I. DESKRIPSI SINGKAT
Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program. Monitoring dilaksanakan secara berkala dan
terus-menerus, agar dapat segera mengetahui apabila ada ketidaksesuaian dalam
pelaksanaan kegiatan program yang telah direncanakan, sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikan sesegera mungkin. Evaluasi dilaksanakan pada akhir
pelaksanaan kegiatan/program, dengan tujuan untuk mengetahui hasil yang dicapai,
apakah telah sesuai dengan target indikator yang telah ditetapkan atau belum.
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila ini merupakan
pertemuan pertama di kelas ini, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja/pengalaman
bekerja terkait dengan materi yang akan disampaikan.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan
dibahas, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
1. Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta dalam
sesi ini.
2. Sampaikan penegasan-penegasan penting dalam melaksanakan monev program
pengen dalian HIV dan IMS.
3. Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam
POKOK BAHASAN 1. KONSEP MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM
V. URAIAN MATERI
Monitoring
Monitoring adalah pelacakan dan pelaporan rutin dari informasi prioritas dari sebuah
program beserta luaran dan hasil yang diinginkan.
Monitoring mempunyai makna yang lebih luas dari sekedar mencatat dan
melaporkan apa yang sudah berlangsung.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan melalui pengumpulan dan analisis informasi yang sistematik, teliti
dan ilmiah tentang aktifitas-aktifitas program, karakteristik dan hasil dari sebuah
program spesifik tertentu, untuk menentukan seberapa pantas atau bernilai program
tersebut. Jika sebuah program dianggap pantas, maka penting pula untuk
menentukan apakah dari segi biaya juga cukup bernilai.
Secara ringkas, evaluasi adalah piranti untuk menjawab Apakah tujuan tercapai
atau tidak, dan mengapa?
Evaluasi pada prinsipnya adalah:
Proses pengukuran dan perbandingan antara
hasil-hasil pekerjaan yang sebenarnya
dicapai dengan hasil yang seharusnya
dicapai.
Evaluasi berkaitan erat dengan pengambilan
keputusan, baik di tingkat pelaksanaan
(operasional) maupun di tingkat kebijakan
(policy)
Tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah untuk berbagi informasi
dengan pemangku kepentingan yang relevan, dalam rangka mengambil
pelajaran (lessons learned) dari semua pencapaian hasil dan masalah-masalah
yang muncul dalam implementasi program pengendalian HIV AIDS dan IMS.
B. Perbedaan monitoring dan evaluasi
Monitoring:
- Fokus pada Mengamati kegiatan operasional dan menggambarkan secara
deskriptif masukan (input), proses (process), dan keluaran (output).
- Metode dan analisis: pengkajian rutin laporan berkala, register, data cakupan
pela yanan, basis data dan observasi lapangan
- Analisis: Menggambarkan dan menghubungkan aktifitas dan sumberdaya
dengan tujuan yang direncanakan (apakah sudah sesuai, sejalan, tidak ada
penyimpangan, apakah ada penyesuaian,dll).
- Waktu pelaksanaan: dilaksanakan berkelanjutan atau secara berkala selama
prog ram berjalan
Evaluasi:
Fokus pada penilaian seluruh proses sampai hasil (outcome ) dan dampak
(impact) secara lebih analitik, termasuk relevansi dan effectiveness
Metode dan analisis: dilakukan dengan desain riset ilmiah yang teliti, dalam dan
kadangkala cukup rumit
Menganalisis kontribusi/ hubungan sebab tertentu antara aktifitas program
dengan hasil dan dampak sehingga dapat menilai relevansi dan keberhasilan,
(efficacy dan effetiveness, termasuk cost-effetiveness)
Waktu pelaksanaan: Umumnya dilaksanakan pada pertengahan dan akhir
program
a. Mengumpulkan dan mengolah data dari sumber data (Puskesmas, rumah sakit,
klinik dan LSM).
b. Memberikan umpan balik bulanan atau permintaaan perbaikan data ke sumber
data
c. Mengirim data ke Dinkes Provinsi setiap bulan
d. Memanfaatkan aplikasi elektronik Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS (SIHA)
untuk melakukan pengumpulan, umpan balik/perbaikan data, dan pelaporan
kegiatan pelayanan HIV AIDS & IMS
e. Melatih dan supervisi untuk UPK
f. Monitoring dan evaluasi program di tingkat unit pelaksana, khususnya
implementasi standar minimal layanan HIV dan IMS di tingkat kabupaten/ kota
(lihat lampiran)
Dari ke 16 kegiatan program pengendalian HIV-ADS dan IMS, yang perlu dimonitor
dan dievaluasi adalah:
1. Konseling dan tes HIV (KT)
2. Perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP)
3. Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA)
4. Pengendalian IMS
5. Pengurangan dampak buruk Napza
6. Kolaborasi TB-HIV
Tujuan monev penting dalam menentukan monev apa yang akan dilakukan. Berikut
adalah keterkaitan antara tujuan monev dengan tipe atau jenis monev:
1) Tujuan monev untuk merancang program ( Program design), monev yang
dilakukan:
Pengumpulan data dasar (baseline)
Monev formatif
2) Tujuan monev untuk memonitor proses yang sedang berjalan (Ongoing
monitoring process), monev yang dilakukan:
Monitoring input, proses, output dan kualitas layanan
3) Tujuan monev untuk menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak (Best
practices), monev yang dilakukan:
Evaluasi outcome atau dampak
Studi khusus
Riset
4) Tujuan monev untuk merancang ulang/redesain (Monev for decision making)
(Lesson learned), monev yang dilakukan:
Program interview untuk monitoring data
Studi khusus
5) Tujuan monev untuk akuntabilitas pada tingkat program, monev yang dilakukan:
Monitoring data
Hasil review program
Evaluasi dengan kelompok pembanding (Evaluation with comparison group)
Rincian indikator setiap program tersebut secara lengkap terlampir atau dapat dilihat
pada buku Pedoman Nasional Monitoring dan Evaluasi Program Pengendalian HIV
AIDS dan IMS. Pelajari secara cermat. Cara mempelajari adalah dengan
mengaitkan indikator tersebut dengan formulir pencatatan dan pelaporannya,
sehingga dapat ditelaah apakah indikator tersebut memungkinkan (feasible) atau
tidak untuk dipilih dalam pelaksanaan monev.
