Anda di halaman 1dari 20

Resusitasi

Cairan

Definisi
Resusitasi cairan
adalah pemberian cairan adekwat dalam
waktu relative cepat pada penderita yang
kekurangan cairan.

IVFD (Intra Vena Fluid Drug) / infus


Terapi intravena memberikan cairan
tambahan yang mengandung komponen
tertentu yang diperlukan tubuh secara terus
menerus selama periode tertentu.

Tujuan IVFD
Mempertahankan atau mengganti cairan
tubuh, elektrolit, vitamin, protein, kalori dan
nitrogen pada klien yang tidak mampu
mempertahankan masukan yang adekuat
melalui mulut.
Memulihkan keseimbangan asam-basa.
Memulihkan volume darah.
Menyediakan saluran terbuka untuk
pemberian obat-obatan.

Jenis-jenis Cairan
Intravena
1. Cairan bersifat isotonis (contohnya ; NaCl
0,9 %, Dekstrosa 5 % dalam air, Ringer
laktat / RL, dll)

2. Cairan bersifat hipotonis (contohnya ; NaCl


5 %)
3. Cairan bisa bersifat hipertonis (contohnya ;
Dekstrosa 10 % dalam NaCl, Dektrosa 10 %
dalam air, Dektrosa 20 % dalam air)

Macam cairan intravena


1. Cairan pemeliharaan : ditujukan untuk mengganti
air yang hilang lewat urine, tinja, paru dan kulit
(mengganti puasa). Cairan yang diberikan adalah
cairan hipotonik, seperti D5 NaCl 0,45 atau D5W.
2. Cairan pengganti : ditujukan untuk mengganti
kehilangan air tubuh akibat sekuestrasi atau proses
patologi lain seperti fistula, efusi pleura asites,
drainase lambung. Cairan yang diberikan bersifat
isotonik, seperti RL, NaCl 0,9 %, D5RL, D5NaCl.
3. Cairan khusus : ditujukan untuk keadaan khusus
misalnya asidosis. Cairan yang dipakai seperti Natrium
bikarbonat, NaCl 3%.

PERALATAN
- Alas plastik dan handuk kecil
- Manset tangan; bisa juga digunakan manset
sfigmomanometer
- Kapas alkohol
- Betadine (1-2 % dalam air, 70 % alkohol)
- Kain kasa steril
- Plester dan stiker kosong untuk menulis tanggal
pemasangan infus
- Set infus
- Jarum infus (abbocath, wing needle/butterfly)
- Cairan infus
- Sarung tangan steril

Perlengkapan

PROSEDUR
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan prosedur dan tujuannya (pada klien dan keluarga)
3. Memberikan posisi semi fowler atau terlentang
4. Menggulung lengan baju klien
5. Meletakkan manset 5 cm di atas siku
6. Menghubungkan cairan infus dengan set infus dan gantungkan
(periksa label infus sesuai dengan program terapi cairan yang
akan diberikan)
7. Mengalirkan cairan dengan selang menghadap ke atas
sehingga udara didalamnya keluar
8. Mengencangkan klem sampai infus tidak menetes dan
pertahankan kesterilan sampai pemasangan pada tangan
disiapkan
9. Mengencangkan manset atau jika menggunakan
sfigmomanometer, tekanan ditempatkan dibawah tekanan sistolik
10. Menganjurkan klien untuk mengepal dan membukanya
beberapa kali, palpasi dan pastikan vena yang akan ditusuk.

