Anda di halaman 1dari 13

PASTA

Kelompok 4
Silvia Fitriani
Shopi Hanipah
Intan Nurfuadi
Silmi Tafshil
Elsa Nurfatwa
Diana Ramdaniati
Tian Septiandi
Henti Nusrsalamah
Rosa Yulianti
Pengertian Pasta

Menurut farmakope Indonesia edisi ke IV, Pasta adalah sediaan semi

padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan

untuk pemakaian topical.


Karakteristik Pasta
• Daya absorbs pasta lebih besar
• Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat
pemakaian
• Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu
• Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditunjukkan untuk pemakaian
topical
• Konsistensi lebih kenyal dari unguentum atau sediaan setengah padat yang
dioleskan
• Tidak memberikan rasa berminyak
• Memberikan persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu
mengandung bahan serbuk padat antara 40-50%.
Macam-macam Pasta
• Pasta Berlemak

Suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Pasta ini cenderung

untuk menyerap sekresi seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi

lebih rendah dari salep. Contoh pasta berlemak adalah Acidi Salicylici Zinci Oxydi Pasta,

Zinci Pasta dan Resorcinoli Sulfurici Pasta.

• Pasta Kering

Suatu pasta bebas lemak mengandung ± 60% zat padat (serbuk).


•Pasta Pendingin

Campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair, dikenal dengan Salep Tiga Dara. Contohnya pada
penggunaan zat aktif berupa zink oxide.

•Pasta Dentifriciae (pasta gigi)

Suatu campuran kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk pembersih gigi.
Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput lendir untuk memperoleh efek lokal. Misalnya,
pasta gigi Triamsinolon Asetonida.
Metode Pembuatan Pasta
• Pencampuran

Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan
bercampur rata.

• Peleburan

Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya


secara bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai
mengental. Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada
campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.
Formula Standar Sediaan Pasta
Biasanya terdiri dari:
1. Zat aktif
C/ zink okside, sulfur dan zat lainnya.
2. Basis atau pembawanya
Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda dengan
salep, yaitu:
-Basis Hidrokarbon: vaselin untuk pasta zinc, paraffin cair untuk pasta alumunium
-Basis Absorbsi: Lanolin
-Basis air-misibel: salep beremulsi
-Basis larut air: PEG (Polyethylene glycol)
3. Zat Tambahan
Pengawet, antioksidan, emolien, emulsifier, surfaktan, zat penstabil, peningkat penetrasi dan
lainnya.
Keuntungan dan Kerugian Pasta
Keuntungan

• Pasta dapat mengikat cairan lebih baik dari pada unguentum (salep).

• Pasta lebih melekat pada kulit. Pasta memiliki sifat melindungi, membentuk lapisan yang dapat menyerap dan menetralkan
bahan kimia tertentu yang berbahaya sebelum mencapai permukaan kulit. Sifat ini karena adanya bahan tak terlarut pada
formulasi pasta.

• Pasta dapat membentuk lapisan pelindung untuk menutupi luka pada kulit,serta mencegah luka yang lebih parah dari kulit
yang tergores.

• Pasta memiliki kemampuan menyerap eksudat oleh sifat alami serbuk /komponen penyerap lain ketika dioleskan.

• Pasta dapat membentuk lapisan kedap air yang buram sehingga dapat digunakan sebagai sunblock.

• Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.

• Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum (salep).


KERUGIAN

•Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya

tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.

•Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis

•Dapat menyebabkan iritasi kulit.


Contoh Formulasi
R/ Asam salisilat 0,2 g Perhitungan bahan
Asam salisilat  : 10/100 x2 = 0,2 g
Seng oksida 2,5 g
Sengoksida  : 10/100 x 25 = 2,5 g
Pati Singkong 2,5 g
Pati singkong  : 10/100 x 25 = 2,5 g
Vaselin kuning 4,8 g
Vaselin kuning : 10/100 x 48 = 4,8 g
Balsem peru 0,2 g Balsam peru  0,2g
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan

2. Diambil vaselin kuning 4,8 gram lalu dilebur pada cawan porselin

3. Sambil dilebur, di tempat lain diambil Zno 2,5g di gerus pada lumpang panas

4. Diambil asam salisilat o,2 g lalu digerus bersama Zno tadi

5.Diambil pati singkong 2,5g lalu digerus bersama Zno danasam salisilat sampai homogen 

lalu di ayak

Setelah itu, dimasukkan vaselin kuning yang yang telahdilebur tadi sedikit demi sedikit ka lumpang lal

u di gerussampai homogeny

6.Setelah homogen, dimasukkan pasta ke dalam tube
EVALUASI
1. Organoleptis

merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui estetika dari
sediaan dengan menggunakan bantuan indera. Meliputi bau, rasa pada kulit, tekstur/ bentuk, dan warna

2. Uji homogenitas caranya oleskan pasta diatas objek glass, lalu ratakan dan amatihomogenitas bahan dalam basis

3. pH

evaluasi pH menggunakan pH meter universal dengan cara oleskan pasta
pada strip pH meter kemudian dibersihkan lalu dicocokan warnanya dengan tingkat warna pH meter universal

4.Daya sebar diartikan sebagai kemampuan menyebar pasta pada kulit. Dengan cara
mengambil sedikit pasta kemudian diletakkan ke objek glass dan tutup, setelah diukur dan diamati diameternya
4. Aseptabilitas 
sediaan dilakukan dikulit dengan cara mengambil sedikit pasta kemudian
dioleskan ditangan sampai merata lalu rasakan kelembutan dari pasta itu sendiri setelah itu dicuci dengan air
5. Daya lekat
bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh pasta
untuk melekat pada kulit, berhubungan dengan lama daya kerja obat
6. Resistensi panas
bertujuan untuk mempertimbangkan daya simpan pasta dalam suhu
Caranya dengan ditempatkan pada suhu yang berbeda-beda secara continue dan ditentukan tiap waktunya.

Anda mungkin juga menyukai