.
2. Untuk mewujudkan pemahaman belajar pls.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat daripada penulisan CBR ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk membuat pembaca dapat memahami pengertian Pendidikan Luar Sekolah
2. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai pemahaman belajar pls
BAB II
IDENTIFIKASI BUKU

A. Identitas buku
BUKU UTAMA

Judul Buku : Konsep Dasar, Sejarah, dan Asas Pendidikan Luar Sekolah

Nama Pengarang : Prof. Dr Yusnadi, MS

Silvia Mariah H, M.Pd

Penerbit : Unimed Press

Jumlah halaman :189 halaman

Tahun Terbit : 2014

BUKU PEMBANDING

Judul Buku : Pendidikan Luar Sekolah

Nama Pengarang :Prof.H.D.Sudjana S.,S.Pd.,M.Ed.,PhD.

Penerbit : Falah Production

Jumlah halaman : 401 halaman

Tahun Terbit : 1999


B. RINGKASAN BUKU

Buku Utama

Buku Pembanding

BAB I Pegertian dan konsep dasar pendidikan luar sekolah serta perbedaannya dengan pendidikan
sekolah

Pendidikan luar sekolah merupakan bentuk dari perkembangan peyelenggaraan pendidikan


secara luas, bahwa pendidikan tidak hanya kegiatan yang terorganisir disekolah tetapi juga pendidikan
diluar, karena pada hakikatnya pendidikan yang sebenaranya kehidupan dan sekolah hanya bagian kecil
yang dibatasi oleh jenjang umur dan disiplin. Konsep pendidikan luar sekolah muncul atas dasar hasil
observasi dan pengalaman langsung dan tidak langsung yang dibentuk, sahingga hasilnya dapat
menunjukkan persamaan dan perbedaan dari pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah.
Perbedaan antara keduanya terdapat pada pengertian, sistem, prinsip-prinsip dan paradigma yang
dimiliki keduanya.

Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan Sekolah

Mempunyai derajat keketatan dan keseragaman yang lebih rendah. Memiliki tinggat keketatan dan
keseragaman yang lebih dibanding pendidikan luar sekolah.

Memiliki bentuk bentuk dan isi proram yang berbeda satu sama lain sehingga memiliki banyak ragam.
Pada umumnya memiliki bentuk dan isi program yang seragam untuk setiap satuan, jenis dan jenjang
pendidikan.

Tujuan program pendidikan luar sekolah tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Tujuan
programnya seragam untuk setiap satuan jenjang pendidikan.

BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Ada begitu banyak pengertian tentang jalur pendidikan; formal, nonformal maupun informal
diantaranya menurut Coombs, Kleis, Axiin, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 serta PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan Penyelenggaraan
pendidikan. Dimana dari pendapat-pendapat ini secara umum dapat disimpulkan bahwa pendidikan
formal merupakan pendidikan yang terstruktur, berjenjang, dilaksanakan dengan sistematis dengan
menerapkan disiplin-disiplin tertentu. Sedangkan pendidikan luar sekolah merupakan suplemen
penambah, pelengkap juga bisa sebagai pendidikan formal yang sesuai degan kebutuhan masyarakat,
materinya bersifat praktis dan cenderung pada keterampilan dengan waktu yang singkat meskipun
kadang-kadang ada yang sistemnya berjenjang, programnya terencana dan didalamnya tidak hanya ada
proses belajar mengajar tetapi juga salng membelajarkan. Adapun pendidikan informal merupakan jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan yang mandiri, berlangsung sepanjang hayat atau tidak terikat oleh
tenggang waktu, terjadi antara anak dan keluarganya, temannya maupun mayarakat sekitarnya;
pendidikan jalur ini tidak menspesifikkan tujuannya pada tujuan tertentu tetapi lebih kepada
penanaman dan pegembangan manusia menjadi manusia yang memiliki moral, nilai, watak dan perilaku
yang berbudi luhur.

