Anda di halaman 1dari 44

TERAPI INTRAVENA

Trina Kurniawati, M.Kep


Pengertian
• Infus intravena (IV) adalah Pemberian cairan,
elektrolit, obat-obatan, darah atau zat nutrien ke
vena.
• Terapi intravena memberikan cairan tambahan
yang mengandung komponen tertentu yang
diperlukan tubuh secara terus menerus selama
periode tertentu
• Dokter bertanggung jawab untuk
memprogramkan tipe larutan yang diberikan,
jumlah yang diberikan, dan kecepatan aliran
infus
Tujuan
1. Untuk membuat jalur penyelamat guna
memasukkan obat yang dibutuhkan segera
2. Untuk menyediakan cairan parenteral dan
elektrolit
3. Untuk memberikan vitamin larut air dan obat-
obatan
4. Memulihkan keseimbangan asam-basa
5. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh,
elektrolit, vitamin, protein, kalori dan nitrogen
pada klien yang tidak mampu mempertahankan
masukan yang adekuat melalui mulut
Jenis larutan

Jenis larutan meliputi:


1. Larutan nutrisi
2. Larutan elektrolit
3. Ekspander volume darah
Larutan nutrisi

• Larutan nutrisi mengandung beberapa bentuk


karbohidrat (misal: dekstrosa, glukosa) dan air.
• Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan
cairan
• Karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan kalori
dan energi
• Contoh: 1 liter dekstrosa 5% dlm air (D5W)
mengandung 170 kalori
Larutan elektrolit

• Larutan elektrolit mengandung berbagai macam


kation dan anion
• Larutan yang digunakan adalah salin normal
(0,9% natrium klorida) dan larutan Ringer laktat
(natrium, klorida, potasium, kalsium dan laktat)
Continu

• Larutan seperti salin adalah larutan isotonik


(konsentrasi zat yg terlarut sama dg plasma)
Contoh: NaCl 0,9 %, Dekstrosa 5 % dalam air,
Ringer laktat / RL
• Sebagian Salin normal (0,45% natrium klorida)
merupakan larutan hipotonik (konsentrasi zat
terlarut lebih rendah dari plasma) dan akan
memberikan hidrasi ekstra
Contoh: NaCl 5%
Continu

• Dekstrosa 5% dalam larutan Ringer laktat


adalah larutan hipertonik (konsentrasi zat
terlarut lebih tinggi dari konsentrasi plasma) dan
dapat menarik cairan keluar dari sel dan ruang
interstisial ke dalam sistem vaskular
• Contoh: Dekstrosa 10 % dalam NaCl, Dektrosa
10 % dalam air, Dektrosa 20 % dalam air
Ekspander volume darah