Untuk mendapatkan indikator input dan proses perlu dikembangkan instrument seperti
check list (daftar tilik), kuesioner (angket), panduan wawancara, yang akan dipelajari
pada pembahasan Materi Inti-3, tentang Pengumpulan Data.
Hasil pemilihan indikator dapat dituangkan dalam matriks sebagai contoh berikut
Matriks Indikator
Program yg dimonitor
No Indikator
dan dievaluasi
Sampai di sini peserta dapat mengerjakan Latihan 2.
Memilih indikator program/kegiatan yang akan diukur
berdasarkan tujuan monev (hasil dari Latihan 1),
sesuai dengan Petunjuk latihan yang ada pada
fasilitator
Sumber daya manusia internal: sumber daya manusia dari dalam institusi sendiri
(lingkungan Dinkes provinsi/kabupaten/kota), baik internal program maupun lintas
program
Sumber daya manusia eksternal: sumber daya manusia dari luar institusi (diluar
lingkungan Dinkes provinsi/kabupaten/kota), bisa lintas sektor terkait dengan
program/kegiatan yang dimonitor dan dievaluasi, LSM, tokoh masyarakat, kader
dan lain-lain.
Dana dan sumber dananya
Fasilitas pendukung lainnya sesuai kebutuhan
Hasil identifikasi sumber daya internal dan eksternal serta peran masing-masing
dalam pelaksanaan monev , serta dana dan fasilitas pendukung lainnya, dapat
dituangkan dalam matriks sebagaimana contoh berikut:
No Program Indikator SDM SDM Sumber daya
yg dimoni internal eksternal
tor dan yg yg Dana Sumber Fas
dievaluasi terlibat terlibat Dana pendukung
lain
Catatan:
Tujuan monev : hasil dari Latihan 1
Program yang dilakukan monev dan indikator: hasil dari Latihan 2
1. Data rutin adalah data yang dikumpulkan secara berkala dalam periode waktu
tertentu, meliputi:
a. Data rutin dari layanan adalah data rutin yang dikumpulkan di layanan
kesehatan dan diambil dari aplikasi Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA), yaitu:
Pencatatan dan pelaporan Layanan Konseling dan Tes HIV (KT)
Pencatatan dan pelaporan Layanan Infeksi Menular Seksual (IMS)
Pencatatan dan pelaporan Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu
ke Anak (PPIA)
Pencatatan dan pelaporan Layanan pengobatan ARV
Pencatatan dan pelaporan Layanan Alat Suntik Steril (LASS)
Pencatatan dan pelaporan Layanan Rumatan Metadone
Pencatatan dan pelaporan Surveilans AIDS
b. Data rutin dari hasil kegiatan survei adalah data rutin yang dikumpulkan
dari hasil kegiatan survei, yaitu:
Sero Surveilans HIV
Survei Terpadu Biologis dan Perilaku
2. Data non-rutin adalah data yang hanya diminta pada saat tertentu saja
(insidental) dan tidak terdapat pada data rutin.
Contoh: Penelitian operasional (Operational research)yang dilakukan sesuai
kebutuhan Resistensi obat gonorrheae (GO), tujuannya adalah untuk melihat
apakah obat Cefixime+Azithromycine masih efektif untuk mengobati gonorrheae
(GO).
Dalam modul ini, pembahasan akan lebih difokuskan pada data rutin.
C. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data Program Pengendalian HIV AIDS dan
IMS
Formulir pencatatan individu adalah formulir yang memuat data dari setiap
pasien/klien, sedangkan laporan bulanan adalah data agregat yang dihasil
kan dari pencatatan individu setiap bulan. Pencatatan dan pelaporan yang
akan dibahas dalam modul ini adalah:
Pencatatan dan peaporan Layanan Konseling dan Tes HIV (KT)
Pencatatan dan pelaporan Layanan Infeksi Menular Seksual (IMS)
Pencatatan dan pelaporan Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu
ke Anak (PPIA)
Pencatatan dan pelaporan Layanan pengobatan ARV
Contoh:
Surveilans Sentinel HIV (SSH) Data Biologis
Surveilans Sentinel HIV (SSH) Data Perilaku
Survei Terpadu Biologis dan Perilakc. Data rutin lainnya :
SDM Pelatihan
Data peserta pelatihan yang dikumpulkan oleh penyelenggara
program pengendalian HIV AIDS dan IMS di tingkat kabupaten/kota,
provinsi, atau pusat.
