Anda di halaman 1dari 11

TUGAS STRUKTUR DOSEN PENGAMPU

ILMU TAJWID DAN TAHSIN HUSAINI, S.Pd, M.Pd.I


QIRAAT AL-QUR’AN

MEMAHAMI HUKUM QALQALAH, SAKTAH, TASHIL, ISYMAM,


NAQAL, IMALAH, RAUM, DAN IKHTILAS

OLEH :
KELOMPOK 8
AMITHA SEPTIANI : 220101010196
ANISA DWI YANTI : 220101010472

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


BAB I ...................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
A. Qalqalah ....................................................................................................... 5
B. Saktah ........................................................................................................... 7
C. Isymam ......................................................................................................... 8
D. Naql .............................................................................................................. 8
E. Imalah........................................................................................................... 8
F. Raum ............................................................................................................ 9
G. Ikhtilas .......................................................................................................... 9
BAB III ................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
sebagai kitab suci rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam
yangdidalamnya mengandung berbagai macam ilmu, hukum, teologi, soaial dan
sebagainya. Al-Qur'an dipelajari untuk memehami makna atau pesan dibalik teks.
Maka untuk mendapat maknayang sesuai dengan Al-Qur'an perlu memahami qiroat
dan cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar bisa dipelajari dengan ilmu
tajwid.Sebagian besar ulama mengatakan, bahwa tajwid itu adalah suatu cabang
ilmu yangsangat penting untuk dipelajari sebelum mempelajari ilmu qiroat Al-
Qur'an. Ilmu tajwid itu diajarkan sesudah pandai membaca huruf arab dan telah
dapat membaca Al-Quran sekedarnya. Dalam proses pembelajaran Alquran
terkadang juga pembelajar dihadapkan pada munculnya bacaan-bacaan alquran
yang tidak sesuai dengan kaidah bunyi, dalam ilmu al-ashwat. Bacaan-bacaan
tersebut dikenal dengan istilah gharib. Disebut demikian.

karena bacaan tersebut nyeleneh’ atau menyimpang dari kaidah yang


sebenarnya. Karena cara membacanya berbeda dengan tulisannya, seperti bacaan
imalah dalam al Qur‟an di surat Hud ayat 41, ‫ مجراها‬yang seharusnya dibaca
majraaha, menjadi majreeha. Bacaan imalah ini bermanfaat untuk memudahkan
pengucapan huruf, karena lidah itu akan terangkat bila membaca fathah dan turun
bila membaca imalah dan tentunya turunnya lidah itu lebih ringan dari terangkatnya
lidah. Juga banyaknya ditemukan kata yang tertulis dalam rasm usmani pendek tapi
dibaca panjang, seperti ‫ ملك‬dibaca ‫ مالك‬dan tertulis panjang dibaca pendek, di
antaranya: ‫ أنا‬dibaca ‫ أن‬ketika washal. Dan masih banyak lagi contoh-contoh

bacaan gharib tersebut dalam Alquran. Al-Qur'an sebagai wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. merupakan pedoman hidup bagi umat
islam dan membacanya termasuk ibadah. Dalam membaca Al-Qur'anharus baik dan
benar. Oleh karena itu, kita harus mengetahui ilmu tajwid (ilmu cara membaca Al-
Qur'an).

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hukum bacaan Qalqalah?
2. Bagaimana hukum bacaan Saktah?
3. Bagaimana hukum bacaan Tashil?
4. Bagaimana hukum bacaan Isymam?
5. Bagaimana hukum bacaan Naqal?
6. Bagaimana hukum bacaan Imalah?
7. Bagaimana hukum bacaan Raum?
8. Bagaimana hukum bacaan Ikhtilas?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui hukum bacaan Qalqalah
2. Dapat mengetahui hukum bacaan Saktah
3. Dapat mengetahui hukum bacaan Tashil
4. Dapat mengetahui hukum bacaan Isymam
5. Dapat mengetahui hukum bacaan Naqal
6. Dapat mengetahui hukum bacaan Imalah
7. Dapat mengetahui hukum bacaan Raum
8. Dapat mengetahui hukum bacaan Ikhtilas

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Qalqalah
1. Pengertian Qalqalah

Qalqalah (‫ )القلقله‬menurut bahasa

َ‫ضطَحراب‬ َ‫اّتحَركََحَو ْا‬


َ‫ال ا‬ ََ
Artinya “Bergerak dan gemetar”
Sedangkan menurut istilah qalqalah ialah, "Suara tambahan (pantulan) yang kuat
dan jelas yang terjadi pada huruf yang bersukun setelah menekan pada makhraj
huruf tersebut”. Berarti secara keseluruhan arti Qalqalah adalah memantulkan.

Huruf-huruf qalqalah ada 5 yaitu:

َ‫بَجَدَطَق‬

2. Pembagian Qalqalah
a) Qalqalah Shugra (pantulan kecil)
Apabila huruf qalqalah berbaris sukun (mati) dan letaknya ditengah
kata/kalimat, maka cara membacanya dengan menekan kuat makhraj
(tempat keluar huruf) dari huruf qalqalah yang bersukun tersebut sehungga
suaranya memantul dengan pantulan kecil yang kuat dan jelas.
Qalqalah shugra terjadi pada dua kondisi yaitu:
1. Apabila huruf qalqalah bersukun asli (ْ)
2. Apabila huruf qalqalah bersukun ditengah kata/kalimat

5
Contoh-contoh Qalqalah Shugra:

No Huruf
Ayat Keterangan Contoh
Surah Qalqalah
Huruf ba bersukun
7 2 ‫ابصارهم‬ ‫ب‬
dipantulkan
Huruf Jim bersukun
22 44 ‫مجرمون‬ ‫ج‬
dipantulkan
Huruf dal bersukun
123 4 ‫يدخلون‬ ‫د‬
dipantulkan

b) Qalqalah Kubra (pantulan besar)


Apabila huruf Qalqalah berbaris fathah, kasrah dan dhammah atau berbaris
kasratain dan dhammatain, menjadi bersukun (dimatikan) karena di
waqafkan, maka cara membacanya dengan mematulkan huruf qalqalah,
namun pantulannya lebih kuat (besar) dari qalqalah shugra, bahkan
pengucapan Qalqalah kubra harus lebih kuat lagi tatkala huruf qalqalah
yang diwaqafkan tersebut dalam keadaan bertasydid.
Qalqalah kubra terjadi pada 2 kondisi yaitu :
1. Apabila huruf Qalqalah berbaris fathah, kasrah, dhammah kasrataindan
dammatain menjadi bersukun karena diwaqafkan.
2. Bersukun di akhir kalimat

Contoh-contoh Qalqalah Kubra:

No Huruf
Ayat Keterangan Contoh
Surah Qalqalah
27 3 Huruf ba berbaris kasratain ‫حساب‬ ‫ب‬
3 16 Huruf qaf berbaris kasrah ‫الحريق‬ ‫ق‬

6
B. Saktah
1. Pengertian Saktah
Menurut bahasa, saktah adalah al-man’u yang artinya menahan. Sementara
menurut istilah saktah ialah, menahan (suara pada) suatu kalimat tanpa
bernapas, dengan niat melanjutkan bacaan. Dalam rumusan lain, saktah dapat
pula dinyatakan sebagai berhenti sejenal kira-kira dua harakat, tanpa bernapas.
4 poin penting perihal saktah:
- Berhenti atau diam sejenak seraya menahan suara.
- Lamanya kira-kira dua harakat
- Dilakukan tanpa bernapas
- Diniatkan untuk melanjutkan kembali bacaan
2. Contoh Bacaan
a) Surah Al-Kahf ayat 1 pada lafazh :

َ‫ حَْي حع ْلََلحهَعاَحوجاََسكتةََََقحيامَاََلاين ح‬....


...‫ذر‬
b) Surah Al-Qiyamah ayat 27 :

َ‫حوقاَْي حل حَم حنََسكتةَََ حراق‬

c) Surah Al-Muthaffiffin ayat 14 :

َ‫حك ََّلَبح ْلَََسكتةَََ حرا حن‬

C. Tashil
Secara bahasan, Tas-hil berarti ringan. Sedangkan menurit istilah Tas-hil
adalah mengeluarkan suara antara hamzah dan alif. Jadi tas-hil adalah meringankan
ucapan dengan mengeluarkan suara antara hamzah dan alif. Dalam Al-Qur’an tas-
hil hanya terdapat pada surah Fushshilat (as-sajadah) ayat 44.

َ‫َءحاْ َْع حج امى‬

7
D. Isymam
Secara bahasa, isymam berarti moncong atau monyong. Sedangkan menurut
istilah isymam adalah memonyongkan dua bibir tanpa bersuara dan bernapas untuk
mengiringi huruf yang bersukun, sebagai isyarat dammah. Bacaan isymam ialah
semasa mendengungkan nun bertasydid kedua bibir dirapatkan dengan sedikit
menghela kedepan kemudian ditahan satu harakat.

Dalam Al-Qur’an Isymam hanya ada pada surah Yusuf ayat 11 yaitu pada
lafazh;
‫ا‬
َ‫َتَ حمنَا‬َ ‫حل ح‬

E. Naql
Menurut bahasa, Naql berarti memindahkan. Sedangkan menurut istilah, naql
ialah memindahkan harakat suatu huruf kepada huruf lainnya ketika dibaca, tetapi
tidak dalam tulisan.

