Anda di halaman 1dari 69

MODUL 19

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


HIV AIDS DAN IMS

I. DESKRIPSI SINGKAT

Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program. Monitoring dilaksanakan secara berkala dan
terus-menerus, agar dapat segera mengetahui apabila ada ketidaksesuaian dalam
pelaksanaan kegiatan program yang telah direncanakan, sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikan sesegera mungkin. Evaluasi dilaksanakan pada akhir
pelaksanaan kegiatan/program, dengan tujuan untuk mengetahui hasil yang dicapai,
apakah telah sesuai dengan target indikator yang telah ditetapkan atau belum.

Pada program pengendalian HIV AIDS dan IMS


monitoring dan evaluasi atau monev, tujuan
terpenting seluruh upaya monev adalah untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerja program
pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS,
menyuguhkan laporan yang akuntabel, serta berbagi
informasi dengan pemangku kepentingan yang
relevan.

Untuk itu, penting bagi pengelola/penanggungjawab program di fasyankes,


kabupaten-kota dan provinsi untuk mampu melakukan monitoring dan evaluasi
program pengendalian HIV dan IMS berdasarkan situasi dan kondisi di wilayah
masing-masing. Pembahasan modul ini meliputi: Konsep Monev Program;
Perencanaan Monev, Pengumpulan data; Analisis data dan laporan serta Umpan
balik .

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan monev program


pengendalian HIV AIDS dan IMS di wilayah kerja masing-masing

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti materi, peserta mampu:


1. Menjelaskan konsep monev program
2. Menyusun perencanaan monev
3. Menentukan jenis data dan metode pengumpulan data
4. Melakukan analisis data
5. Menyusun laporan hasil monev dan umpan balik
III. Pokok Bahasan
1. Konsep monev program
2. Perencanaan monev
3. Pengumpulan data
4. Analisis data
5. Laporan dan umpan balik

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran (Waktu: 10 jpl= 450 menit)

Langkah 1. Pengkondisian (waktu 5 menit)

1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila ini merupakan
pertemuan pertama di kelas ini, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja/pengalaman
bekerja terkait dengan materi yang akan disampaikan.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan
dibahas, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.

Langkah 2. Pembahasan Pokok bahasan 1 (waktu 30 menit)

1. Fasilitator melakukan curah pendapat, bagaimanakah pemahaman peserta


tentang konsep monev program pengendalian HIV dan IMS? Apakah pemaham
an peserta tentang pengertian, tujuan dan perbedaan antara monitoring dan
evaluasi? Apa saja peran setiap jenjang administrasi dalam monev? Tuliskan
poin-poin penting penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2. Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Konsep monev program,
menggunakan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan melibatkan
peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar merasa dihargai.
3. Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab .
4. Menyampaikan rangkuman singkat dari pokok bahasan 1.

Langkah 3. Pembahasan Pokok bahasan 2 (115 menit)

1. Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih pada pembahasan tentang


perenca naan pelaksanaan monev. Tanyakan apakah peserta mempunyai
pengalaman dalam membuat perencanaan monev program HIV dan IMS?
Tuliskan poin-poin penting penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2. Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Perencanaan monev program
pengendalian HIV dan IMS, menggunakan bahan tayang. Lakukan secara
interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian
peserta agar merasa dihargai.
3. Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi ke
sempatan peserta untuk tanya jawab.
4. Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan mengerjakan Latihan Membuat
perencanaan monev. Jelaskan penugasan peserta sesuai dengan petunjuk
Latihan yang ada pada fasilitator. Pastikan semua peserta berpartisipasi aktif.
5. Memandu presentasi hasil Latihan. Minta peserta dari kelompok lain untuk
membe rikan tanggapan/masukan. Pada akhir bagian ini, fasilitator
menyampaikan ulasan singkat/klarifikasi
6. Menyampaikan rangkuman singkat dari pokok bahasan 2.

Langkah 4. Pembahasan pokok bahasan 3 (waktu 90 menit)

1. Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih pada pembahasan tentang Pe


ngumpulan data monev. Tanyakan apakah peserta mempunyai pengalaman
dalam pengumpulan data monev program HIV AIDS dan IMS? Bagaimana
dengan jenis data dan penggunaan metode pengumpulan data? Tuliskan poin-
poin penting penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2. Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Pengumpulan data monev
program pengendalian HIV dan IMS, menggunakan bahan tayang. Lakukan
secara interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyam
paian peserta agar merasa dihargai.
3. Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab.
4. Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan mengerjakan Latihan Menentukan
jenis data dan metode Pengumpulan data monev. Jelaskan penugasan peserta
sesuai dengan petunjuk Latihan yang ada pada fasilitator. Pastikan semua
peserta berpartisi pasi aktif.
5. Memandu presentasi hasil Latihan. Minta peserta dari kelompok lain untuk mem
berikan tanggapan/masukan. Pada akhir bagian ini, fasilitator menyampaikan
ulasan singkat/klarifikasi
6. Menyampaikan rangkuman singkat dari pokok bahasan 3.

Langkah 5. Pembahasan pokok bahasan 4. (160 menit)

1. Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih pada pembahasan tentang


analisis data monev. Tanyakan apakah peserta mempunyai pengalaman dalam
melakukan analisis monev program HIV dan IMS? Tuliskan poin-poin penting
penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2. Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Analisis data monev program
pengendalian HIV dan IMS, menggunakan bahan tayang. Lakukan secara
interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian
peserta agar merasa dihargai.
3. Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
ke sempatan peserta untuk tanya jawab.
4. Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan mengerjakan Latihan Analisis data
monev. Jelaskan penugasan peserta sesuai dengan petunjuk Latihan pada
modul. Pastikan semua peserta berpartisipasi aktif.
5. Memandu presentasi hasil Latihan. Minta peserta dari kelompok lain untuk mem
berikan tanggapan/masukan. Pada akhir bagian ini, fasilitator menyampaikan
ulasan singkat/klarifikasi
6. Menyampaikan rangkuman singkat dari pokok bahasan 4.

Langkah 6. Pembahasan pokok bahasan 5. (40 menit)

1. Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih pada pembahasan tentang


laporan dan umpan balik hasil monev. Tanyakan apakah peserta mempunyai
pengalaman dalam membuat laporan dan umpan balik monev program HIV AIDS
dan IMS? Tuliskan point-point penting penyampaian peserta pada kertas
flipchart.
2. Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Laporan dan umpan balik hasil
monev program pengendalian HIV dan IMS, menggunakan bahan tayang. Laku
kan secara interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin
penyampaian peserta agar merasa dihargai.
3. Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab.
4. Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan mengerjakan Latihan Membuat
laporan hasil monev. Jelaskan penugasan peserta sesuai dengan petunjuk
Latihan pada modul. Pastikan semua peserta berpartisipasi aktif. Katakan
bahwa kegiatan akan dilanjutkan dengan Bermain peran Umpan bailk hasil
monev, sesuai dengan skenario bermain peran yang ada pada modul.
5. Memandu presentasi hasil Latihan. Minta peserta dari kelompok lain untuk
mem berikan tanggapan/masukan. Pada akhir bagian ini, fasilitator menyampai
kan ulasan singkat/klarifikasi
6. Lanjut dengan bermain peran. Jelaskan penugasan peserta serta peran masing-
masing, sesuai skenario.
7. Setelah selesai bermain peran. Fasilitator memandu hasil pengamatan dari
pengamat, kemudian dari peserta lainnya, dan menanyakan perasan para
pemeran. Diakhiri dengan ulasan singkat fasilitator.

Langkah 7. Rangkuman dan Penutup (waktu 10 menit)

1. Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta dalam
sesi ini.
2. Sampaikan penegasan-penegasan penting dalam melaksanakan monev program
pengen dalian HIV dan IMS.
3. Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam
POKOK BAHASAN 1. KONSEP MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM

V. URAIAN MATERI

A. Pengertian dan Tujuan

Monitoring

Sepanjang fase pelaksanaan dari suatu program kegiatan pemantauan (monitoring)


mutlak diperlukan. Pemantauan mencakup berbagai hal antara lain bagaimana
penggunaan sumber-sumber daya yang ada dan bagaimana kegiatan-kegiatan dari
program tersebut dilaksanakan.

Monitoring adalah pelacakan dan pelaporan rutin dari informasi prioritas dari sebuah
program beserta luaran dan hasil yang diinginkan.

Dengan monitoring yang baik dimungkinkan ditemukan berbagai penyimpangan


atau ketidak sesuaian, sehingga dapat dilakukan tindakan korektif untuk meluruskan
kembali ke jalur yang seharusnya dalam rangka mencapai sasaran program.
Monitoring biasanya menjawab pertanyaan apa yang terjadi?

Monitoring mempunyai makna yang lebih luas dari sekedar mencatat dan
melaporkan apa yang sudah berlangsung.

Monitoring dapat digunakan untuk:


Mengetahui apakah kegiatan sesuai
dengan rencana
Mengetahui apakah rencana optimal
kegiatan suatu program telah berlangsung.
Sebagai salah satu alat petunjuk arah ,
apakah kegiatan menuju sasaran program
Hasil monitoring dapat menjadi bahan
pertimbangan pengambilan keputusan.

Evaluasi

Evaluasi dapat didefinisikan sebagai asesmen/pengkajian/penilaian yang teliti dan


independen dari aktifitas yang telah selesai atau yang masih berjalan untuk
menentukan sampai seberapa jauh program telah mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan seberapa besar telah berkontribusi pada pengambilan keputusan.

Evaluasi dilakukan melalui pengumpulan dan analisis informasi yang sistematik, teliti
dan ilmiah tentang aktifitas-aktifitas program, karakteristik dan hasil dari sebuah
program spesifik tertentu, untuk menentukan seberapa pantas atau bernilai program
tersebut. Jika sebuah program dianggap pantas, maka penting pula untuk
menentukan apakah dari segi biaya juga cukup bernilai.

Secara ringkas, evaluasi adalah piranti untuk menjawab Apakah tujuan tercapai
atau tidak, dan mengapa?
Evaluasi pada prinsipnya adalah:
Proses pengukuran dan perbandingan antara
hasil-hasil pekerjaan yang sebenarnya
dicapai dengan hasil yang seharusnya
dicapai.
Evaluasi berkaitan erat dengan pengambilan
keputusan, baik di tingkat pelaksanaan
(operasional) maupun di tingkat kebijakan
(policy)

Tujuan Monitoring dan Evaluasi


Tujuan Monev program pengendalian HIV AIDS dan IMS berdasarkan tingkat kepen
tingannya adalah:
1. Tujuan terpenting seluruh upaya monev adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan kinerja program penanggulangan HIV AIDS dan IMS.
Kemampuan monev untuk melakukan pengamatan dan menghasilkan kualitas
data yang baik merupakan landasan penting yang strategis untuk menjalankan
program pengen dalian HIV AIDS dan IMS yang efektif dan efisien.
2. Upaya Monev bertujuan untuk menyuguhkan laporan yang akuntabel yang dapat
memberikan jastifikasi yang kuat bahwa program penanggulangan telah
menyerap dan menggunakan sumberdaya secara layak, berimbang dan sesuai
dengan kinerja, kemajuan dan pencapaian tujuan program penanggulangan
tersebut.

Tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah untuk berbagi informasi
dengan pemangku kepentingan yang relevan, dalam rangka mengambil
pelajaran (lessons learned) dari semua pencapaian hasil dan masalah-masalah
yang muncul dalam implementasi program pengendalian HIV AIDS dan IMS.
B. Perbedaan monitoring dan evaluasi

Secara sederhana perbedaan antara monitoring dan evaluasi dapat dinyatakan


sebagai berikut:

Monitoring:
- Fokus pada Mengamati kegiatan operasional dan menggambarkan secara
deskriptif masukan (input), proses (process), dan keluaran (output).
- Metode dan analisis: pengkajian rutin laporan berkala, register, data cakupan
pela yanan, basis data dan observasi lapangan
- Analisis: Menggambarkan dan menghubungkan aktifitas dan sumberdaya
dengan tujuan yang direncanakan (apakah sudah sesuai, sejalan, tidak ada
penyimpangan, apakah ada penyesuaian,dll).
- Waktu pelaksanaan: dilaksanakan berkelanjutan atau secara berkala selama
prog ram berjalan

Evaluasi:
Fokus pada penilaian seluruh proses sampai hasil (outcome ) dan dampak
(impact) secara lebih analitik, termasuk relevansi dan effectiveness
Metode dan analisis: dilakukan dengan desain riset ilmiah yang teliti, dalam dan
kadangkala cukup rumit
Menganalisis kontribusi/ hubungan sebab tertentu antara aktifitas program
dengan hasil dan dampak sehingga dapat menilai relevansi dan keberhasilan,
(efficacy dan effetiveness, termasuk cost-effetiveness)
Waktu pelaksanaan: Umumnya dilaksanakan pada pertengahan dan akhir
program

C. Peran Setiap Jenjang Administrasi dalam Monev Program Pengendalian HIV


AIDS dan IMS

Berdasarkan peran dan fungsi masing-masing tingkat administrasi dalam


pengendalian HIV dan AIDS , fungsi monitoring dan evaluasi ada pada tingkatan
pelayanan, Dinkes kabupaten/kota, Dinkes provinsi dan pusat/Kementerian
Kesehatan adalah :

Peran dan fungsi Unit Pelayanan dalam monev:

a. Melakukan pengumpulan data, kategorisasi dan/atau pemetaan sasaran


b. Melakukan pencatatan dan pelaporan (rekam medis, baseline, profil demografis)
c. Mengirim data ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setiap bulan
d. Memanfaatkan aplikasi elektronik Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS (SIHA)
untuk melakukan pengumpulan, pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
HIV AIDS & IMS

Peran dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam monev:

a. Mengumpulkan dan mengolah data dari sumber data (Puskesmas, rumah sakit,
klinik dan LSM).
b. Memberikan umpan balik bulanan atau permintaaan perbaikan data ke sumber
data
c. Mengirim data ke Dinkes Provinsi setiap bulan
d. Memanfaatkan aplikasi elektronik Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS (SIHA)
untuk melakukan pengumpulan, umpan balik/perbaikan data, dan pelaporan
kegiatan pelayanan HIV AIDS & IMS
e. Melatih dan supervisi untuk UPK
f. Monitoring dan evaluasi program di tingkat unit pelaksana, khususnya
implementasi standar minimal layanan HIV dan IMS di tingkat kabupaten/ kota
(lihat lampiran)

Peran dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi dalam monev:

a. Mengumpulkan dan mengolah data dari Dinkes Kabupaten/Kota


b. Memberikan umpan balik bulanan atau permintaan perbaikan data ke Dinkes
Kabupaten/Kota.
c. Setiap bulan, mengirim data ke Ditjen PP & PL Kemenkes RI
d. Memanfaatkan aplikasi elektronik Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS (SIHA)
untuk melakukan pengumpulan, umpan balik/perbaikan data, dan pelaporan
kegiatan pelayanan HIV AIDS & IMS
e. Melatih dan supervisi untuk Kabupaten/Kota
f. Monitoring dan evaluasi program di tingkat Kabupaten/Kota dan UPK.

Peran dan fungsi Pusat/ Kementerian Kesehatan dalam monev:

a. Mengumpulkan dan mengolah data dari Dinkes Provinsi


b. Memberikan umpan balik bulanan atau permintaaan perbaikan data ke Dinkes
Provinsi.
c. Melakukan pelatihan, pendidikan dan supervisi untuk provinsi.
d. Memanfaatkan aplikasi elektronik Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS (SIHA)
untuk melakukan pengumpulan, umpan balik/perbaikan data, dan pelaporan
kegiatan pelayanan HIV AIDS & IMS
e. Melakukan pelatihan dan supervisi untuk provinsi
f. Melakukan monitoring dan evaluasi programdi tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota
dan UPK.
POKOK BAHASAN 2. PERENCANAAN MONEV.

A. Penentuan Program Kegiatan Yang Akan Dimonitor dan Dievaluasi

Dari ke 16 kegiatan program pengendalian HIV-ADS dan IMS, yang perlu dimonitor
dan dievaluasi adalah:
1. Konseling dan tes HIV (KT)
2. Perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP)
3. Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA)
4. Pengendalian IMS
5. Pengurangan dampak buruk Napza
6. Kolaborasi TB-HIV

Setiap provinsi, kabupaten/kota dan layanan dapat mengidentifikasi program atau


kegiatan apa saja yang memerlukan monev sesuai dengan hasil analisis situasi di
wilayah kerjanya. Adakalanya diperlukan monev untuk keseluruhan program/
kegiatan. Layanan dapat melakukan analisis laporan pada unit layanan,
Kabupaten/kota dapat melakukan analisis laporan program dari seluruh UPK di
wilayahnya, dan provinsi melakukan analisis laporan program dari kabupaten/kota di
wilayahnya, serta hasil monev yang dilakukan sebelumnya. Isu-isu yang berkem
bang di wilayah masing-masing serta hasil umpan balik dari pelaporan yang dikirim
ke pusat dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan program/kegiatan
yang akan dilakukan monev.

B. Penentuan Tujuan Monev

Tujuan monev penting dalam menentukan monev apa yang akan dilakukan. Berikut
adalah keterkaitan antara tujuan monev dengan tipe atau jenis monev:
1) Tujuan monev untuk merancang program ( Program design), monev yang
dilakukan:
Pengumpulan data dasar (baseline)
Monev formatif
2) Tujuan monev untuk memonitor proses yang sedang berjalan (Ongoing
monitoring process), monev yang dilakukan:
Monitoring input, proses, output dan kualitas layanan
3) Tujuan monev untuk menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak (Best
practices), monev yang dilakukan:
Evaluasi outcome atau dampak
Studi khusus
Riset
4) Tujuan monev untuk merancang ulang/redesain (Monev for decision making)
(Lesson learned), monev yang dilakukan:
Program interview untuk monitoring data
Studi khusus
5) Tujuan monev untuk akuntabilitas pada tingkat program, monev yang dilakukan:
Monitoring data
Hasil review program
Evaluasi dengan kelompok pembanding (Evaluation with comparison group)

Penentuan tujuan harus memenuhi kriteria SMART:

(S) Specific Spesifik: Apakah spesifik untuk program/kegiatan tertentu?


(M) Measurable Apakah dapat diukur?
(A) Achievable Apakah dapat dicapai
(R) Realistic Apakah realistis atau wajar?
(T) Time Bound Apakah mempunyai batas rentang waktu?

Contoh penulisan tujuan monev:

Dihasilkannya data dasar (base line data) tentang pelaksanaan program


pengendalian HIV AIDS dan IMS di seluruh UPK di wilayah kabupaten
Mandalagiri selama tahun 2016.
Diperolehnya gambaran tentang komponen input, proses, output dan kualitas
layanan IMS dan KT di seluruh UPK di wilayah Kota Sumberdaya selama periode
Januari-desember 2016.

Sampai di sini peserta dapat mengerjakan Latihan


1. Menetapkan tujuan monev sesuai dengan Petun
juk latihan yang ada pada fasilitator

Indikator program pengendalian HIV AIDS dan IMS, meliputi:

a. Indikator Keberhasilan Program


Indikator keberhasilan program adalah hal utama yang harus diukur dalam
kegiatan monev. Dalam program monev harus menetapkan:
Jenis indikator menurut komponen sistem
Jenis atau cara pengukuran indikator
Tabel 1. Jenis Indikator Program dan Cara Pengukurannya

Jenis Indikator Cara Alat yang


Komponen Frekwensi
Program Pengukuran digunakan
Masukan Tenaga Laporan berkala Format Tahunan
(Input) Sarana laporan baku Bulanan (dana)
Dana
Proses Pelaksanaan Laporan berkala Format Bulanan
layanan laporan baku
Peningkatan SDM,
kualitas pelayanan,
kualitas data
Luaran Cakupan layanan Laporan berkala Format Bulanan
(Output) laporan baku
Hasil Perubahan status Studi berkala: Format Dua sampai
(Outcome) kesehatan & Studi kuesioner lima tahunan
perilaku pada eksperimental
Tes skrining/
kelompok sasaran Studi observasional
diagnosis
(survei)
HIV, IMS &
Studi kualitatif
TB
Dampak Perubahan Studi berkala: Format lima tahunan
(Impact) keadaan kelompok Studi kuesioner atau lebih
sasaran eksperimental
Tes skrining/
Studi
diagnosis
observasional/surv
HIV, IMS &
ei
TB
Studi kualitatif

b. Jenis Indikator Penting dalam Program


1) Konseling dan Testing, antara lain:
Jumlah orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima
konseling dan testing HIV dan mengetahui hasilnya
Persentase penduduk penduduk usia 15 tahun atau lebih yang menerima
test HIV
Persentase penasun yang ditesting HIV dalam 12 bulan terakhir dan
mengetahui hasilnya
2) Pencegahan di Unit Pelayanan, antara lain:
Persentase darah donor ditapis HIV
Persentase darah donor ditapis sifilis
3) Pencegahan HIV melalui Seksual dan Penasun, antara lain:
Jumlah alat suntik yang didistribusikan oleh pelayanan LASS untuk setiap
penasun dalam satu tahun
Persentase pekerja seks yang dijangkau oleh program pencegahan HIV
dalam 12 bulan terakhir.
Persentase pekerja seks laki-laki dan perempuan yang menggunakan
kondom saat hubungan seks terakhir dengan pelanggan.
4) TB-HIV, antara lain:
Persentase HIV positif dan menderita TB yang mendapatkan pengobatan
TB dan HIV
Proporsi orang dewasa dan anak-anak yang masuk perawatan HIV dan
dinilai status TB, serta tercatat saat kunjungan terakhir.
5) Infeksi Menular Seksual (IMS), antara lain:
Persentase IMS yang diobati
Persentase cakupan pelayanan IMS penduduk usia 15 tahun atau lebih
Prevalens gonorrhea pada LSL
6) Antiretroviral Therapy (ART), antara lain:
Persentase orang dewasa dan anak-anak dengan infeksi HIV yang
mendapatkan ART
Persentase orang dewasa dan anak-anak dengan HIV positif dan masih
dalam pengobatan dalam 24 bulan setelah mulai pengobatan ART
Persentase bayi lahir dari ibu HIV positif mendapat ARV profilaksis.
7) Sistem Kesehatan, antara lain:
Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pencegahan penularan
HV sesuai pedoman

8) Perempuan dan Anak-Anak, antara lain


Persentase bumil dites HIV dan menerima hasilnya selama kehamilan ,
persalinan dan post partum (<72 jam), termasuk mereka yang telah
mengetahui status HIVnya.
Persentase bumil HIV positif yang mendapat ARV
Persentase bayi lahir dari ibu HIV positif dan menjalani tes virologi HIV
dalam periode 2 bulan setelah kelahirannya.

Rincian indikator setiap program tersebut secara lengkap terlampir atau dapat dilihat
pada buku Pedoman Nasional Monitoring dan Evaluasi Program Pengendalian HIV
AIDS dan IMS. Pelajari secara cermat. Cara mempelajari adalah dengan
mengaitkan indikator tersebut dengan formulir pencatatan dan pelaporannya,
sehingga dapat ditelaah apakah indikator tersebut memungkinkan (feasible) atau
tidak untuk dipilih dalam pelaksanaan monev.

Selain indikator-indikator tersebut pada pelaksanaan monev juga dapat


mempertimbangkan perlunya memantau komponen input dan proses yang terkait
dengan program/kegiatan yang dimonitor dan dievaluasi.

