Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PEMASANGAN INFUS PADA NY.N DENGAN


Di susun memenuhi tugas praktek klinik keterampilan dasar kebidanan(KDPK)

OLEH:
NIM:

FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS(IKB)
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
TINJUAN TEORI
A. Definisi
B. Tujuan pemasangan infus
C. Indikasi
D. Kontra indikasi
E. Jenis cairan infus
F. Macam-macam jenis infus
G. Lokasi pemasangan infus
H. Standar operasional prosedur(sop)pemasangan infus
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemasangan adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui sebuah
jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan/zat-zat
mekanan dari tubuh. Pemasangan infus dilaukkan pada pasien yang memerlukan
masukan cairan melalui intravena yang mengalami pengeluaran cairan/nutrisi yang berat,
dehidrasi, dan syok.
Infus merupakan salah satu produk Kesehatan yang bermanfaat untuk
menggantikan zat makanan di dalam tubuh berupa cairan yang langsung ditranfusikan ke
dalam tubuh melalui saluran pembuluh darah.
Infus berperan dalam Kesehatan karena semua rumah sakit menggunakan
produk ini untuk suplai zat makanan ke dalam tubuh pasien.sehingga pasien mendapatkan
nutrisi makanan,meskipun pasien tidak makan.
B. TUJUAN
Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung
air,elektrolid,vitamin,protein lemak,dan kalori yang tidak dapat di pertahankan secara
adekuat melalui oral.
C. Dapat mengetahui tentang pemasangan infus dan penjelasan lainnya serta
bagaimaina cara pemsangan infus yang baik dan benar sesuai SOP yang ada
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam
pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan/zat-zat mekanan dari tubuh.
Pemasangan infus dilaukkan pada pasien yang memerlukan masukan cairan melalui
intravena yang mengalami pengeluaran cairan/nutrisi yang berat, dehidrasi, dan syok.

B.Tujuan Pemasangan Infus


1. Mempertahankan/mengantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein, lemak dan kalori yang tdak dapat dipertahankan secara adekuat
melalui oral.
2. Memperbaiki keseimbangan asam basa.
3. Memperbaiki keseimnagan volume komponen-komponen darah.
4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh.
5. monitor tekan vena central (CVP).
6. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan diistirahatkan

C.Indikasi Pemasangan Infus


1. Pasien dengan keadaan emergency (misalnya pada tindakan RJP), yang
memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam intravena.
2. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (sperti furosemid,
digoxin)
3. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar terus menerus melalui intravena
4. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.
5. Pasien yang mendapatkan transfuse darah.
6. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika
terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat).
7. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, mialnya risiko dehodrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolabs
(tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
D. KONTRA INDIKASI
1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi dilokasi pemasangan infus Daerah
2. lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk
pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci
darah)
3. obat-obatan yang berpotensi intan terhadap pembuluh vena kecil yang akan aliran
darah lambat(misalnya pembuluh vena di yungkai dan kaki)

E. JENIS CAIRAN INFUS


1. Cairan hipotonik
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentraasi ion Na+ lebih
rendah disbanding serum) sehingga larut dalam serum dan menurunkan
osmalaritasnya serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke
jaringan sekitarnya sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada
keadaan sel mengalami dehidrasi.
2. Cairan isotonic
Osmolalitasnya cairan mendekati serum sehingga terus berada didalam pembuluh
darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi.
3. Cairan hipertonik
Osmolalitasnya lebih tinggi disbanding serum sehingga menarik cairan dan
elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu mensstabilkan
tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema.

Kelomponya:

1. Kristaloid : bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke dalam
pembuluh darah dalam waktu ayng singkat dan berguna pada pasien yang memerlukan
cairan segera, misalnya RL dan garam fisiologis.
2. Koloid : ukuran molekulnya cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membrane kapiler
dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka siftnya hipertonik dan dapat menarik cairan
dari luar pembuluh darah. Contohnya albumin dan steroid.

F. MACAM JENIS INFUS


1) Asering
Indikasi : dehidrasi pada kondisi gastrointestinal akut, demam berdarah dengue,
luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat. Keunggulan : Asetat di metabolism
di otot dan maasih dapat ditolerir pada pasien yang mengalami gangguan hati,
pada pemberian sebelum operasi sear, mengatasi asidosis laktat lebih baik
daripada RL pada neonates dan mempunyai efek vasodilator.
2) KA-EN 1B
Indikasi : sebagai larutan awal pasien belum diketahui, misalnya pada kasus
emergency.
3) KA-EN 3A Dan KA-EN 3B
Indikasi : sebagai larutan untuk memnuhi kebutuhan air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk menggantikan ekskresi harian, pada keadaan
asupan oral terbatas.
4) KA-EN MGE
Indikasi : untuk kasus dimana suplemen NCP dibutuhkan 400 kcal/L
5) KA-EN 4A
Indikasi : larutan infus untuk bayi dan ank-anak, tepat digunakan untuk dehidrasi
hipertonik.
6) KA-EN 4B
Indikasi : larutan infus untuk bayi dan anak-anak usia kurang 3 tahun digunakan
untuk dehidrasi hipertonik
7) Otsu-NS
Indikasi : untuk resusitasi kehilangan Na>Cl
8) Otsu –RL
Indikasi : resusitasi, asidosis metabolic, suplai ion bikarbonat
9) Martos 10Indikasi : suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetic.
10) Amiparen
Indikasi : stress metabolic berat, luka bakar, infeksi berat, kwasiokor.
11) Aminovel-600
Indikasi : nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI, penderita GI yang
dipuasakan.
Pan-amin G
12) Indikasi : suplai asam amino pada hiponatremia dan stress netabolik ringan, tifoid, nutrisi
dini pasca operasi.