Pendidikan nonformal berfungsi untuk merubah sikap mental dan pola berpikir warga masyarakat agar
memiliki aktivitas dan kreativitas dalam berbagai bidang kehidupan, memiliki seperangkat pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan sebagai syarat untuk meningkatkan mutu dan taraf kehidupan.
Adapun pada prosesnya pendidikan jalur ini menekankan prosesnya pada pemberdayaan warga belajar,
yang dilakukan melalui interaksi pendidik nonformal dan warga belajrnya sehingga dari interaksi ini akan
tumbuh kreativitas, nalar, rasa ingin tahu sehingga menjadikan warga belajar lebih terbuka untuk
menemukan dan mengembangkan potensi dirinya.

Kedudukan PLS dalam Sistem Pendidikan Nasional.

Maksud dari pendidikan sebagai pranata adalah pendidikan merupakan wahana atau mekanisme yang
mempunyai struktur kelembagaan, peraturan tugas dan tata kerja. Meskipun tidak memiliki pranata
yang seketat pendidikan formal, pendidikan nonformal tetap memiliki tata kerja, mekanisme maupun
peraturan yang bersifat lebih fleksibel dan disesuaikan dengan keadaan. Pendidikan luar sekolah sebagai
kegiatan yang menyangkut hasil dan proses dari pendidikan itu sendiri.

Pendidikan nonformal sangat peduli dengan perubahan masyarakat secara mikro atau pembangunan
lokal (local development) pada komunitas yang berdampak langsung pada pengembangan sumber daya
manusia melalui pendidikan. Pendidikan sebagai unsur sentral pembangunan yang mempunyai fungsi
sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran politik dan kesadaran sosial, meningkatkan jumlah pekerja
terampil dan meningkatkan sumber daya manusia yang terlatih.
Dalam sistem pendidikan nasional terdiri dari 2 subsistem yaitu subsistem pendidikan sekolah dan
subsistem pendidikan luar sekolah. Yang pertama program-programnya bersifat formal, dilaksanakan
mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Sedangkan yang kedua mencakup program pendidikan nonformal
dan informal, dilaksanakan dalam keluarga dan pengalaman sehari-hari melalui kelompok-kelompok
belajar, kursus, kelompok belajar TPA dan satuan pendidikan lainnya.

Sedangkan cakupan pendidikan luar sekolah sebenarnya sangat luas tapi dapat kita rangskum pada
beberapa poin berikut.

• Pendidikan kecakapan hidup; sosial, pribadi, akademis maupun vokasional yang bertujuan untuk
mengurangi kemiskinan dan pengangguran dan juga meningkatkan kuaitas hidup.

• Pendidikan anak usia dini; memberikan stimulus sehingga anak dapat terbantu dalam pertumbuhn dan
perkembangan jasmani dan rohani serta memiliki kesiapan untuk pendidikan lebih lanjut. Diantara
aspek yang menjadi sasarannya adalah pengembangan moral dan nilai-nilai agama, pengembangan fisik,
pengembangan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, pengembangan kemampuan kognitif,
pengembangan kemampuan sosial emosional serta pengembangan kemampuan seni.

• Pendidikan kepemudaan; guna mempersiapkan kader pemimpin bangsa melalui kegiatan organisasi
pemuda dan lain sebagainya.

• Pendidikan pemerdayaan perempuan; untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan yang tentunya
berpengaruh pada pendidikan anak-anaknya.

• Pendidikan keaksaraan; sasarannya adalah masyarakat buta huruf, tidak tamat SD dan berekonomi
lemah, yang bertujuan untuk meningkakan pengetahuan dan keterampilan mesyarakat miskin dalam
bidang pencaharian.

• Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja; tujuannya untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan fungsional yang sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja.

• Pendidikan kesetaraan; ditujukan bagi peserta didik yang kurang beruntung, tidak pernah sekolah
ataupun putus sekolah.

BAB III SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


Awal hadirnya, pendidikan luar sekolah dipengaruhi oleh pendidikan informl dikeluarga, yang
dimulai dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, sikap maupun kebiasaan melalui asuhan. Lalu
kemudian keluarga-keluarga ini membentuk kelompok atas dasar wilayah tempat tinggal atau
keturunan. Dari sini dilestarikanlah dan diwarisilah kebudayaan dengan kegiatan belajar-
membelajarkan.

