Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Peralatan


4.1.1 Sejarah Infusion Pump
Pesatnya perkembangan teknologi di awal abad ke-20
mempengaruhi pembaharuan di berbagai bidang, termasuk bidang
kesehatan. Seiring dengan perkembangan terknologi di bidang kesehatan
ini, masyarakat menuntut perihal keselamatan jiwa serta kepercayaan akan
reputasi rumah sakit. Karenanya, diperlukan peningkatan kualitas pada
teknologi medis. Pada perkembangannya, teknologi kesehatan berhasil
berasimilasi dengan bidangelektro. Hal ini dibuktikan dengan munculnya
teknologi terbaru smart infusion pumpatau infus pump pada tahun 2001.
Kehadiran infus pump juga sekaligus sebagai penanda kemajuan besar
dalam sistem keamanan pengobatan.
Alat ini berbasis wireless technology yang juga didukung oleh soft
ware sebagaiserved based yang di desain khusus untuk menghubungkan
data antara pusat informasi obat dengan alat infus di rumah sakit untuk
memonitor, mengontrol, dan menerima laporan dari sistem ini pada semua
level. Infus pump tidak juga digunakan pada seluruh pasien rawat inap.
Penggunaannya hanya di khususkan pada pasien dengan penyakit dengan
resiko yang cukup berat. Untuk pengontrolan cairan yang masuk pada
pasien dan memastikan ketepatan dosis sehingga tidak terjadi overdosis
pada pasien maka digunakan infus pump. Infuse pump merupakan salah satu
alat kesehatan yang berfungsi untuk memasukan cairan infus ke dalam
tubuh pasien secara otomatis. Maka dari penjelasan sejarah di atas
diciptakanlah sebuah alat infus pump untuk memberikan cairan ke dalam
tubuh pasien/vena.
4.1.2 Teori Dasar Alat Infusion Pump

1
Infus pump adalah perangkat life support yang merupakan
peralatan medis yang digunakan untuk memberikan cairan kedalam tubuh
pasien dalam jumlah besar atau kecil, dan dapat digunakan untuk
memberikan nutrisi atau obat, seperti insulin atau hormon lainnya,
antibiotic, obat kemoterapi, dan penghilang rasa sakit dengan cara yang
terkendali. Biasanya alat ini di tempatkan pada ruangan ruangan yang
kritikal seperti ruang, Instalasi Gawat Darurat (IGD), Intersive Care Unit
(ICU), Rawat Inap. Tujuan infus pump yaitu untuk memberikan volume
cairan dan dosis obat pada pasien dengan tepat.

4.1.3 Fungsi Alat


Fungsi infus pump yaitu mengatur jumlah cairan yang masuk
kedalam sirkulasi darah melalui vena. Pemberian cairan pada pasien
dikarenakan saaat pasien menjalani suatu terapi penyembuhan dari penyakit
yang dideritanya, pasien dalam kondisi tersebut membutuhkan zat-zat untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang dalam tubuhnya atau darah bagi
pasien yang membutukannya melalui infus.

4.1.4 Prinsip Kerja Alat


Prinsip dasar dari alat Infus Pump Terumo adalah mengubah energi
listrik menjadi energai gerak. Gerak disini adalah gerakan dari putaran
motor yang berfungsi menggerakan sistem peristaltic yang digunakan untuk
mendorong cairan masuk kedalam sirkulasi peredaran darah pasien.

4.1.5 Tujuan Indikasi Pemasangan Infusion Pump


Infusion Pump memiliki fungsi deteksi oklusi, ini memberikan
alarm oklusi ketika jarum infus gagal dimasukkan ke dalam vena intravena
dengan benar atau jarum menyimpang dari posisinya di dalam vena selama
infus.
a. Meningkatkan kenyamanan pada pasien.
b. Memberikan tetesan cairan sesuai dengan batas umur.
c. Mencengah Terjadinya bubble pada selang infus.

2
d. Meringankan kewaspadaan pada pasien karna sistem infusion pump
sudah otomatis.

4.1.6 Kriteria/indikasi pemasangan infus pump


Pemasangan infus di indikasikan bagi pasien yang mengalami
penyakit atau yang memerlukan cairan intravena, seperti pasien dengan
penurunan kesadaran, syok hipovolemik, gagal napas, henti jantung, dan
kondisi yang mengancam jiwa.

4.1.7 Speksifikasi Alat


Tabel 4.1 Data Speksifikasi Alat
NO DATA DESKRIPSI
1 Nama Alat Infusion Pump
2 Merk Terumo
3 Type Model TE-172
4 Buatan Japan
5 Tegangan 20 Resistansi 1 ohm
6 Frekuensi 500 KHz
7 Pressure Gauge 00-970 KHz
8 Occlusion sensor 3.1 mm,4.1 mm
9 Dimensi 130 (W) x 180 (H)x 136 (D) mm
10 Berat 2,3 kg
11 Sisitem Pemompaan Motor Peristaltik Finger
12 Tingkat pengiriman Set 15,19 atau 20 tetes ml
Infus
13 Set Infus 60 tetes ml
14 Pengiriman Volume 0, hingga 9,999 ml
15 Kisaran Batas 0, hingga 9,999 ml
Pengiriman
16 Kondisi Pengoperasian 10 hingga-40C,30 hingga 85%RH
17 Kondisi Penyimpanan 20-40 C
18 Catu Daya Ac 100 hingga 240 V,50-60Hz
19 Kosumsi Daya Kurang Dari 16 VA = Watt