Metode yang digunakan: Observasi dokumen
Instrumen yang digunakan: Formulir biodata SDM pelatihan
3.1. Telaah terhadap hasil pencatatan data rutin di layanan (versi SIHA 1.7)
1). Layanan Konseling dan Tes HIV
Formulir Konseling dan Tes HIV
2). Layanan Infeksi Menular seksual (IMS)
Formulir IMS
3). Layanan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA)
Formulir PPIA
4). Layanan ART
a) Ikhtisar Perawatan Pasien HIV dan ART
b) Kartu pasien
c) Register pra ART
d) Register ART
e) Register Pemberian Obat
f) Register Stok Obat
3.2. Telaah terhadap hasil pelaporan data rutin dari layanan (versi SIHA 1.7)
1). Laporan Layanan Konseling dan Tes HIV (KT)
2). Laporan Infeksi Menular Seksual (IMS)
3). Laporan Layanan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA)
4). Laporan Layanan ARV (Laporan Bulanan Perawatan HIV dan ART;
laporan Kohort dampak pengobatan ART; laporan Early Warning
Indicator/EWIs)
3.3. Telaah terhadap hasil pencatatan data rutin hasil kegiatan survei
Sero surveilans data biologis
Formulir data dasar sero surveilans
Formulir individu sero surveilans
INPUT
A. TENAGA JUMLAH TERLATIH HONORER AKTIF
1. Dokter
2. Bidan / perawat
3. Konselor
4. Laboratorium
5. RR
6. Petugas lain (LSM,
Kader dll)
C. LOGISTIK
Kebutuh Ketersedia
1. Material / peralatan
an an
a. Reagensia
- Rapid I
- Rapid 2
- Rapid 3
b. Bahan habis pakai
- Kapas alkohol
- Tabung vacutainer
- Sarung tangan
- Syringe needle
- Venoject needle
- Kondom laki-laki
- Kondom
perempuan
- Media KIE
- Safety box
2. Fasilitas /
Ya Tidak
perlengkapan
a. Komputer
b. Jaringan internet
c. Ruangan konseling
d. Aplikasi SIHA
e. Lembar balik HIV
f. Lembar balik IMS
g. Dildo
h. Printer
3. Pedoman kerja /
Ya Tidak
form
a. Pedoman KT
b. SOP
c. Form pelaporan
d. Form catatan medis
(form KT SIHA)
e. Form rujukan PDP
f. Form rujukan LSM
g. Form persetujuan
pasien
h. Form permohonan
pemeriksaan
laboratorium
i. Formulir hasil tes
j. Amplop hasil tes
k. Alur layanan
l. Form laporan pajanan
PROSES
A. Proses pencatatan Ya Tidak
1. Penggunaan form
standar
2. Penggunaan aplikasi
SIHA
3. Input data individu
4. Pembuatan laporan
bulanan
B. Proses pelaporan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AgS Sep Okt Nov Des
1. Tepat waktu
2. Mengirim berkala tiap
bulan
3. Unggah ke website
SIHA
4. Hardcopy
5. Ketepatan
6. Kelengkapan
Ti
C. Proses layanan Ya dak
1. Penerapan alur
layanan
2. Penerapan SOP
layanan
KESIMPULAN
Pokok masalah Saran perbaikan
1. Tenaga
2. Sumber dana
3. Logistik
4. Proses pencatatan
5. Proses pelaporan
6. Proses layanan
Pelaksana Pimpinan
Klinik
(ttd) (ttd)
nama Nama
CHECKLIST MONITORING LAYANAN IMS
A. Nama Layanan :
B. Kabupaten :
C. Tgl :
D. Penilai :
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
I. INPUT
1. TENAGA / SUMBER DAYA
Tenaga Dokter Perawat Bidan Laboran RR
Jumlah
Terlatih
2. DANA
1] Dana Operasional
Sumber APBD APBN GF Swadaya Lain
Jumlah
2] Dana Logistik
Sumber APBD APBN GF Swadaya Lain
Jumlah
3. LOGISTIK
Variable Jumlah Cukup/ Baik Ketarangan
Alat/Instrumen
Spekulum
Anuskopi
Bed Gyn
Lampu periksa
Rotator dengan waktu & rpm
Sentrifus dengan waktu & rpm
Micropipet
Mikroskop dengan lampu
Bahan habis pakai
Objek gelas
Cover gelas
Lidi kapas
ph paper range 3,8 - 5,4
Tip kuning
Tabung vacuntainer SST
Jarum Vacuntainer
Holder Vacutainer
Safety box
Syringe needle
Sarung tangan
Variable Jumlah Cukup/ Baik Ketarangan
Formulir
Form Rekam Medis IMS dari Kemkes
Form Laporan IMS dari Kemkes
Form identitas pasien
Form persetujuan/ informed cosent
Materi KIE
KIE untuk Masyarakat/ klien
KIE untuk Tenaga Kesehatan
Lembar informasi layanan Kesehatan
IMS
Reagensia
Metilen Blue/ Gram
KOH 10%
Nacl 0,9%
RPR/VDRL Sifilis
Sifilis Rapid / TPHA
Obat-obatan
Cefiksim 100 mg atau 200 mg
Asitromisin 250 mg atau 500mg
Nystatin vaginal supp 100.000 IU
Metronidazole tab 250 mg atau 500mg
Benzatine Penicillin 2,4 Juta IU/vial
Doksisiklin tab 100mg
Cifrofloksasin tab 500 mg
Asiklofir tab 200mg/400mg
