Anda di halaman 1dari 5

PEMASANGAN INFUS

Dosen pengampu : Andi Hariati S.ST, M.Keb

Disusun oleh :

Zulfinah Nurlarasati. Am (02003011)


Wafiq Azizah (02003006)
Rizka Amalia (02003017)
Wa Ode Darmawati (02003026)
Syalli Fauziah (02003034)
Fira Trimeisha (02003041)
Nabila Aulia HN
Fachrul Syaikh Yasin (02003057)
Rahmat Hidayat (02003007)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN GIGI


STIKES YAYASAN AMANAH MAKASSAR
2022
Definisi Pemasangan Infus
Pemasangan infus atau terapi intravena adalah proses memasukkan jarum abocath ke dalam pembuluh
darah vena yang kemudian disambungkan dengan selang infus dan di alirkan cairan infus.

Terapi intravena adalah terapi medis yang dilakukan secara invasif dengan menggunakan metode yang
efektif untuk mensuplai cairan, elektrolit, nutrisi, dan obat melalui pembuluh darah.

Terapi intravena adalah menempatkan cairan steril melalui jarum,langsung ke vena perifer.Biasanya cairan
steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium), nutrien misalnya, glukosa, vitamin atau obat.

Dapat disimpulkan pemasangan infus atau terapi intravena adalah memasukkan cairan, elektrolit, nutrisi
dan obat dengan teknik penusukan kateter infus ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan
alat infus set.

Tujuan Pemasangan Infus


Tujuan utama terapi intravena yaitu:

• Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin,
protein,lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral.
• Memperbaiki keseimbangan asam-basa.
• Memperbaiki volume komponen darah.
• Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan ke dalam tubuh.
• Memonitor tekanan vena sentral (CVP).
• Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan mengalami gangguan

Prosedur Pemasangan Infus


• Mempersiapkan peralatan.
• Menjelaskan prosedur pemasangan infus dan tujuan kepada pasien.
• Mencuci tangan.
• Menyiapkan set infus.
• Menutup klem.
• Membiarkan ujung selang tertutup dengan plastik sampai infus dipasang.
• Melepaskan tutup pelindung dari botol cairan infus, masukkan penusuk ke botol cairan infus.
• Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus dengan jarak 1 meter dari atas kepala klien.
• Mengisi sebagian bilik tetes dengan cairan infus.
• Membuka tutup pelindung.
• Melepaskan klem.
• Biarkan cairan mengalir sampai gelembung dikeluarkan.
• Mengklem selang
• Pasang kembali tutup selang.
• Memilih tempat pungsi vena: vena yang tampak lurus tidak berkelok- kelok dan tidak pada
persendian.
• Pasang torniquet 15-20 cm di atas tempat pungsi.
• Pakai sarung tangan bersih.
• Membersihkan area pungsi dengan alkohol, lakukan gerakan melingkar dari tengah ke luar.
• Masukkan kateter dengan tangan nondominan meregangkan kulit di area penusukan jarum.
• Memasukkan kateter jarum dengan kemiringan pada sudut 15 sampai 30 derajat.
• Melepaskan torniquet.
• Melepaskan tutup pelindung ujung distak selang.
• Hubungkan selang infus ke kateter.
• Memfiksasi kateter.
• Memastikan ketepatan aliran infus sesuai dengan dosis yang di berikan.
• Berikan label meliputi tanggal.
• Menuliskan waktu pemasangan infus.
• Menuliskan inisial perawat yang memasang infus.

Dalam pemberian infus, terdapat dua metode yaitu set makro dan set mikro. Berikut penjelasan
mengenai mikro dan makro, yaitu:

• Set makro biasanya digunakan pada pasien dengan pembuluh darah besar, yang dalam hal ini
merupakan orang dewasa. Umumnya untuk set makro, faktor tetes yang dikeluarkan adalah
10-20 tetes/mL.

• Set mikro digunakan pada mereka dengan pembuluh darah yang kecil, termasuk anak-anak.
Umumnya untuk set mikro, faktor tetes yang dikeluarkan adalah 45-60 tetes/mL.

• Angka yang semakin besar pada ukuran abbocath bukan menunjukkan semakin besarnya
ukuran jarum, namun justru semakin besar angkanya, semakin kecil ukuran jarumnya.

Berikut ini adalah ukuran Abbocath, warna, dan fungsinya:

1. 16G

• Warna abu-abu
• Fungsi untuk orang dewasa, dipasang pada kondisi bedah mayor, trauma, resusitasi cepat

2. 18G

• Warna hijau
• Fungsi untuk orang dewasa dan anak, dipasang pada kondisi bedah mayor, trauma, resusitasi
cepat

3. 20G

• Warna merah muda


• Fungsi untuk orang dewasa dan anak, dipasang untuk memasukan cairan infus untuk
maintenance
4. 22G

• Warna biru
• Fungsi untuk bayi, anak, dan orang dewasa dengan pembuluh darah kecil dan rapuh, dipasang
untuk memasukan cairan infus untuk maintenance

5. 24G

• Warna kuning
• Fungsi untuk neonatus, bayi, anak, dan orang dewasa dengan pembuluh darah kecil dan
rapuh, dipasang untuk memasukan cairan infus untuk maintenance terutama dengan tetesan
sangat lambat

Macam-macam Jenis Cairan Infus dan Fungsinya


Dokter akan terlebih dahulu menentukan jenis cairan infus yang dibutuhkan dalam pengobatan serta
berapa banyak dan seberapa cepat cairan infus menetes.

Mengenai cairan infus, penting untuk mengetahui jenis atau macam-macam cairan infus beserta
dengan fungsinya. Berikut penjelasannya:

• Cairan Infus 0.9% Normal Saline (NS, 0.9 NaCI, atau NSS)

Cairan infus ini disebut juga sebagai saline fisiologis atau isotonic saline adalah cairan kristaloid steril
nonpyrogenic yang berfungsi untuk menggantikan cairan yang hilang agar tidak mengalami dehidrasi,
hipovolemia, perdarahan atau sepsi.
Selain itu, cairan infus normal saline ini juga dapat berfungsi untuk flush atau membersihkan kateter
intravena (IV) dari sumbatan atau sisa obat yang tertinggal pada keteter infus.

• Lactated Ringers (LR, Ringers Lactate, atau RL)

Cairan infus ini mirip dengan plasma darah dan paling banyak digunakan untuk pasien yang mengalami
luka bakar atau trauma.
Cairan infus lactated ringers akan berfungsi untuk menggantikan darah yang hilang akibat
ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis metabolik.

Kandungan pada cairan infus LR ini adalah natrium klorida, kalium klorida, kalsium klorida, dan
natrium laktat.

• Dextrose 5% in Water (D5 atau D5W)

Fungsi utama dari cairan infus D5 atau D5W adalah untuk mengatasi hipernatremia atau tingginya
kadar natrium atau sodium di dalam darah sekaligus membantu menjaga ketersediaan air pada organ
ginjal.
Biasanya cairan infus ini diberikan kepada pasien yang tengah menjalani pemulihan pasca operasi,
gangguan pada jantung atau ginjal, dan pada kasus khusus seperti terjadinya peningkatan tekanan
pada intrakranial.
• 0.45% Normal Saline (Half Normal Saline, 0.45% NaCI, .45NS)
Cairan infus ini mengandung larutan kristaloid hipotonik natrium klorida yang telah dilarutkan dalam
air murni atau steril.

Fungsi cairan infus 0.45% normal saline untuk mengatasi hipernatremia dan ketoasidosis diabetik.

• Koloid
Cairan infus koloid sangat jarang namun penting untuk berfungsi untuk pasien yang tidak dapat
menerima cairan dalam jumlah banyak atau pada pasien kekurangan gizi.
Selain itu, koloid juga dapat diberikan pada pasien yang mengalami luka bakar, menderita
pankreatitis, peritonitis, dan yang kehilangan albumin pada saat selesai operasi.

Anda mungkin juga menyukai