Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMASANGAN INFUS PADA PASIEN GEA


DI RS BHAKTI RAHAYU

Di susun oleh
Nama : Angelica.G.Yesualdus
NIM :P2012003

YAYASAN BANGUN PRIMA PERSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah
jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh yang mengalami gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam
basa.

Infus merupakan salah satu produk kesehatan yang bermanfaat untuk menggantikan
zat makanan di dalam tubuh berupa cairan yang langsung ditransfusikan ke dalam tubuh
melalui saluran pembuluh darah. Infus berperan penting dalam dunia kesehatan karena
semua rumah sakit menggunakan produk ini untuk suplai zat makanan ke dalam tubuh
pasien. Sehingga pasien mendapatkan nutrisi makanan, meskipun pasien tidak makan.
Oleh karena itu cairan infus berperan penting dalam kelangsungan hidup pasien.

B. TUJAN
Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein, lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui
oral.

C. MANFAAT
Dapat mengetahui tentang pemasangan infus dan penjelasan lainnya serta bagaimana
cara pemasangan infus yang baik dan benar sesuai SOP yang ada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh yang dilakukan
secara langsung melalui pembuluh darah. Terapi ini biasanya menjadi pilihan terbaik jika
kondisi tubuh pasien sudah tidak memungkinkan minum obat secara oral (lewat mulut).
Terapi infus umumnya diberikan kepada pasien yang mengalami kekurangan cairan
tubuh dan elektrolit (dehidrasi) akibat tidak bisa makan dan minum, atau asupan
nutrisinya tidak mencukupi. Terapi yang diberikan akan menggantikan cairan tubuh dan
elektrolit yang hilang tersebut. Selain itu, terapi infus juga biasanya digunakan untuk
mempermudah pemberian obat-obatan suntik yang perlu dimasukkan melalui pembuluh
darah.

B. Indikasi

Keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah:

1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)

2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)

3. Fraktur tulang, khususnya di pelvis (panggul)

4. Kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi

5. Diare dan demam

6. Luka bakar luas

7. Semua trauma kepala, dada dan tulang punggung

C. Kontra indikasi

Pada pemasangan infus melalui jalur pembuluh darah vena:

1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.


2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci
darah).

3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).

D. Jenis – Jenis Cairan Infus

Ada beragam cairan infus yang dapat digunakan ketika pasien mendapatkan perawatan.
Cairan infus yang umum digunakan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Cairan Kristaloid

Jenis cairan infus yang pertama adalah kristaloid. Cairan kristaloid mengandung
natrium klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium klorida,
dan glukosa.

Cairan kristaloid umumnya digunakan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit,


mengembalikan pH, menghidrasi tubuh, dan sebagai cairan resusitasi. Beberapa cairan
infus yang masuk ke dalam jenis cairan kristaloid antara lain:

a. Cairan saline
Cairan saline NaCL 0.9 % merupakan cairan kristaloid yang sering ditemui.
Cairan ini mengandung natrium dan clorida. Cairan infus ini digunakan untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang, mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit,
dan Tidak hanya itu, cairan saline juga efektif untuk berbagai macam kondisi akibat
perdarahan dan kebutuhan hidrasi termasuk muntah, diare, atau syok.

a. Ringer laktat
Ringer laktat merupakan jenis cairan kristaloid yang mengandung kalsium,
kalium, laktat, natrium, klorida, dan air. Cairan ringer laktat umumnya diberikan
untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat mengalami luka, cedera, atau
menjalani operasi yang menyebabkan kehilangan darah dengan cepat dalam jumlah
yang banyak. Selain itu, cairan ini juga sering digunakan sebagai cairan pemeliharan
ketika sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
b. Dextrose
Dextrose merupakan cairan infus yang mengandung gula sederhana. Cairan ini
sering digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah, pada seseorang yang
mengalami hipoglikemia (gula darah rendah). Selain itu, cairan infus dextrose juga
dapat digunakan untuk kondisi hyperkalemia (kadar kalium yang tinggi).