Sebagaimana terbaca pada tabel, komponen input (masukan), jenis indikatornya


meliputi:
Tenaga :
Yang dimaksud adalah SDM atau staf yang terkait dengan pelaksanaan program,
baik dari segi jumlah (kuantitas) maupun kualitasnya. Setiap program/kegiatan
membutuhkan SDM yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Misalnya program layanan (penatalaksanaan ) IMS membutuhkan SDM yang
telah mengikuti pelatihan Penatalaksanaan IMS, meliputi minimal : satu orang
dokter dan perawat/bidan, satu orang tenaga laboratorium (analis laboratorium)
dan satu orang tenaga administrasi. Demikian juga untuk program lainnya.
Sarana
Yang dimaksud adalah semua bentuk sarana/fasilitas layanan/bahan/material
(termasuk obat dan reagensia) yang dibutuhkan untuk terselenggaranya program
pengendalian HIV AIDS dan IMS.
Dana
Dalam pelaksanaan program pengendalian HIV AIDS dan IMS ada biaya
operasional yang diterima oleh UPK ataupun Dinas Kesehatan, yang bisa
berasal dari berbagai sumber, seperti: APBN, APBD tingkat I atau tingkat II,
sumber lain apabila ada. Penerimaan dan penggunaan dana tersebut perlu
dibuat laporan walaupun hanya untuk kepentingan internal dan tidak sampai
dikirim ke Pusat.

Untuk komponen proses, jenis indikatornya meliputi:


Pelaksanaan layanan
Pelaksanaan layanan sesuai dengan program yang direncanakan oleh instansi
diatasnya serta ketentuan pelaksanaannya.
Peningkatan SDM
Segala bentuk kegiatan dalam rangka peningkatan SDM, bisa melalui
pendidikan, pelatihan (termasuk On the job training/OJT), program magang,
pertemuan ilmiah dan lain-lain.
Kualitas pelayanan
Penyelenggaraan pelayanan dari sisi kualitas, yaitu kesesuaian proses layanan
dengan standar prosedur (SOP), kepuasan pasien/pelanggan, kejelasan
informasi layanan dan lain-lain.
Kualitas data
Data yang berhubungan dengan setiap bentuk layanan, apakah tercatat dengan
baik, benar, lengkap dan tepat waktu serta terlaporkan sesuai waktunya kepada
yang berhak mendapatkan laporan.

Untuk mendapatkan indikator input dan proses perlu dikembangkan instrument seperti
check list (daftar tilik), kuesioner (angket), panduan wawancara, yang akan dipelajari
pada pembahasan Materi Inti-3, tentang Pengumpulan Data.

Hasil pemilihan indikator dapat dituangkan dalam matriks sebagai contoh berikut

Tujuan Monev: . (Tuliskan berdasarkan hasil Latihan 1).

Matriks Indikator

Program yg dimonitor
No Indikator
dan dievaluasi
Sampai di sini peserta dapat mengerjakan Latihan 2.
Memilih indikator program/kegiatan yang akan diukur
berdasarkan tujuan monev (hasil dari Latihan 1),
sesuai dengan Petunjuk latihan yang ada pada
fasilitator

C. Pengorganisasian Pelaksanaan Monev

Struktur pengorganisasian monev yang terpadu sesuai dengan tingkat administrasi.


Pada pelaksanaan monev, di berbagai tingkatan, dalam pengorganisasiannya dapat
melibatkan pihak-pihak terkait baik yang ada dalam garis pelaporan maupun koordinasi.
Jejaring internal dan eksternal sebagaimana tercantum dalam Layanan Komprehensif
Berkesinambungan (LKB) merupakan hal yang bisa dipertimbangkan dalam menentukan
pengorganisasian pelaksanaan monev di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Berdasarkan hasil identifikasi program/kegiatan yang perlu dimonitoring dan dievaluasi,


tujuan monev serta indikator yang akan dimonitor dan dievaluasi, pengelola monev
program pengendalian HIV AIDS dan IMS provinsi dan kabupaten/kota dapat
menentukan pengorganisasian pelaksana monev di wilayah kerjanya, dengan
mengidentifikasi siapa saja pihak yang terlibat atau berkepentingan dengan program,
serta apa peran dan fungsinya dalam monev.

Dalam pengorganisasian pelaksanaan monev juga perlu diidentifikasi sumber daya


internal maupun eksternal yang diperlukan agar monev dapat terselenggara dengan
baik, diantaranya:

Sumber daya manusia internal: sumber daya manusia dari dalam institusi sendiri
(lingkungan Dinkes provinsi/kabupaten/kota), baik internal program maupun lintas
program
Sumber daya manusia eksternal: sumber daya manusia dari luar institusi (diluar
lingkungan Dinkes provinsi/kabupaten/kota), bisa lintas sektor terkait dengan
program/kegiatan yang dimonitor dan dievaluasi, LSM, tokoh masyarakat, kader
dan lain-lain.
Dana dan sumber dananya
Fasilitas pendukung lainnya sesuai kebutuhan
Hasil identifikasi sumber daya internal dan eksternal serta peran masing-masing
dalam pelaksanaan monev , serta dana dan fasilitas pendukung lainnya, dapat
dituangkan dalam matriks sebagaimana contoh berikut:
No Program Indikator SDM SDM Sumber daya
yg dimoni internal eksternal
tor dan yg yg Dana Sumber Fas
dievaluasi terlibat terlibat Dana pendukung
lain

Catatan:
Tujuan monev : hasil dari Latihan 1
Program yang dilakukan monev dan indikator: hasil dari Latihan 2

Sampai di sini peserta dapat mengerjakan Latihan 3.


Menetapkan pengorganisasian pelaksanaan monev
di wilayah kerjanya, sesuai petunjuk Latihan yang
ada pada fasilitator. Gunakan hasil Latihan 2 .

D. Langkah-Langkah Penyusunan Rencana Monev Program Pengendalian HIV


AIDS dan IMS
Rencana monev program pengendalian HIV AIDS dan IMS disusun dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan monev
2. Menentukan indikator yang terkait dengan program/kegiatan yang akan
dimonitor dan di evaluasi.
3. Menentukan metode monev yang akan dilakukan
4. Mengidentifikasi sumber daya internal dan eksternal yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan monev (sumber daya manusia internal dan eksternal, dana dan
sumber dana, fasilitas pendukung lainnya)
5. Menentukan pengorganisasian pelaksanaan monev
6. Menentukan waktu pelaksanaan monev
7. Membuat jadwal kegiatan monev

Setelah semua langkah dilakukan, dituangkan dalam suatu matriks perencanaan


monev program pengendalian HIV AIDS dan IMS di wilayah kerja. Perencanaan
monev harus bisa menjawab 5 W; 1 H:
Why : Mengapa (Tujuan)
What : Apa (program dan indicator)
When : Kapan (Waktu)
Where : Dimana (Lokasi)
Who : Siapa (Pelaksana)
How : Bagaimana (Metode)

Dapat digunakan matriks seperti contoh pada halaman berikut

Setelah penjelasan matriks, peserta dapat mengerjakan


Latihan 4. Menyusun perencanaan monev program
pengendalian HIV AIDS dan IMS di wilayah kerja, sesuai
petunjuk Latihan yang ada pada fasilitator
Contoh matriks:

Perencanaan Monev Program Pengendalian HIV AIDS dan IMS


Provinsi/Kabupaten/Kota/Fasyankes..
Tahun
No Program Indikator Waktu Lokasi Pelaksana Metode Sumber Kete
yg dimo daya
nitor rangan
dan di
evaluasi

Penjelasan Pengisian matriks rencana monev


1. Kolom Program/kegiatan layanan yang dimonitor dan dievaluasi: diisi
berdasarkan hasil telaah atau analisis terhadap program yang dilaksanakan oleh
fasyankes
2. Kolom Indikator: diisi berdasarkan pemilihan indikator dari program yang
akan dimonitor dan dievaluasi
3. Kolom waktu: diisi dengan waktu kapan monev akan dilaksanakan. Sebaiknya
diisi dengan menunjukkan kapan mulai kapan berakhir dilaksanakan
4. Kolom lokasi: diisi dengan tempat dimana monev tersebut akan
dilaksanakan, misalnya: puskesmas atau dinas kesehatan kabupaten/kota atau
lainnya
5. Kolom pelaksana: diisi dengan siapa yang akan melakukan monev, apakah
penang gungjawab program atau pengelola data atau yang lainnya.
6. Kolom Metode: diisi dengan metode/teknik pengumpulan data yang sesuai
dengan indikator yang akan dicari.
7. Kolom sumber daya: diisi dengan dana, sumber dana, sarana atau fasilitas yang
diperlukan dalam melakukan monev seperti: laporan; catatan medis; kartu
pasien; buku register; kuesioner; ckeck list, dll
8. Kolom keterangan: diisi dengan hal lain yang dianggap perlu dan belum tertam
pung dalam kolom-kolom lainnya.
POKOK BAHASAN 3. PENGUMPULAN DATA

A. Pentingnya pengumpulan data dalam monev


Tahapan pengumpulan data merupakan tahap paling menentukan terhadap arah dari
pengelolaan data selanjutnya,yaitu: pengolahan dan analisis data. Oleh karena itu,
dalam proses pengumpulannya diharapkan dapat menghasilkan data yang
berkualitas (relevan, valid, reliable, lengkap, dan tepat waktu).
Relevan adalah sesuai dengan tujuan dari pengumpulan data; valid (sahih) adalah
terbebas dari beberapa kesalahan secara sistematis, baik internal maupun
eksternal;reliable lebih kearah konsistensi dari hasil suatu alat menurut waktu dan
orang; lengkap artinya semua data sudah terkumpul; dan tepat waktu adalah data
dikumpulkan sesuai dengan periode waktu tertentu.

B. Jenis Data dalam Monev


Berdasarkan periode waktu pengumpulannya, data dibedakan menjadi: Data Rutin
dan Non-Rutin

1. Data rutin adalah data yang dikumpulkan secara berkala dalam periode waktu
tertentu, meliputi:
a. Data rutin dari layanan adalah data rutin yang dikumpulkan di layanan
kesehatan dan diambil dari aplikasi Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA), yaitu:
Pencatatan dan pelaporan Layanan Konseling dan Tes HIV (KT)
Pencatatan dan pelaporan Layanan Infeksi Menular Seksual (IMS)
Pencatatan dan pelaporan Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu
ke Anak (PPIA)
Pencatatan dan pelaporan Layanan pengobatan ARV
Pencatatan dan pelaporan Layanan Alat Suntik Steril (LASS)
Pencatatan dan pelaporan Layanan Rumatan Metadone
Pencatatan dan pelaporan Surveilans AIDS

b. Data rutin dari hasil kegiatan survei adalah data rutin yang dikumpulkan
dari hasil kegiatan survei, yaitu:
Sero Surveilans HIV
Survei Terpadu Biologis dan Perilaku

c. Data rutin lainnya:


SDM Pelatihan
Logistik Alat dan Bahan
Data hasil supervisi

2. Data non-rutin adalah data yang hanya diminta pada saat tertentu saja
(insidental) dan tidak terdapat pada data rutin.
Contoh: Penelitian operasional (Operational research)yang dilakukan sesuai
kebutuhan Resistensi obat gonorrheae (GO), tujuannya adalah untuk melihat
apakah obat Cefixime+Azithromycine masih efektif untuk mengobati gonorrheae
(GO).

Dalam modul ini, pembahasan akan lebih difokuskan pada data rutin.

C. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data Program Pengendalian HIV AIDS dan
IMS

1. Pengertian Metode dan Instrumen Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Beberapa metode pengumpulan data, diantaranya:
wawancara (terstruktur dan tidak terstruktur), angket, dan pengamatan
(observasi). Sementara, instrumen pengumpulan data merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data, berupa: lembar cek list, kuesioner,
pedoman wawancara, kamera foto, dll.

2. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data Rutin


a. Data Rutin dari Layanan
Metode yang digunakan: Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah proses tanya jawab yang menggunakan
instrumen yang telah dibakukan secara nasional.
Instrumen yang digunakan: Formulir Pencatatan Individu dan Laporan Bu
lanan

Formulir pencatatan individu adalah formulir yang memuat data dari setiap
pasien/klien, sedangkan laporan bulanan adalah data agregat yang dihasil
kan dari pencatatan individu setiap bulan. Pencatatan dan pelaporan yang
akan dibahas dalam modul ini adalah:
Pencatatan dan peaporan Layanan Konseling dan Tes HIV (KT)
Pencatatan dan pelaporan Layanan Infeksi Menular Seksual (IMS)
Pencatatan dan pelaporan Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu
ke Anak (PPIA)
Pencatatan dan pelaporan Layanan pengobatan ARV

b. Data rutin dari hasil kegiatan survei:


Metode yang digunakan: Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah proses tanya jawab yang menggunakan
instrumen yang telah dibakukan secara nasional

Instrumen yang digunakan: Kuesioner


Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan untuk mengukur dan mempelajari sikap, keyakinan,
perilaku, dan karakteristik beberapa orang dalam suatu populasi.

Contoh:
Surveilans Sentinel HIV (SSH) Data Biologis
Surveilans Sentinel HIV (SSH) Data Perilaku
Survei Terpadu Biologis dan Perilakc. Data rutin lainnya :
SDM Pelatihan
Data peserta pelatihan yang dikumpulkan oleh penyelenggara
program pengendalian HIV AIDS dan IMS di tingkat kabupaten/kota,
provinsi, atau pusat.
Metode yang digunakan: Observasi dokumen
Instrumen yang digunakan: Formulir biodata SDM pelatihan

Logistik Alat dan Bahan


Data yang dicatat di tingkat layanan dan dikumpulkan oleh
kabupaten/kota.
Metode yang digunakan: Observasi dokumen
Instrumen yang digunakan: Laporan logistik dari layanan

Data hasil supervisi


Data yang dikumpulkan oleh kabupaten/kota atau provinsi melalui
kegiatan supervisi di tingkat layanan.
Metode yang digunakan: Observasi

Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang


digunakan untuk merekam situasi dan kondisi yang terjadi, serta
ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia dan proses kerja.
Instrumen yang digunakan: Checklist

Checklist adalah salah satu alat observasi yang ditujukan untuk


memperoleh data berbentuk daftar berisi faktor-faktor berikut subjek
yang ingin diamati oleh pengamat. Dalam pelaksanaan di lapangan,
pengamat cukup memberi tanda centang ()

3. Pelaksanaan Pengumpulan Data Rutin


Pengumpulan data rutin dalam monev program pengendalian HIV AIDS dan IMS
pada dasarnya adalah melakukan telaah hasil pencatatan dan pelaporan HIV
AIDS dan IMS.

Semua form pencatatan dan pelaporan data rutin


terlampir. Fasilitator akan memandu peserta
untuk melakukan telaah hasil pencatatan dan
pelaporan sebagaimana sudah tersebut

3.1. Telaah terhadap hasil pencatatan data rutin di layanan (versi SIHA 1.7)
1). Layanan Konseling dan Tes HIV
Formulir Konseling dan Tes HIV
2). Layanan Infeksi Menular seksual (IMS)
Formulir IMS
3). Layanan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA)
Formulir PPIA
4). Layanan ART
a) Ikhtisar Perawatan Pasien HIV dan ART
b) Kartu pasien
c) Register pra ART
d) Register ART
e) Register Pemberian Obat
f) Register Stok Obat

3.2. Telaah terhadap hasil pelaporan data rutin dari layanan (versi SIHA 1.7)
1). Laporan Layanan Konseling dan Tes HIV (KT)
2). Laporan Infeksi Menular Seksual (IMS)
3). Laporan Layanan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA)
4). Laporan Layanan ARV (Laporan Bulanan Perawatan HIV dan ART;
laporan Kohort dampak pengobatan ART; laporan Early Warning
Indicator/EWIs)

3.3. Telaah terhadap hasil pencatatan data rutin hasil kegiatan survei
Sero surveilans data biologis
Formulir data dasar sero surveilans
Formulir individu sero surveilans

Data rutin lainnya


Pencatatan dan pelaporan logistik laporan bulanan Alat dan Bahan

Pelaporan hasil supervisi:


o Check list monev layanan KT
o Check list monev layanan IMS
o Check list monev unti layanan PDP
o Instrumen penjajakan PPIA
PELAPORAN HASIL SUPERVISI

CHECK LIST MONEV LAYANAN KT


TIM
UPK :
MONEV
KAB/KOTA :
PROVINSI :
TGL MONEV :

INPUT
A. TENAGA JUMLAH TERLATIH HONORER AKTIF
1. Dokter
2. Bidan / perawat
3. Konselor
4. Laboratorium
5. RR
6. Petugas lain (LSM,
Kader dll)

B. SUMBER DANA APBN APBD DONOR


1. Operasional
2. Logistik
a. Reagensia
b. Bahan habis pakai

C. LOGISTIK
Kebutuh Ketersedia
1. Material / peralatan
an an
a. Reagensia
- Rapid I
- Rapid 2
- Rapid 3
b. Bahan habis pakai
- Kapas alkohol
- Tabung vacutainer
- Sarung tangan
- Syringe needle
- Venoject needle
- Kondom laki-laki
- Kondom
perempuan
- Media KIE
- Safety box
2. Fasilitas /
Ya Tidak
perlengkapan
a. Komputer
b. Jaringan internet
c. Ruangan konseling
d. Aplikasi SIHA
e. Lembar balik HIV
f. Lembar balik IMS
g. Dildo
h. Printer

3. Pedoman kerja /
Ya Tidak
form
a. Pedoman KT
b. SOP
c. Form pelaporan
d. Form catatan medis
(form KT SIHA)
e. Form rujukan PDP
f. Form rujukan LSM
g. Form persetujuan
pasien
h. Form permohonan
pemeriksaan
laboratorium
i. Formulir hasil tes
j. Amplop hasil tes
k. Alur layanan
l. Form laporan pajanan

PROSES
A. Proses pencatatan Ya Tidak
1. Penggunaan form
standar
2. Penggunaan aplikasi
SIHA
3. Input data individu
4. Pembuatan laporan
bulanan
B. Proses pelaporan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AgS Sep Okt Nov Des
1. Tepat waktu
2. Mengirim berkala tiap
bulan
3. Unggah ke website
SIHA
4. Hardcopy
5. Ketepatan
6. Kelengkapan

Ti
C. Proses layanan Ya dak
1. Penerapan alur
layanan
2. Penerapan SOP
layanan

KESIMPULAN
Pokok masalah Saran perbaikan
1. Tenaga
2. Sumber dana
3. Logistik
4. Proses pencatatan
5. Proses pelaporan
6. Proses layanan

Pelaksana Pimpinan
Klinik

(ttd) (ttd)

nama Nama
CHECKLIST MONITORING LAYANAN IMS

A. Nama Layanan :
B. Kabupaten :
C. Tgl :
D. Penilai :
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
I. INPUT
1. TENAGA / SUMBER DAYA
Tenaga Dokter Perawat Bidan Laboran RR
Jumlah
Terlatih

2. DANA
1] Dana Operasional
Sumber APBD APBN GF Swadaya Lain
Jumlah

2] Dana Logistik
Sumber APBD APBN GF Swadaya Lain
Jumlah

3. LOGISTIK
Variable Jumlah Cukup/ Baik Ketarangan
Alat/Instrumen
Spekulum
Anuskopi
Bed Gyn
Lampu periksa
Rotator dengan waktu & rpm
Sentrifus dengan waktu & rpm
Micropipet
Mikroskop dengan lampu
Bahan habis pakai
Objek gelas
Cover gelas
Lidi kapas
ph paper range 3,8 - 5,4
Tip kuning
Tabung vacuntainer SST
Jarum Vacuntainer
Holder Vacutainer
Safety box
Syringe needle
Sarung tangan
Variable Jumlah Cukup/ Baik Ketarangan
Formulir
Form Rekam Medis IMS dari Kemkes
Form Laporan IMS dari Kemkes
Form identitas pasien
Form persetujuan/ informed cosent
Materi KIE
KIE untuk Masyarakat/ klien
KIE untuk Tenaga Kesehatan
Lembar informasi layanan Kesehatan
IMS

Reagensia
Metilen Blue/ Gram
KOH 10%
Nacl 0,9%
RPR/VDRL Sifilis
Sifilis Rapid / TPHA

Obat-obatan
Cefiksim 100 mg atau 200 mg
Asitromisin 250 mg atau 500mg
Nystatin vaginal supp 100.000 IU
Metronidazole tab 250 mg atau 500mg
Benzatine Penicillin 2,4 Juta IU/vial
Doksisiklin tab 100mg
Cifrofloksasin tab 500 mg
Asiklofir tab 200mg/400mg
Podofilin tincture 25% & vaseline album
Adrenalin ampul/ epinefrin + spuit 3 cc

Ruangan
Ruang administrasi yang terjaga
kerahasiannya
Ruang pemeriksaan dilengkapi wastafel
dengan air mengalir
Ruang laboratorium dilengkapi dengan
wastafel air mengalir
Ruang pengobatan dan konseling yang
terjaga privasinya

Sarana RR
Komputer
Printer
Obat-obatan
Kartu Pasien
BUku Pedoman
SOP
II. PROSES
Pelaksanaan Pelanyanan
Ketarangan
Pelaksanaan alur layanan pada penderita
1. Inspeksi SOP Ya / Tidak
2. Palpasi sesuai SOP Ya / Tidak
3. Pengambilan sampel sesuai sop Ya / Tidak
4. Pemberian Konseling sesuai SOP Ya / Tidak
5. Pemerksaan Lab sesuai Prosedur Ya / Tidak
6. Kesuaian pemeriksaan dan diagnosis dan Ya / Tidak
terapi

Jaminan Kualitas / QC
Mengecek rutin suhu refrigerator dan Ya / Tidak
mencatatnya pada formulir pencatatan suhu

Pencatatan dan Pelaporan


1. Form rekam medis terisi lengkap Ya / Tidak
2. Buku register pasien IMS terisi lengkap Ya / Tidak
3. Kartu stok obat dan reagen Ya / Tidak
3. Buku register lab IMS terisi lengkap Ya / Tidak
4. Tiap bulan layanan IMS memberikan laporan Ya / Tidak
kasus IMS ke dinkes KK
5. Tiap bulan memberikan laporan penggunaan Ya / Tidak
obat ke dinkes KK
6. Buku Pencatatan Kondom Ya / Tidak

Petugas RR melakukan kegiatan sistematik mulai Ya / Tidak


pengisian buku register hingga entry data SIHA
CHECK LIST MONEV UNIT PELAYANAN PDP

NAMA UNIT PELAYANAN :


KAB/KOTA :
PROVINSI :
Tanggal Monev :
INPUT
Dokter Petugas Petugas Petugas Petugas
A. Jenis Tenaga Dokter Perawat
SpPD Lab Farmasi Lain Lain
1 Jumlah tenaga yang ada
2 Jumlah tenaga terlatih
B. Sumber Dana APBN APBD DONOR SWADANA
1 Operasional
2 Logistik
a. Reagensia CD4
b. Bahan Habis pakai

C. LOGISTIK Kebutuhan Ketersediaan

1 Material / Peralatan
1. Mesin CD4
2. Reagen CD4
3. ARV Dewasa
* LINI 1
* LINI 2
4. ARV Anak

28
5. Obat - Obat IO
6. Kondom
2 Pedoman Kerja/Form
a. Buku Pedoman
b. SOP PDP
c. Alur Layanan
d. Form Pelaporan
1. Form Ikhtisar Perawatan
2. Kartu Pasien
3. Form Register Pra-ART
4. Form Register ART
5. Register Pemberian Obat
6. Register Stok Obat
7. Form Laporan Kohort
8. Form Lap.Kolaborasi TB-HIV
e. Bahan KIE
3 Fasilitas / Perlengkapan
a. Ruang Perawatan

b. Tempat Penyimpanan Obat

c. Ruang laboratorium
d. APD (Alat Pelindung Diri)
e. Komputer
f. Jaringan Internet
f. Aplikasi SIHA / IOMS

29
PROSES

1 Proses Pencatatan YA TIDAK


a. Penggunaan Form Standar
b. Penggunaan Aplikasi SIHA
c. Penggunaan Aplikasi IOMS
2 Proses Pelaporan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
a. Tepat Waktu
b. Mengirim Laporan (Hard Copy)
c. Unggah ke Website SIHA
d. Mengisi Laporan IOMS
e. Membuat Lap Kolaborasi TB-HIV
(Triwulan)
3 Proses layanan YA TIDAK
a. Penerapan alur layanan
b. Penerapan SOP Layanan
c. Pemberian ARV sesuai pedoman

CATATAN

Mengetahui,
P.Jawab KLINIK PDP Pelaksanan Monev

30
INSTRUMEN PENJAJAKAN PPIA

A. INFORMASI LAYANAN

NAMA LAYANAN :

TIM PENJAJAK :

TANGGAL PENJAJAKAN :

MANAJEMEN LAYANAN
B. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

NAMA FUNGSI DI LAYANAN FUNGSI LAIN TAHUN KETERANGAN


PMTCT TERAKHIR
PELATIHAN
SEBUTKAN % SEBUTKAN %

31
*optional, hanya ada di rumah sakit

Berikan skor dengan memberikan tanda silang pada angka disamping :

1 = Tidak ada tenaga


1 2 3 4
2 = Tenaga tersedia namun tidak lengkap

3 = Tenaga tersedia lengkap tapi masih ada yang belum terlatih

4 = Semua tenaga tersedia dan terlatih

32
I. INDIKATOR IN PUT
C. SUMBER DAYA LAINNYA

C.1. Alat/Instrumen

NO ALAT/INSTRUMEN APAKAH APAKAH MASIH BISA


TERSEDIA? DIGUNAKAN /
MENCUKUPI?