• Digunakan untuk meningkatkan volume darah


setelah terjadi kehilangan darah (misal akibat
hemoragi) atau plasma (akibat luka bakar yg
menarik sejumlah plasma dari aliran darah ke
area luka bakar) yg parah.
• Jenis larutan yang digunakan adalah dekstran,
plasma dan albumin serum manusia
Tempat/ lokasi vena perifer
Vena supervisial atau perifer kutan terletak di
dalam fasia subcutan dan merupakan akses
paling mudah untuk terapi intravena. Vena-vena
tersebut diantaranya adalah :
1. Metakarpal
2. Sefalika
3. Basilika
4. Sefalika mediana
5. Basilika mediana
6. Antebrakial mediana
Lokasi pungsi vena perifer
Pemilihan Vena
1. Vena tangan paling sering digunakn untuk terapi IV rutin
2. Vena lengan depan : periksa dengan teliti kedua lengan
sebelum keputusan dibuat, sering digunakan untuk terapi
rutin
3. Vena lengan atas : juga digunakan untuk terapi IV
4. Vena ekstremitas bawah : digunakan hanya menurut
kebijakan institusi dan keinginan dokter
5. Vena kepala : digunakan sesuai dengan kebijakan institusi
dan keinginan dokter ; sering dipilih pada bayi
6. Vena subklavia : dilakukan oleh dokter untuk terapi jangka
panjang atau infus cairan yang mengiritasi (hipertonik)
Continu
7. Jalur vena sentral: digunakan untuk tujuan infus atau
mengukur tekanan vena sentral
Contoh Vena sentral adalah : v. subkalvia, v. jugularis
interna/eksterna, v. femoralis
8.Vena femoralis : biasanya hanya digunakan pada
keadaan darurat tetapi dapat digunakan untuk
penempatan kateter sentral
9. Pirau arteriovena (Scribner) : implantasi selang plastik
antara arteri dan vena untuk dialisis ginjal
Pertimbangan dasar dalam pemilihan
sisi (vena)
1. Vena Perifer
 Cocok untuk kebanyakan obat dan cairan isotonik
 Cocok untuk terapi jangka pendek
 Biasanya mudah untuk diamankan
 Tidak cocok untuk obat-obatan yang mengiritasi
 Tidak cocok untuk terapi jangka panjang
 Sukar untuk diamankan pada pasien yang agitasi
2. Vena Sentral
 Cocok untuk obat-obatan yang mengiritasi atau cairan hipertonik
 Cocok untuk terapi jangka panjang
 Obat-obatan harus diencerkan
 Resiko komplikasi yang berhubungan dengan pemasangan kateter
vena sentral, seperti infeksi, hemothoraks, pneumothoraks
 Tidak disukai karena pasien bisa terganggu (namun masih mungkin)
Faktor yang mempengaruhi
pemilihan sisi (vena)
1. Umur pasien : misalnya pada anak kecil, pemilihan sisi
adalah sangat penting dan mempengaruhi berapa lama IV
berakhir.
2. Prosedur yang diantisipasi : misalnya jika pasien harus
menerima jenis terapi tertentu atau mengalami beberapa
prosedur seperti pembedahan, pilih sisi yang tidak
terpengaruh oleh apapun
3. Aktivitas pasien : misalnya gelisah, bergerak, tak bergerak,
perubahan tingkat kesadaran
4. Jenis IV : jenis larutan dan obat-obatan yang akan diberikan
Continu
5. Durasi terapi IV : terapi jangka panjang memerlukan pengukuran untuk
memelihara vena; pilih vena yang akurat dan baik, rotasi sisi dengan hati-
hati, rotasi sisi pungsi dari distal ke proksimal (mis, mulai di tangan dan
pindah ke lengan)
6. Ketersediaan vena perifer bila sangat sedikit vena yang ada ,pemilian sisi
dan rotasi yang berhati – hati menjadi sangat penting ; jika sedikit vena
pengganti
7. Terapi Iv sebelumnya :flebitis sebelumnya membuat vena menjadi tidak baik
untuk di gunakan ; kometerapi sering membuat vena menjadi buruk
(mis,mudah pecah atau sklerosis )
8. Pembedahan sebelumnya : jangan gunakan ekstremitas yang terkena pada
pasien dengan kelenjar limfe yang telah di angkat (mis, pasien mastektomi )
tanpa izin dari dokter .
9. Sakit sebelumnya :jangan gunakan ekstremitas yang sakit pada pasien
dengan stroke .
10. Kesukaan pasien : jika mungkin ,pertimbangkan kesukaan alami pasien
untuk sebelah kiri atau kanan dan juga sisi .
Perhitungan Tetesan Infus
1. Tetesan Makro : 1cc = 15-20 tetes
2. Tetesan Mikro : 1cc = 60 tetes
Rumus:
Kriteria pemilihan pembuluh darah
(vena)
• Gunakan cabang vena distal (vena bagian
proksimal yang berukuran lebih besar akan
bermanfaat untuk keadaan darurat)
• vena metakarpal (memudahkan pergerakan
tangan)
• vena fosa antekubital, medianna basilika atau
sefalika untuk pemasangan infus yang singkat saja
• Pada klien dewasa, vena yang terdapat pada
ekstremitas bagian bawah hanya digunakan
sebagai pilihan terakhir.
Pemasangan infus
Pengertian :
Tindakan memasang selang ke dalam pembuluh darah vena
untuk pemberian cairan, elektrolit atau terapi lainnya
Tujuan :
1. Mencukupi kebutuhan cairan dan elektrolit, nutrisi
2. Untuk pemberian obat
Indikasi :
1. Pasien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit
2. Pasien yang mengalami gangguan nutrisi
3. Pasien dengan terapi pemberian tranfusi darah/ plasma /
pre dan post operasi
Prosedur
Persiapan alat
1. Baki dengan pengalas / troly
2. Cairan dan obat – obatan sesuai program terapi
3. Abbocath sesuai ukuran
4. Karet pembendung/turniket
5. Pengalas
6. Kassa steril ukuran kecil
7. Plester, gunting verband, bengkok,pisau cukur
8. Standar infus, kapas kering, alkohol 70 %
9. Salep bethadine / betadine 10 %
10. Sarung tangan bersih atau steril
11. Infus set atau tranfusi set
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Lakukan prinsip 6 benar ( benar nama, dosis obat,
waktu, cara pemberian, tanggal kedaluwarsa obat /
cairan, kejernihan cairan / obat
3. Lakukan double cek dengan rekan tentang
ketepatan program terapi
4. Dekatkan peralatan ke dekat pasien
5. Tusukan infus set ke botol cairan dan gantungkan
di standar infus
6. Isi slang infus dengan cairan dan isi camber ¾ - ½
bagian kemudian secara berlahan alirkan cairan
Continu
6.sampai mengisi seluruh slang set infus, lakukan
klem dan gantungkan pada tiang infus ( pastikan
tidak ada udara pada selang infus )
7. Pasang sarung tangan steril, pilih vena dan
pastikan vena yang di pilih tidak rusak, pasang
pengalas di bawah area vena yang di pilih
8. Pasang karet pembendung 10 – 15 cm di atas
vena yang akan di tusuk, anjurkan pasien menutup
tangan (mengepal) atau tepuk – tepuk vena
tersebut
9. Lakukan desinfektan dengan alkohol 70 % secara
sirkuler / memutar dari arah dalam ke luar
Continu
10. Tusukkan jarum dengan bevel jarum mengarah
keatas pada vena yang telah di pilih dengan sudut
15 – 45 derajat
11. Bila jarum sudah masuk ke dalam vena, tarik
jarum sampai darah terlihat ke canule, dan
masukkan sedikit demi sedikit sampai pangkal
kemudian lepaskan manset pembendung
12. Tekan ujung canul yang berada dalam vena
lepaskan jarum kemudian sambungkan dengan ke
infus set
13. Alirkan dan fiksasi dengan tehnik H atau kupu -
kupu
Continu
14. Lakukan desinfeksi dengan bethadine 10 % / salep
bethadine dan tutup dengan kassa steril
15. Atur tetesan infus sesuai program terapi
16. Rapikan pasien dan peralatan dan cuci tangan
17. Dokumentasikan lokasi vena, jenis cairan, obat,
jumlah tetesan
18. Perawat cuci tangan
Yang harus di perhatikan saat memasang infus:
1. Pertahankan prinsip steril
2. Lakukan pemasangan pada bagian distal baru ke
bagian proksimal
1. Pilih vena 2. Lakukan
yang akan desinfektan,
diinsersi memutar
ke arah
keluar