2. Cairan Koloid

Jenis cairan yang kedua adalah cairan koloid. Cairan koloid memiliki molekul yang
lebih berat. Cairan ini dapat diberikan pada pasien yang menderita sakit kritis, pasien
bedah, dan juga sebagai cairan resusitasi. Cairan infus yang termasuk ke dalam jenis
cairan koloid adalah:

a. Gelatin
Gelatin merupakan salah satu cairan koloid yang mengandung protein hewani.
Salah satu kegunaan cairan ini adalah untuk mengatasi keadaan kurangnya volume
darah yang disebabkan oleh kehilangan darah.

b. Albumin
Pemberian cairan infus albumin biasanya dilakukan saat pasien memiliki kadar
albumin yang rendah, misalnya pasien yang menjalani operasi transplantasi hati,
menderita luka bakar akut, dan pasien sepsis.

c. Dekstran
Dekstran merupakan jenis cairan koloid yang mengandung polimer glukosa.
Dekstran dapat digunakan untuk memulihkan kondisi kehilangan darah. Selain itu,
dekstran juga digunakan untuk mencegah terjadinya tromboemboli setelah operasi.
E. Infus Set
 Set Makro
Set makro biasanya digunakan pada pasien dengan pembuluh darah besar, yang
dalam hal ini merupakan orang dewasa. Umumnya untuk set makro, faktor tetes
yang dikeluarkan adalah 10-20 tetes/mL.
 Set Mikro
Set mikro digunakan pada mereka dengan pembuluh darah yang kecil, termasuk
anak-anak. Umumnya untuk set mikro, faktor tetes yang dikeluarkan adalah 45-60
tetes/mL.

F. Lokasi Pemasangan Infus


1. Vena Digitalis
Vena digitalis terdapat pada punggung tangan yang mengalir di sepanjang sisi
lateral jari tangan dan terhubung ke vena dorsalis oleh cabang-cabang
penyambung.

2. Vena Doralis Superafisialis


Vena ini terletak di metakarpal atau punggung tangan yang berasal dari gabungan
vena-vena digitalis yang berasal dari jari-jari tangan. Vena digitalis ini adalah
pilihan vena nomor dua setelah vena digitalis jika tidak berhasil.

3. Vena Sefalika
Vena sefalika merupakan pembuluh darah vena yang terletak di lengan bagian
bawah pada posisi radial lengan yang posisinya sejajar dengan ibu jari. Vena ini
berjalan ke atas sepanjang bagian luar dari lengan bawah dalam region antekubiti.
Vena sefalika lebih kecil dan biasanya lebih melengkung dari vena basilika.

4. Vena Basilika
Vena basilika ditemukan pada sisi ulnaris lengan bawah. Vena ini berjalan ke atas
pada bagian posterior atau belakang lengan dan kemudian melengkung ke arah
permukaan anterior atau region antekubiti. Vena ini kemudian berjalan lurus ke
atas dan memasuki jaringan yang lebih dalam.
5. Vena Mediana Kubiti
Vena mediana atau antekubiti merupakan vena yang berasal dari vena lengan
bawah dan umumnya terbagi dalam dua pembuluh darah, satu berhubungan
dengan vena basilika dan yang lainnya berhubungan dengan vena sefalika. Vena
mediana kubiti ini biasanya digunakan untuk pengambilan sampel darah
BAB III
TINJAUAN KHUSUS

A. Pengkajian
Tanggal :21 April 2022
Jam : 09:05 WIT
Ruang : Perawat LT 3
Tanggal masuk : 19 April 2022
Jam : 10:45 WIT
No.RM : XX.XX.86
Diagnosa Medis : GEA (Gastroenterritis)

1. Data Subyektif
a. Identitas
Nama : Tn. D
Umur : 77 Tahun
Agama : Kristen
Alamat : Kayu Putih

b. Keluhan utama
Tn.D mengatakan perut sakit BAB encer, muntah sebanyak 2 kali.

c. Riwayat kesehatan sekarang


Tn.D mengatakan sudah tidak BAB encer lagi serta tidak mual lagi hanya terasa
lender di tenggorokan tetapi tidak batuk.

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum = Baik
 Kesadaran = Composmentis
 TD : 120/80 mmHg , S : 36,5C, N : 60x/menit, R : 28x/menit
 BB = 72 kg
 TB = 174 cm
b. Pemeriksaan Penunjang
 Lab terlampir
 Terdapat riwayat asma
DAFTAR PUSTAKA

http://inshifacantik.blogspot.com/2013/03/kdpk-pemasangan-infus.html
http://nersjomblo.blogspot.com/2012/12/video-cara-pemasangan-infus-intravena.html Read
more:
http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html#ixzz3HJzqSmRc
Copyright ©
2013-2014 ABC Medika | availabel at:http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-
pemasangan-infus.html Thanks for Your visit

Anda mungkin juga menyukai