1 Alat pemeriksaan laboratorium tes HIV 1. *Ya 2. Tidak 1*. Ya 2.Tidak

2 Alat pemeriksaan laboratorium tes syphilis 1.* Ya 2. Tidak 1.* Ya 2.Tidak

3 USG* 1. Ya 2. *Tidak 1. Ya 2. *Tidak

4 Bedgyn 1. Ya 2.* Tidak 1. Ya 2.*Tidak

5 Jenis Formulir

5.1. Form ikhtisar perawatan 1.Ya 2*. Tidak 1. Ya 2.*Tidak

5.2. Kartu pasien 1. Ya 2. *Tidak 1. Ya 2.* Tidak

5.3. Register ANC 1. Ya 2.* Tidak 1. Ya 2.* Tidak

6 Promosi kesehatan melalui media KIE untuk:

6.1.Masyarakat/Klien 1. Ya 2. *Tidak 1. Ya 2.*Tidak

6.2.Tenaga Kesehatan 1. Ya 2.* Tidak 1. Ya 2.*Tidak

6.3.Layanan Kesehatan PMTCT 1. Ya 2.* Tidak 1. Ya 2.*Tidak

Total jawaban Ya (ada 10 pertanyaan) YA=2 YA=2

33
C.2. Reagen dan Obat-Obatan

NO KETERANGAN APAKAH APAKAH


TERSEDIA? MENCUKUPI?

Jenis Reagen:

1 Reagen rapid tes HIV 1. *Ya 2. Tidak 1.* Ya 2.Tidak

2 Reagen tes syphilis (RPR/VDRL) 1. *Ya 2. Tidak 1.* Ya 2.Tidak

Obat-Obatan:

3 Kotrimoksazol 1. *Ya 2. Tidak 1. Ya 2*Tidak

4 Zidovudin 1. Ya 2. *Tidak 1. Ya 2.*Tidak

5 Lamivudin 1. Ya 2. *Tidak 1. Ya 2.*Tidak

6 Nevirapin 1. Ya 2. *Tidak 1. Ya 2.*Tidak

7 Benzatine Penicillin 2,4 jt IU vial 1.Ya 2. *Tidak 1. Ya 2.*Tidak

8 Adrenalin ampul + spuit 3 cc 1 Ya 2. *Tidak 1. Ya 2.*Tidak

Total jawaban Ya (ada 8 pertanyaan) YA= 3 YA= 2

C.3. Ruangan

NO JENIS RUANGAN APAKAH


TERSEDIA?

34
Ruang Pemeriksaan dan Pengobatan
1 Ruangan yang nyaman dan terjaga privasinya 1. Ya 2. *Tidak

Ruang Laboratorium
2 Aliran listrik 1. *Ya 2. Tidak

3 Wastafel dengan air yang mengalir 1. *Ya 2. Tidak

4 Ada tempat penyimpanan hasil dan dapat menjamin 1. *Ya 2. Tidak


kerahasiaan data
Ruang Konseling:
5 Ruangan nyaman dan terjaga privasinya 1. *Ya 2. Tidak

Total jawabanYa (ada 5 pertanyaan) YA= 5


1. Total jawaban Ya dari C.1.-C.3. untuk pertanyaan APAKAH TERSEDIA? adalah 10 dari 23 pertanyaan. Angka
persentase = 43,47 %
2. Total jawaban Ya dari C.1.-C.2. untuk pertanyaan APAKAH MASIH BISA DIGUNAKAN/MENCUKUPI? adalah
4dari 18 pertanyaan. Angka persentase = 22,2 %
3. Hitung rerata persentase jawaban NO.1 dan 2= 32,84 %
Berikan skor dengan memberikan tanda silang pada angka disamping :

1 = Tidak ada sumber daya lainnnya (SDL) yang tersedia


1 2 3 4
2 = Persentase ketersediaan dan kecukupan SDL < 50%

3 = Persentase ketersediaan dan kecukupan SDL 50% - <100%

4 = SDL tersedia dan mencukupi

35
D. PEDOMAN/JUKLAK/JUKNIS

JENIS PEDOMAN: KEPEMILIKAN

1. Pedoman Pelaksanaan Layanan : 1. Ya 2. *Tidak

1.1. Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak,

Depkes 2003

1.2. Pedoman Nasional Perawatan, Dukungan dan Pengobatan bagi 1. Ya 2. *Tidak

ODHA, Depkes 2007

1.3. Pedoman Nasional terapi ARV, Depkes 2007 1. Ya 2. *Tidak

1.4.Pedoman Kewaspadaan Universal, Depkes 2008 1. Ya 2. *Tidak

2. Pedoman Nasional Manajemen Program HIV dan AIDS, Kemenkes 2010 1. Ya 2. *Tidak

3. Pedoman Nasional Monitoring dan Evaluasi Program Pengendalian HIV dan AIDS, 1. Ya 2. *Tidak
Kemenkes 2010

Berikan skor dengan memberikan tanda silang pada angka disamping :

1 = Tidak memiliki pedoman layanan


1 2 3 4
2 = Memiliki pedoman < 50%

3 = Memiliki pedoman 50% - <100%

4 = Memiliki semua pedoman layanan

36
II. INDIKATOR PROSES

PROSES PEMBERIAN LAYANAN


E. BENTUK LAYANAN

BENTUK LAYANAN KETERSEDIAAN # HARI/MINGGU JAM BUKA SEJAK KETERANGAN


KAPAN?

Layanan tetap 1. Ya 2*. Tidak

Layanan bergerak 1. Ya 2. *Tidak

(Mobile Clinic)

Lainnya, sebutkan .
.

ANGKET KEPUASAN PASIEN :

Apakah Fasyankes/Layanan memiliki angket untuk mengukur kepuasan pasien? 1. *Ya 2. Tidak

Jika Ya, apakah angket dilakukan secara rutin minimal setahun sekali? 1.* Ya 2. Tidak

Jika Ya, Apakah hasil angket didiskusikan dengan semua staf dilayanan? 1. *Ya 2. Tidak

Jika Ya, apakah ditindak lanjuti? 1. *Ya 2.Tidak

Berikan skor dengan memberikan tanda silang pada angka disamping :

1 = Ada layanan tapi belum memiliki angket

37
2 = Ada layanan dan sudah memiliki angket tapi angket belum dilakukan

secara rutin
1 2 3 4
3 = Ada layanan, angket sudah dilakukan secara rutin namun hasil angket

belum didiskusikan

4 = Ada layanan, angket sudah dilakukan secara rutin,dan hasil angket

sudah didiskusikan

F. JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN TIGA BULAN TERAKHIR

PASIEN PMTCT Bulan: Bulan: Bulan: Total Selama 3 LAYANAN MULAI


Bulan DIBERIKAN
Juni Juli Agustus TAHUN?

Ibu Hamil yang HIV (+) atau


pasangannya HIV (+)

Wanita Usia Subur yang - - - - -


HIV (+) atau pasangannya
HIV (+)

Apakah layanan melakukan pemeriksaan syphilis dalam 3 bulan terakhir? 1*. Ya 2. Tidak

Jika Ya, dan hasilnya positif, pakah diobati dengan benzatin penicillin 2,4 Juta IU? 1. *Ya 2. Tidak

38
Berikan skor dengan memberikan tanda silang pada angka disamping :

1 = Kunjungan pasien PMTCT < 30 dalam 3 bulan terakhir dan tidak

melakukan pemeriksaan syphilis

2 = Kunjungan pasien PMTCT < 30 dalam 3 bulan terakhir dan melakukan


1 2 3 4

pemeriksaan syphilis

3 = Kunjungan pasien PMTCT minimal 30 dalam 3 bulan terakhir dan

tidak melakukan pemeriksaan syphilis

4 = Kunjungan pasien PMTCT minimal 30 dalam 3 bulan terakhir dan

melakukan pemeriksaan syphilis

G. KEWASPADAAN UNIVERSAL (UNIVERSAL PRECAUTIONS)

NO KEGIATAN JAWABAN
1 Apakah ada tempat mencuci tangan dengan air mengalir 1. *Ya 2. Tidak
2 Apakah layanan menggunakan alat pelindung diri (APD) cth:sarung 1. *Ya 2. Tidak
tangan, baju pelindung
3 Apakah layanan memisahkan limbah infeksius dan non infeksius 1. *Ya 2. Tidak
4 Apakah layanan melakukan pemisahan limbah benda tajam 1. *Ya 2. Tidak
Berikan skor dengan memberikan tanda silang pada angka disamping :

1 = Tidak melakukan kewaspadaan universal


1 2 3 4
2 = Kewaspadaan universal yang dilakukan < 50%

39
3 = Kewaspadaan universal yang dilakukan 50% - <100%

4 = Melakukan semua kewaspadaan universal

H. JEJARING LAYANAN

JENIS JEJARING APAKAH APAKAH DENGAN LAYANAN


TERSEDIA BERJALAN
JEJARINGNYA? JEJARINGNYA?

Jejaring Internal 1. Ya 2. *Tidak 1. Ya 2.* Tidak

Jejaring Eksternal 1. Ya 2. *Tidak 1. Ya 2. *Tidak ..

Berikan skor dengan memberikan tanda silang pada angka disamping :

1 = Tidak ada jejaring


1 2 3 4
2 = Hanya ada salah satu jejaring dan belum berjalan optimal

3 = Hanya ada salah satu jejaring dan sudah berjalan optimal ATAU sudah ada
jejaring namun belum berjalan optimal

4 = Sudah ada jejaring dan berjalan optimal

40
I. BENTUK JEJARING DENGAN MASYARAKAT DAN UPAYA PENGURANGAN STIGMA DAN DISKRIMINASI

BENTUK APAKAH APAKAH MASIH KETERANGAN


TERSEDIA? BERJALAN?

Perjanjian kerjasama dengan LSM 1. Ya 2.*Tidak 1. Ya 2.*Tidak

Sistem rujukan dari LSM / Ormas / Organisasi 1. Ya 2.*Tidak 1. Ya 2.*Tidak


keagamaan

Penyuluhan layanan PMTCT ke masyarakat 1. Ya 2*.Tidak 1. Ya 2.*Tidak

Pertemuan koordinasi 1. Ya 2.*Tidak 1. Ya 2.*Tidak

Lainnya, sebutkan Sosialisasi ke masyarakat

UPAYA PENGURANGAN STIGMA DAN DISKRIMINASI:

1. Apakah ada hambatan non teknis yang dialami Fasyankes saat melayani populasi 1. Ya 2.* Tidak

resiko tinggi ?