Podofilin tincture 25% & vaseline album
Adrenalin ampul/ epinefrin + spuit 3 cc
Ruangan
Ruang administrasi yang terjaga
kerahasiannya
Ruang pemeriksaan dilengkapi wastafel
dengan air mengalir
Ruang laboratorium dilengkapi dengan
wastafel air mengalir
Ruang pengobatan dan konseling yang
terjaga privasinya
Sarana RR
Komputer
Printer
Obat-obatan
Kartu Pasien
BUku Pedoman
SOP
II. PROSES
Pelaksanaan Pelanyanan
Ketarangan
Pelaksanaan alur layanan pada penderita
1. Inspeksi SOP Ya / Tidak
2. Palpasi sesuai SOP Ya / Tidak
3. Pengambilan sampel sesuai sop Ya / Tidak
4. Pemberian Konseling sesuai SOP Ya / Tidak
5. Pemerksaan Lab sesuai Prosedur Ya / Tidak
6. Kesuaian pemeriksaan dan diagnosis dan Ya / Tidak
terapi
Jaminan Kualitas / QC
Mengecek rutin suhu refrigerator dan Ya / Tidak
mencatatnya pada formulir pencatatan suhu
1 Material / Peralatan
1. Mesin CD4
2. Reagen CD4
3. ARV Dewasa
* LINI 1
* LINI 2
4. ARV Anak
28
5. Obat - Obat IO
6. Kondom
2 Pedoman Kerja/Form
a. Buku Pedoman
b. SOP PDP
c. Alur Layanan
d. Form Pelaporan
1. Form Ikhtisar Perawatan
2. Kartu Pasien
3. Form Register Pra-ART
4. Form Register ART
5. Register Pemberian Obat
6. Register Stok Obat
7. Form Laporan Kohort
8. Form Lap.Kolaborasi TB-HIV
e. Bahan KIE
3 Fasilitas / Perlengkapan
a. Ruang Perawatan
c. Ruang laboratorium
d. APD (Alat Pelindung Diri)
e. Komputer
f. Jaringan Internet
f. Aplikasi SIHA / IOMS
29
PROSES
CATATAN
Mengetahui,
P.Jawab KLINIK PDP Pelaksanan Monev
30
INSTRUMEN PENJAJAKAN PPIA
A. INFORMASI LAYANAN
NAMA LAYANAN :
TIM PENJAJAK :
TANGGAL PENJAJAKAN :
MANAJEMEN LAYANAN
B. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
31
*optional, hanya ada di rumah sakit
32
I. INDIKATOR IN PUT
C. SUMBER DAYA LAINNYA
C.1. Alat/Instrumen
5 Jenis Formulir
33
C.2. Reagen dan Obat-Obatan
Jenis Reagen:
Obat-Obatan:
C.3. Ruangan
34
Ruang Pemeriksaan dan Pengobatan
1 Ruangan yang nyaman dan terjaga privasinya 1. Ya 2. *Tidak
Ruang Laboratorium
2 Aliran listrik 1. *Ya 2. Tidak
35
D. PEDOMAN/JUKLAK/JUKNIS
Depkes 2003
2. Pedoman Nasional Manajemen Program HIV dan AIDS, Kemenkes 2010 1. Ya 2. *Tidak
3. Pedoman Nasional Monitoring dan Evaluasi Program Pengendalian HIV dan AIDS, 1. Ya 2. *Tidak
Kemenkes 2010
36
II. INDIKATOR PROSES
(Mobile Clinic)
Lainnya, sebutkan .
.
Apakah Fasyankes/Layanan memiliki angket untuk mengukur kepuasan pasien? 1. *Ya 2. Tidak
Jika Ya, apakah angket dilakukan secara rutin minimal setahun sekali? 1.* Ya 2. Tidak
Jika Ya, Apakah hasil angket didiskusikan dengan semua staf dilayanan? 1. *Ya 2. Tidak
37
2 = Ada layanan dan sudah memiliki angket tapi angket belum dilakukan
secara rutin
1 2 3 4
3 = Ada layanan, angket sudah dilakukan secara rutin namun hasil angket
belum didiskusikan
sudah didiskusikan
Apakah layanan melakukan pemeriksaan syphilis dalam 3 bulan terakhir? 1*. Ya 2. Tidak
Jika Ya, dan hasilnya positif, pakah diobati dengan benzatin penicillin 2,4 Juta IU? 1. *Ya 2. Tidak
38
Berikan skor dengan memberikan tanda silang pada angka disamping :
pemeriksaan syphilis
NO KEGIATAN JAWABAN
1 Apakah ada tempat mencuci tangan dengan air mengalir 1. *Ya 2. Tidak
2 Apakah layanan menggunakan alat pelindung diri (APD) cth:sarung 1. *Ya 2. Tidak
tangan, baju pelindung
3 Apakah layanan memisahkan limbah infeksius dan non infeksius 1. *Ya 2. Tidak
4 Apakah layanan melakukan pemisahan limbah benda tajam 1. *Ya 2. Tidak
Berikan skor dengan memberikan tanda silang pada angka disamping :
39
3 = Kewaspadaan universal yang dilakukan 50% - <100%
H. JEJARING LAYANAN
3 = Hanya ada salah satu jejaring dan sudah berjalan optimal ATAU sudah ada
jejaring namun belum berjalan optimal
40
I. BENTUK JEJARING DENGAN MASYARAKAT DAN UPAYA PENGURANGAN STIGMA DAN DISKRIMINASI
1. Apakah ada hambatan non teknis yang dialami Fasyankes saat melayani populasi 1. Ya 2.* Tidak
resiko tinggi ?
41
2. Apakah Fasyankes sudah melakukan upaya untuk mengurangi stigma dan 1. Ya 2.* Tidak
diskriminasi?