Pendidikan luar sekolah juga dipengaruhi oleh adat istiadat yang mendorong penduduk untuk belajar,
berusaha dan bekerjasama atas dasar nilai-nilai dan moral yang dianut oleh masyarakat itu. Dorongan ini
bisa berupa pepatah yang dipesankan oleh orangtua pada anaknya. Agama juga mempengaruhi
hadirnya pendidikan luar sekolah, halaqah-halaqah yang diadakan untuk belajar tentang ibadah, al-
Qur’an maupun hadits merupakan kegiatan belajar mengajar yang mendasari situasi pendidikan luar
sekolah.

Ada tiga faktor utama pendukung perkembangan pendidikan luar sekolah, yaitu para praktisi di
masyarakat, para pengeritik terhadap pendidikan sekolah dan para perencana untuk pembangunan
ditingkat internasional. Para praktisi dimasyarakat biasanya orang-orang yang dengan sukarela
melakukan kegiatan pendidikan untuk membantu masyarakat agar melepaskan diri dari ketertinggalan,
kegiatan pendidikan meliputi bidang kesehatan, pertanian, ekonomi, olahraga, kesenian, dsb. Faktor
selanjutnya adalah kritik terhadap pendidikan sekolah yang dinilai kurang berhasil memecahkan
masalah-masalah pendidikan dan juga kurangnya kontribusi pendidikan sekolah dalam pembangunan
masyarakat dan tatanan kehidupan, kritik-kritik ini dikemukakan sejak tahun 60-an oleh Philip H.
Coombs, Ivan Illich, Paulo Freire, Abraham H. Maslow, Malcolm S. Knowes, dll.

Faktor ketiga adalah peran para perencana pendidikan untuk pembangunan internasional, kehadiran
mereka menunjang lahirnya lahirnya kebijakan-kebijakan pendidikan untuk pembangunan terutama
negara-negara berkembang, beberapa penelitian membuktikan bahwa keberhasilan penyelenggaraan
program pendidikan luar sekolah yang menunjang pembangunan masyarakat dan pembangunan bangsa
dikawasan bersangukutan.

Pendidikan luar sekolah untuk membantu pendidikan sekolah dan masyarakat dalam upaya pemecahan
masalah pendidikan di sekolah. Adapun peranan itu dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Complementary Education; pendidikan luar sekolah dapat menyediakan pelajaran yang menjadi
kebutuhan peserta didik dan masyarakat yang belum termuat dalam kurikulum pendidikan sekolah.
2. Suplementary Education; pendidikan luar sekolah memberi kesempatan tambahan pengalaman
belajar dalam materi pembelajaran tertentu yang telah dipelajarari dalam pendidikan sekolah dengan
waktu yang berbeda, pada tempat yang sama atau juga ditempat lain.

3. Subtitude Education; pendidikan luar sekolah juga berfungsi menggantikan fungsi pendidikan sekolah
didaerah-daerah tertentu dikarenakan alasan tertentu seperti lokasi yang belum terjangkau oleh
pendidikan sekolah.

Falsafah, Ilmu dan Pendukung Pendidikan Luar Sekolah

Selain bersumber pada tradisi, adat istiadat serta kaidah-kaidah agama, pendidikan luar sekolah juga
didasari oleh falsafah Pancasila, UUD RI 1945, Garis-garis Besar Haluan, UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang
SISDIKNAS maupun Peraturan Pemerintah yang menjabarkan tentang undang-undang tersebut.