G. LOKASI PEMSANGAN INFUS


Daerah lokasi infus yang dimaksudkan adalah permukaan dorsal tangan (vena
supervisial dorsalis, vena basilika, vena sefalika), lengan bagian dalam (vena basalika,
vena sefalika, vena kubital median, vena median lengan bawah, vena redialis), dan
permukaan dorsal (vena safena magna, ramus dorsalis).
H. STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN INFUS

Pengertian :kegiatan memasang akses intra vena dengan menusukkan IV canula kedalam
pembuluh darah vena.
Melepas infus adalah kegiatan melepas akses intra vena dengan mencabut IV canule dari
dalam pembuluh darah.
1.Tujuan Untuk rehidrasi cairan yang hilang
2.Memudahkan pemberian premedikasi narkosa
3. Memberikan tranfusi darah
4. Mntuk memasukkan obat yang diperlukan
.

Komplikasi:

1.masalah lokal: Tromboplebitis (infeksi pada vena) dan pembengkakan disisi


injeksi (akibat keluarnya cairan kedalam jaringan). Jika masalah ini terjadi, jarum
harus dilepas dan diinfus ulang pada vena yang lain.

2.Masalah umum:
a. Septikemia (infeksi pada darah): infeksi ini dapat dicegah dengan
menggunakan jarum, selang dan infus intravena steril.
b. Kelebihan beban sirkulasi (overload circulatory): cairan intra vena yang
diberikan terlalu banyakdan terlalu cepat dapat meyebabkan gagal jantung dan
paru

A.PERENCANAAN
Persiapan alat:
1) Alat pelunding diri
2) Seperangkat infus set steril
3) Cairan yang diperlukan
4) Kain kasa steril dalam tempatnya(jika diperlukan)
5) Kapas alcohol dalam tempatnya/alcohol swab
6) Plester
7) Gunting verband
8) Bengko(neirbekken)
9) Infus set lengkap gantungan kotor(kolf)
10) Perlak kecil dan alas
11) Tali pebendung(tourniquet)
12) Alas tulis

PENATALAKSANAAN
1) Lakukan identifikasi pasien
2) Jelaskan tentang tujuan dan prosedur tindakan.
3) Minta kesediaan pasien/keluarga untuk menandatangani formulir persetujuan tindakan.
4) Dekatkan alat yang akan digunakan

Hubungkan infus set pada cairan infus, isi tabung reservoir infus dan alirkan cairan
hingga tidak ada udara pada infus set.
Pilih vena yang akan dilakukan penusukan IV canule:
a. Bila akses diekstremitas, lakukan bendungan pada daerah vena bagian atas dari vena
yang akan dilakukan penusukan.
b. Bila akses dibagian kepala, tidak dilakukan bendungan pada daerah vena.

5.bendungan daerah fena


6.Cuci tangan sesuai SPO kebersihan tangan
7. Pakai APD sesuai kebutuhan.
8. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan penusukan dengan arah melingkar/satu kali
apusan dengan kapas alkohol/alcohol swab.
9. Tusukkan jarum IV canule dengan mata jarum menghadap
keatas dan lihat apakah ada darah yang keluar atau tidak di indikator IV canule
10. Bila tidak berhasil, lakukan penusukan ulang sampai
berhasil dengan tetap memperhatikan kondisi pasien (bila perlu ada penggantian petugas)
11. Jika indikator IV canule sudah terlihat darah, tarik jarum sedikit-sedikit masukan
canule sampai pangkal Canule dan sambungkan ke infus set dan buka bendungan.
12.buka pengatur tetesan infus,hitung tetesan infus sesuai
13.fiksasi IV canule dengan transparan VI dressing dengan
14.fiksasi IV canule dengan transparan VI dressing dengan
15.fiksasi IV canule dengan transparan VI dressing dengan mencantumkan
identitas(nama pemasangan,namaruangan,waktu pemasangan;tanggal dan jam),bila kurang
kuat boleh difiksasi dengan plester/pasangan spalk untuk anak dengan tidak menutupi area
penusukan
16.Rapikan pasien dan alat-alat yang sudah di gunakan
17.buang sampah benda tajam keadaan sampah benda tajam/safety box.
18.buang alcohol swab ke tempat sampah medis
19.lepaskan APD dan buang ke tempat sampah
20.cuci tangan sesuai SOP kebersihan tangan
21.dokumentasi dalam simkep atau berkas rekam

BAB III
PEUTUP
A. KESIMPULAN
Adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui sebuah jarum ke
dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan/zat-zat mekanan dari
tubuh. Pemasangan infus dilaukkan pada pasien yang memerlukan masukan cairan
melalui intravena yang mengalami pengeluaran cairan/nutrisi yang berat, dehidrasi, dan
syok.
Pada Ny. H dengan diagnose abdomen pain dilakukan pemasangan infus sebagai jalan
masuk obat anti nyeri yang akan diberikan melalui injeksi intravena.
B. SARAN
Adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui sebuah jarum ke
dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan/zat-zat mekanan dari
tubuh. Pemasangan infus dilaukkan pada pasien yang memerlukan masukan cairan
melalui intravena yang mengalami pengeluaran cairan/nutrisi yang berat, dehidrasi, dan
syok.
Pada Ny. H dengan diagnose abdomen pain dilakukan pemasangan infus sebagai jalan
masuk obat anti nyeri yang akan diberikan melalui injeksi intravena.
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, Yuni, 2007. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan,


Yogyakarta :Fitramaya http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubation
http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=9348
http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm
http://www.southtees.nhs.uk/UseFiles/pages/2249.pdf

Anda mungkin juga menyukai