1 = Tidak ada jejaring dengan masyarakat dan upaya pengurangan stigma dan
diskriminasi
2 = Hanya ada beberapa jejaring dengan masyarakat namun belum ada upaya
1 2 3 4
3 = Hanya ada beberapa jejaring dengan masyarakat dan sudah ada upaya
42
J. UPAYA PENINGKATAN MUTU LAYANAN
43
perencanaan dan penganggaran bersama/logistik namun sudah pernah
mendapatkan supervisi serta umpan balik dan melaksanakan umpan balik
tersebut
44
3 = Ada kegiatan pencatatan, pelaporan dan analisa data yang terstandar tapi
Setelah tim menjajaki dan mengamati seluruh proses serta memberikan skor pada masing-masing bagian, lalu
lakukan identifikasi rencana kebutuhan dan kegiatan layanan dengan mengisi tabel perencanaan di bawah ini :
45
SKOR
(AMBIL DARI
BAGIAN MASING- PERENCANAAN PJ KAPAN
MASING
BAGIAN)
A. INFORMASI LAYANAN
D. KEWASPADAAN UNIVERSAL
(UNIVERSAL PRECAUTIONS)
E. PEDOMAN/JUKLAK/JUKNIS
F. BENTUK LAYANAN
H. JEJARING LAYANAN
46
DISKRIMINASI
LAYANAN
47
SKOR
(AMBIL DARI
BAGIAN MASING- PERENCANAAN PJ KAPAN
MASING
BAGIAN)
A. INFORMASI LAYANAN
D. KEWASPADAAN UNIVERSAL
(UNIVERSAL PRECAUTIONS)
E. PEDOMAN/JUKLAK/JUKNIS
F. BENTUK LAYANAN
H. JEJARING LAYANAN
48
DISKRIMINASI
LAYANAN
.,. .,.
(..) (..)
No No
49
Sampai di sini peserta dapat
mengerjakan Latihan Menentukan
Jenis data dan metode
pengumpulan data monev, sesuai
dengan petunjuk latihan yang ada
pada fasilitator
50
POKOK BAHASAN 4. ANALISIS DATA MONEV
Proses analisis data dimulai dengan menelaah semua data yang tersedia dari berbagai sumber,
yaitu data rutin pencatatan dan pelaporan angket (kuesioner), wawancara, pengamatan dan
lain-lain.
Analisis data dilakukan dalam suatu proses, berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan
sejak pengumpulan data, kemudian pengolahan dan penyajian, dikerjakan secara intensif,
setelah semua pengumpulan data selesai.
A. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka
ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data
rutin program HIV AIDS di fasyankes dapat dilakukan secara manual atau melalui aplikasi
Sistem Informasi HIV AIDS dan IMS (SIHA).
Dalam proses pencatatan dan pelaporan data rutin program HIV AIDS, pengecekan atau
pengoreksian dilakukan pada formulir layanan di SIHA (contoh: KT, PPIA, IMS, PDP,
dan sebagainya) utamanya terhadap pertanyaan atau variabel yang wajib diisikan di
SIHA atau pertanyaan bertanda bintang (*) seperti: nomor registrasi dan jenis kelamin.
2. Coding
Yaitu pemberian /pembuatan kode-kode pada setiap data yang termasuk dalam kategori
yang sama. Kode adalah symbol atau isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka/
huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data
yang akan dianalisis.
Dalam proses pencatatan dan pelaporan program HIV AIDS, pemberian atau
pembuatan kode tidak dilakukan secara manual karena sudah tersistem dan
terstandarisasi di Aplikasi SIHA.
3. Entri Data
Entri data adalah proses memasukkan data dari instrumen pengumpulan data ke dalam
database manual atau komputer. Jika proses pengolahan data menggunakan sistem
informasi seperti SIHA, maka data dapat langsung dientri ke dalam sitem informasi
51
setelah dilakukan proses editing. Jika tidak terdapat sistem informasi untuk pengolahan
data, maka proses data entri meliputi:
1) Disain template
Adalah proses membuat template yang akan digunakan untuk entri data. Jika
database yang digunakan untuk analisis data adalah database komputer,
program komputer yang dapat digunakan untuk mendisain template antara lain
microsoft excel, epidata, dll. Jika database yang digunakan untuk analisis data
adalah database manual, maka disain template menggunakan proses tabulasi.
Dalam proses pencatatan dan pelaporan program HIV AIDS, disain template
tidak dilakukan secara manual karena sudah tersedia di dalam Aplikasi SIHA dan
bisa diimport ke program microsoft excel.
2) Input data
Input data adalah kegiatan pemindahan data dari instrumen ke dalam program
yaitu Aplikasi SIHA . Dalam proses input data ini, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
- Kecerobohan dalam input data sehingga menyebabkan data tidak valid dan
reliabel.
- Jika proses input data dibantu oleh orang yang tidak berkepentingan, maka
petunjuk yang diberikan harus jelas.
3) Cleaning Data
Cleaning data adalah kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry
apakah ada kesalahan/tidak. Proses melakukan cleaning data dapat dilakukan
dengan:
a) Mengetahui Data Missing
b) Mengetahui Variasi Data
c) Mengetahui Konsistensi Data
Dalam proses pencatatan dan pelaporan program HIV AIDS, celaning data tidak
dilakukan secara manual karena secara sistem Aplikasi SIHA sudah melakukan
cleaning data.
B. Analisis Data
Pengertian dan Tujuan Analisis Data
Pengertian
Setelah kita selesai melakukan pengolahan data di aplikasi SIHA, maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis data. Data mentah (raw data) yang sudah kita kumpulkan tidak akan
52
ada artinya jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting,
karena dengan melakukan analisis data dapat mempunyai arti/makna yang dapat berguna
untuk menjawab indikator monitoring dan evaluasi.