3. Pasang 4. Masukkan
torniquet di IV cath
atas daerah dng sudut
insersi spt di atas
Hal-hal yang perlu diperhatikan ( kewaspadaan)
a. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus
baru
b. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi
tanda infeksi
c. Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi
lain
d. Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi
penusukan
e. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir
f. Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut
jarum infus perlahan, periksa ujung kateter terhadap adanya
embolus
g. Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik. Bekas-bekas
plester dibersihkan memakai kapas alkohol
Prosedur Perawatan Kateter Infus

Jelaskan prosedur pada pasien


• Cuci tangan
• Gunakan cara aseptik dalam perawatan kateter
• Ganti balutan tiap 24 - 48 jam
• Ganti set infus maksimal 2 x 24 jam
• Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3 x 24 jam (perifer)
• Perhatikan tanda phlebitis, inflamasi, dan thrombosis
• Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah
TRANSFUSI DARAH
Transfusi darah
• Transfusi darah adalah memasukkan darah lengkap
atau komponen darah (plasma atau eritrosit) ke dalam
sirkulasi vena.
• Transfusi darah diperlukan saat kehilangan banyak
darah, misalnya pada :
• Kecelakaan, trauma atau operasi pembedahan yang
besar.
• Penyakit yang menyebabkan terjadinya perdarahan
misal maag khronis dan berdarah.
• Penyakit yang menyebabkan kerusakan sel darah dalam
jumlah besar, misal anemia hemolitik atau
trombositopenia.
Tujuan
• Memelihara dan mempertahankan kesehatan
• Memelihara keadaan biologis darah atau komponen –
komponennya agar tetap bermanfaat.
• Memelihara dan mempertahankan volume darah yang
normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran
darah).
• Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia
darah.
• Meningkatkan oksigenasi jaringan.
• Memperbaiki fungsi Hemostatis.
• Tindakan terapi kasus tertentu.
Produk darah untuk transfusi

 Darah lengkap: Untuk pembedahan jantung


atau hemoragi akut. Mengganti volume darah
dan semua produk darah (plasma, protein
plasma, trombosit dan faktor pembekuan darah)
Sel darah merah: Meningkatkan kapasitas
pengangkutan oksigen dalam darah orang yg
mengalami anemia, pembedahan, gangguan
perdarahan yg lambat. Satu unit dapat
meningkatkan hematokrit kira-kira 4%
Continu
 Platelet: Mengganti trombosit pada klien dengan
gangguan perdarahan atau defisiensi trombosit.
 Plasma: Meningkatkan volume darah dan menyediakan
faktor pembekuan. Tidak memerlukan uji golongan darah
(tidak mengandung SDM)
 Albumin: Ekspander volume darah, menyediakan
protein plasma
 Faktor pembekuan darah: Digunakan untuk klien dengan
defisiensi faktor pembekuan. Setiap unit mengandung
faktor yg berbeda terkait dg jalur pembekuan.
Reaksi Transfusi

