Kelompok 2
Farmasi B
Pengertian
Infus adalah sediaan steril, dapat berupa larutan atau emulsi,
bebas pirogen, sedapat mungkin isotonis dengan darah, disuntikkan
langsung ke dalam vena dalam volume yang relatif besar. Infus
intravena harus jernih dan praktis bebas partikel (The Departement of
Health, Social Service and Public Safety, 2002 – British Pharmacope
2009). Kecuali dinyatakan lain, infus intravena tidak boleh mengandung
bakterisida atau dapar (Lachman, 1993).
FI III : 12
Infus intavena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi,
bebas pirogen dan sedapat mungkin isotonis terhadap darah,
disuntikkanlangsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak
SDF :163
Larutan steril volume besar meliputi obat-obat yang digunakan
untuk irigasi atau untuk dialisis
Persyaratan Sediaan Infus
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan infus intravena,
yaitu:
Sediaan steril berupa larutan atau emulsi (Departemen Kesehatan
RI, 1995).
Bebas pirogen (Departemen Kesehatan RI, 1995).
Sedapat mungkin dibuat isotonis dan isohidris terhadap darah.
Infus intravena tidak mengandung bakterisida dan zat dapar.
Larutan untuk infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel.
Volume netto/volume terukur tidak kurang dari nilai yang ada pada
etiket sediaan.
Memenuhi persyaratan lain yang tertera pada injeksi
Jenis Cairan Infus Dan Kegunaannya
Cairan kristaloid
Mengandung natrium klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium klorida, dan glukosa
Cairan kristaloid umumnya digunakan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit, mengembalikan pH,
menghidrasi tubuh, dan sebagai cairan resusitasi.
Cairan kristaloid
Cairan ini mengandung natrium dan clorida. Cairan infus ini digunakan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang,
mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik.
Ringer laktat
Ringer laktat merupakan jenis cairan kristaloid yang mengandung kalsium, kalium, laktat, natrium, klorida, dan air.
Cairan ringer laktat umumnya diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat mengalami luka, cedera,
atau menjalani operasi yang menyebabkan kehilangan darah dengan cepat dalam jumlah yang banyak. Selain itu,
cairan ini juga sering digunakan sebagai cairan pemeliharan ketika sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Dextrose
Merupakan cairan infus yang mengandung gula sederhana. Cairan ini sering digunakan untuk meningkatkan kadar
gula darah, pada seseorang yang mengalami hipoglikemia (gula darah rendah). Selain itu, cairan infus dextrose juga
dapat digunakan untuk kondisi hyperkalemia (kadar kalium yang tinggi).
Cairan koloid
Memiliki molekul yang lebih berat. Cairan ini dapat diberikan pada pasien
yang menderita sakit kritis, pasien bedah, dan juga sebagai cairan
resusitasi.
Gelatin
Merupakan salah satu cairan koloid yang mengandung protein hewani. Salah satu kegunaan cairan ini adalah
untuk mengatasi keadaan kurangnya volume darah yang disebabkan oleh kehilangan darah.
Albumin
Pemberian cairan infus albumin biasanya dilakukan saat pasien memiliki kadar albumin yang rendah, misalnya
pasien yang menjalani operasi transplantasi hati, menderita luka bakar akut, dan pasien sepsis.
Dekstran
Merupakan jenis cairan koloid yang mengandung polimer glukosa. Dekstran dapat digunakan untuk memulihkan
kondisi kehilangan darah. Selain itu, dekstran juga digunakan untuk mencegah terjadinya tromboemboli setelah
operasi.