3
4.2 Bagian bagian alat infusion pump terumo 172
4.2.1 Bagian depan

Occlusion Display Digital

Air Indikator
Door Indikator

Flow Error Indikator

Completion Indikator

Drop Indikator

Display Tombol Setting


Select

Infusion set swicht Tombol stop silence

Clear swicht Tombol Start

Charge Indikator
Purge
Baterai Indikator
Power Swict

Gambar 4.2 mode bagian depan pada infus pump


Sumber : (Dokumentasi di RSUD dr. Zainoel abidin)

Indikator pada pesawat Infusion pump merk Terumo 172 yaitu terdapat :
1). Air indikator : Berfungsi, menyala jika ada udara di selang
2). Occlusion indikator : Berfungsi, menyala jika ada selang infus
ada hambatan
3). Door indikator : Berfungsi, menyala jika pintu tidak terkunci
atau tertutup
4). Flow error indikator : Berfungsi, menyala jika terjadi kesalahan
aliran infus
5). Completion indikator : Berfungsi, menyala jika infus pump
mencapai target yang diinginkan.

4
6). Drop indikator : Berfungsi untuk menampilkan jumlah
tetesan cairan infuse.
7). Baterai indikator : Berfungsi untuk menandakan baterai penuh
atau low.
8 ). Charge indikator : Berfungsi, menyala jika infusion pump
sedang di charge
9). Empty indikator : Berfungsi, menyala jika tidak ada tetesan
pada chamber
10). Display digital : Berfungsi untuk menampilkan volume
delivered
11). Display : Berfungsi untuk menampilkan volume
delivery, dan Menampilkan delivery rate
(mL/h) dan delivery limit.
12). Tombol setting : Berfungsi untuk mensetting kecepatan
aliran cairan infuse yang di perlukan.
13). Tombol start : Berfungsi untuk memulai dan berhenti
pengerakan pada alat
14). Tombol stop silence : Berfungsi untuk menampilkan status
infusion pump. Hijau jika beroperasi dan
orange jika berhenti beropasi
15). Purge switch : Berfungsi untuk mempercepat aliran untuk
menghilangkan udara pada selang infus
16). Power switch : Berfungsi untuk menghidupkan infuse
pump
17). Infusion set switch : Berfungsi untuk mengatur jumlah tetesan
cairan infuse
18). ∑mL clear switch : Berfungsi untuk tekan tombol kurang lebih
0.5 detik untuk menghapus pembacaan
volume Delivery
19). Select switch : Berfungsi untuk memilih delivery rate
mode dan delivery limit mode dsw.

5
4.2.2 Bagian Dalam

Air Line Indikator


Oclusion detektor

Midpres

Tubing CLAMP Release Lever

Gambar 4.3 Mode bagian dalam pada alat infusion pump


Sumber : (Dokumentasi di RSUD dr. Zainoel abidin)

1). Air line indikator : Berfungsi sebagai mendeteksi udara jika ada di
selang infus
2). MIDPRESS fingers : Berfungsi sebagai menekan selang untuk
menurunkan cairan infus
3). Oclusion detector : Berfungsi untuk mendeteksi jika ada hambatan
pada selang
4). Tubing clamp : Berfungsi untuk tetep menjepit selang ketika
pintu terbuka
5). Release lever : Berfungsi untuk melepaskan tubing clamp

6
4.2.3 Bagian Belakang

BRIGHTNESS

VGA
IV SET

Drip Sensor
Catu Daya AC
Alarm
Catu Daya DC
History

Gambar 4.4 mode bagian belakang pada alat infusion pump


Sumber : (Dokumentasi di RSUD dr. Zainoel abidin)

1). BRIGHTNESS : Berfungsi sebagai tombol untuk menyesuaikan


menampilkan itensitas dan lampu indikator
kondisi operasi
2). Pompa IV SET : Untuk menyesuaikan agar sesuai ukuran selang
garam yang ingin anda gunakan (15/20/60
tetes/ml).
3). Drip Sensor : Berfungsi konektor sensor tetes, aksesoris
opsional.
4). Konektor Alarm : Berfungsi untuk cal perawat, aksesoris opsional.
5). Konektor DC : Berfungsi sebagai untuk pengisi daya DC.
6). Tombol History : Berfungsi untuk memeriksa riwayat
pengoperasian mesin.
7). Konektor AC : Berfungsi untuk colokan kabel power pada alat.

7
8). Konektor VGA : Berfungsi untuk digunakan apabila alat ingin
dihubungkan dengan komputer

4.3 Blok Diagram Infus Pump

Gambar 4.5 Blok diagram infus pump


sumber: (galuh-sandi infus pump, 2019 )

4.3.1 Pengertian Dan Fungsi Blok Komponen Pada Blok Diagram


1. Microkontroller : Berfungsi sebagai sistem kontrol dari alat infus
pump.
2. Motor Peristaltik : Berfungsi untuk menekan putaran mindpres
agar cairan infus mengalir
3.Tombol Pengaturan : Berfungsi untuk mengatur segala peraturan
kecepatan atau settingan pada alat infus pump
4. Sensor Aliran : Berfungsi untuk mendeteksi aliran infus pump
5. Sensor Gelembung : Berfungsi untuk mendeteksi gelembung pada
selang infus.
6. Sensor Tetesan : Berfungsi sebagai sensor yang mendeteksi
tetesan, apabila cairan infus maka alarm
berbunyi dan gerakan motor peristaltik akan
berhenti.
8
7. Display : Berfungsi untuk menampilkan hasil settingan
dengan jumlah cairan yang suda keluar.
8. Power Supply : Berfungsi untuk mendistribusikan listrik ke
seluruh komponen.
9. Sensor lock : Berfungsi untuk mendeteksi keadaan pintu
terkunci atau tidak
10. Indikator : Berfungsi jika menyala, akan ada salah
pemasangan pada alat.
11. Alarm : Berfungsi jika menyala, maka ada kesalahan
pemasangan pada alat.