Jika Ya, apa saja yang dialami:

a. Penolakan dari pasien lain di Fasyankes 1. Ya 2. Tidak

b. Keberatan dari manajemen Fasyankes 1. Ya 2. Tidak

c. Keberatan dari tenaga kesehatan di Fasyankes 1. Ya 2. Tidak

41
2. Apakah Fasyankes sudah melakukan upaya untuk mengurangi stigma dan 1. Ya 2.* Tidak

diskriminasi?

Jika Ya, apa saja yang dilakukan: melakukan sosialisasi

Berikan skor dengan memberikan tanda silang pada angka disamping :

1 = Tidak ada jejaring dengan masyarakat dan upaya pengurangan stigma dan

diskriminasi

2 = Hanya ada beberapa jejaring dengan masyarakat namun belum ada upaya
1 2 3 4

pengurangan stigma dan diskriminasi

3 = Hanya ada beberapa jejaring dengan masyarakat dan sudah ada upaya

pengurangan stigma dan diskriminasi

4 = Ada jejaring dengan masyarakat dan sudah ada upaya pengurangan

stigma dan diskriminasi

42
J. UPAYA PENINGKATAN MUTU LAYANAN

BENTUK KEGIATAN APAKAH FREKUENSI TERAKHIR


PERNAH? DALAM (SEBUTKAN BULAN
SETAHUN DAN TAHUN)

Ada perencanaan dan penganggaran bersama 1. Ya 2. *Tidak


untuk logistik (obat, reagen dll)

Mendapatkan supervisi dari Sudinkes/Dinkes 1. Ya 2. *Tidak


Kab/Kota

Mendapatkan umpan balik dari Sudinkes/Dinkes 1. Ya 2. *Tidak


Kab/Kota

Pelaksanaan bantuan teknis ke fasyankes 1. Ya 2. *Tidak


lainnya (diisi khusus oleh koordinator)

Berikan skor dengan memberikan tanda silang pada angka disamping :

1 = Layanan tidak memiliki perencanaan dan penganggaran dan tidak pernah

mendapatkan supervisi serta umpan balik

2 = Layanan memiliki perencanaan dan penganggaran bersama/logistik

namun belum mendapatkan supervisi serta umpan balik 1 2 3 4


3 = Layanan memiliki perencanaan dan penganggaran bersama/logistik serta

pernah mendapatkan supervisi serta umpan balik namun belum

melaksanakan umpan balik tersebut ATAU layanan belum memiliki

43
perencanaan dan penganggaran bersama/logistik namun sudah pernah
mendapatkan supervisi serta umpan balik dan melaksanakan umpan balik
tersebut

4 = Layanan memiliki perencanaan dan penganggaran bersama/logistik,

pernah mendapatkan supervisi serta umpan balik serta melaksanakan

umpan balik tersebut

K. MONITORING DAN EVALUASI

KEGIATAN STANDAR DILAKSANAKAN FREKUENSI KETERANGAN

Pencatatan 1. *Ya 2. Tidak 1. *Ya 2. Tidak

Pelaporan 1.* Ya 2.Tidak 1. *Ya 2. Tidak

Melakukan analisis data 1. Ya 2. *Tidak

Memanfaatkan data 1. Ya 2. *Tidak


sebagai bahan advokasi

Berikan skor dengan memberikan tanda silang pada angka disamping :

1 = Tidak ada kegiatan pencatatan dan pelaporan

2 = Ada kegiatan pencatatan dan pelaporan yang terstandar tapi belum

melakukan analisa data


1 2 3 4

44
3 = Ada kegiatan pencatatan, pelaporan dan analisa data yang terstandar tapi

belum memanfaatkan data sebagai bahan advokasi

4 = Ada kegiatan pencatatan, pelaporan, analisa data dan sudah memanfaatkan

data sebagai bahan advokasi

L. PERENCANAAN SECARA TEKNIS DAN PENINGKATAN PROGRAM

Setelah tim menjajaki dan mengamati seluruh proses serta memberikan skor pada masing-masing bagian, lalu
lakukan identifikasi rencana kebutuhan dan kegiatan layanan dengan mengisi tabel perencanaan di bawah ini :

45
SKOR
(AMBIL DARI
BAGIAN MASING- PERENCANAAN PJ KAPAN
MASING
BAGIAN)

A. INFORMASI LAYANAN

B. SUMBER DAYA MANUSIA

C. SUMBER DAYA LAINNYA

D. KEWASPADAAN UNIVERSAL

(UNIVERSAL PRECAUTIONS)

E. PEDOMAN/JUKLAK/JUKNIS

F. BENTUK LAYANAN

G. JUMLAH PASIEN YANG DILAYANI

H. JEJARING LAYANAN

I. BENTUK JEJARING DENGAN

MASYARAKAT DAN UPAYA

PENGURANGAN STIGMA DAN

46
DISKRIMINASI

J. UPAYA PENINGKATAN MUTU

LAYANAN

K. MONITORING DAN EVALUASI

47
SKOR
(AMBIL DARI
BAGIAN MASING- PERENCANAAN PJ KAPAN
MASING
BAGIAN)

A. INFORMASI LAYANAN

B. SUMBER DAYA MANUSIA

C. SUMBER DAYA LAINNYA

D. KEWASPADAAN UNIVERSAL

(UNIVERSAL PRECAUTIONS)

E. PEDOMAN/JUKLAK/JUKNIS

F. BENTUK LAYANAN

G. JUMLAH PASIEN YANG DILAYANI

H. JEJARING LAYANAN

I. BENTUK JEJARING DENGAN

MASYARAKAT DAN UPAYA

PENGURANGAN STIGMA DAN

48
DISKRIMINASI

J. UPAYA PENINGKATAN MUTU

LAYANAN

K. MONITORING DAN EVALUASI

.,. .,.

Kepala Fasyankes/Layanan Pelaksana Layanan

(..) (..)

No No

49
Sampai di sini peserta dapat
mengerjakan Latihan Menentukan
Jenis data dan metode
pengumpulan data monev, sesuai
dengan petunjuk latihan yang ada
pada fasilitator

50
POKOK BAHASAN 4. ANALISIS DATA MONEV

Proses analisis data dimulai dengan menelaah semua data yang tersedia dari berbagai sumber,
yaitu data rutin pencatatan dan pelaporan angket (kuesioner), wawancara, pengamatan dan
lain-lain.

Analisis data dilakukan dalam suatu proses, berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan
sejak pengumpulan data, kemudian pengolahan dan penyajian, dikerjakan secara intensif,
setelah semua pengumpulan data selesai.

A. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka
ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data
rutin program HIV AIDS di fasyankes dapat dilakukan secara manual atau melalui aplikasi
Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS (SIHA).

Kegiatan Pengolahan Data adalah sebagai berikut:


1. Editing
Yaitu proses pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan karena
kemungkinan data yang ada dalam instrumen atau data yang terkumpul tidak logis atau
meragukan.

Dalam proses pencatatan dan pelaporan data rutin program HIV AIDS, pengecekan atau
pengoreksian dilakukan pada formulir layanan di SIHA (contoh: KT, PPIA, IMS, PDP,
dan sebagainya) utamanya terhadap pertanyaan atau variabel yang wajib diisikan di
SIHA atau pertanyaan bertanda bintang (*) seperti: nomor registrasi dan jenis kelamin.

2. Coding
Yaitu pemberian /pembuatan kode-kode pada setiap data yang termasuk dalam kategori
yang sama. Kode adalah symbol atau isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka/
huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data
yang akan dianalisis.
Dalam proses pencatatan dan pelaporan program HIV AIDS, pemberian atau
pembuatan kode tidak dilakukan secara manual karena sudah tersistem dan
terstandarisasi di Aplikasi SIHA.

3. Entri Data
Entri data adalah proses memasukkan data dari instrumen pengumpulan data ke dalam
database manual atau komputer. Jika proses pengolahan data menggunakan sistem
informasi seperti SIHA, maka data dapat langsung dientri ke dalam sitem informasi

51
setelah dilakukan proses editing. Jika tidak terdapat sistem informasi untuk pengolahan
data, maka proses data entri meliputi:

1) Disain template
Adalah proses membuat template yang akan digunakan untuk entri data. Jika
database yang digunakan untuk analisis data adalah database komputer,
program komputer yang dapat digunakan untuk mendisain template antara lain
microsoft excel, epidata, dll. Jika database yang digunakan untuk analisis data
adalah database manual, maka disain template menggunakan proses tabulasi.
Dalam proses pencatatan dan pelaporan program HIV AIDS, disain template
tidak dilakukan secara manual karena sudah tersedia di dalam Aplikasi SIHA dan
bisa diimport ke program microsoft excel.

2) Input data
Input data adalah kegiatan pemindahan data dari instrumen ke dalam program
yaitu Aplikasi SIHA . Dalam proses input data ini, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
- Kecerobohan dalam input data sehingga menyebabkan data tidak valid dan
reliabel.
- Jika proses input data dibantu oleh orang yang tidak berkepentingan, maka
petunjuk yang diberikan harus jelas.

3) Cleaning Data
Cleaning data adalah kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry
apakah ada kesalahan/tidak. Proses melakukan cleaning data dapat dilakukan
dengan:
a) Mengetahui Data Missing
b) Mengetahui Variasi Data
c) Mengetahui Konsistensi Data

Dalam proses pencatatan dan pelaporan program HIV AIDS, celaning data tidak
dilakukan secara manual karena secara sistem Aplikasi SIHA sudah melakukan
cleaning data.

Sampai di sini peserta dapat memahami tahapan pengolahan


data dimulai dari editing, coding, entri dan cleaning data.

B. Analisis Data
Pengertian dan Tujuan Analisis Data

Pengertian
Setelah kita selesai melakukan pengolahan data di aplikasi SIHA, maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis data. Data mentah (raw data) yang sudah kita kumpulkan tidak akan

52
ada artinya jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting,
karena dengan melakukan analisis data dapat mempunyai arti/makna yang dapat berguna
untuk menjawab indikator monitoring dan evaluasi.

Analisis data secara statistik dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dengan tingkat
kedalaman yang berbeda-beda mulai dari yang paling sederhana sampai yang sangat
kompleks.

Bentuk analisis data biasanya disesuaikan dengan tujuan analisis dan sifat dari variabel
data yang akan dianalisis. Tujuan dari analisis data adalah untuk melihat variabel-variabel
yang dapat menggambarkan suatu permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
serta bagaimana data yang ada dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan

Analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut:

1. Membandingkan dua hal atau dua nilai variabel untuk mengetahui selisihnya atau
rasionya, kemudian disimpulkan. X-Y = selisih; X/Y = rasio
2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau
komponen-komponen yang lebih kecil, agar dapat:

Mengetahui komponen yang menonjol (memiliki nilai ekstrim)


Membandingkan komponen yang satu dengan komponen lainnya (dengan
menggunakan angka selisih atau angka rasio)
Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhan (secara
persentase)

3. Memperkirakan atau menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan


suatu (beberapa) kejadian terhadap suatu (beberapa) kejadian lainnya, serta
memperkirakan/meramalkankejadian lainnya. Kejadian (even) dapat dinyatakan
sebagai perubahan nilai variabel.

Pada intinya:
Analisis data adalah kegiatan meng-
ubah data hasil pengumpulan data
menjadi informasi yang mudah
disimpulkan (dibuat interpretasinya)

Dalam hal ini kita masih memfokuskan pada metode analisis yang sederhana, yaitu analisis
menggunakan statistik deskriptif. Pengelola program diharapkan dapat melakukan analisis
hasil monev di wilayah kerjanya, sehingga data yang diperoleh akan dapat dibaca sebagai
suatu informasi yang bermakna dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan monev,
seperti: peningkatan program pengendalian HIV AIDS dan IMS di wilayah kerja, menjadi

53
bahan masukan bagi para pemangku kepentingan dalam perencanaan selanjutnya,
sebagai bahan advokasi kepada para pengambil keputusan dan lain-lain.