Analisis data secara statistik dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dengan tingkat
kedalaman yang berbeda-beda mulai dari yang paling sederhana sampai yang sangat
kompleks.
Bentuk analisis data biasanya disesuaikan dengan tujuan analisis dan sifat dari variabel
data yang akan dianalisis. Tujuan dari analisis data adalah untuk melihat variabel-variabel
yang dapat menggambarkan suatu permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
serta bagaimana data yang ada dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan
1. Membandingkan dua hal atau dua nilai variabel untuk mengetahui selisihnya atau
rasionya, kemudian disimpulkan. X-Y = selisih; X/Y = rasio
2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau
komponen-komponen yang lebih kecil, agar dapat:
Pada intinya:
Analisis data adalah kegiatan meng-
ubah data hasil pengumpulan data
menjadi informasi yang mudah
disimpulkan (dibuat interpretasinya)
Dalam hal ini kita masih memfokuskan pada metode analisis yang sederhana, yaitu analisis
menggunakan statistik deskriptif. Pengelola program diharapkan dapat melakukan analisis
hasil monev di wilayah kerjanya, sehingga data yang diperoleh akan dapat dibaca sebagai
suatu informasi yang bermakna dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan monev,
seperti: peningkatan program pengendalian HIV AIDS dan IMS di wilayah kerja, menjadi
53
bahan masukan bagi para pemangku kepentingan dalam perencanaan selanjutnya,
sebagai bahan advokasi kepada para pengambil keputusan dan lain-lain.
Cara penggunaan excel bantu analisis SIHA 1.7 bisa dilihat pada buku Petunjuk
penggunaan excel bantu analisis SIHA
Analisis kohort dampak pengobatan ARV dilakukan pada layanan pengobatan ARV. Telah
dikembangkan aplikasi rekap kohort yang dapat melakukan pengolahan dan analisis serta
penyajian data kohort pasien ART di suatu layanan. Pada setiap tingkatan baik tingkat
layanan, Kabupaten/Kota, propinsi dan pusat bisa melakukan analisis terhadap data kohort
pasien di rumah sakit di wilayah kerjanya dengan cara mengumpulkan laporan kohort
layanan kemudian meng-import seluruh laporan layanan ke dalam ARK sehingga akan
dihasilkan analisis data berupa frekuensi dan proporsi suatu variabel dari data pasien yang
pernah menerima perawatan HIV dan ART.
Cara penggunaan aplikasi rekap kohort (ARK) bisa dilihat pada buku Petunjuk
penggunaan aplikasi rekap kohort (ARK)
Data yang dihasilkan pada layanan pengobatan ARV selain menghasilkan data kohort
dampak pengobatan ARV, juga digunakan untuk menghasilkan data berupa indikator
kewaspadaan dini/ Early Warning Indicators (EWI) terhadap kecenderungan terjadinya
resistensi obat ARV. Juga telah dikembangkan tools analisis EWIs sebagai alat bantu
berbasis program Ms Excel yang telah distandarisasi oleh WHO.
Cara penggunaan tools analisis EWI bisa dilihat pada buku Petunjuk pengisian tools
analisis EWIs
54
C. Penyajian dan Interpretasi Data
1. Penyajian Data
Adalah membuat penampilan data yang sudah dianalisis kedalam bentuk-bentuk
tertentu, agar mudah dibaca atau dimengerti oleh para pengguna data dan atau
pengambil keputusan.
Tabel data disingkat tabel adalah penyajian data dalam bentuk kumpulan angka-
angka yang disusun menurut kategori tertentu dalam suatu daftar. Dalam tabel, data
disusun secara alfabetis geografis menurut besarnya angka, historis, atau menurut
kelas-kelas yang lazim. Penyajian data dalam bentuk tabel adalah penyajian
dengan memakai kolom dan baris.
55
Contoh tabel
Tabel 2. Persentase Infeksi HIV di Indonesia yang Dilaporkan Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2008- 2012
Jenis Kelamin
No. Tahun Jumlah
Laki-laki (%) Perempuan (%)
1 2008 6.797 65,6 3.565 34,4 10.362
2 2009 6.334 64,7 3.459 35,3 9.793
3 2010 13.231 61,3 8.360 38,7 21.591
4 2011 11.766 55,9 9.265 44,1 21.031
5 2012 12.193 56,7 9.318 43,3 21.511
Tabel 3. Jumlah Pengidap HIV di Indonesia yang Dilaporkan Menurut Faktor Risiko
Tahun 2010 - 2012
Tahun
No Faktor Risiko
2010 2011 2012
1 Penasun 2,780 3,299 2,461
2 Heteroseksual 6,623 10,668 10,825
3 LSL 506 1,040 1,514
4 Lain-lain 4,362 6,549 6,903
2
5 Tidak Diketahui 7,320 - -
Total 21.591 21.556 21.703
b. Grafik data
Disebut juga diagram data, yaitu penyajian data dalam bentuk gambar-gambar.
Grafik data biasanya berasal dari tabel, karena itu tabel dan grafik biasanya dibuat
bersamaan, yaitu tabel dilengkapi dengan grafik.
Grafik data sebenarnya merupakan penyajian data secara visual . Ada beberapa
jenis grafik data
56
mendatar. Grafik batang dapat berupa grafik batang tunggal, berganda atau
komponen berganda.
d). Kartogram
Disebut juga peta statistik adalah grafik data berupa peta yang menunjukkan
kepadatan penduduk, populasi kunci, atau kelompok-kelompok populasi
tertentu.