4.3.2 Cara Kerja Blok Diagram Infus Pump


Pertama sumber listrik PLN 220V DC akan memberikan tegangan
ke blok power supply 12V DC, dan  power supply mendistribusikan
tegangan ke mikrokontroller 5V, dan setelah itu ke semua rangkaian lainya
sesuai kebutuhan. Pertama ketika selang sudah dimasukan ke dalam door
dan aliran belum di setting, maka selang tidak akan mengalirkan cairan.
Karna belum ada gerakan peristaltik dari motor penggerak peristaltik.
Saat alat sudah di setting maka alat motor penggerak akan
membuat pergerakan peristaltik yang menyebabkan mengalirnya cairan
dari labu infus ke pasien melalui selang. Sensor gelembung mendeteksi
gelembung pada selang, dan sensor gelembung akan memberi sinyal ke
mikrokontroler untuk menyalakan indikator gelembung dan menyalakan
buzzer.  
Saat ada sumbatan pada selang maka sensor aliran akan
memberikan sinyal ke mikrocontroller, dan mikrocontroler mengirimkan
sinyal ke indikator occlustion dan menyalakan buzzer. Saat cairan infuse
pada labu habis dan tidak menetes lagi pada tubing, maka sensor tetesan
akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler dan mikrokontroler menyalakan
indikator cairan habis, menyalakan buzzer dan menghentikan gerakan
peristaltik.

9
4.4 KALIBRASI INFUS PUMP
a. Persiapan
1. Siapkan peralatan Infusion Pump dan lembar kerja pemeliharaan.
2. Siapkan pula peralatan Infusion Device Analyzer dan Electrical Safety
Analyzer beserta semua kelengkapannya.
b. Pelaksanaan
1. Lakukan pendataan Institusi dan Alat, serta alat dan bahan yang akan
digunakan.
2. Catat suhu dan kelembaban ruangan yang terbaca pada
Thermohygrometer.
3. Hubungkan saluran keluaran pada alat Infusion Pump ke saluran
masukan pada Infusion Device Analyzer.
4. Pastikan semua terhubung dengan baik.
5. Hidupkan peralatan Infusion Device Analyzer dengan menekan
tombol ON.

6. Lakukan pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi alat dan catat hasilnya
pada lembar kerja.
7. Lakukan pengukuran keselamatan listrik dengan menggunakan
Electrical Safety Analyzer sesuai dengan kelas dan tipe alat.
8. Lakukan pengukuran untuk akurasi aliran/flow sebagai berikut :
a. Aturlah tombol pemilihan pada posisi FLOW, kemudian tekan
ENT (Enter).
b. Hidupkan peralatan Infusion Pump dengan menekan tombol
ON.
c. Atur besarnya nilai aliran pada Infusion Pump sesuai dengan
nilai yang telah ditentukan pada lembar kerja.
d. Tunggu beberapa saat sampai tanda PRIME pada Infusion
Device Analyzer berubah menjadi AUTOSTART atau START.
e. Perhatikan nilai penunjukan pada Infusion Device Analyzer
dan catat dalam lembar kerja.
9. Lakukan pengujian fungsi alarm occlusion (penyumbatan) sebagai

10
berikut:
a. Aturlah tombol pemilihan pada posisi OCCL, kemudian tekan
ENT (Enter).
b. Hidupkan peralatan Infusion Pump dengan menekan tombol
ON.
c. Atur besarnya nilai aliran pada Infusion Pump sesuai dengan
nilai yang telah ditentukan pada lembar kerja.
d. Tunggu beberapa saat sampai tanda PRIME pada Infusion
Device Analyzer berubah menjadi AUTOSTART atau START.
e. Catat nilai penunjukan tekanan pada Infusion Device Analyzer
di lembar kerja saat fungsi alarm pada Infusion Pump aktif.
10. Bersihkan dan keringkan saluran pada Infusion Device Analyzer
menggunakan Syringe yang bersih.
11. Rapikan peralatan setelah selesai digunakan.

4.5 Instalasi Alat Infus Pump


1). Sebelom pemakaian pertama mesin disambungkan ke sumber listrik
selama 15 jam, agar internal baterai terisi dengan penuh. Mesin
dalam koNdisi OFF.
2). Memasang pump ke standart infus (letakan infus pump ke pole
clamp dengan posisi yang tepat, kencangkan skrup yang terletak
ditengah dasar pole clamp. Cek stabilitas dari standart infus yang
digunakan).
3). Hubungkan kabel ke mesin dan sumber listrik, indikator baterai akan
menyala, menandakan baterai dalam posisi di chager.
4). Buka pintun lalu tekan tombol ON tidak kurang dari 1 detik, semua
parameter akan menyala, pompa MIBPRESS akan bergerak sesaat.
5). Lakukan priming pafda IV set yang akan digunakan. Pastikan tidak
ada gelombung udara.
6). Buka pintu geser klem yang ada sesuai dengan arah panah, lalu
pasang IV set dari atas hingga ke bawah dengan posisi lurus, sesuai

11
pentunjuk yang ada. Letakan pole klep di bawah pump, lalu tutup
pintu.
7). Atur level oklusi sesuai dengan yang diinginkan.
8). Atur kecepatan tetesan D-RATE sesuai order dengan menekan
tombol RATE/LIMIT. Display terbaca D.Limit ml/h.
9). Atur batasan cairan dengan menekan tombol RATE LIMIT.
10). Buka roler klem dari IV set ( hubungkan Ivset dengan IV cateter),
lalu tekan tombol START. Bila jumlah cairan yang diinginkan sudah
tercapai, maka lampu COMPLETION AKAN MENYALA. Pada
situasi ini, mesin masih berjalan dengan kecepatan minimum 91
ml/jam), untuk menjaga kepatenan IV kateter di dalam vena.

