DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
Muhammad Fikri M. Bagasan Nim 0301182127
Nadia Sapinah Harahap Nim 0301182138
Sariah Pasaribu Nim 0301181071
Siti Raudoh Panjaitan Nim 0301182177
Winna Syakilla Nim 0301182114
SEMESTER/JURUSAN : V/PAI-5
Penulis
Kelompok
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Pengertian Etika Dan Guru.........................................................................................2
B. Etika Guru Dalam Pembelajaran................................................................................5
C. Persyaratan Yang Harus Dimiliki Untuk Menjadi Guru.........................................7
D. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran...................................................................9
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
A. Kesimpulan..................................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan wadah yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia ynag beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab. Guru merupakan sosok yang dibutuhkan dalam mewujudkan tujuan
tersebut. Sebagai tenaga profesional yang bertugas dalam mengajar, mendidik,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi para peserta didik
sehingga sosok guru dibutuhkan dalam dunia pendidikan.
Guru merupakan salah satu profesi yang dibutuhkan oleh dunia pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebuah profesi menuntut orang untuk memiliki profesi
tersebut. Begitu juga guru, profesi tersebut dituntut memiliki kriteria dan syarat-syarat
menjadi seorang guru. Selain syarat, profesi guru juga dituntut untuk memiliki peran
sertanya dalam dunia pendidikan. Untuk melaksanakan peran guru tersebut, guru harus
memerhatikan bagaimana dia mengimplementasika perannya dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami penulis akan membahas mengenai syarat
sesorang disebut sebagai guru dan apa saja peran guru dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika dan guru?
2. Apa saja persyaratan yang harus dimiliki untuk menjadi guru?
3. Apa saja etika dan peran guru dalam proses pembelajaran?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika dan guru.
2. Untuk mengetahui apa saja persyaratan yang harus dimiliki untuk menjadi guru.
3. Untuk mengetahui etika dan peran guru dalam proses pembelajaran.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),Hal. 36.
2
a) Etika merupakan karakter individu.
Dalam hal ini termasuk bahwa orang yang beretika adalah orang yang baik.
Pengertian ini disebut pemahaman manusia sebagai individu yang beretika. Etika
merupakan hukum sosial.
b) Etika merupakan hukum
Etika yang mengatur, mengendalikan serta membatasi perilaku manusia. Dalam hal
ini Dr. H. Hamzag Ya’cub menyimpulkan bahwa etika adalah ilmu yang menyelidiki
mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal dan perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
Demikianlah, etika akhirnya merupakan ilmu pengetahuan rohaniah, normative,
teologis. Etika bukan lagi ilmu pengetahuan yang dapat diukur secara matematis. Karena
tidak dapat diramalkan dengan pasti. Etika lebih merupakan pengetahuan tentang
kepandaian atau seni hidup secara baik (the art of good living). Dari definisi etika
tersebut di atas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan dengan 4 hal sebagai
berikut :
a) Dilihat dari segi objek pembahasannya, Etika berupaya membahas perbuatan yang
dilakukan manusia.
b) Dilihat dari segi sumbernya, Etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai
terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu
juga memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu
antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.
c) Dilihat dari segi fungsinya, Etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap
terhadap sesuatu, perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan
tersebut akan dinilai baik,buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan
demikian, etika tersebut berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang
dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu pada pengkajian system nilai-nilai
yang ada.
d) Dilihat dari segi sifatnya, Etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai
dengan tuntutan zaman.
Dengan cirri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan
manusia untuk dikatakan baik dan buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan oleh
filosof barat mengenai perbuatan baik dan buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran
3
etika, karena berasal dari hasil berfikir. Dengan demikian etika sifatnya humanistis dan
antroposentrid yakni pada pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia. Dengan kata
lain, etika aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.2
2. Pengertian Guru
Secara etimologis, guru berasal dari bahasa India yang artinya orang yang
mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Dalam bahsa Arab, guru dikenal dengan
kata al-mu’alim atau al-ustadz yang bertugas untuk memberikan ilmu dalam majelis
ta’lim (tempat memperoleh ilmu). Dalam hal ini, al-mu’alim atau al-ustadz mempunyai
pengertian orang yang mempunyai tugas untuk membangun aspek spiritualitas manusia.
Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional,
intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.
Dalam pengertian umum, orang tidak mengalami kesulitan untuk menjelaskan siapa
guru dan bagaimana sosok guru. Dalam pengertian ini, makna guru selalu dikaitkan
dengan profesi yang terkait dengan pendidikan anak di sekolah, di lembaga pendidikan,
dan mereka yang harus menguasai bahan ajar yang terdapat di dalam kurikulum. Secara
umum, baik sebagai pekerjaan ataupun sebagai profesinya, guru selalu disebut sebagai
salah satu komponen utama pendidikan yang amat penting.
Dari aspek lain, beberapa pakar pendidikan telah mencoba merumuskan pengertian
guru dengan definisi tertentu. Menurut Poerwadaminta, guru adalah orang yang kerjanya
mengajar. dengan definisi ini, guru disamakan dengan pengajar. Sedangkan menurut
Zakiyah Daradjat, guru adalah pendidik profesional karena guru telah menerima dan
memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak.3
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara
keseluruhan, yang harus mendapatkan perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang
satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan,
karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru
memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang
diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan
peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. guru merupakan
komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan
2
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),Hal. 5.
3
Suparlan, Menjadi Guru Efektif (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005),Hal, 11-13.
4
yang berkualitas.4 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang
berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik
secara individual maupun klasikan, di sekolah maupun di luar sekolah.
B. Etika Guru Dalam Pembelajaran
1. Etika Guru Dalam Pembelajaran
Beberapa calon guru memiliki perasaan takut atau ragu-ragu di dalam menghadapi
tugas praktik mengajar, tetapi perasaan tersebut akan hilang dengan sendirinya setelah
terjun dan mengikuti latihan mengajar di kelas atau di sekolah. Cara pandangan guru yang
baik adalah tidak terfokus pada sesuatu yang menarik perhatiannya, namun harus meliputi
seluruh kelas, bersikap tenang, tidak gugup, tidak kaku, ambil posisi yang baik sehingga
dapat dilihat dan didengar peserta didik. Senyuman dapat mengusahakan dan
menciptakan situasi belajar yang sehat, suara yang jelas dan diadakan variasi sehingga
suara yang simpatik akan selalu menarik perhatian anak-anak.
Hubungan guru dengan siswa / anak didik di dalam proses belajar-mengajar
merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang
diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang dipergunakan, namun jika hubungan
guru dengan siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapay menciptakan
suatu yang tidak diinginkan.
Tanggung jawab seorang pendidik sangatlah penting bagi anak didik, karena anak
membutuhkan bantuan atau pertolongan dari pendidik. Sifat tergantung ini dijumpai
dalam hubungan kodrat antara orang tua dengan anak atau dengan yang
bertanggungjawab atas perkembangannya. Oleh karena itu, pendidik harus mengetahui
perkembangan kejiwaan anak tersebut agar lebih mudah dilaksanakan pendidikan. Di
samping itu perlu dikembangka sikap demokratis dan terbuka dari para guru, perlu ada
keaktifan dari pihak siswa, guru harus bersikap ramah sebaliknya siswa juga harus
bersifat sopan, saling hormat menghormati, guru lebih bersifat manusiawi, masing-
masing pihak bilamana perlu mengetahui latar belakang baik guru maupun siswa.
Di dalam etika guru Indonesia dituliskan dengan jelas bahwa guru membimbing
murid untuk membentuk mereka menjadi manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
Etika bagi guru adalah terhadap peserta didiknya, terhadap pekerjaan dan terhadap tempat
4
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),Hal. 5.
5
kerja. Etika tersebut wajib dimiliki oleh seorang guru untuk mewujudkan proses belajar
mengajar yang baik. Berikut beberapa etika yang harus dimiliki oleh seorang guru :
Guru sebaiknya memberi contoh yang baik bagi muridnya. Keteladanan seorang guru
adalah perwujudan realisasi kegiatan belajar mengajar dan menanamkan sikap
kepercayaan kepada murid. Guru yang berpenampilan baik dan sopan akan
mempengaruhi sikap murid demikian juga sebaliknya. Selain itu di dalam memberikan
contoh kepada murid, guru harus bisa mencontohkan bagaimana bersifat objektif dan
terbuka pada kritikan serta menghargai pendapat orang lain.
Guru harus bisa mempengaruhi dan mengendalikan muridnya. Perilaku dan pribadi
guru akan menjadi bagian yang ampuh untuk mengubah perilaku murid. Guru hendaknya
menghargai potensi yang ada di dalam keberagaman murid. Seorang guru dalam
mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan ilmu pengetahuan atau perkembangan
intelektual saja, namun juga harus memperhatikan perkembangan pribadi anak didiknya
baik perkembangan jasmani atau rohani.
6
lingkungan. Etika guru sangat dibutuhkan dalam rangka untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional.
5
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis
Psikolog, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),Hal. 32.
7
sangat penting, karena langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh
sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi ini.6
3. Kompetensi sosial
Kompetensi social adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan, dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.7
Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, menjadi guru harus memenuhi beberapa
persyaratan sebagai berikut:
a) Takwa Kepada Allah SWT.
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak
didik agar bertaqwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertaqwa kepada-Nya. Sebab ia
adalah teladan bagi anak didiknya sebagaimana Rasulullah SAW menjadi teladan bagi
umatnya. Sejauhmana seorang guru mampu memberi teladan yang baik kepada semua
anak didiknya, sejauh itu pulalah ia diperkirakan akan berhasil mendidik mereka agar
menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan mulia.
b) Berilmu.
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi merupakan suatu bukti, bahwa
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang
diperlukannya untuk suatu jabatan. Guru pun harus mempunyai ijazah agar ia
diperbolehkan mengajar. kecuali dalam keadaan darurat, misalnya jumlah anak didik
sangat meningkat, sedangkan jumlah guru jauh dari kata mencukupi, maka terpaksa
menyimpang untuk sementara, yakni menerima guru yang belum berijazah. Tetapi dalam
keadaan normal ada patokan bahwa semakin tinggi pendidikan guru maka semakin baik
pendidikan dan semakin tinggi pula derajat masyarakat.8
6
M. Walid Mudri, Kompetensi dan Peranan Guru dalam Pembelajaran, Jurnal Falasifa Vol. 1 No.1
Maret 2010,Hal. 113.
7
Donni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Guru (Bandung: Alfabeta, 2014),Hal. 124-126.
8
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis
Psikolog, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),Hal. 32.
8
c) Sehat Jasamani.
Kesehatan jasmani seringkali dijadikan sebagai salat satu syarat bagi mereka yang
melamar untuk menjadi guru. Guru yang mengidap penyakit menular, umpamanya,
sangat membahayakan kesehatan anak didiknya. Di samping itu, guru yang sakit tidak
akan bergairah dalam mengajar. kita kenal ucapan “mensana in corpore sano”, yang
artinya adalah dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Kesehatan badan
sangatlah mempengaruhi semangat bekerja. Guru yang tidak sehat, seringkali absen dan
tentunya akan merugikan anak didik.
d) Berperilaku Baik
Budi pekerti yang dimiliki guru sanagtlah penting dalam pendidikan watak anak
didik. Guru harus menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Di antara
tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik dan
ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula. Guru yang
tidak berakhlak mulia tidak mungkin dipercaya untuk mendidik. Yang dimaksud dengan
akhlak mulia dalam Ilmu Pendidikan Islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran
Islam, seperti dicontohkan oleh pendidik utama, Nabi Muhammad SAW. Di antara akhlak
mulia guru tersebut adalah mencintai jabatannya sebagai guru, bersikap adil terhadap
semua anak didiknya, berlaku sabar dan tenang, berwibawa, gembira, bersifat manusiawi,
bekerjasama dengan guru-guru lain, dan bekerjasama dengan masyarakat.9
9
semacam bahan ajar secara tidak langsung yang dikenal dengan hidden curriculum. Sikap
dan perilaku guru menjadi bahan ajar yang secara langsung dan tidak langsung akan ditiru
dan diikuti oleh para siswa. Dalam hal ini guru dipandang sebagai role model yang akan
digugu dan ditiru oleh para siswanya.10
Peran guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-
tugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan dan pembinaan serta
tugastugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh
terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-
tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk
memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut. Oleh karena itu tugas guru dapat
disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan
anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkah laku anak tidak
menyimpang dengan norma-norma yang ada.11
10
proses belajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar di samping
menguasai materi yang akan diajarkan. Dengan kata lain guru harus mampu menciptakan
suatu kondisi belajar yang sebaik-baiknya. Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi
oleh berbagai faktor, diantaranya: motivasi, kematangan (hubungan peserta didik dengan
guru, tingkat kebebasan, rasa aman, keterampilan guru dalam berkomunikasi). Jika
faktor-faktor tersebut dipenuhi, maka melalui pembelajaran, peserta didik dapat belajar
dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan
terampil dalam memecahkan masalah.13
11
Seseorang dapat disebut professional jika menjalankan pekerjaannya sesuai dengan
tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan
tuntutan profesinya. Seorang yang professional menjalankan pekerjannya dengan
profesionalisme yang tinggi.16
Sebagai tenaga professional, yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka
yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka
yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.
Sebagai tenaga profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara
professional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan professional.
Adapun ciri-ciri profesionalisme guru dalam garis besarnya ada tiga, yaitu:
a) Guru professional harus menguasai bidang ilmu pengetahuan yang diajarkannya
dengan baik.
b) Guru professional harus memiliki kemampuan menyampaikan atau mengajarkan ilmu
yang dimilikinya secara efektif dan efisien.
c) Guru professional harus berpegang teguh pada kode etik professional.17
Kedudukan guru sebagai tenaga professional dimaksud berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran. Kedudukan guru sebagai tenaga
professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional itu
dibuktikan dengan sertifikat pendidik.18
12
psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan
diwujudkan dalam pendidikan. Guru harus menjembatani jurang ini bagi peserta didik,
jika tidak, jika tidak, maka hal ini dapat mengambil bagian dalam proses belajar yang
berakibat tidak menggunakan potensi yang dimilikinya.
Tugas guru adalah memahami bagaimana keadaan jurang pemisah ini, dan bagaimana
menjembataninya secara efektif. Oleh karena itu, sebagai jembatan antara generasi tua
dan generasi muda, yang juga sebagai penerjemah pengalaman, guru harus menjadi
pribadi yang terdidik.19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
19
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),Hal. 44.
13
1. Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan
membina anak didik, baik secara individual maupun klasikan, di sekolah maupun di
luar sekolah.
2. Di antara persyaratan yang harus dipenuhi saat akan menjadi guru adalah:
a) Memiliki 4 kompetensi, yaitu:
1) Kompetensi pedagogik
2) Kompetensi profesinal
3) Kompetensi kepribadian
4) Kompetensi sosial.
b) Guru harus bertaqwa kepada Allah SWT
c) Guru harus berilmu
d) Guru harus sehat jasmani
e) Guru harus berperilaku baik
4. Etika dapat didefenisikan sebagai ilmu tentang filsafat moral, yaitu mengenai nilai,
ilmu tentang tingkah laku dan ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang
benar. Perilaku etika dapat meliputi :
1) Pertanggungjawaban (responsibility)
2) Pengabdian (dedication)
3) Kesetiaan (loyalitas)
4) Kepekaan (sensitivity)
5) Persamaan (equality)
6) Kepantasan (equity)
5. Tanggung jawab seorang pendidik sangatlah penting bagi anak didik, karena anak
membutuhkan bantuan atau pertolongan dari pendidik. Sifat tergantung ini dijumpai
dalam hubungan kodrat antara orang tua dengan anak atau dengan yang
14
bertanggungjawab atas perkembangannya. Oleh karena itu, pendidik harus
mengetahui perkembangan kejiwaan anak tersebut agar lebih mudah dilaksanakan
pendidikan. Di samping itu perlu dikembangka sikap demokratis dan terbuka dari para
guru, perlu ada keaktifan dari pihak siswa, guru harus bersikap ramah sebaliknya
siswa juga harus bersifat sopan, saling hormat menghormati, guru lebih bersifat
manusiawi, masing-masing pihak bilamana perlu mengetahui latar belakang baik guru
maupun siswa.
6. Di dalam etika guru Indonesia dituliskan dengan jelas bahwa guru membimbing
murid untuk membentuk mereka menjadi manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
Etika bagi guru adalah terhadap peserta didiknya, terhadap pekerjaan dan terhadap
tempat kerja. Etika tersebut wajib dimiliki oleh seorang guru untuk mewujudkan
proses belajar mengajar yang baik.
B. Saran
Guru merupakan salah satu profesi yang dibutuhkan oleh dunia pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebuah profesi menuntut orang untuk memiliki profesi
tersebut. Begitu juga guru, profesi tersebut dituntut memiliki kriteria dan syarat-syarat
menjadi seorang guru. Selain syarat, profesi guru juga dituntut untuk memiliki peran
sertanya dalam dunia pendidikan. Untuk melaksanakan peran guru tersebut, guru harus
memerhatikan bagaimana dia mengimplementasika perannya dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami penulis akan membahas mengenai syarat
sesorang disebut sebagai guru dan apa saja peran guru dalam dunia pendidikan.
Demikian makalah ini kami sampaikan, semoga dapat menambah ilmu pengetahuan
dan sebagai pegangan kita sebagai calon guru. Untuk kritik dan saran dipersilahkan guna
penyempurnaan makalah. Serta untuk mengetahui lebih dalam silahkan membaca buku
terkait.
DAFTAR PUSTAKA
15
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Tahun 2016.
Rosdakarya, 2008.
2011.
16