PEMASANGAN INFUS
Disusun Oleh:
Lusi Fransiska
NIM. PO71202230072
C. Indikasi
Keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah:
1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah)
2
2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen
darah)
3. Fraktur tulang, khususnya di pelvis (panggul)
4. Kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi
5. Diare dan demam
6. Luka bakar luas
7. Semua trauma kepala, dada dan tulang punggung
3
D. Kontra Indikasi
Pada pemasangan infus melalui jalur pembuluh darah vena:
1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan
infus.
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada
tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang
aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
4
darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin,
dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan
cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose
5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan
albumin.
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
a. Kristaloid:
bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah
volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah
dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang
memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam
fisiologis.
b. Koloid:
ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga
tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam
pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik
cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan
steroid.
6
H. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Infus
Pengertian kegiatan memasang akses intra vena dengan menusukkan
IV canula kedalam pembuluh darah vena.
Melepas infus adalah kegiatan melepas akses intra vena
dengan mencabut IV canule dari dalam pembuluh darah.
Prosedur A. PERENCANAAN
Persiapan alat :
7
7. Gunting verband
8. Bengkok (neirbekken)
9. Infus set lengkap dengan gantungan botol (kolf)
. 10. erlak kecil dan alas
. 11. Tali pembendung (tourniquet)
.12. Alat tulis ( untuk dokumentasi)
B. PENATALAKSAAN
8
. 12. Buka pengatur tetesan infus, hitung tetesan infus seuai
kebutuhan.
. 13. Fiksasi IV canule dengan transparan IV dressing dengan
mencantumkan identifikasi (Nama pemasang, nama ruangan,
waktu pemasangan; tanggal dan jam), bila kurang kuat boleh
difiksasi dengan plester/pesangan spalk untuk anak dengan
tidak menutupi area penusukan.
. 14. Rapikan pasien dan alat-alat yang sudah digunakan.
. 15.Buang sampah benda tajam kedalam sampah benda
tajam/safety box.
. 16. Buang alkohol swab ke tempat sampah medis benda non
tajam.
. 17. Buang sampah plastik dan kertas ke tempat sampah umum
. 18. Lepaskan APD dan buang ke tempat sampah medis.
. 19. Cuci tangan sesuai SPO kebersihan tangan
. 20. Dokumentasikan dalam simkep atau berkas rekam medis.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=9348
http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm
http://www.southtees.nhs.uk/UseFiles/pages/2249.pdf
10