4.6 Standart Operasional Prosedur (SOP) Infusion Pump


1. Tempatkan alat pada ruang tindakan.
2. Pasang cairan infus dan hubungkan ke alat.
3. Pasang infusion set.
4. Hubungkan dengan alat catu daya.
5. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi
ON
6. Cek fungsi alarm.
7. Lakukan pemanasan secukupnya.
8. Perhatikan prostap pelayanan.  
9. Beritahukan kepada pasien tindakan yang akan lakukan.
10.Alirkan cairan infus ke infusion set sampai tidak ada gelembung
udara.
11. Tentukan jumlah tetesan permenit.
12. Set alarm On.
13. Lakukan tindakan.
14.Setelah tindakan selesai matikan alat dari posisi ON ke OFF.
15. Lepaskan alat dari catu daya.
16. Lepaskan infusion bag dan lepaskan selang.

12
4.7 Pemeliharaan/Perawatan Infusion Pump
1. Cek kebel catu daya dan saklar ON/OFF berfungsi dengan baik.
2. Cek baterai, jika daya baterai low saat power off dan tidak mau di
chager segera ganti baterai baru. Pemakaian baterai chager maksimal
2 tahun pemakaian.
3. Cek sistem control/pengaturan.
4. Cek indikator display dan alarm pada alat.
5. Cek motor step dan periksa gerakan peristaltik apakah berfungsi
dengan baik.
6. Cleaning board pada cairan khusus.
7. Cek alarm nerly empety, sensor,dan tetesan air.
8. Uji fungsi alat dengan mengunakan cairan infus.
9. Cek aksesoris alat berfungsi dengan baik atau tidak.
10. Bersihkan alat dengan mengunkan kain kasa, tisu atau kain lap
dengan mengunakan cairan WD/Alkohol.
11. Kalibrasi alat setiap (1) tahun sekali.

4.8 Pencatatan Alat Elektromedik


4.8.1 Laporan iventarisasi peralatan kesehatan.
Pada bagian ini kami menyajikan informasi data yang minimal
harus ada pada setiap inventaris alat elektromedik. Yaitu seluruh data dan
catatan lengkap untuk barang perusahaan, seperti barang siap jual, barang
untuk membuat produk jadi, dan aset yang berguna untuk operasional
perusahaan.

13
Tabel 4.2 Data minimal pada inventarsisasi (Standar WHO)
Sumber : Introduction to medical equipment inventory management WHO
Medical device technical series

Item Deskripsi / Tujuan Singkat Contoh Data


Data minimum yang termasuk dalam catatan inventaris

Nomor Identifikasi unik untuk setiap peralatan


identifika
si
Tipe alat Identifikasi apa item tersebut, menggunakan
nomenklatur standar dan seragam, seperti Sistem
Nomenklatur Alat Medis Universal (UMDNS)
atau
Nomenklatur Alat Medis Global (GMDN)
Deskripsi Menjelaskan item, termasuk fungsi / tujuannya
singkat tentang
peralatan /
barang
Pabrikan Identifikasi perusahaan yang membuat barang,
termasuk nama, alamat dan
rincian kontak pabrikan
Model/part Identifikasi unik dari lini produk (oleh pabrikan)
Serial number Identifikasi unik item (oleh pabrikan)
Lokasi fisik Termasuk nomor kamar atau departemen;
memungkinkan peralatan medis untuk
ditempatkan ketika pemeliharaan preventif
dilakukan; dapat mencakup informasi ruang
penyimpanan untuk barang
habis pakai dan suku cadang
Kondisi / status Mengidentifikasi peralatan sebagai "dalam
perbaikan" atau "sedang rusak; termasuk alasan
keluar dari layanan, seperti kalibrasi karena,
pemeliharaan preventif karena dalam perbaikan,
menunggu suku cadang atau rusak tidak dapat
diperbaiki

