Anda di halaman 1dari 10

Rukun 

membaca Alquran
1. Niat
Setiap ibadah yang kita lakukan sebagai umat muslim, memerlukan niat yang
menjadi ruh serta penentu apakah ibadah itu murni sebagai penghambaan
ataukah ada kepentingan tersendiri di baliknya.
Begitupun dalam membaca Alquran, kita harus memiliki niat. Niat tersebut
adalah niat Lillahi Ta'ala, atau niat karena Allah.
Niat membaca Alquran karena untuk beribadah kepada Allah, maka dalam
setiap bacaan Alquran yang kita lantunkan akan memperolah banyak
keberkahan dan syafaat atau pertolongan.
2. Qira'at
Rukun membaca Alquran yang berikutnya adalah qira'at. Artinya bacaan
Alquran itu harus sesuai dengan bacaan yang diajarkan oleh Nabi saw. Bacaan
Alquran adalah sunah muttaba'ah.
Oleh karena itu, bacaan yang shahih mesti melingkupi tiga syarat, yaitu:
sanadnya yang bersambung secara mutawatir, cocok dengan rasm (tulisan)
mushaf, serta tidak menyalahi kaidah bahasa Arab fasih yang dipraktekkan di
zaman nubuwwah ketika diturunkannya Alquran.
Bacaan yang salah akan merusak makna dari sebuah ayat, sehingga
melahirkan tadabbur dan pedoman yang salah pula. Untuk menghindari hal
tersebut, maka cara membaca Alquran wajib baik dan benar sehingga tidak
merusak sisi mukjizatnya maupun makna dan tujuannya.
3. Tartil
Rukun ketiga dalam membaca Alquran yaitu tartil. Tartil berarti membaguskan
bacaan sesuai huruf-hurufnya dan mengungkapkan penggalan ayat-ayat dalam
arti yang sesungguhnya, sehingga tampak merdu jika didengarkan.
Membaca Alquran sendiri termasuk ibadah paling utama di antara ibadah-
ibadah yang lain, sebagaimana yang diriwayatkan oleh an-Nu'man ibn Basyir:

"Qoola rosulullahi shollallahu 'alaihi wasallam: afndolu ibaadati ummati qiroo


'atul quran"
Artinya:
"Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam bersabda, sebaik-baiknya ibadah umatku
adalah membaca Alquran." (HR. al-Baihaqi).
Keutamaan membaca Alquran
Banyak sekali keutamaan membaca ayat Alquran, baik keutamaan membaca
ayat Alquran secara umum maupun secara khusus yaitu sebagai berikut:
1. Tak akan merugi jika membaca Alquran
Seperti dalam surat Fatir ayat 29-30.

"Innallaziina yatluna kitaaballaahi wa aqaamus-aalaata wa anfaqu mimmaa


razaqnaahum sirraw wa 'alaaniyatay yarjuna tijaaratal lan tabur"
Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan
sholat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi."

"Liyuwaffiyahum ujurahum wa yaziidahum min fadlih innahu gafurun syakur"


Artinya:
"Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah
kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Mensyukuri."
Seseorang tidak akan merugi jika membaca Alquran karena dalam satu
hurufnya akan diberikan satu kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.
Siapapun yang membaca Alquran, baik paham atau tidak paham, maka dia
akan mendapatkan pahala sebagaimana yang dijanjikan. Dan sesungguhnya
kemuliaan Allah itu Maha Luas, meliputi seluruh makhluk, baik orang Arab atau
'Ajam (yang bukan Arab), baik yang bisa bahasa Arab atau tidak.
2. Mendatangkan kebaikan

Dalam suatu hadits mengatakan;


 

View Imag

Artinya:
"Aisyah radhiyallahu 'anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Seorang yang lancar membaca Alquran akan bersama
para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang
membaca Alquran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan
tersebut maka baginya dua pahala." (HR. Muslim)
3. Mendatangkan syafa'at
Dalam suatu hadits mengatakan;

Artinya:
"Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu 'anhu berkata: "Aku telah mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Alquran karena
sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa'at
kepada orang yang membacanya" (HR. Muslim).