Contoh :
57
Grafik 1. Prevalensi Gonore dan/atau Klamidia Menurut Tahun, 2003-2011
58
Grafik 3. Distribusi Populasi Menurut Kelompok Umur
2. Interpretasi Data
Analisis mempunyai posisi strategis dalam suatu penelitian. Namun perlu dimengerti
bahwa dengan melakukan analisis tidak dengan sendirinya dapat langsung memberi
jawaban penelitian, untuk itu perlu diketahui bagaimana menginterpretasi hasil penelitian
59
tersebut. Menginterpretasi berarti kita menjelaskan hasil analisis guna memperoleh
makna/arti.
Interpretasi mempunyai dua bentuk, yaitu arti sempit dan arti luas.Interpretasi dalam arti
sempit (deskriptif) yaitu interpretasi data dilakukan hanya sebatas pada masalah
penelitian yang diteliti berdasarkan data yang dikumpulkan dan diolah untuk keperluan
penelitian tersebut. Sedangkan interpretasi dalam arti luas (analitik) yaitu interpretasi
guna mencari makna data hasil penelitian dengan jalan tidak hanya
menjelaskan/menganalisis data hasil penelitian tersebut, tetapi juga melakukan inferensi
(generalisasi) dari data yang diperoleh dengan teori-teori yang relevan dengan hasil-
hasil penelitian tersebut.
Sampai dengan September 2014 jumlah orang yang masuk perawatan HIV dan ART
adalah 153. 887 pasien. Sebanyak 108,060 pasien (70%) memenuhi syarat untuk
mendapatkan terapi ARV, 30% lainnya belum memenuhi syarat dikarenakan faktor
jumlah CD4 350 atau belum masuk ke stadium 3 dan 4 atau merupakan populasi
WPS, IDU, Ibu Hamil, Waria, LSL atau populasi kunci lainnya. Dari 108,060 yang
memenuhi syarat ART, 84,030 pasien (77%) pernah mendapatkan ART dan 45,631
pasien (54%) masih dalam perawatan ART sd september 2014.
60
b. Penyajian dan Interpretasi Data Bersumber:Excel Bantu Kohort
45.0
40.0 2004
35.0 2005
30.0
2006
25.0
2007
20.0 2008
2010 2009
15.0 2011
2012
10.0 2013
5.0
-
Perawatan dan pengobatan terhadap pasien HIV dimulai pada tahun 2004. Dalam
12 bulan pertama, 25% menghilang dari perawatan dikarenakan meninggal. Namun,
dalam perjalanannya, proporsi pasien yang meninggal semakin berkurang yakni
pada tahun 2005 (20%), 2006 (18%), 2007 (16%), dan pada tahun 2012 (12%).
Selama 8 tahun program pengobatan ARV (2004-2012) terjadi penurunan proporsi
yang meninggal dunia setelah 12 bulan pengobatan hingga 13%, yakni dari 25% ke
13%. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan kualitas pengobatan terhadap pasien
HIV.
61
Grafik 6.Jumlah dan Proporsi Kinerja Rumah Sakit Seluruh Indonesia dalam
Mengurangi Laju Resistensi Obat ARV Pada Tahun 2012
Pada tahun 2012, dari 51 layanan dilakukan analisis terhadap indikator global yakni
infikator kewaspadaan dini terhadap resistensi obat ARV. Pada Indikator 1 EWI
yakni mengenai ketepatan waktu pengambilan obat, secara nasional 26 RS yang
mempunyai data kunjungan pengambilan obat, memiliki kinerja Buruk dengan
kondisi pasien mengambil obat ARV secara tidak tepat waktu. Ketidaktepatan waktu
pengambilan obat ARV menunjukkan pasien mengalami sisa hari tanpa obat artinya
pasien tidak mengonsumsi obat dalam jangka waktu tertentu. Ketidaktepatan waktu
pengambilan obat ini mampu mendekatkan pasien pada peristiwa resistensi,
sehingga virus HIV tidak lagi merespon terhadap obat ARV yang diberikan.
Pada indikator 2 EWI, yakni Indikator yang menunjukkan pasien masih dalam
perawatan setelah 12 bulan pengobatan,secara nasional capaian indikator ini juga
Buruk. Capaian indikator EWI ini dipengaruhi dengan peristiwa meninggal, stop dan
gagal follow up. Jika peristiwa tersebut tinggi maka menunjukkan bahwa terjadi
kegagalan pengobatan terhadap pasien sehingga pasien tidak lagi dalam perawatan
ARV dan peluang terhadap resistensi virus terhadap obat ARV semakin besar.
Pada indikator 3 EWI, yakni kekosongan stok farmasi, secara nasional capaiannya
sudah Baik. Hal tersebut memperkecil peluang resistensi dikarenakan layanan
mampu menyediakan obat ARV secara kontinu untuk terapi pada pasien.
Pada Indikator 4 EWI, yakni praktik pemberian obat, secara nasional sudah
mengikuti rejimen standar tata laksana pengobatan ARV nasional yakni
menggunakan tripel rejimen. Tidak disarankan menggunakan rejimen tidak standar
(mono/dual terapi) dikarenakan ketidakstandaran penggunaan rejimen mampu
menyebabkan virus mengalami resistensi terhadap obat, meskipun masih ada satu
layanan yang yang masih belum secara penuh memberikan pengobatan standar.
62
Setelah mempelajari materi: Pengolahan data
dan keseluruhan materi Analisis data, peserta
dapat melakukan Latihan 5. Analisis, Penyajian
serta Interpretasi Data sesuai dengan Petunjuk
latihan yang ada pada fasilitator.