14
Power listrik Jelaskan kekuatan yang diperlukan untuk
menjalankan peralatan, seperti 110V, 220V, 380V
atau tiga fase; mungkin berguna untuk
mengidentifikasi peralatan yang membutuhkan
transformer atau perhatian khusus
Lainnya
Persyaratan Identifikasi setiap persyaratan khusus yang
operasional diperlukan dalam pengoperasian atau layanan
peralatan
dan layanan
Tanggal Tanggal peralatan dimasukkan ke dalam
inventaris inventaris dan tanggal terakhir
dilakuka informasi telah diperbarui
n/
diperbaru
i
Info kontak Mendaftar perincian penyedia termasuk nama,
servis perincian kontak, dan perincian kontrak ketika
peralatan medis dikelola oleh organisasi layanan
luar (termasuk ketika dalam garansi oleh
pabrikan) atau bengkel ersipal;
informasi tentang pemeliharaan dilakukan
Info pemasok Digunakan sebagai titik kontak mengenai
pembelian, pemesanan kembali, penggantian
garansi, dll.
Informasi tambahan yang bisa digunakan
Lot number Dapat ditugaskan untuk bahan habis pakai atau
reagen yang diproduksi dalam kelompok yang
sama; dapat membantu mengidentifikasi cacat;
berguna untuk sistem kontrol stok untuk barang
habis pakai
Nomor versi Digunakan untuk peralatan yang dijalankan
firm- ware dan dengan perangkat lunak komputer atau elektronik
perang- kat (firmware); dapat digunakan untuk
lunak mengidentifikasi masalah yang
terkait dengan perangkat lunak atau firmware
Rincian Identifikasi titik kontak untuk pemberitahuan
kepemilika dalam penundaan layanan, dan untuk
n menjadwalkan pemeliharaan preventif
departeme
n
Biaya pembelian Berfungsi sebagai input untuk nilai persediaan
modal
dan untuk tujuan penganggaran
Tanggal Dalam kasus aset modal, digunakan untuk
Pembelia menghitung nilai depresiasi atau penentuan
n penggantian / keusangan. Dalam hal bahan habis
pakai atau suku cadang, mungkin digunakan
untuk menentukan tingkat penggunaan,
persyaratan pemesanan ulang, dan tanggal
kedaluwarsa
Tanggal informasi dan hasil Berfungsi sebagai dasar untuk
pemasangan dan catatan riwayat layanan dan digunakan sebagai
pengujian referensi saat pemecahan masalah
penerimaan

15
Penilaian / Termasuk penilaian risiko yang dilakukan (atau
klasi- fikasi alasan lain, jika perlu) yang menentukan
keselamatan penyertaan peralatan dalam inventaris; dapat
/ risiko juga digunakan untuk
menentukan pengujian peralatan dan prioritas
perbaikan
Jadwal dan pro- Menjabarkan frekuensi interval perawatan
sedur preventif dan prosedur perawatan

pemeliha-
raan preventif
Tanggal Berfungsi sebagai referensi saat memecahkan
kalibrasi masalah peralatan dan memastikan peralatan
dilakukan dan berada dalam tanggal kalibrasi
hasilnya,
tanggal jatuh
tempo dan
prosedur
Jumlah stok dan Ketika digunakan dalam sistem kontrol stok,
pemesanan ulang berfungsi sebagai titik pemicu untuk menyusun
ulang ketika nomor stok mencapai level yang
diidentifikasi
Perangkat / Mengidentifikasi peralatan pendukung yang
sistem penting, termasuk peralatan atau aksesori yang
/ aksesori / diperlukan untuk menjalankan peralatan; nomor
bahan habis komponen untuk
pakai / suku aksesori, suku cadang, dan barang habis pakai
cadang terkait sangat membantu

Tahun pembuatan Digunakan untuk menghitung usia peralatan;


digunakan dengan masa pakai peralatan yang
diharapkan sebagai
input untuk menentukan kapan suatu barang
perlu diganti, pensiun atau dibuang
Masa pakai Sebutkan jumlah waktu yang diharapkan
pera- latan yang (biasanya dalam beberapa tahun) yang dapat
diha- rapkan digunakan oleh peralatan dengan aman dan
efektif; dapat digunakan sebagai input untuk
menentukan kapan suatu barang
perlu diganti, pensiun atau dibuang
Riwayat Mungkin termasuk buku catatan pengguna atau
pengoperasian pemeliharaan (untuk operasi atau layanan),
dan layanan perintah kerja atau laporan layanan, laporan
pemeliharaan preventif dan informasi lain
mengenai operasi dan layanan peralatan; bisa
digunakan kapan
pemecahan masalah kegagalan, mengevaluasi
pembelian peralatan baru, yang serupa, dan
menentukan
kapan suatu barang perlu diganti, pensiun atau
dibuang
Sejarah Digunakan untuk mengidentifikasi dan
penarikan dan menindaklanjuti potensi bahaya yang terkait
bahaya yang dengan penggunaan mesin
dilaporkan

16
Informasi Inventaris berguna untuk fasilitas layanan
kesehatan hanya jika mengandung informasi
lain yang penting yang
diinginkan dibutuhkan oleh fasilitas; Oleh karena itu, setiap
bidang data dapat ditambahkan sebagai dianggap
perlu

4.8.2 Laporan kalibrasi peralatan Kesehatan.


Pada bagian ini kami menyajikan prosedur pengujian dan kalibrasi
peralatan elektromedik sebagai contoh yaitu alat infusion pump.
1) Defensi kalibrasi
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk, hubungan
antara nilai yang ditunjukkan oleh instrument pengukur atau system
pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-
nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur
dalam kondisi tertentu.
2) Definisi Metrologi
Kalibrasi menurut definisi Per-Menkes. No. 363 Tahun 1998 adalah
adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai
penunjukan alat ukur dan atau bahan ukur. Dengan kata lain kalibrasi
adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukurnya yang mampu telusur (traceable) ke standar
nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional. Dari hasi kalibrasi
dapat diperoleh :
a) Dari hasil kalibrasi dapat diketahui kesalahan penunjukkan
instrument ukur, system pengukuran atau bahan ukur, atau
pemberian nilai pada tanda skala tertentu.
b) Suatu kalibrasi dapat juga menentukan sifat-sifat metrology lain.
c) Hasil kalibrasi dapat dicatat dalam suatu dokumen, disebut sebagai
sertifikat kalibrasi atau laporan kalibrasi.
d) Hasil kalibrasi dapat dinyatakan sebagai suatu faktor kalibrasi, atau
sebagai suatu deret faktor kalibrasi dalam bentuk kurva kalibrasi.