Pendidikan Luar Sekolah memilik 5 fungsi. Yang pertama mengaktualisasikan potensi masyarakat
Indonesia dengan mengembangkan nilai-nilai rohani dan jasmani dem terwujudnya manusia Indonesia
yang maju, adil dan makmur. Kedua mengembangkan cipta, rasa dan karsa peserta didik agar
memahami lalu menganalisis lingkungan sehingga dapat bertindak kreatif dan inovatif terhadap
lingkungannya. Tiga membantu peserta didik menafsirkan dan mengambangkan pengalaman mereka
serta menjalin kerja sama dan partisipasi yang aktif untuk memenuhi kebutuhan bersama. Keempat
mengembangkan cara berpikir dan bertindak kritis terhadap lingkungan. Kelima, mengembangkan sikap,
moral, etika, tanggung jawab sosia, serta pelestarian nilai-nilai budaya.

Pendidikan luar sekolah juga didasari oleh teori-teori dari berbagai disiplin ilmu seperti pendidikan,
ekonomi mapun teori gerakan masyarakat; yang semuanya berkaitan dengan hipotesa yang dibuktikan
dengan observasi maupun teori yang taat asas (konsisten.)

Asas Kebutuhan

Dilihat dari aspek psikologi Bradshaw mengklisifikasikan Kebutuhan menjadi 4, yaitu kebutuhan normatif
(normaitve need), Kebutuhan terasa (felt need), yang dinyatakan (Expressed need), kebutuhan
bandingan (Comparative need) kemudian Burton dan Merril menambahkan kebutuhan antisipasi atau
kebutuhan masa depan (anticipated or future need).
Kebutuhan normatif timbul apabila seseorang atau sekelompok berada dibawah ukuran yang telah di
tetapkan oleh lingkungan disekitarnya. Kebutuhan terasa dianggap sama dengan keinginan atau
kehendak, kebutuhan yang dinyatakan merupakan kebutuhan yang dapat diketahui dari kelakuan atau
perkataan yang mengidentifikasikan kenginan mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sedangkan
kebutuhan bandingan merupakan kebutuhan yang timbul apabila karakteristik suatu populasi yang tidak
menerima suatu layanan dalam keadaan yang hampir sama dengan karakterstik populasi yang
memperoleh layanan. Adapun kebutuhan antisipasi adalah kebutuhan yang diproyeksikan pada
kepentingan masa depan.

Urgensi kebutuhan terhadap pendidikan luar sekolah. Yang pertama, kebutuhan merupakan bagian
penting dari kehidupan manusia. Kedua, keberhasilan seseorang manusia lebih banyak dipengaruhi
kemampuannya dalam dalam memenuhi kebutuhannya. Ketiga, manusia melakukan upaya
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Keempat, didalam kebutuhan mengandung
kebutuhan-kebutuhan lain yang harus dipenuhi.

Kebutuhan hidup manusia merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan upaya manusia untuk
mempertahankan dan meningkatkan kehidupannya. Abraham H Maslow mengemukakan lima tingkatan
kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan dan yang paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan pendidikan merupakan
suatu yang harus dipelajari seseorang untuk kemajuan hidupnya, kebutuhan pendidikan adalah jarak
antara perolehan tingkat pendidikan seseorang yang telah dicapai dengan standar pendidikan yang ingin
dicapai ingin dicapai. Sedangkan kebutuhan belajar merupakan jarak antara pengetahuan yang dimiliki
seseorang pada tingkat tertentu dengan pengetahuan yang ingin dicapai melalui kegiatan belajar.

Asas Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan sepanjang hayat menegaskan bahwa waktu manusia untuk mengemban pendidikan adalah
sepanjang hidupnya yang bertujuan tidak hanya sekedar perubahan melainkan pencapaian kepuasan
setiap orang yang melakukannya. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip belajar sepanjang hayat yang
diterapkan pada pendidikan luar sekolah.

1. Penekanan pada pembelajaran individual berdasarkan kesepakatan antara pendidik dan peserta didik.

2. Program pembelajaran bersifat fleksibel; waktu dan tempat sesuai dengan keinginan peserta didik.
3. Tanpa mengadakan seleksi dalam proses rekrutmennya, sehingga didasari atas keinginan peserta
didik serta memngkinkan kebutuhannya dapat terdidik.