11. Membersihkan kulit dengan cermat menggunakan


kapas alkohol, lalu diulangi dengan menggunakan
kasa betadine dan arahnya melingkar dari dalam
keluar lokasi tusukan.
12. Menggunakan ibu jari untuk menekan jaringan
dan vena 5 cm diatas tusukan.
13. Memegang jarum dalam posisi 30 derajat sejajar
vena yang akan ditusuk, lalu tusuk perlahan dan
pasti.
14. Merendahkan posisi jarum sejajar kulit dan
teruskan tusukan jarum ke dalam vena sampai terlihat
darah mengalir keluar dari pembuluh darah.
15. Melepaskan tekanan manset
16. Sambungkan slang infus dengan kateter infus
(abbocath, wing needle/butterfly) dan buka klem infus
sampai cairan mengalir lancar.
17. Mengolesi dengan salep betadine di atas

18. Memfiksasi posisi jarum dengan plester, letakkan kasa steril


diatasnya. Atur kasa steril pada lokasi jarum supaya berjendela agar
mudah dievaluasi terhadap tanda-tanda inflamasi. Bila ada gunakan
plester steril yang transparan.
19. Mengatur tetesan infus sesuai ketentuan; pasang stiker yang
sudah diberi tanggal pada lokasi yang mudah terlihat.
20. Mendokumentasikan waktu pemberian, jenis cairan dan tetesan,
jumlah cairan yang masuk, waktu pemeriksaan kateter (terhadap
adanya embolus), serta reaksi klien (terhadap cairan yang telah
masuk

Tempat/ lokasi vena perifer


pada pemasangan infus
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Metakarpal
Sefalika
Basilika
Sefalika mediana
Basilika mediana
Antebrakial mediana

Kriteria pemilihan pembuluh darah (vena)


Gunakan cabang vena distal (vena bagian
proksimal yang berukuran lebih besar kan
bermanfaat untuk keadaan darurat)
Pilihan vena :
- vena metakarpal (memudahkan pergerakan
tangan)
- vena basilika / sefalika
- vena fosa antekubital, medianna basilika atau
sefalika untuk pemasangan infus yang singkat saja
Pada klien dewasa, vena yang terdapat pada
ekstremitas bagian bawah hanya digunakan
sebagai pilihan terakhir

Perhitungan Tetesan Infus


1. Tetesan Makro : 1cc = 15 tetes
Rumus :
Tetesan/menit = Jumlah cairan yang
dimasukkan (cc)
Lamanya infus (jam) x 4

2. Tetesan Mikro : 1cc = 60 tetes


Rumus :
Tetesan/menit = Jumlah cairan yang
dimasukkan (cc)
Lamanya infus (jam)

Tetes/menit
(Kebutuhan cairan x jumlah tetesan/ml)= jumlah
tetesan/menit
(Jumlah jam x 60 menit)

Kebutuhan Cairan Rutin (Pemeliharaan)


Usia
Dewasa

Anak-anak

Kebutuhan Cairan Contoh: Anak usia 12 tahun


Rutin
dengan berat badan 30 kg
membutuhkan cairan rutin
2 cc/kgBB/jam
10 kg I: 4
cc/kgBB/jam
10 kg II: 2
cc/kgBB/jam
10 kg III: 1
cc/kgBB/jam

perhari:
10 kg I: 4 cc/kgBB/jam x 10 kg =
40
10 kg II: 2 cc/kgBB/jam x 10 kg =
20
10 kg III: 1 cc/kgBB/jam x 10 kg =
10
+
30 kg: 70 cc/jam x 24 jam/hari =
1680 cc/hari -> 1700 cc/hari
(dibulatkan)

Untuk setiap kenaikan 1C membutuhkan


terapi cairan tambahan:
10% x kebutuhan cairan rutin
Contoh: Anak usia 12 tahun dengan berat
badan 30 kg dan suhu 38C untuk koreksi
suhu membutuhkan terapi cairan
tambahan:
10% x 1700 cc/hari = 340 cc/hari

Program balance
Input = infus + oral
Output = IWL + urin + ngt + drain + stoma
+ vomitus

Dehidrasi ringan 5% EBV (50 cc/ kgBb)


Dehidrasi sedang 10% (100 cc/kgBb)
Dehidrasi berat 15% (150 cc/kgBb)

Terima Kasih..

Anda mungkin juga menyukai