17
3) Tujuan Kalibrasi
a) Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai penunjukkan
suatu instrument ukur, atau deviasi dimensi nasional yang
seharusnya untuk suatu bahan ukur.
b) Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standard
nasionalmaupun internasional.
* Pengujian atau kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat kesehatan dengan
kriteria sebagai berikut (Permenkes 363) :
a) Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi
b) Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi
telah habis
c) Diketahui penunjukannya atau keluarannya atau kinerjanya
(performance) atau keamanannya tidak sesuai lagi, walaupun
sertifikat dan tanda masih berlaku
d) Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan tanda masih
berlaku
e) Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi, walaupun
sertifikat dan tanda masih berlaku. Atau jika tanda laik pakai pada
alat kesehatan tersebut hilang atau rusak, sehingga tidak dapat
memberikan informasi yang sebenarnya.
4) Manfaat Kalibrasi
Menjaga kondisi instrument ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai
dengan spesifikasinya.
5) Periode (Selang) Kalibrasi
Selang kalibrasi suatu alat tergantung pada karakteristik dan tujuan
pemakaiannya. Ditinjau dari segi karakteristiknya, makin tinggi kualitas
metrologies makin panjang selang kalibrasinya. Dan bila di tinjau dari
tujuan pemakaiannya, semakin kritis dampak hasil ukurnya semakin
pendek selang kalibrasinya.

18
Jadi secara umum selang kalibrasi dipengaruhi oleh :
jenis alat ukur, frekuensi pemakaian dan pemeliharaan. Selang kalibrasi
biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:
a) Dinyatakan dalam satu kalender, misalnya 6 (enam) bulan sekali,
setahun sekali, dst
b) Dinyatakan dalam waktu pemakaian, misal : 1000 jam pakai, 5000
jam pakai, dst.
c) Kombinasi cara pertama dab kedua di atas, misalnya 6 bulan atau
1000 jam pakai, tergantung mana yang terlebih dahulu dicapai.
Berikut ini contoh selang kalibrasi untuk beberapa instrument ukur :
a) Thermocouple : 12 Bulan
b) Thermo Controler : 12 Bulan
c) Hygrometer : 6 Bulan
d) Micrometer : 6 Bulan
e) Vernier Caliper : 12 Bulan
f) Gauge Block : 24 Bulan
6) Ketertelusuran (Treacebility)
Ketertertelusuran (treacebility) adalah kemampuan dari suatu hasil ukur
secara individu untuk dihubungkan ke standar-standar nasional /
internasional untuk satuan ukuran dan / atau system pengukuran yang di
sahkan secara nasional maupun intersional melalui suatu rantai
perbandingan yang tak terputus. Konsep ketertulusuran pengukuran
(treacebility of measurement) dapat diartikan secara sederhana bahwa alat
ukur yang digunakan untuk melakukan suatu pengukuran harus
terkalibrasi terhadap alat ukur lain yang sejenis yang dapat berfungsi
sebagai acuan.

19
4.8.3 Laporan perbaikan peralatan Kesehatan.

Pada bagian ini kami menyajikan contoh form pengaduan


kerusakan peralatan elektromedik.

Gambar 4.6 From perbaikan/kerusakan alat


Sumber : IPSRS dr. Zainoel Abidin

4.8.4 Laporan pemeliharaan peralatan Kesehatan.


Pada bagian ini kami menyajikan contoh form pemeliharaan
peralatan elektromedik.

Gambar 4.7 Contoh form pemeliharaan


20
Sumber : ECRI
4.8.5 Laporan perencanaan pemiliharaan peralatan kesehatan
a. Mampu memahami service manual peralatan elektromedik.
Sedianya, setiap pembelian peralatan elektromedik harus disertakan
dengan service manual. Selain hardcopy yang diberikan oleh
pabrikan, softcopy service manual dapat dicari di internet, situs yang
biasa dikunjungi untuk mendownload service manual peralatan
elektromedik yaitu http://www.frankshospitalworkshop.com.