1. Reaksi hemolitik
2. Reaksi febril
3. Reaksi alergi ringan
4. Reaksi alergi berat
5. Kelebihan sirkulasi
6. Sepsis
Reaksi hemolitik
• Kompatibilitas antara darah klien dan darah donor
• Tanda klinis: Menggigil, demam, sakit kepala, sakit
punggung, dispnea, sianosis, nyeri dada, takikardia,
hipotensi
• Intervensi keperawatan:
– Hentikan transfusi
– Pertahankan jalur vena dg infus normal salin
– Kirim darah yg tersisa, contoh darah klien dan urine
klien ke laboratorium
– Pantau TTV , asupan dan haluaran cairan
– Beritahu dokter
Reaksi febril
• Sensitivitas darah klien terhadap sel darah putih,
trombosit, atau protein plasma
• Tanda klinis: Demam, menggigil, kulit hangat,
sakit kepala, cemas, nyeri otot
• Intervensi keperawatan:
– Hentikan transfusi segera
– Beri antipiretik sesuai program
– Beritahu dokter
Reaksi alergi ringan

• Sensitivitas terhadap protein plasma yg


diinfuskan
• Tanda klinis: kemerahan, gatal, urtikaria,
mengibronkial
• Intervensi keperawatan:
– Hentikan atau perlambat transfusi
– Beritahu dokter
– Beri obat antihistamin sesuai program
Reaksi alergi berat
• Reaksi antigen-antibodi
• Tanda klinis: dispnea, nyeri dada, kolaps
sirkulasi, henti jantung
• Intervensi keperawatan:
– Hentikan transfusi
– Jaga jalur vena tetap terbuka dg infus salin
normal
– Beritahu dokter
– Pantau TTV, berikan RJP bila perlu
– Beri obat dan oksigen sesuai program
Kelebihan sirkulasi
• Darah diberikan lebih cepat dari yang dapat
diakomodasikan oleh sirkulasi
• Tanda klinis: Batuk, dispnea, distensi vena leher,
takikardi, hipertensi
• Intervensi keperawatan:
– Tempatkan klien pada posisi tegak lurus, dengan
kaki bergantung
– Beri diuretik dan oksigen sesuai program
– Beritahu dokter
– Hentikan atau perlambat transfusi
Sepsis
• Pemberian darah yang terkontaminasi
• Tanda klinis: demam tinggi, menggigil, muntah, diare,
hipotensi
• Intervensi keperawatan:
– Hentikan transfusi
– Kirim sisa darah ke laboratorium
– Kumpulkan spesimen darah dari klien untuk kultur
– Beri cairan IV, antibiotik
– Beritahu dokter
Pemberian transfusi darah
1. Lakukan double cek dengan sejawat tentang : kesesuaian
golongan darah ( nama pasien , nomor bag, golongan
darah, stosel dalam bag )
2. Lakukan pencampuran darah agar homogen dengan cara
menggoyang – goyangkan bag darah secara hati – hati
agar darah tidak rusak
3. Jika suhu darah masih dingin hangatkan terlebih dahulu
4. Beri premedikasi sesuai program jika ada indikasi
5. Pastikan tetesan sudah lancar, pindahkan infus ke bag
darah ( Seb. Pakai sarung tangan )
Continu

6. Atur tetesan darah sesuai dengan program


7. Berika tranfusi darah sampai jumlah yang telah di
tentukan
8. Lakukan pemeriksaan HB post transfusi setelah 6 – 8 jam
pemberian tranfusi
9. Cuci tangan, rapikan pasien dan peraltan
10. Lakukan pendokumentasian : waktu pemberian. Jumlah
darah, golongan darah, reaksi transfusi, dan respon
pasien
Etik & legal transfusi darah
1. Dalam aspek hukum transfusi darah diatur dalam PP
No.18 tahun 1980 tentang Transfusi Darah dan PP No.7
tahun 2011 tentang Pelayanan Darah serta Undang-
Undang No. 23 tahun 1992 dimana pelayanan usaha
transfusi darah tercantum didalamnya.
2. Dalam aspek moral dan etika, pengadaan darah atau
transfusi darah dilakukan atas dasar “sukarela” tanpa
maksud mencari keuntungan maupun menjadikan
darah obyek jual beli. Selain itu, masalah
kedermawanan darah di Indonesia mempunyai infra
struktur yang kokoh, yaitu “PANCASILA” sebagai
falsafah bangsa Indonesia, sehingga usaha transfusi
darah di Indonesia harus dilakukan berdasarkan
perikemanusiaan dan kesukarelaan.
TERIMAKASIH
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai