Anda di halaman 1dari 8

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PEMASANGAN INFUS & JENIS – JENIS CAIRAN

DISUSUN OLEH :

ALNI NURFIANA SARI

144 2019 2183

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
1. Definisi
Memasukan cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah
banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan infus set
2. Tujuan
a. Sebagai tindakan pengobatan.
b. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
3. Indikasi dan Kontrak dikasi
a. Indikasi
1) Pemberian obat intravena
2) Hidrasi intravena
3) Transfusi darah
4) Situasi lain dimana akses langsung ke aliran darah diperlukan
b. Kontraindikasi
1) Infeksi kulit sekitar
2) Flebitis Vena
3) Sklerosis Vena
4) Infiltrasi Vena sebelumnya
5) Luka bakar disekitar lokasi venapuncture
6) Cedera traumatis proksimal dari lokasi pemasangan
7) Fistula arteriovenosa di ekstremitas
8) Prosedur bedah yang mempengaruhi ekstremitas
4. Persiapan Alat
a. Seperangkat infust steril
b. Cairan infus yang diperlukan (Asering, RL, Dektrose 5%, Nacl 0,9%)
c. Jarum infus steril sesuai ukuran yang dibutuhkan.
d. Kapas alkohol dalam tempatnya.
e. Kassa steril dalam tempatnya.
f. Tourniquet
g. Pengalas/perlak.
h. Bengkok.
i. Sarung tangan sterill
j. Plester dan gunting perban.
k. Spalk dan kasa gulung bila perlu.
5. Prosedur
a. Cek kebutuhan pasien.
b. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan para pasien : tujuan dan prosedur.
c. Persiapan alat-alat sesuai kebutuhan.
d. Alat-alat didekatkan ke pasien.
e. Botol cairan digantung pada standar infus
f. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan penusukkan dan dekat
bengkok disisi penusukkan.
g. Perawat cuci tangan kemudian memakai sarung tangan.
h. Tutup botol cairan di desinfeksi.
i. Infuset dibuka, keluarkan selang udara lalu tusukkan ke botol infus
j. Udara dalam selang dikeluarkan dengan mengalirkan cairannya
k. Alirkan cairan sehingga mengisi setengah bagian tabung pengatur tetesan dan
selang terisi cairan, perhatikan jarum jangan sampai alat penetes terendam.
l. Selang di klem.
m. Daerah yang akan ditusuk dipasang tourniquet sehingga vena akan jelas terlihat (±
10 cm diatas lokasi yang akan diinfus).
n. Daerah yang akan ditusuk di desinfeksi dengan kapas alkohol.
o. Tusukkan jarum infus kedalam vena yang dimaksud. Darah yang dihisap sedikit
untuk memastikan apakah jarum infus telah masuk kedalam vena dengan cepat.
p. Lepaskan tourniquet, setelah jarum infus dipastikan masuk kedalam vena, daerah
ujung jarum ditekan dan pangkal jarum dihubungkan dengan ujung selang.
q. Periksa lagi lancar tidaknya tetesan, terjadi pembengkakan atau tidak. Apabila
tidak terjadi jarum dipertahankan letaknya dengan kasa betadin dan plester.
r. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan.
s. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan telah selesai dilakukan.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tindakan pemasangan infus intravena adalah :
a. Sterilitas
Tindakan sterilitas dimaksudkan supaya mikroba tidak menyebabkan
infeksi lokal pada daerah tusukan dan supaya mikroba tidak masuk ke dalam
pembuluh darah mengakibatkan bakteremia dan sepsis. Beberapa hal perlu
diperhatikan untuk mempertahankan standard sterilitas tindakan, yaitu :
1) Tempat tusukan harus disucihamakan dengan pemakaian desinfektan
(golongan iodium, alkohol 70%)
2) Cairan, jarum dan infus set  harus steril
3) Pelaku tindakan harus mencuci tangan sesuai teknik aseptik dan
antiseptik yang benar dan memakai sarung tangan steril yang pas di
tangan
4) Tempat penusukan dan arah tusukan harus benar. Pemilihan tempat
juga mempertimbangkan besarnya vena. Pada orang dewasa biasanya
vena yang dipilih adalah vena superficial di lengan dan tungkai,
sedangkan anak-anak dapat juga dilakukan di daerah frontal kepala.
b. Fiksasi
Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau
tercabut. Apabila kanula mudah bergerak maka ujungnya akan menusuk dinding
vena bagian dalam sehingga terjadi hematom atau trombosis.
c. Pemilihan cairan infus
Jenis cairan infus yang dipilih disesuaikan dengan tujuan pemberian
cairan.
d. Kecepatan tetesan cairan
Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh maka tekanan dari luar
ditinggikan atau menempatkan posisi cairan lebih tinggi dari tubuh. Kantung infus
dipasang ± 90 cm di atas permukaan tubuh, agar gaya gravitasi aliran cukup dan
tekanan cairan cukup kuat sehingga cairan masuk ke dalam pembuluh darah.
Kecepatan tetesan cairan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa volume tetesan tiap set infus satu dengan yang lain
tidak selalu sama dan perlu dibaca petunjuknya.
e. Selang infus dipasang dengan benar, lurus, tidak melengkung, tidak terlipat atau
terlepas sambungannya.
f. Hindari sumbatan pada bevel jarum/kateter intravena. Hati-hati pada penggunaan
kateter intravena berukuran kecil karena lebih mudah tersumbat.
g.  Jangan memasang infus dekat persendian, pada vena yang berkelok atau
mengalami spasme.
h. Lakukan evaluasi secara periodik terhadap jalur intravena yang sudah terpasang.
7. Jenis – jenis Cairan dan Fungsinya
a. Asering
Fungsi cairan ini dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan shock
hipovolemik dan asidosis), demam berdarah dengue, trauma, dehidrasi berat, luka
bakar dan shock hemoragik. Adapun manfaat cairan asering yaitu:
Dapat menjaga suhu tubuh sentral pada anestasi dan isofluran terutama kandungan
asetatnya pada saat pasien dibedah. Meningkatkan tonisitas sehingga dapat
mengurangi resiko edema serebral

b. Cairan Kristaloid
1) Normal Saline

Fungsi cairan ini Mengganti cairan saat diare. Mengganti elektrolit


dan cairan yang hilang di intravaskuler. Menjaga cairan ekstra seluler dan
elektrolit serta membuat peningkatan pada metabolit nitrogen berupa
ureum dan kreatinin pada penyakit ginjal akut.

2) Ringer Laktat (RL)


Manfaat cairan Ringer Laktat Kandungan kaliumnya bermanfaat
untuk konduksi saraf dan otak, mengganti cairan hilang karena dehidrasi,
syok hipovolemik dan kandungan natriumnya menentukan tekanan
osmotik pada pasien.
3) Deaktrosa
Manfaat deaktrosa adalah cairan yang diperlukan pasien pada saat
terapi intravena, dan diperlukan untuk hidrasi ketika pasien sedang dan
selesai operasi.
4) Ringer Asetat (RA)
Komposisi cairan ini hampir sama dengan cairan Ringer Laktat
namun keduanya memiliki manfaat yang berbeda bagi pasien yaitu
berguna sebagai cairan metabolisme di otot pasien. Bermanfaat bagi pasien
resusitasi (kehilangan cairan akut) yang mengalami dehidrasi yang berat
dan syok maupun asidosis bagi pasien diare (yang kehilangan cairan dan
bikarbonat masif) demam berdarah, luka bakar (syok hemoragik)
Manfaat yang dirasakan pasien dengan cairan ini 3-4 kali lebih
cepat dan efektif daripada cairan Ringer Laktat (RL).
c. Cairan Koloid
Cairan ini merupakan cairan yang terdiri dari molekul besar yang sulit
untuk menembus pada membran kapiler. Biasanya cairan digunakan untuk
mengganti cairan yang hilang yakni cairan intravaskuler, digunakan untuk
membuat tekanan osmose plasma lebih terjaga dan mengalami peningkatan.
Jenis cairan koloid yaitu :
1) Albumin
Manfaat albumin yaitu mengganti jumlah volume yang hilang atau
protein ketika pasien mengalami syok hipovolemia, hipoalbuminemia, saat
operasi, trauma, gagal ginjal yang akut dan luka bakar. Selain itu, ketika
pasien diterapi dengan albumin dapat memberi pengaruh diuresis yang
berkelanjutan serta membantu dalam penurunan berat badan.
2) Hidroxyetyl Starches (HES)
Manfaat cairan HES yakni membantu menurunkan permeabilitas
pembuluh darah pada pasien post trauma. Sehingga resiko kebocoran
kapiler dapat terhindarkan dan membantu menambah jumlah volume
plasma walaupun pasien mengalami kenaikan permeabilitas.
3) Dextran
Manfaat dextran, membantu menambah plasma ketika pasien
mengalami trauma, syok sepsis, iskemia celebral, vaskuler perifer dan
iskemia miokard. Selain itu, cairan dextran memberi efek anti trombus
yakni dapat menurunkan viskositas darah dan mencegah agregasi platelet.
4) Gelatin
Manfaat : Memberi efek antikoagulan, Dapat membantu
menambah volume plasma pada pasien
5) Cairan Mannitol
Komposisi terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen (C6H14O6).
Manfaatnya yaitu membantu tekanan intrakranial yang tingga menjadi
normal atau berkurang, memberi peningkatan diuresis pada proses
pengobatan gagal ginjal (oliguria), membuat eksresi senyawa toksik
menjadi meningkat. Bermanfaat juga sebagai larutan irigasi genitouriner
ketika pasien sedang menjalani operasi prostat atau transuretral.
6) KA-EN 1B
Manfaat cairan KA-EN 1B yaitu dapat menjadi cairan elektrolit
pasien pada kasus pasien yang sedang dehidrasi karena tidak mendapat
asupan oral dan pasien yang sedang demam. Selain itu cairan ini bisa
diberikan kepada bayi prematur maupun bayi yang baru lahir sebagai
cairan elektrolitnya.
7) KA-EN 3A & KA-EN 3B
Manfaat kedua larutan ini adalah Membantu memenuhi kebutuhan
pasien akan cairan dan elektrolit karena kandungan kaliumnya (pada KA-
EN 3A mengandung kalium 10 mEq/L dan KA-EN 3B mengandung
kalium 20 mEq/L) yang cukup walaupun pasien sudah melakukan ekskresi
harian.
8) KA-EN MG3
Manfaatnya yakni membantu cairan elektrolit harian pasien
maupun saat pasien mendapat asupan oral terbatas, memenuhi kebutuhan
kalium pasien (20 mEq/L) dan sebagai suplemen NPC yang dibutuhkan
pasien (400 kcal/L).
9) KA-EN 4A
Manfaat larutan ini yakni dapat diberikan sebagai larutan infus
untuk bayi dan anak-anak, menormalkan kadar konsentrasi kalium serum
pada pasien, membantu pasien mendapatkan cairan kembali ketika
mengalami dehidrasi hipertonik.
10) KA-EN 4B
Manfaat cairan infus KA-EN 4B yaitu dapat diberikan pada bayi
dan anak–anak usia kurang dari 3 tahun sebagai cairan infus bagi mereka,
mengurangi resiko hipokalemia ketika pasien kekurangan kalium dan
mengganti cairan elektrolit pasien ketika dehidrasi hipertonik.
11) Otsu-NS
Manfaat cairan Otsu-NS yakni mengganti Na dan Cl ketika pasien
diare, mengganti kehilangan natrium pada pasien saat asidosis diabetikum,
insufisiensi adrenokortikal, dan luka bakar. Selain itu, mengganti cairan
saat pasien mengalami dehidrasi akut.
12) Otsu-RL
Manfaatnya yaitu memberi pasien ion bikarbonat dan sebagai
cairan asidosi metabolik dan sebagai resuisitasi.
13) MARTOS-10
Manfaat cairan ini adalah dapat membantu mencukupi suplai air
dan karbohidrat pada pasien diabetik secara parental dan dapat memberi
nutrisi eksogen pada pasien kritis penderita tumor, infeksi berat, pasien
stres berat maupun pasien mengalami defisiensi protein.
14) AMIPAREN
Cairan ini bermanfaat bagi pasien yang mengalami stres metabolik
berat, mengalami luka bakar, kwasiokor dan sebagai kebutuhan nutrisi
secara parental.
15) AMINOVEL- 600
Manfaatnya adalah meningkatkan kebutuhan metabolik pada
pasien yang mengalami luka bakar, trauma pasca operasi serta pasien yang
mengalami stres metabolik sedang. Selain itu, cairan diberikan kepada
pasien GI sebagai penambah nutrisi.
16) TUTOFUSIN OPS
Manfaatnya yakni memenuhi kebutuhan pasien akan air dan cairan
elektrolit baik saat sebelum, sedang dan sesudah operasi. Selain itu, dapat
membantu pasien mendapatkan kembali air dan cairan elektrolit saat
mengalami dehidrasi isotonik dan kehilangan cairan intarselular, juga
memenuhi kebutuhan pasien akan makanan yang mengandung
karbohidrat secara parsial.

Anda mungkin juga menyukai