Naql dalam al-Qur’an hanya terdapat pada surah al-Hujurat ayat 11 yaitu pada
lafadz;

َ‫سَ ا‬
َ‫ال َْسم‬ َ‫ا‬
َ‫ب َْء ح‬

F. Imalah
Secara bahasa, imalah berarti miring. Menurut bahasa ialah menyondongkan
(suara) fathah kea rah kasrah atau (suara) alif ke ya’. Maksudnya ialah menuturkan
suara fathah condong kea rah kasrah sehingga keluar bunyi mendekati huruf ‘e’
dalam kata cabe.

Menurut qiraat Imam Hafs, imalah hanya terdapat pada surah Hud ayat 41,
yaitu pada lafazh;

َ‫اَوم ْرسَ حها‬ ‫باس ام ََا‬


‫َاّللَ حَْمَرحَه ح‬ ْ

8
G. Raum
Secara bahasa, raum berarti cuping telinga. Sedangkan menurut istilah, raum
adalah pengucapan suatu huruf setengah harakat. Dalam rumusan lain yang lebih
lengkap dinyatakan, mengucapkan huruf sebagai harakat, hanya agar terdengar oleh
orang yang berdekatan saja, bukan orang yang berjauhan. Raum lebih dimaksudkan
sebagai isyarat pengucapan pada suatu lafazh yang diwaqafkan yaitu ketika dua
huruf yang sama-sama bersukun bertemu dalam proses penghentian bacaan.
Contoh:

Contoh Dibaca

َ‫القدر‬ َ‫القدر‬ Al-qadr

َ‫الفجر‬ َ‫الفجر‬ Al-fajr

‫الصدع‬ ‫الصدع‬ Ash-shad’

H. Ikhtilas
Secara bahasa, iktilas berarti menyambar. Dalam ilmu tajwid ikhtilas adalah
mempercepat bacaan, seakan-akan antara dua huruf bersambung.

Menurut Imam Hafs, Ikhtilas hanya terdapat pada surah an-Nur ayat 52, yakni
pada lafazh;

َ‫ءك‬ ‫حويحتَ ْق اَهَفح ح‬


‫اول ح‬

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Qalqalah ialah, "Suara tambahan (pantulan) yang kuat dan jelas yang terjadi
pada huruf yang bersukun setelah menekan pada makhraj huruf tersebut”. Qalqalah
terbagi menjadi dua bagian, yaitu qalqalah sugra dan qalqalah kubra. Saktah ialah,
menahan (suara pada) suatu kalimat tanpa bernapas, dengan niat melanjutkan
bacaan. Tas-hil adalah mengeluarkan suara antara hamzah dan alif. Jadi tas-hil
adalah meringankan ucapan dengan mengeluarkan suara antara hamzah dan alif.
Isymam adalah memonyongkan dua bibir tanpa bersuara dan bernapas untuk
mengiringi huruf yang bersukun, sebagai isyarat dammah. Naql ialah memindahkan
harakat suatu huruf kepada huruf lainnya ketika dibaca, tetapi tidak dalam tulisan.
Imalah ialah menyondongkan (suara) fathah kea rah kasrah atau (suara) alif ke ya’.
Maksudnya ialah menuturkan suara fathah condong kea rah kasrah sehingga keluar
bunyi mendekati huruf ‘e’ dalam kata cabe. raum adalah pengucapan suatu huruf
setengah harakat. Dalam rumusan lain yang lebih lengkap dinyatakan,
mengucapkan huruf sebagai harakat, hanya agar terdengar oleh orang yang
berdekatan saja, bukan orang yang berjauhan. Dalam ilmu tajwid ikhtilas adalah
mempercepat bacaan, seakan-akan antara dua huruf bersambung.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Iswah. 2017. Perubahan Bunyi pada Bacaan - bacaan Gharib Dalam Al-
Quran Menurut Tinjauan Fonologi Arab, OKARA: Jurnal Bahasa dan
Sastra, Vol. 1

Hidayat, Rahmat. 2022. Ilmu Tajwid dan Ikrabnya. Kalimantan Selatan: Pustaka
Labib

Sayuti. Ilmu Tajwid Lengkap. Sangkala.

Sukhoiri, dkk. 2022. Buku Ajar Ilmu Tajwid dan Gharib. Jawa Tengah: Eureka
Media Aksara

Umar, Zulkarnaini. 2020. Panduan Ilmu Tajwid Praktis. Riau: Universitas Islam
Riau (UIR) Press

11

Anda mungkin juga menyukai