4. Lembaga pendidikan saling berkolborasi dalam mendukung fasilitas belajar.

5. Kelangsungan proses belajar berdasarkan kemauan individu.

Terdapat 3 ciri umum pendidikan luar sekolah berdasarkan pendidikan sepanjang hayat yang diterapkan
didalamnya, yang pertama adalah memberikan kesempatan belajar kepada setiap orang sesuai dengan
minat, usia dan kebutuhan belajar masing-masing, sedangan yang kedua adalah melibatkan peserta
didik dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran, kemudian yang ketiga adalah
memiliki tujuan-tujuan ideal yang terkadung dalam proses pendidikan. Perubahan sikap dan perilaku
mendewasa menurut pendidikan sepanjang hayat.

Asas Relefansi dengan Pembangunan Masyarakat (Pedesaan)

Kehadiran pendidikan luar sekolah didasarkan atas kebutuhan masyarakat dan muncul karena tuntutan
masyarakat, secara bersamaan program-program pendidikan luar sekolah berfungsi menggarap
pengembangan sumber daya manusia yang merupakan pelaku utama pembangunan. Berikut beberapa
gambaran permasalahan pembangunan masyarakat dan kaitannya dengan pendidikan; yang pertama,
masyarakat pedesaan merupakan bagian terbesar dari penduduk dunia. Kedua, pembangunan pada
berbagai aspek khususnya aspek pendidikan sangat diperlukan oleh penduduk pedesaan. Ketiga, daerah
pedesaan mayoritas dihuni oleh masyarakat miskin. Dan yang keempat, sistem dan program pendidikan
sejauh ini belum bisa menunjang pembangunan masyarakat pedesaan. Adapun klasifikasi masyarakat
(dilihat dari faktor ekonomi, sosial budaya dan prasarana) yaitu Pradesa; bentuk kelompok masyarakat
yang belum menetap pada suatu wilayah yang disebut desa. Desa Swadaya; desa yang bersifat
tradisional dan masih terikat dengan adat istiadat. Dan desa Swakarya; setingkat lebih maju dibanding
desa swadaya, ditandai dengan adat istiadat yang mengalami masa transisi, cara berpikir masyarakatnya
mulai berubah, mata pencahariannya juga berkembang, begitu juga dengan produktifitas desa.

Pembangunan masyarakat merupakan gerakan yang mengandung arti usaha terencana dan sistematis
yang dilakukan oleh, untuk dan dalam masyarakat itu sendiri guna meningkatkan kualitas kehidupan
dalam berbagai aspek. Sedangakan sebagai sistem, pembangunan masyarakat merupakan salah satu sub
sistem pembangunan nasional. Pembangunan masyarakat dilaksanakan atas dasar prinsip keterpaduan,
berkelanjutan, keserasian, kemampuan sendiri dan kaderisasi. Sasaran pendidikan luar sekolah dalam
mengoptimalkan pembangunan masyarakat adalah menumbuhkan masyarakat gemar membaca, lalu
dilanjudkan dengan membelajarkan masyarakat dalam aspek ekonomi sehingga mereka mampu
melakukan fungsi penyediaan sarana, produksi, proses penyediaan barang dan pemasaran hasil.

Asas Wawasan ke Masa Depan

Perkembangan pendidikan luar sekolah di Indonesia sedang dipengaruhi oleh perkembangan


industri. Antara pendidikan luar sekolah dan industri saling membutuhkan. Program pendidikan luar
sekolah dimasyarakat industri diselenggarakan dalam berbagai bentuk sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa makin berkembang suatu masyarakat kearah masyarakat industri maka makin besar
pula kebutuhan terhadap upaya pendidikan luar sekolah untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
individu, masyarakat bahkan negara.

Sebagian besar sumber daya manusia di Indonesia menggunakan waktu lebih singkat dalam belajar
dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN begitu juga kesempatan mengikuti jenjang
pendidikan masih sangat tertinggal dibandingkan dengan negara lain sedangkan tingkat pendidikan
tenaga kerja masih didomonasi oleh tamatan sekolah dasar. Pada aspek pendidikan, lembaga
pendidikan di Indonesia masih kalah bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan dinegara lain begitu
juga pada aspek penguasaan bahasa inggris lulusan satuan bahasa Inggris.