63
POKOK BAHASAN 5. LAPORAN DAN UMPAN BALIK
A. Tujuan, Manfaat Dan Ruang Lingkup Laporan Dan Rekomendasi Hasil Monev
Sebagaimana halnya penelitian, pada monev program pengendalian HIV AIDS dan IMS
juga perlu dibuat laporan serta rekomendasinya. Pelaksanaan monev yang dilakukan
tanpa laporan dan rekomendasinya ibarat bekerja tanpa makna.
64
bagian akhir ringkasan eksekutif dicantumkan secara singkat kesimpulan dan
rekomendasi, sebagai penegasan yang harus ditindaklanjuti.
b. Pendahuluan
Memberikan gambaran tentang:
Latar belakang perlunya pelaksanaan monev, program yang dimonitor dan
dievaluasi
Tujuan monev.
Manfaat monev
c. Pelaksanaan monev
Memberikan gambaran tentang:
Metode pengumpulan data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data
Jadwal pelaksanaan, lokasi, sumber data, pelaksana
a. Persiapan:
Pada tahap ini penyusun laporan mengumpulkan seluruh dokumen yang terkait
dengan pelaksanaan monev yang akan dibuat laporannya. Termasuk dalam hal ini
dokumen rencana monev, insrumen pengumpulan data dan hasilnya, hasil
pengolahan, penyajian dan analisis data. Lakukan review terhadap dokumen-
dokumen tersebut, dan buat catatan tentang hal-hal yang perlu dicantumkan dalam
laporan
b. Penyusunan laporan
Pelaporan hasil monev program pengendalian HIV AIDS dan IMS harus
memperhatikan format penulisan laporan, isi laporan dan penyampaian laporan.
65
2) Pendahuluan
3) Pelaksanaan monev
4) Analisis data dan hasilnya
5) Kesimpulan dan Rekomendasi
Apabila ada lampiran pendukung yang dianggap perlu dapat dilampirkan
Isi Laporan
Isi laporan yang dibuat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Memadai: memberikan informasi yang memadai , baik mengenai metode
pengumpulan data maupun analisisnya
2) Akurat: memberikan informasi yang dapat diandalkan/dipercaya. Perlu ditelaah
sebaik-baiknya sebelum laporan monev menjadi laporan akhir dan diserahkan.
3) Obyektif: memberikan informasi yang sebenarnya, tidak berpihak, menyebutkan
asumsi-asumsi yang berpengaruh terhadap hasil monev, dapat
dipertanggungjawabkan.
4) Singkat dan jelas. Laporan hasil monev jangan bertele-tele, cukup singkat tetapi
jelas.
Menuliskan rekomendasi
Rekomendasi biasanya dirumuskan pada langkah terakhir, dengan mereview
keseluruhan isi laporan. Rekomendasi tidak boleh keluar dari tujuan monev serta hasil
monev. Rekomendasi juga harus merupakan sesuatu yang realistis, mudah dipahami
untuk merencanakan tindak lanjutnya.
Setelah semua selesai, maka Laporan Hasil Monev siap untuk dikirimkan kepada pihak
yang berhak menerima laporan, sesuai dengan ketentuan. Perhatikan jadwal
penyampaian laporan monev.
66
Pada bagian pertama dari Pedoman Nasional Monitoring dan Evaluasi Program
Pengendalian HIV AIDS dan IMS, disebutkan bahwa tujuan monev yang terutama
adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan konerja program pengendalian HIV AIDS
dan IMS. Sehubungan dengan itu , maka hasil monev selain dibuat laporannya, juga
perlu diumpan balikkan kepada pihak yang berkepentingan, baik yang menjadi sasaran
monev maupun pihak terkait lainnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam program
pengendalian HIV AIDS dan IMS melibatkan berbagai pihak baik internal sektor
kesehatan (lintas program) maupun pihak eksternal sektor kesehatan (lintas sektor
termasuk swasta dan LSM). Kepada siapa umpan balik harus disampaikan tentunya
tergantung dari ruang lingkup program/kegiatan yang dimonev, serta keterkaitan pihak-
pihak tersebut dalam program/kegiatan yang dimonev.
Umpan balik :
Sesuatu yang diberikan/disampaikan kepa
da seseorang dan bermanfaat untuk da
pat mengkaji apa yang telah dilakukan.
Umpan balik adalah masukan yang diterima
seseorang sehubungan dengan apa yang
telah dikerjakan.
Dengan umpan balik, seseorang akan tahu
apakah yang telah dilakukan sudah benar ,
sesuai dengan ketentu an dan mencapai
hasil yang diharapkan
67
Sampai di sini peserta dapat Bermain peran.
Melakukan umpan balik hasil monev sesuai
dengan petunjuk Bermain peran yang ada pada
fasilitator.
68
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI, 2013, Pedoman Monitoring dan Evaluasi Program Pengendaan HIV dan IMS
2. Kemenkes RI, 2015, Petunjuk Teknis Pengisian Formulir Pencatatan dan Pelaporan
Program Pengendalian HIV AIDS dan IMS.
3. Family Health International, 2004, Monitoring HIV AIDS Programs: A Facilitators Trainning
Guide.
4. Kemenkes RI, 2016, Petunjuk penggunaan excel bantu analisis SIHA 1.7
5. Kemenkes RI, 2016, Petunjuk penggunaan aplikasi rekap kohort (ARK)
6. Kemenkes RI, 2016, Petunjuk pengisian tools analisis EWI
69