Gambar 4.8 from book service manual


Sumber : Hospital workshop

b. Mampu memahami manejemen pemiliharaan


Peralatan medis membawa serta manfaat dan masalah terkait. Masalah
yang paling menarik perhatian adalah pemeliharaan. Kurangnya
kebijakan pemeliharaan dapat mengakibatkan tidak ada perencanaan
sebelumnya untuk anggaran pemeliharaan dan karenanya tidak ada
ketersediaan suku cadang dan aksesori. Jenis dan pendekatan untuk
Pemeliharaan Peralatan Medis:
1) Perawatan Korektif (atau Perbaikan)/ Corrective Maintenance
Ini dilakukan untuk mengambil tindakan korektif jika terjadi
kerusakan peralatan. Peralatan dikembalikan diperbaiki dan
dikalibrasi.
2) Pemeliharaan Pencegahan yang Direncanakan (atau
Dijadwalkan)/
Preventive Maintenance.
21
Pekerjaan ini dilakukan dengan cara yang direncanakan sebelum
perbaikan diperlukan dan waktu yang dijadwalkan untuk
pekerjaan tersebut beredar jauh sebelumnya. Ini melibatkan
pembersihan, tes fungsi / keselamatan rutin dan memastikan
bahwa setiap masalah teratasi saat masih kecil.
* Pilihan pendekatan untuk Perawatan Preventif dan Korektif tergantung
pada kompleksitas peralatan :
1) Pemeliharaan oleh teknisi terlatih in-house/ Maintenance by
in-house trained technicians
Sebagian besar masalah relatif sederhana dan dapat diperbaiki
oleh teknisi yang terlatih. Perbaikan dan inspeksi sederhana
lebih murah bila dilakukan dengan cara ini. Persyaratan bengkel
untuk perawatan peralatan medis in- house dijelaskan dalam
referensi di bab 11. Vendor harus memberikan pelatihan kepada
teknisi in-house pada saat instalasi dan commissioning.
2) Pemeliharaan oleh pabrikan atau pihak ketiga/ Maintenance by
manufacturer or third party
Untuk peralatan khusus dan canggih, vendor harus menyediakan
layanan pemeliharaan melalui kombinasi layanan panggilan dan
kontrak perawatan yang dinegosiasikan pada saat pembelian.
Akan jarang ekonomis menyediakan tingkat layanan ini sendiri.
*Ada tiga tingkat pemeliharaan yang umum diidentifikasi:
1) Level 1, Pengguna (atau lini pertama)
Pengguna atau teknisi akan membersihkan filter, memeriksa
sekering, memeriksa catu daya dll. Tanpa membuka unit dan
tanpa memindahkannya dari titik penggunaan.
2) Level 2, Teknisi
Dianjurkan untuk memanggil teknisi lokal ketika pemeliharaan
lini pertama tidak dapat memperbaiki kesalahan atau ketika
enam bulan pemeriksaan jatuh tempo.
3) Level 3, Khusus
22
Peralatan seperti CT Scanner, MRI dll. Akan membutuhkan
insinyur dan teknisi khusus yang terlatih dalam peralatan khusus
ini. Mereka biasanya dipekerjakan oleh pihak ketiga atau
perusahaan vendor.
4.8.6 Laporan penggunaan peralatan kesehatan
Pada point ini kompetensi minimal yang harus dicapai yaitu :
a. Mampu mengetahui fungsi peralatan elektromedik
b. Mampu melakukan penggunaan alat elektromedik sesuai SOP
c. Mampu mengetahui prinsip, sistem kerja dan bagian-bagian
peralatan elektromedik
d. Mampu mengetahui spesifikasi peralatan elektromedik
Pada kompetensi ini, diperoleh saat melakukan kunjungan pemeliharaan
peralatan kesehatan pada instalasi-instalasi rumah sakit umum daerah
dr.Zainoel Abidin.
4.8.7 Laporan pencatatan uji fungsi peralatan kesehatan
Uji fungsi alat elektromedik dilakukan terhadap alat elektromedik
yang baru dibeli, setelah selesai diperbaiki atau setelah selesai diinstalasi.
Saat akan dilakuka uji fungsi maka harus disiapkan dokumen teknis ui
fungsi, dokumen ini berupa : operation manual, service manual dan formulir
uii fungsi. Bila dokumen operation manual dan service manual tidak ada,
maka bisa diminta kepada pihak supplier atau distributor.
Dilakukan pengecekan accesories dan kebutuhan bahan habis pakai
pada saat dilakukan uji fungsi, bila tidak ada bisa menghubungi pihak
supplier atau distributor. Setelah itu apakah membutuhkan alat bantu
pengujian seperti phantom atau yang lainnya, maka alat bantu tersebut harus
disediakan terlebih dahulu. Lakukan prosedur uji fungsi dengan
mengoperasikan alat sesuai prosedur, uji seluruh fungsi yang ada di alat
tersebut. Jika ada fungsi yang tidak sesuai maka terlebih dahulu dilakukan
perbaikan atau untuk alat baru bisa menghubungi pihak supplier. Setelah
alat dilakukan uji fungsi maka dibuatkan laopran uji fungsi dan
didokumentasikan.
23
Gambar 4.9 Diagram alir uji fungsi alat

Gambar 4.10 Contoh formulir uji fungsi

24
4.8.8 Laporan pengujian kalibrasi
Untuk menentukan waktu periode pengujian dan kalibrasi dapat
menggunaan perhitungan yang di jelaskan dibawah pada tabel sampel
penilaian berbasis risiko untuk menentukan frekuensi pemeriksaan yang
tepat berdasarkan kondisi nyata di fasilitas medis disajikan di sini. Ini
digunakan oleh Departemen Teknik Biomedis dari University of Vermont,
AS untuk membandingkan dengan frekuensi inspeksi yang di
rekomendasikan oleh produsen masing masing merek dan model infus
pump dalam inventaris peralatan medis mereka.