Proses penyusunan kebijakan pendidikan luar sekolah yang berorientasi kemasa depan dilakukan
melalui langkah-langkah berikut : 1) Menetapkan tujuan umum, 2) menilai kebutuhan, 3) menyusun
tujuan khusus, 4) merancang kegiatan alternatif, 5) memperkirakan konsekuensi alternatif, 6) memilih
dan menetapkan komponen-komponen kegiatan alternatif, 7) melaksanakan kegiatan, 8) mengevaluasi
pelaksanaan , dan 9) mengkaji umpan balik.

Untuk melaksanakan langkah-langkah diatas diperlukan perencanaan yang strategis sejalan dengan ini
diperlukan dukungan kebijaksanaan, kelembagaan dan kegiatan. 1) kehadiran lembaga pengkajian masa
depan dan kehadiran lembaga koordianasi penyelenggaraan pendidikan luar sekolah dengan fungsi
untuk mengembangkan kebijakan, sistem pendidikan, pengelolaan program, tenaga kependidikan,
sumber pendukung, komunikasi dan informasi luar sekolah.
BAB IV PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)

PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) merupakan wadah pemberdayaan masyarakat yang
termasuk dalam Pendidikan Luar Sekolah yang sangat bermanfaat dalam menngembangkan sumber
daya manusia, kaderisasi (potensi, pranata sosial maupun sumber daya alam), menginfentarisir
kebutuhan masyarakat, nilai sosial, permasalahan dan solusinya. Harapannya dengan pengembangan
SDM dan potensi dapat menjadi angin segar bagi pembangunan suatu daerah khususnya dan negara
secara umumnya.

Adapun aspek pengembangannya PKBM adalah akses sumber daya dan manfaatnya. Sedangkan aspek
pengembangan masyarakat adalah kontrol, akses dan manfaat.

PKBM merupakan menejemen pemecahan masalah. Prinsip kerjanya dengan melihat potensi apa yang
dimiliki masyarakat didaerah tertentu kemudian mendayagunakan potensi tersebut. Kemudian
dilanjutkan dengan mengadakan kegiatan yang dapat menggerakkan masyarakat tersebut; dari tidak
mau menjadi mau, dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak terampil dalam melakukan sesuatu
menjadi terampil dalam melakukan sesuatu. Kegiatan PKBM sangat memerlukan peran aktif dari
masyarakat sebagai pengambil keputusan, penyelenggara dan penggerak drinya sendiri.

Beberapa macam PKBM dilihat dari basisnya, yaitu PKBM berbasis kelembagaan, komprehensif,
masyarakat dan negeri.

PKBM berpfungsi sebagai fasilitator dalam mengembangkan potensi masyarakat, serta dapat
memberdayakan masyarakat, sebagai pusat pelayanan masyarakat dan pusat informasi bagi masyarakat
yang membutuhkan informasi baik tentang teknologi, akses, maupun hal-hal lain yang dapat
mendukung teraksananya pemberdayaan potensi masyarakat di daerah tersebut.

PKBM bersifat mandiri; menggunakan analisis SWOT (Streng, Weakness, Opportunity and Treath) dalam
prosesnya, serta membangun kemitraan dengan pihak yang berangkutan sehingga mempermudah akses
ketika hendak mengadakan kegiatan atau mengadakan perlengkapan dalam pemberdayaan masyarakat.

BAB V PENDIDIKAN KELUARGA


Menurut UU Sisdiknas No. 2 Tahun 1989, pendidikan keluarga merupakan bagian jalur
pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai
budaya, nilai moral dan keterampilan. Pendidikan keluarga bertujuan memelihara dan melindungi anak
sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, keberhasilan anak disekolah sangat dipengaruhi
oleh dukungan dari pendidikan keluarga.