Proses Analisis Data

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan/mendeskriptifkan karakteristik masing-


masing variabel yang diteliti. Analisis deskriptif memberikan gambaran (deskripsi) mengenai
suatu data agar data yang tergali menjadi mudah dipahami dan informatif bagi yang
membacanya. Kegiatannya hanya mendeskripsikan nilai-nilai suatu variabel data, baik itu
berupa frekuensi (angka absolut), proporsi, ratio, atau nilai tengah (Mean dan median).

Untuk membantu dan mempermudah dalam melakukan monitoring, pengolahan, dan


analisa data pelayanan HIV AIDS & IMS, telah dikembangkan tools pendukung aplikasi
berbasis excel yang disebut excel bantu analisis SIHA 1.7. Excel bantu ini akan menarik
data dari aplikasi SIHA online. Seluruh data yang berada di SIHA online dapat dimunculkan
dalam berbagai bentuk format tabel dan grafik yang akan dianalisis lebih lanjut.

Cara penggunaan excel bantu analisis SIHA 1.7 bisa dilihat pada buku Petunjuk
penggunaan excel bantu analisis SIHA

Analisis kohort dampak pengobatan ARV dilakukan pada layanan pengobatan ARV. Telah
dikembangkan aplikasi rekap kohort yang dapat melakukan pengolahan dan analisis serta
penyajian data kohort pasien ART di suatu layanan. Pada setiap tingkatan baik tingkat
layanan, Kabupaten/Kota, propinsi dan pusat bisa melakukan analisis terhadap data kohort
pasien di rumah sakit di wilayah kerjanya dengan cara mengumpulkan laporan kohort
layanan kemudian meng-import seluruh laporan layanan ke dalam ARK sehingga akan
dihasilkan analisis data berupa frekuensi dan proporsi suatu variabel dari data pasien yang
pernah menerima perawatan HIV dan ART.

Cara penggunaan aplikasi rekap kohort (ARK) bisa dilihat pada buku Petunjuk
penggunaan aplikasi rekap kohort (ARK)

Data yang dihasilkan pada layanan pengobatan ARV selain menghasilkan data kohort
dampak pengobatan ARV, juga digunakan untuk menghasilkan data berupa indikator
kewaspadaan dini/ Early Warning Indicators (EWI) terhadap kecenderungan terjadinya
resistensi obat ARV. Juga telah dikembangkan tools analisis EWIs sebagai alat bantu
berbasis program Ms Excel yang telah distandarisasi oleh WHO.

Cara penggunaan tools analisis EWI bisa dilihat pada buku Petunjuk pengisian tools
analisis EWIs

54
C. Penyajian dan Interpretasi Data
1. Penyajian Data
Adalah membuat penampilan data yang sudah dianalisis kedalam bentuk-bentuk
tertentu, agar mudah dibaca atau dimengerti oleh para pengguna data dan atau
pengambil keputusan.

Kegunaan penyajian data:


Menunjukkan perkembangan suatu keadaan
Sebagai perbandingan pada suatu waktu.

Penyajian data dapat dilakukan melalui:


a. Tabel data

Tabel data disingkat tabel adalah penyajian data dalam bentuk kumpulan angka-
angka yang disusun menurut kategori tertentu dalam suatu daftar. Dalam tabel, data
disusun secara alfabetis geografis menurut besarnya angka, historis, atau menurut
kelas-kelas yang lazim. Penyajian data dalam bentuk tabel adalah penyajian
dengan memakai kolom dan baris.

Sebuah tabel memuat bagian-bagian sebagai berikut:


- Kepala tabel (Judul tabel).
Kepala tabel memuat nomor tabel dan judul tabel
Judul tabel harus singkat, jelas dan lengkap, hendaknya dapat menjawab apa
yang disajikan, dimana kejadiannya dan kapan terjadi.
- Leher tabel
Leher tabel memuat keterangan atau judul kolom, yang harus ditulis dengan
singkat dan jelas.
- Badan tabel
Badan tabel memuat data (mungkin termasuk tahun)
- Kaki tabel
Kaki tabel memuat keterangan-keterangan tambahan dan sumber data, yaitu
sumber yang menyatakan dari mana data tersebut dikutip

55
Contoh tabel
Tabel 2. Persentase Infeksi HIV di Indonesia yang Dilaporkan Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2008- 2012

Jenis Kelamin
No. Tahun Jumlah
Laki-laki (%) Perempuan (%)
1 2008 6.797 65,6 3.565 34,4 10.362
2 2009 6.334 64,7 3.459 35,3 9.793
3 2010 13.231 61,3 8.360 38,7 21.591
4 2011 11.766 55,9 9.265 44,1 21.031
5 2012 12.193 56,7 9.318 43,3 21.511

Tabel 3. Jumlah Pengidap HIV di Indonesia yang Dilaporkan Menurut Faktor Risiko
Tahun 2010 - 2012

Tahun
No Faktor Risiko
2010 2011 2012
1 Penasun 2,780 3,299 2,461
2 Heteroseksual 6,623 10,668 10,825
3 LSL 506 1,040 1,514
4 Lain-lain 4,362 6,549 6,903
2
5 Tidak Diketahui 7,320 - -
Total 21.591 21.556 21.703

b. Grafik data

Disebut juga diagram data, yaitu penyajian data dalam bentuk gambar-gambar.
Grafik data biasanya berasal dari tabel, karena itu tabel dan grafik biasanya dibuat
bersamaan, yaitu tabel dilengkapi dengan grafik.

Grafik data sebenarnya merupakan penyajian data secara visual . Ada beberapa
jenis grafik data

a). Grafik batang atau balok


Adalah grafik data berbentuk persegi panjang yang lebarnya sama dan
dilengkapi dengan skala tertentu atau ukuranyang sesuai dengan data yang
bersangkutan. Setiap batang (persegi panjang) tidak boleh saling menempel
atau melekat antara satu dengan lainnya dan jarak antara setiap batang yang
berdekatan harus sama. Susunan batang-batang tersebut boleh tegak atau

56
mendatar. Grafik batang dapat berupa grafik batang tunggal, berganda atau
komponen berganda.

b). Grafik garis


Adalah grafik data berupa garis, diperoleh dari beberapa ruas garis yang
menghubungkan titik-titik pada batang bilangan (sistem salib sumbu). Pada
grafik garis digunakan dua garis yang saling berpotongan dan saling tegak lurus.
Pada garis horizontal (sumbu X) ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya
tetap, seperti tahun, umur, atau ukuran-ukuran. Pada garis tegak (sumbu Y)
ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya berubah-ubah seperti capaian
layanan.

c). Grafik lingkaran


Adalah grafik data berupa lingkaran yang telah dibagi menjadi juring-juring
sesuai dengan data tersebut. Bagian-bagian dari keseluruhan data tersebut
dibagi dalam persen. Untuk membuat grafik lingkaran, biasanya dipakai dua
cara, yaitu:
o Membagi keliling lingkaran menurut data-data yang ada
o Membagi lingkaran menurut data yang ada dengan menggunakan
busur derajat.

d). Kartogram
Disebut juga peta statistik adalah grafik data berupa peta yang menunjukkan
kepadatan penduduk, populasi kunci, atau kelompok-kelompok populasi
tertentu.

e). Histogram dan poligon frekuensi


Adalah dua grafik yang sering digunakan untuk menggambarkan distribusi
frekuensi. Histogram merupakan grafik batang dari distribusi frekuensi dan
polygon merupakan grafik garisnya.

Contoh :

57
Grafik 1. Prevalensi Gonore dan/atau Klamidia Menurut Tahun, 2003-2011

Grafik 2.Persentase AIDS yang Dilaporkan Menurut Kelompok Umur


Januari-Desember 2012

58
Grafik 3. Distribusi Populasi Menurut Kelompok Umur

Diagram1. Persentase AIDS yang Dilaporkan Menurut Jenis Kelamin


Januari-Desember 2012

2. Interpretasi Data

Analisis mempunyai posisi strategis dalam suatu penelitian. Namun perlu dimengerti
bahwa dengan melakukan analisis tidak dengan sendirinya dapat langsung memberi
jawaban penelitian, untuk itu perlu diketahui bagaimana menginterpretasi hasil penelitian

59
tersebut. Menginterpretasi berarti kita menjelaskan hasil analisis guna memperoleh
makna/arti.

Interpretasi mempunyai dua bentuk, yaitu arti sempit dan arti luas.Interpretasi dalam arti
sempit (deskriptif) yaitu interpretasi data dilakukan hanya sebatas pada masalah
penelitian yang diteliti berdasarkan data yang dikumpulkan dan diolah untuk keperluan
penelitian tersebut. Sedangkan interpretasi dalam arti luas (analitik) yaitu interpretasi
guna mencari makna data hasil penelitian dengan jalan tidak hanya
menjelaskan/menganalisis data hasil penelitian tersebut, tetapi juga melakukan inferensi
(generalisasi) dari data yang diperoleh dengan teori-teori yang relevan dengan hasil-
hasil penelitian tersebut.

Contoh Penyajian dan Interpretasi Data

a. Penyajian dan Interpretasi Data Bersumber: Excel Bantu Data

Orang Yang Masuk Perawatan HIV dan ART 153,887

Orang Yang Memenuhi Syarat ART 108,060

Orang Yang Pernah Mendapat ART 84,030

Orang Yang Sedang Dalam Perawatan ART 45,631

Grafik 4. Kaskade Layanan ART Nasional sd September 2014

Sampai dengan September 2014 jumlah orang yang masuk perawatan HIV dan ART
adalah 153. 887 pasien. Sebanyak 108,060 pasien (70%) memenuhi syarat untuk
mendapatkan terapi ARV, 30% lainnya belum memenuhi syarat dikarenakan faktor
jumlah CD4 350 atau belum masuk ke stadium 3 dan 4 atau merupakan populasi
WPS, IDU, Ibu Hamil, Waria, LSL atau populasi kunci lainnya. Dari 108,060 yang
memenuhi syarat ART, 84,030 pasien (77%) pernah mendapatkan ART dan 45,631
pasien (54%) masih dalam perawatan ART sd september 2014.

60
b. Penyajian dan Interpretasi Data Bersumber:Excel Bantu Kohort

45.0
40.0 2004
35.0 2005
30.0
2006
25.0
2007
20.0 2008
2010 2009
15.0 2011
2012
10.0 2013
5.0
-

Grafik 5. Proporsi Meninggal ODHA Dengan ART Menurut Lamanya Pengobatan


Tahun 2004-2013

Perawatan dan pengobatan terhadap pasien HIV dimulai pada tahun 2004. Dalam
12 bulan pertama, 25% menghilang dari perawatan dikarenakan meninggal. Namun,
dalam perjalanannya, proporsi pasien yang meninggal semakin berkurang yakni
pada tahun 2005 (20%), 2006 (18%), 2007 (16%), dan pada tahun 2012 (12%).
Selama 8 tahun program pengobatan ARV (2004-2012) terjadi penurunan proporsi
yang meninggal dunia setelah 12 bulan pengobatan hingga 13%, yakni dari 25% ke
13%. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan kualitas pengobatan terhadap pasien
HIV.

c. Penyajian dan Interpretasi Data Bersumber: Tools EWIs

61
Grafik 6.Jumlah dan Proporsi Kinerja Rumah Sakit Seluruh Indonesia dalam
Mengurangi Laju Resistensi Obat ARV Pada Tahun 2012

Pada tahun 2012, dari 51 layanan dilakukan analisis terhadap indikator global yakni
infikator kewaspadaan dini terhadap resistensi obat ARV. Pada Indikator 1 EWI
yakni mengenai ketepatan waktu pengambilan obat, secara nasional 26 RS yang
mempunyai data kunjungan pengambilan obat, memiliki kinerja Buruk dengan
kondisi pasien mengambil obat ARV secara tidak tepat waktu. Ketidaktepatan waktu
pengambilan obat ARV menunjukkan pasien mengalami sisa hari tanpa obat artinya
pasien tidak mengonsumsi obat dalam jangka waktu tertentu. Ketidaktepatan waktu
pengambilan obat ini mampu mendekatkan pasien pada peristiwa resistensi,
sehingga virus HIV tidak lagi merespon terhadap obat ARV yang diberikan.