Contoh Formula Infus Otsutran-70 (Otsuka)
R/ Dekstran 70 in normal salin 6%
Dekstran 70 6,0%
NaCl 0,9%
A.P.I 500ml
Osmolaritas : 316,5mOsm/L
B. Evaluasi Kimia
Prosedur evaluasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data
monografi sediaan (dibuku Farmakope Indonesia atau buku kompendial
lain)
Identifikasi
Penetapan Kadar
C. Evaluasi Biologi
Uji Sterilitas (suplemen FI IV, 1512-1519)
Uji Endotoksin Bakteri (suplemen FI IV, 1527-1532)
Uji Pirogen untuk volume sekali penyuntikan > 10 mL (FI IV, 908-
909)
Penetapan Potensi Antibiotik (khusus jika zat aktif antibiotik)
(suplemen FI IV, 1519-1527)
Pendahuluan
Untuk mengetahui kecepatan aliran cairan yang masuk ke dalam tubuh,
dapat diamati pada jumlah tetesan pada chamber infus. (N. Muljodipo, dkk.,
2015).
Wadianto (Wadianto, dkk., 2016) telah membuat sebuah alat yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi jumlah tetesan cairan infus pada drip
chamber. Untuk mendeteksi tetesan cairan menggunakan sensor optocoupler
yang berbasis cahaya. Sebagai tambahan sistem ini dilengkapi dengan indikator
untuk mengetahui kondisi cairan di dalam tabung. Dari hasil perancangan yang
telah dibuat memiliki nilai keakurasian yang cukup baik.
Sebuah sistem monitoring cairan intravena telah dirancang dengan tujuan
untuk memberikan informasi kepada tenaga medis status keadaan cairan infus
di dalam tabung (Riskitasari, S., dkk, 2016). Metode yang digunakan dengan
memanfaatkan sensor load cell untuk mengukur massa cairan yang dikonversi
besarannya menjadi volume cairan. Dan hasilnya dikirim ke server melalui
perangkat nirkabel Zigbee namun belum memiliki sistem nonitoring dan gambar
grafik secara real time.
Metode Penelitian
Metodologi
Sistem kerja dimulai dengan memberikan nilai masukkan berupa laju
tetesan cairan infus. Sensor optocoupler mendeteksi adanya tetesan yang ada
di dalam drip chamber, kemudian sinya dari sensor dikondisikan oleh rangkaian
pengkondisi sinyal (Setiawan. D. dan Maulina, F., 2017).
Dari hasil pengujian dapat dilihat perbedaan tegangan antara nilai sensor antara
ada halangan dihasilkan antara 0,10 - 0,13 volt dan tidak ada halangan cahaya 4,58
- 4,81 volt di optocoupler. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rangkaian sensor
tetesan memiliki kinerja yang baik sebagai pendeteksi tetesan cairan.
Pengujian Motor Stepper Penekan Selang Mesin Pompa
Pengujian motor stepper penekan selang mesin pompa bertujuan untuk
mengetahui kestabilan tegangan pada motor stepper ketika berputar searah
dan berlawanan arah jarum jam yang digunakan untuk menekan selang pompa
apabila mesin pompa dalam keadaan tidak aktif untuk mencegah udara tekan
tidak keluar dari manset. Dari hasil pengujian menunjukkan nilai tegangan pada
saat motor stepper dalam putaran berputar berlawanan atau searah jarum jam
didapatkan nilai yang stabil sehingga alat penekan selang mesin pompa dapat
berjalan dengan optimal.
Pengujian Motor Servo Penekan Selang Laju Cairan Infus
Pengujian sudut servo digunakan untuk mengetahui seberapa besar sudut
yang digunakan untuk menutup selang infus agar tidak terjadi tetesan sehingga
dapat digunakan. Hasil pengujian motor servo penekan selang laju cairan Infus
ditunjukkan pada Tabel. Dapat dilihat bahwa saat kondisi sudut motor 0º selang
infus tertutup sempurna sehingga tidak ada laju cairan infus dan saat kondisi
60º selang infus terbuka menyebabkan laju cairan infus lancar.
- Pengujian Kinerja Sistem Pemantauan Tetesan Cairan Infus Mengunakan Fuzzy