Adab membaca Alquran


Ketika membaca Alquran, kita perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk
mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membacanya:
1. Dalam keadaan suci
Dalam membaca Alquran kita dianjurkan dalam keadaan suci. Namun, tetap
diperbolehkan apabila kita membaca dalam keadaan terkena najis.
Imam Haromain berkata, "Orang yang membaca Alquran dalam keadaan najis,
dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan
sesuatu yang utama" (At-Tibyan, hal. 58-59)
2. Membaca dengan pelan, tartil dan tidak tergesa-gesa
Sebagian sahabat membenci pengkhataman Alqur'an sehari semalam.
"Siapa saja yang membaca Alquran (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia
tidak memahami." (HR. Ahmad)
Dari hadits tersebut, Rasulullah telah memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk
mengkhatamkan Alquran setiap satu minggu (7 hari) (HR Bukhori, Muslim).
Sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Mas'ud, Utsman bin Affan, Zaid bin
Tsabit, mereka mengkhatamkan Alquran sekali dalam seminggu.
3. Membaca dengan khusyu'
Seperti dalam surat Al-Isra ayat 109 yang menjelaskan bahwa ketika membaca
Alquran kita harus khusyu'.

"Wa yakhirruna lil-azqaani yabkuna wa yaziiduhum khusyu'aa"


Artinya:
"Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka
bertambah khusyu."
4. Membaguskan suara saat membaca Alquran
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad, "Hiasilah Alquran dengan suaramu."
(HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim).
Di dalam hadits lain dijelaskan, "Tidak termasuk umatku orang yang tidak
melagukan Alquran." (HR. Bukhari dan Muslim).
Maksud hadits tersebut adalah membaca Alquran dengan susunan bacaan yang
jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai
keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-
lenggokkan suara di luar kemampuannya.
5. Dimulai dengan isti'adzah
Membaca Alquran dengan tidak mengganggu orang yang sedang sholat, dan
tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang
banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu'.
Hal ini terdapat dalam surat An-Nahl ayat 98 yang berbunyi;
"Fa izaa qara'tal qur'aana fasta'iz billaahi minasy-syaitaanirrojiim"
Artinya:
"Apabila kamu membaca Alquran hendaklah kamu meminta perlindungan
kepada Allah dari syaitan yang terkutuk."
Pengenalan Dasar-Dasar Huruf Hijaiyah
By meeftha | 03/06/2017

5 Comments

Pada bab ini berisi tentang: Pengertian huruf Hijaiyah, Bentuk-bentuk huruf Hijaiyah, Macam-
macam pengucapannya, Cara menulis huruf Hijaiyah, dan Transliterasi huruf Hijaiyah .
Didalam bab-bab tersebut akan dijelaskan dengan terperinci tentang Tulisan huruf hijaiyah, jumlahnya
ada berapa, cara menulis dan membacanya, huruf bersambung dan tidak bersambung, huruf hijaiyah
latin atau transliterasi, dan lain-lain.

A. Pengertian Huruf Hijaiyah


Huruf ( ُ‫ اَ ْل ُحرُوْ ف‬adalah bentuk jamak dari ( ُ ُ‫اَ ْل ُحرُوْ ف‬
yang berati bagian terkecil dari lafal yang tidak dapat
membentuk makna tersendiri kecuali harus diragkai dengan huruf lain. Kumpulan huruf yang dapat
‫“ ) َوقَى‬ memelihara ” namun pada bentuk bentuk
membentuk arti biasanya tiga huruf, misalnya ( (
tertentu ada satu huruf yang sudah mempunyai arti, misalnya bentuk amar (perintah) dari (( ‫) َوقَى‬
adalah ( ‫)ق‬
ِ “peliharalah” .

َ ‫ ) اَ ْل ِه‬berasal dari akar kata (‫ ِه َجا ًء‬-ْ‫ يَ ْهجُو‬-‫ ) هَ َجا‬yang berati “ ejaan “.
Sedangkan Hijaiyah ( ‫جائِيَ ِة‬
Maksud dari ejaan disini adalah ejaan arab sebagai bahasa asli Al Qur’an (lihat Q.s.Yusuf, ayat 2).
Karena itu yang dimaksud huruf hijaiyah adalah huruf yang ejaan bahasa Arab sebagai bahasa asli Al
Qur’an. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan adanya di siplin ilmu lain yang mengunakan
huruf hijaiyah, misalnya Hadist dan kitab-kitab berbahasa arab umumnya.
B. Bentuk-bentuk Huruf Hijaiyah
Huruf-huruf hijaiyah sebgaimana yang digunakan dalam Al Qur’an terdapat 29 macam, dan jumlah
tersebut termasuk alif.
Pada dasarnya alif sama dengan hamzah, hanya saja alif bersyakal (berharokat) mati, sedangkan
hamzah merupakan alif yang hidup dengan syakal tertentu.

Adapun ke-29 huruf adalah sebagai berikut :

No Huruf Bunyinya Transliterasi Contoh

1. ‫ا‬ Alif a ‫صالِ ٌح‬ َ


2. ‫ب‬ Ba’ b ‫بَلَ َغ‬
3. ‫ت‬ Ta’ t
ٌ‫تَ ْوبَة‬
4. ‫ث‬ Tsa’ ts ‫ب‬ َ ‫ثَ َو‬
5. ‫ج‬ Jim j ‫َج َم َع‬
6. ‫ح‬ Ha’ h ‫َح َر ٌم‬
7. ‫خ‬ Kha’ kh ‫َخ ِش َي‬
8. ‫د‬ Dal d ‫س‬
َ ‫َد َر‬
9. ‫ذ‬ Dzal dz ٌ‫َذ ْنب‬
10. ‫ر‬ Ra’ r ‫َر َس َل‬
11. ‫ز‬ Za’ z ‫َزهَ َد‬
12. ‫س‬ Sin S ‫َسا َر‬
13. ‫ش‬ Syin Sy َ ‫َش َر‬
‫ف‬
14. ‫ص‬ Shad Sh ‫صنَ َع‬ َ
15. ‫ض‬ Dhad Dh ‫ض َّل‬
َ
16. ‫ط‬ Tha’ Th ‫طَ َم َع‬
17. ‫ظ‬ Zha’ Zh ‫ظَالِ ٌم‬
18. ‫ع‬ ‘Ain ‘ ‫ف‬
َ ‫َع َر‬
19. ‫غ‬ Ghain Gh ‫ق‬َ ‫َغ َر‬
20. ‫ف‬ Fa’ F ‫فَطَ َن‬
21. ‫ق‬ Qaf Q ‫قَنَ َع‬
22. ‫ك‬ Kaf K ‫َك َر َم‬
23. ‫ل‬ Lam L ‫س‬ َ ِ‫لَب‬
24. ‫م‬ Mim M ‫ك‬ َ ‫َم َس‬
25. ‫ن‬ Nin N ‫ص َر‬َ َ‫ن‬
26. ‫و‬ Wawu W ‫َو َع َد‬
27. ‫ها‬ Ha’ H ‫ك‬ َ َ‫هَل‬
28. ‫ء‬ Hamzah ‘ ‫أَ َم َن‬
29. ‫ي‬ Ya’ Y ‫يَ َرى‬
C. Macam-macam Pengucapan Huruf Hijaiyah
Dari sudut pelafalan atau pengucapan, huruf hijaiyah dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Asma’ul Huruf, sebutan bagi nama-nama huruf.
2. Musammayatul Huruf, yaitu sebutan cara mengucapkan huruf.
Dalam pengucapan Al Qur’an, pembaca diwajibkan menggunakan musammayatul huruf, kecuali jika
pada permulaan surah-surah tertentu (fawatihush shuwar), maka cara membacanya dengan asma’ul
huruf. Contoh : ‫ص‬
َ ‫كهي َع‬ cara membacanya kaf-ha-ya-‘ain-shod.: ‫ص‬
َ ‫كهي َع‬ cara membacanya kaf-ha-ya-‘ain-
shod.

Pada dasarnya, musammayatul huruf merupakan konsonan mati yang tidak dapat dibunyikan, kecuali
dengan bantuan yang lain.
Untuk mengetahui bunyi huruf musammmayatul huruf itu dapat dilakukan dengan dua cara :

1. Diberi hamzah washol di awal kata, misalnya : ْ‫ أُب‬, ْ‫اِب‬ ,ْ‫أَب‬


Diberi ha’ yang mati di akhir kata, misalnya : ‫بُ ْه‬ ,‫ بِ ْه‬,‫بَ ْه‬
1. dengan kedua cara itu, maka konsonan tersebut dapat dibunyikan.

Sedang asmaul huruf sendiri dibagi 3 bagian :

1.Huruf hanya mempunyai satu nama, bagian ini berjumlah 16 huruf, yaitu : yaitu : ‫ د‬,‫ج‬,