Tabel 4.3 Perhitungan periode pengujian dan kalibrasi dengan contoh infus pump

25
Pilih 1 peringkat dari setiap kategori/ Choose 1 rating Bobot Nilai/
from each category / score
weigh
t
Fungsi klinis/Clinical function
1. Tanpa kontak langsung dengan pasien 1
2. Peralatan yang kontak langsung dengan pasien 2
namun namun bukan peralatan kritikal/non-critical
3. Peralatan yang digunakan untuk mendiagnosis 3
atau memonitoring secara langsung 4
4. Peralatan yang digunakan untuk melakukan
treatmen langsung pada pasien 5 5
5. Peralatan yang digunakan untuk penopang kehidupan/
life support
Risiko fisik/Physical risk
1. Peralatan menimbulkan risiko yang cukup besar 1
karena
kegagalan
2. Peralatan yang menimbulkan resiko rendah 2
3. Menyebabkan terapi tidak tepat dan kesalahan diagnosa 3
4. Peralatan yang menyebabkan luka, kematian bagi pasien 4 4
4.9 dan
operator
Probabilitas penghindaran masalah/Problem
avoidance
probability
1. Pemeliharaan atau inspeksi tidak akan 1
memengaruhi
keandalan perangkat
2. Mode kegagalan perangkat umum tidak dapat 2
diprediksi
atau tidak terlalu dapat diprediksi
3. Mode kegagalan perangkat umum tidak dapat 3
diprediksi,
riwayat perangkat menunjukkan bahwa pengujian
TSP
sering mendeteksi masalah
4. Umumnya kegagalan perangkat dapat diprediksi dan 4 4
bisa
dihindari dengan melakukan pemeliharaan preventive
5. Peraturan khusus atau persyaratan 5
manufaktur
mengharuskan pemeliharaan atau pengujian preventif
Sejarah insiden /Incident history
1. Histori insiden yang tidak signifikan 1
2. Histori insiden yang signifikan 2 2
Persyaratan peraturan untuk jadwal spesifik dari
pabrikan/Manufacturers or regulatory requirements for
specific schedules
1. Tidak dibutuhkan schdule yang spesifik 1
2. Ada persyaratan untuk pengujian independen dari sistem 2 2
peringkat numerik
Total Nilai/Score 17
Maka periode 2 x Per tahun
Penyimpanan dan penepatan alat elektromedik
26
Pada point ini menyajikan data yang diperoleh dari pedoman teknis
bangunan rumah sakit ruang perawatan intensif direktorat bina pelayanan
penunjang medik dan sarana kesehatan direktorat bina upaya kesehatan
kementerian kesehatan RI tahun 2012. Pada point ini kompetensi minimal
yang harus dicapai yaitu :

4.9.1 Mampu mengetahui fungsi aktivitas ruangan pelayanan fungsional


klinis.
Pada bagian ini kita akan membahan tentang ruangan ruang
perawatan intensi. Ruang Perawatan Intensif (ICU=Intensive Care Unit)
adalah bagian dari bangunan rumah sakit dengan kategori pelayanan kritis,
selain instalasi bedah dan instalasi gawat darurat. Ruang Perawatan Intensif
merupakan instalasi pelayanan khusus di rumah sakit yang menyediakan
pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24 jam. Dalam
rangka mewujudkan Ruang Perawatan Intensif yang memenuhi standar
pelayanan dan persyaratan mutu, keamanan dan keselamatan perlu didukung
oleh bangunan dan prasarana (utilitas) yang memenuhi persyaratan teknis.

27
4.9.2 Mampu mengetahui persyaratan teknis, lingkungan dan penempatan
peralatan medik
Berdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, menyebutkan bahwa salah satu sumber daya di bidang
kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan, dimana pasal 1 poin 7
mendefinisikan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan suatu alat dan/ atau
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang
dilaukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan
dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Sesuai dengan
Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 5
menyebutkan bahwa rumah sakit mempunyai fungsi penyelenggaraan
pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit. Selanjutnya undang-Undang No. 44 tahun 2009
pasal 7 menyebutkan bahwa rumah sakit harus memenuhi persyaratan
lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan
peralatan.

4.10 Permpindahan dan pemasangan ulang alat kesehatan


Proses pemindahan alat dapat dilakukan apabila sudah
mendapatkan izin dari kepala ruangan tersebut. Dan untuk proses
pemasangan ulang dapat dilihat pada poin 4.5 Infus pump.

4.11 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat hubungan kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja,promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi untuk
kenyamanan dan produktivitas kerja.

28
4.12 Pembahasan Analisa Kerusakan Alat
Adapun kerusakan yang pernah terjadi pada alat Infusion Pump
Terumo TE-172 ini, yang ada di RSUD dr. Zainoel Abidin adalah ketika alat
dihidupkan namun cairan infus tidak turun/kemacetan pada aliran cairan infus.
Dan cara pengecekannya adalah dengan cara membuka pintu infusion pump lalu
lihat di bagian midpresnya ada patahan di bagian gigi pendorongan midpres.
Maka dapat dilakukan dengan tindakan mengantikan midpresnya. Demikian juga
terdapat pada bagian motor perastaltik yang tidak bisa berputar sehingga
mindpresnya tidak mendorong sehingga air infus tidak turun, maka dapat
dilakukan dengan tindakan memberikan pelumas/oil pada bagian pengerakan
motornya, sehingga bisa berjalan lancar seperti biasa lagi.
Selanjutnya juga terdapat kerusakan pada infusion pump terumo TE-
172 yang sama, saat alat di hidupkan maka keluar tulisan error buble pada unit
tersebut. Setelah di periksa pada aliran cairan infus rupanya ada gelembung pada
aliran tersebut, maka cara mengatasinya adalah dengan melepaskan jarum infus
yang terpasang pada tangan pasien setelah itu akan di suntikan/alirkan cairan obat
pada selang infus sehingga pastikan hilangnya gelembung pada selang infus
tersebut, setelah itu selang infus akan di pasangkan kembali ke tangan pasien.
Maka jika terjadi gelembung pada aliran selang infus sangat bahaya bagi pasien.
Masih dengan alat yang sama yaitu infusion pump terumo Te 172 juga
terdapat kerusakan pada drip sensor berbunyi pada kondisi cairan normal. Setelah
di periksa ternyata kabel konektornya putus di akibatkan teganganya tinggi
sehingga kabelnya mengalami short, maka cara mengatasinya adalah mengantikan
dengan kabel konektor yang lain/baru. Adapun juga terjadi kerusakan pada drip
sensornya tidak bisa mendeteksi nya lagi di akibatkan motherboard drip
sensornya rusak/lecet, dan mengantikan dengan yang baru.

29

Anda mungkin juga menyukai