Pada indikator 2 EWI, yakni Indikator yang menunjukkan pasien masih dalam
perawatan setelah 12 bulan pengobatan,secara nasional capaian indikator ini juga
Buruk. Capaian indikator EWI ini dipengaruhi dengan peristiwa meninggal, stop dan
gagal follow up. Jika peristiwa tersebut tinggi maka menunjukkan bahwa terjadi
kegagalan pengobatan terhadap pasien sehingga pasien tidak lagi dalam perawatan
ARV dan peluang terhadap resistensi virus terhadap obat ARV semakin besar.

Pada indikator 3 EWI, yakni kekosongan stok farmasi, secara nasional capaiannya
sudah Baik. Hal tersebut memperkecil peluang resistensi dikarenakan layanan
mampu menyediakan obat ARV secara kontinu untuk terapi pada pasien.

Pada Indikator 4 EWI, yakni praktik pemberian obat, secara nasional sudah
mengikuti rejimen standar tata laksana pengobatan ARV nasional yakni
menggunakan tripel rejimen. Tidak disarankan menggunakan rejimen tidak standar
(mono/dual terapi) dikarenakan ketidakstandaran penggunaan rejimen mampu
menyebabkan virus mengalami resistensi terhadap obat, meskipun masih ada satu
layanan yang yang masih belum secara penuh memberikan pengobatan standar.

62
Setelah mempelajari materi: Pengolahan data
dan keseluruhan materi Analisis data, peserta
dapat melakukan Latihan 5. Analisis, Penyajian
serta Interpretasi Data sesuai dengan Petunjuk
latihan yang ada pada fasilitator.

63
POKOK BAHASAN 5. LAPORAN DAN UMPAN BALIK

A. Tujuan, Manfaat Dan Ruang Lingkup Laporan Dan Rekomendasi Hasil Monev
Sebagaimana halnya penelitian, pada monev program pengendalian HIV AIDS dan IMS
juga perlu dibuat laporan serta rekomendasinya. Pelaksanaan monev yang dilakukan
tanpa laporan dan rekomendasinya ibarat bekerja tanpa makna.

1. Tujuan dan Manfaat Laporan Hasil Monev

a. Tujuan penulisan laporan hasil monev


Tujuan penulisan laporan hasil monev adalah agar pelaksanaan monev dan
hasilnya terdokumentasi, sebagai bukti bahwa monev telah dilaksanakan.

b. Manfaat penulisan laporan hasil monev


Manfaat bagi institusi/orang yang menjadi sasaran monev
Mendapatkan gambaran tentang kinerjanya dalam pelaksanaan program
pengendalian HIV AIDS dan IMS selama periode tertentu sehingga memiliki
bahan acuan dalam melakukan upaya peningkatan dan perbaikan.

Manfaat bagi pemangku kepentingan


Mendapatkan gambaran tentang kinerja institusi yang berada dalam wilayah
rentang kendalinya dalam pelaksanaan program pengendalian HIV AIDS dan
IMS, sehingga memiliki acuan dalam merencanakan dan melakukan
pembinaan yang diperlukan dan lebih terarah sesuai dengan hasil kinerja
yang ditunjukkan dalam laporan hasil monev

Manfaat bagi masyarakat pengguna layanan


Dengan adanya upaya perbaikan layanan sebagai tindak lanjut laporan hasil
monev, maka masyarakat pengguna akan mendapatkan pelayanan yang
lebih baik dan meningkat baik jenis maupun kualitas layanannya.

2. Ruang lingkup Laporan dan Rekomendasi Hasil monev


Sebenarnya belum ada ketentuan baku berkaitan dengan ruang lingkup laporan
hasil monev. Laporan monev juga tidak mungkin sama dengan laporan penelitian.
Pada intinya ruang lingkup laporan monev meliputi:
a. Ringkasan eksekutif
Gambaran ringkas tentang monev yang telah dilaksanakan, mulai dari tujuan,
program yang dimonev, metode pengumpulan data dan hasil analisis. Pada

64
bagian akhir ringkasan eksekutif dicantumkan secara singkat kesimpulan dan
rekomendasi, sebagai penegasan yang harus ditindaklanjuti.

b. Pendahuluan
Memberikan gambaran tentang:
Latar belakang perlunya pelaksanaan monev, program yang dimonitor dan
dievaluasi
Tujuan monev.
Manfaat monev

c. Pelaksanaan monev
Memberikan gambaran tentang:
Metode pengumpulan data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data
Jadwal pelaksanaan, lokasi, sumber data, pelaksana

d. Analisis data dan hasilnya


Pengolahan
Penyajian
Hasil analisis

e. Kesimpulan dan Rekomendasi


Berdasarkan hasil analisis apa yang kesimpulan dan rekomendasi tindak lanjut
hasil monev tersebut

B. Langkah-Langkah Penyusunan Laporan dan Rekomendasi Hasil Monev

Dalam menyusun laporan monev dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Persiapan:
Pada tahap ini penyusun laporan mengumpulkan seluruh dokumen yang terkait
dengan pelaksanaan monev yang akan dibuat laporannya. Termasuk dalam hal ini
dokumen rencana monev, insrumen pengumpulan data dan hasilnya, hasil
pengolahan, penyajian dan analisis data. Lakukan review terhadap dokumen-
dokumen tersebut, dan buat catatan tentang hal-hal yang perlu dicantumkan dalam
laporan

b. Penyusunan laporan
Pelaporan hasil monev program pengendalian HIV AIDS dan IMS harus
memperhatikan format penulisan laporan, isi laporan dan penyampaian laporan.

Format Penulisan Laporan


Belum ada format laporan monev yang baku, tetapi sebaiknya laporan monev meliputi:
1) Ringkasan eksekutif

65
2) Pendahuluan
3) Pelaksanaan monev
4) Analisis data dan hasilnya
5) Kesimpulan dan Rekomendasi
Apabila ada lampiran pendukung yang dianggap perlu dapat dilampirkan

Isi Laporan
Isi laporan yang dibuat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Memadai: memberikan informasi yang memadai , baik mengenai metode
pengumpulan data maupun analisisnya
2) Akurat: memberikan informasi yang dapat diandalkan/dipercaya. Perlu ditelaah
sebaik-baiknya sebelum laporan monev menjadi laporan akhir dan diserahkan.
3) Obyektif: memberikan informasi yang sebenarnya, tidak berpihak, menyebutkan
asumsi-asumsi yang berpengaruh terhadap hasil monev, dapat
dipertanggungjawabkan.
4) Singkat dan jelas. Laporan hasil monev jangan bertele-tele, cukup singkat tetapi
jelas.
Menuliskan rekomendasi
Rekomendasi biasanya dirumuskan pada langkah terakhir, dengan mereview
keseluruhan isi laporan. Rekomendasi tidak boleh keluar dari tujuan monev serta hasil
monev. Rekomendasi juga harus merupakan sesuatu yang realistis, mudah dipahami
untuk merencanakan tindak lanjutnya.

Setelah semua selesai, maka Laporan Hasil Monev siap untuk dikirimkan kepada pihak
yang berhak menerima laporan, sesuai dengan ketentuan. Perhatikan jadwal
penyampaian laporan monev.

Sampai disini peserta dapat melakukan


Latihan Penyusunan laporan dan
Rekomendasi hasil monev sesuai dengan
Petunjuk latihan yang ada pada fasilitator

C. Umpan Balik Hasil Monev


Monitoring dan evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh
seseorang/kelompok orang atau suatu institusi yang memiliki kapasitas dan
kewenangan dalam memantau dan menilai pelaksanaan suatu program atau kegiatan
baik meliputi komponen input, proses maupun output bahkan sampai outcome dan
dampaknya. Dalam program pengendalian HIV AIDS dan IMS, telah ada pembagian
peran yaitu: Dinas Kesehatan kabupaten/kota melakukan monev kepada UPK di wilayah
kerjanya, Dinas Kesehatan provinsi melakukan monev kepada Dinas Kesehatan
kabupaten/kota di wilayah kerjanya.

66
Pada bagian pertama dari Pedoman Nasional Monitoring dan Evaluasi Program
Pengendalian HIV AIDS dan IMS, disebutkan bahwa tujuan monev yang terutama
adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan konerja program pengendalian HIV AIDS
dan IMS. Sehubungan dengan itu , maka hasil monev selain dibuat laporannya, juga
perlu diumpan balikkan kepada pihak yang berkepentingan, baik yang menjadi sasaran
monev maupun pihak terkait lainnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam program
pengendalian HIV AIDS dan IMS melibatkan berbagai pihak baik internal sektor
kesehatan (lintas program) maupun pihak eksternal sektor kesehatan (lintas sektor
termasuk swasta dan LSM). Kepada siapa umpan balik harus disampaikan tentunya
tergantung dari ruang lingkup program/kegiatan yang dimonev, serta keterkaitan pihak-
pihak tersebut dalam program/kegiatan yang dimonev.

Apakah Umpan balik?


Umpan balik memainkan peran yang amat penting dalam komunikasi, sebab ia
menentukan berlanjutnya atau berhentinya komunikasi. Hasil monev merupakan suatu
bentuk pesan atau informasi yang diperoleh setelah suatu rangkaian kegiatan yang
melibatkan komunikasi verbal maupun nonverbal. Sebagai suatu pesan atau informasi
maka hasil monev perlu diumpanbalikkan agar ada kelanjutan dari hasil monev tersebut.
Umpan balik yang dilakukan adalah umpan balik verbal dalam bentuk kata-kata maupun
tulisan. Umpan balik secara verbal kemungkinan akan mendapat tanggapan seketika
dari orang yang diberi umpan balik.

Umpan balik :
Sesuatu yang diberikan/disampaikan kepa
da seseorang dan bermanfaat untuk da
pat mengkaji apa yang telah dilakukan.
Umpan balik adalah masukan yang diterima
seseorang sehubungan dengan apa yang
telah dikerjakan.
Dengan umpan balik, seseorang akan tahu
apakah yang telah dilakukan sudah benar ,
sesuai dengan ketentu an dan mencapai
hasil yang diharapkan

Bagaimana uman balik hasil monev disampaikan?


Sebaiknya hasil monev diumpanbalikkan secara langsung kepada pihak yang
bersangkutan. Mungkin dilakukan dalam suatu acara tatap muka atau pertemuan
monev. Dalam hal ini penyampai umpan balik harus mempersiapkan bahan yang akan
diumpanbalikkan dengan sebaik-baiknya. Mengingat bahwa materi umpan balik
berkaitan dengan hasil kinerja suatu program yang melibatkan institusi atau orang
tertentu, penyampaian umpan balik harus memperhatikan kaidah-kaidah komunikasi
yang efektif

67
Sampai di sini peserta dapat Bermain peran.
Melakukan umpan balik hasil monev sesuai
dengan petunjuk Bermain peran yang ada pada
fasilitator.

68
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI, 2013, Pedoman Monitoring dan Evaluasi Program Pengendaan HIV dan IMS
2. Kemenkes RI, 2015, Petunjuk Teknis Pengisian Formulir Pencatatan dan Pelaporan
Program Pengendalian HIV AIDS dan IMS.
3. Family Health International, 2004, Monitoring HIV AIDS Programs: A Facilitators Trainning
Guide.
4. Kemenkes RI, 2016, Petunjuk penggunaan excel bantu analisis SIHA 1.7
5. Kemenkes RI, 2016, Petunjuk penggunaan aplikasi rekap kohort (ARK)
6. Kemenkes RI, 2016, Petunjuk pengisian tools analisis EWI

69

Anda mungkin juga menyukai