‫ أ‬،‫ و‬،‫ ن‬،‫ م‬،‫ ل‬،‫ ك‬،‫ ق‬,‫ غ‬,‫ ع‬,‫ ض‬,‫ ص‬,‫ ش‬,‫ س‬,‫ذ‬

Mempunyai dua nama, bagian ini terdapat 12 huruf, misalnya : hamzah, boleh : ٌ‫ ( هَ ْم َزة‬menggunakan
ٌ ‫ ( هَ ْم‬tanpa ta’).
ta’), boleh juga : ‫ز‬
1. Sedang yang lain adalah :  ‫ ب‬،‫ ت‬،‫ ث‬،‫ ح‬،‫ خ‬،‫ ر‬،‫ ط‬،‫ ظ‬،‫ ف‬، ‫ ه‬،‫ي‬, boleh dibaca
panjang atau pendek (tanpa menggunakan alif dalam membacanya).
2. َ ,
Mempunyai 4 nama, yaitu huruf : huruf : ‫زا ْء‬ boleh dibaca : ‫ زَ ا ٌء‬: , ‫ي‬
ٌ ‫( َزا‬Mad) : ‫َزا‬
( qosor) : ٌّ‫ ِزي‬.
3. Dengan standar itu, maka pembaca tidak sulit melafalkan huruf-huruf Hijaiyah, namun ada
huruf yang kiranya sulit diucapkan, yaitu huruf : : ‫ضا ْد‬
َ karena itulah Nabi saw. Bersabda :
َ ‫اَنَا اَ ْف‬
‫ص ُح بِقِ َرا َء ِة الضَّا ْد‬
“ Aku Aku orang yang paling fasih membaca dhad “ (Al-hadist)
D. Cara menulis huruf Hijaiyah
Sistem penulisan huruf-huruf Hijaiyah kebalikan dari sistem penulisan huruf-huruf latin (Indonesia),
yaitu dimulai dari samping kanan menuju ke kiri. Misalnya menulis dua ayat dari surah Al-fatihah :

‫َّحي ِْم ْال َح ْم ُد هّلِل ِ َربِّ ال َعا لَ ِميْن‬


ِ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن الر‬ َ

Sedangkan cara penulisan antara satu huruf yang dirangkai dengan huruf lain, mempunyai beberapa
bagian yaitu :

1. Dapat disambung ke kanan dan kiri. Bagian ini terdapat 22 huruf. Yaitu :
1. ‫ ي‬،‫ ه‬،‫ ن‬،‫ م‬،‫ ل‬،‫ ك‬،‫ ق‬،‫ ف‬،‫ ظ‬،‫ ط‬،‫ ض‬،‫ ص‬،‫ ش‬،‫ س‬،‫ خ‬،‫ ح‬،‫ ج‬،‫ ث‬،‫ ت‬،‫ب‬
1. Hanya dapat disambung ke kiri. Bagian ini terdapat 6 huruf. Yaitu :
1. ‫ و‬،‫ ز‬،‫ ر‬،‫ ذ‬،‫ د‬،‫ا‬
2. Tidak dapat di sambung ke kanan dan kiri. Bagian ini hanya ada satu huruf. Yaitu :  ‫ء‬
E. Transtliterasi Huruf hijaiyah
Transliterasi Huruf hijaiyah adalah suatu upaya untuk penyalinan huruf abjad dari bahasa arab ke huruf
abjad bahasa lain. Tujuan utama transliterasi ini adalah untuk menampilkan kata-kata asal yang
seringkali tersembunyi oleh metode pelafalan bunyi atau tajwid dalam bahasa arab.

Selain itu transliterasi juga memberi pedoman kepada para pembaca agar terhindar dari salah lafal
yang bisa meyebabkan kesalahan dalam memahami makna asli kata-kata tertentu.

Dalam bahasa arab, salah makna akibat salah lafal gampang sekali terjadi kerena tidak semua
hurufnya dapat dipadankan dengan huruf-huruf latin. Karenanya kita terpaksa menggunakan konsonan
rangkap ( ts, kh, dz, sy, sh, dh, th, zh, dan, gh ) dan tambah simbol lain ( h,-’-,-‘- ), kesulitan ini masih
ditambah lagi dengan proses pelafalan huruf yang memang banyak berbeda dan terdapat huruf-huruf
yang harus dibaca secara panjang (mad).

Adapun bentuk-bentuk transliterasi ini sebagaimana sudah tertulis pada bagian sub kategori B diatas,
terdapat tambahan transliterasi vokal sebagai ganti harakat yang panjang, yaitu:

Contoh dalam Q.S. An-Nahl, ayat 46 tertulis:


۴۶:‫ النحل‬. ‫اس َو َما ُ ْن ِّز َل اِلَ ْي ِه ْم‬ َ ‫َواَ ْن َز ْلنَااِلَ ْي‬
ِ َّ‫ك ال ِّذ ْك َرلِتُبَيِنُ لِلن‬
Bentuk transliterasi :
wa anzalnã ilaykadz dzikra litubayyinu linnãsi wa maã nuzzila ilayhim.
Bentuk terjemahannya :
“dan kami turunkan kepadamu Al-qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang
diturunkan kepada mereka .” Q.s.16, An-nahl : 46

Anda mungkin juga menyukai