Adapun fungsi dari pendidikan keluarga adalah fungsi edukatif atau mengarahkan keluarga sebagai
wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak sehingga dapat menjadi manusia yang sehat,
tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi.
Fungsi kedua adalah fungsi sosialisasi atau keluarga bertugas mengantarkan dan membimbing anak agar
dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial, sehingga kehadirannya dapat diterima oleh masyarakat
luas. Fungsi selanjutnya adalah fungsi perlindungan/ proteksi atau secara dikatakan bahwa keluargalah
tempat seorang anak mendapatkan rasa aman, nyaman dan damai. Fungsi afeksi atau keluarga juga
bertugas membina perasaan seorang anak agar memiliki rasa kasih sayang dan cinta terhadap tuhan dan
sesamanya. Fungsi religius atau keluarga bertugas membangun manusia yang bertaqwa, fungsi rekreasi
dan ekonomi atau keluarga merupakan tempat pemberian kebutuhan-kebutuhan fisik anak juga
mendidiknya agar dapat hidup lebih efisien, ekonomis dan rasional. Fungsi yang terakhir adalah fungsi
biologis atau daat dikatakan keluarga merupakan wadah penyaluran reproduksi sehat bagi keluarga.

Betapa pentingnya pendidikan keluarga bagi anak-anak yang sedang berkembang. Pentingnya
pembentukan sumber daya manusia berbasis keluarga juga bisa dilihat dari konsep investment in
children memahami perlunya penguatan keluarga sebagai wahana pengembangan sumber daya
manusia dari sudut pandang orientasi nilai dan perkembangan daya nalar anak.

Pendekatan pendidikan keluarga adalah secara terpadu, seimbang antara pendekatan endogenous (
menimbulkan dari dalam ) dan conditioning ( pembisaan, mempengaruhi dari luar ) serta enforcement (
pemaksaan ).

BAB VI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Masyarakat memiliki potensi dan kekuatan dari sumber-sumber daya alam dan sosial budaya
yang dimilikinya. Potensi tersebut perlu digali melalui strategi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Cara menggali inilah yang merupakan initi dalam pemberdayaan masyarakat. Dalam
pemberdayaan masyarakat, kita harus berpegang teguh terhadap konsep dan memahami betul
kebutuhan masyarakat dan permasalahan yang dihadapinya. Masyarakat harus terlibat dalam
penyusunan pemecahan masalahan yang akan diselesaikan melalui pemberdayaan.

Menurut Surjono & Nugroho, pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses dimana masyarakat
(khususnya yang kurang memiliki akses terhadap pembangunan) didorong untuk meningkatkan
kemandirian dalam mengembangkan perikehidupan mereka.

Model-model pemberdayaan People Centre Development (i.e. IDT, Proyek Kawasan Terpadu (PKT),
Proyek Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil (P4K), Jaringan Pengaman Sosial (JPS), Raskin,
BLT); Model Lingkaran Setan Kemiskinan; Model Kemitraan,dll.

Konsep pemberdayaan dapat dipahami juga dengan dua cara pandang. Pertama, pemberdayaan
dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri masyarakat. Kedua Posisi masyarakat bukanlah
obyek penerima manfaat yang tergantung pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah,
melainkan dalam posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang bertindak) yang berbuat secara
mandiri.

Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah memampukan dan memandirikan masyarakat terutama dari
kemiskinan dan keterbelakangan/kesenjangan/ketidakberdayaan.

Adapun strategi pemberdayaan masyarakat adalah

1. Menciptakan iklim, memperkuat daya dan melindungi masyarakat maksudnya memperkuat potensi
atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering)

2. Program pembangunan pedesaan seperti pembangunan pertanian, industri pedesaan, pembangunan


masyarakat desa terpadu.

Program-program tersebut dapat dilakukan dengan berbagai strategi, seperti strategi gotongroyong,
strategi pembangunan teknikal, strategi konflik maupun dengan strategi pembelotan kultural.

BAB III
PEMBAHASAN
A. KELEBIHAN BUKU

Anda mungkin juga menyukai