Anda di halaman 1dari 27

TIPK

(Tes HIV atas Inisiatif Pemberi


Layanan Kesehatan dan Konseling)

HIV Tes dan Konseling

Permenkes no 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV

HIV TES DAN KONSELING


KTS/VCT
Konseling dan Tes Sukatela
/Voluntary Tes and Konseling

Langkah langkah KTS

TIPK/PITC
Tes astas Insiatif Pemberi
Pelayanan Kesehatan/
Provider Initiattif Tes and
Conseling
Langkah langkah TIPK

1. Konseling Pra Tes

1. Informasi Pra Tes

2. Tes HIV

2. Pengambilan darah
3. Penyampaian hasil tes

3. Konseling pasca tes

4. Konseling pasca Tes

TIPK dan KTS

TIPK adalah Tes HIV dan Konseling yang dilakukan


kepada seseorang untuk kepentingan kesehatan
dan pengobatan berdasarkan inisiatif petugas
kesehatan
Tes HIV pada TIPK tidak dilakukan dalam hal
pasien menolak secara tertulis.
KTS (konseling dan tes HIV sukarela) : proses
konseling sukarela dan tes HIV atas inisiatif
individu yang bersangkutan
KTS hanya dilakukan dalam hal pasien
memberikan persetujuan secara tertulis.

TIPK
TIPK harus dianjurkan sebagai bagian dari standar pelayanan
bagi:
Dewasa, remaja, anak-anak yang datang ke faskes tanda,
gejala, atau kondisi medis yang mengindikasikan atau patut
diduga telah terjadi infeksi HIV terutama pasien dengan riwayat
penyakit tuberculosis dan IMS;
1.

asuhan antenatal pada ibu hamil dan ibu bersalin;

2.

bayi dilahir dari ibu dengan infeksi HIV;

3.

anak-anak pertumbuhan suboptimal atau malnutrisi di


wilayah epidemi luas, atau anak dengan malnutrisi yang tidak
menunjukan respon yang baik dengan pengobatan nutrisi yang
adekuat;
4.

laki-laki dewasa yang meminta sirkumsisi

5.

Pelaksanaan TIPK Pada Ibu


hamil
Pada ibu Hamil, penerapan TIPK dilaksanakan berdasarkan

tingkat epidemi :
Daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi , tenaga
kesehatan wajib menawarkan tes HIV kepada semua ibu
hamil secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium
rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang
persalinan.
Daerah epidemi rendah, penawaran tes HIV dipioritaskan
pada ibu hamil dengan IMS dan TB. Pemeriksaan dilakukan
secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya
saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.

Tingkat Epidemi
1.

2.

Epidemi meluas (generalized epidemic) : HIV, sudah menyebar di


populasi masyarakat umum. Bila prevalensi HIV lebih dari 1%
diantara ibu hamil.
Epidemi terkonsentrasi ( konsentrated epidemic) : HIV menyebar di
kalangan sub populasi tertentu ( seperti kelompok Lelaki suka lelaki,
peguna jarum suntik, pekerja seks dan pasangannya). Bila prevalensi
HIV lebih dari 5 % secara konsisten pada sub populasi tersebut.
Epidemi rendah ( Low epidemic) : HIV telah ada namun belum
menyebar luas pada sub populasi tertentu, infeksi yang tercatat
terbatas pada sejumlah individu yang berperilaku risiko tinggi,
misalnya pekerja seks, penguna jarum suntik dan lelaki suka lelaki.
Bila prevalensi HIV dibawah 1% pada populasi umum dan dibawah
5% pada sub populasi tertentu.

Prinsip dasar TIPK


TIPK

harus mengedepankan 3 C 2R
1. Confidentiality (kerahasiaan)
2. Informed consent (persetujuan)
3. Counseling (konseling)
4. Reporting-Recording (pencatatan dan
pelaporan
5. Refferal. (Rujukan)

Confidentialitas

Prinsip Dasar TIPK


Rahasia Kedokteran (UU Praktik
kedokteran no 29 tahun 2004)
Pasal 48 :
Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya
untuk kepentingan pasien ,memenuhi
permintaan penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien sendiri
dan berdasarkan ketentuan perundangundangan

Prinsip Dasar TIPK


Confidensialitas (Permenkes 269, Tahun 2008 tentang Rekam
Medis).
Semua informasi pasien tercatat dalam rekam medis, disimpan
secara rahasia demi kepentingan pasien sesuai dengan
ketentuan.
1.

Informasi hanya dibagi dengan petugas kesehatan medis dan


non-medis yang terlibat langsung menangani dan hanya atas
dasar kepentingan medis serta tidak untuk diperbincangkan
secara luas.
2.

Semua catatan medis disimpan dalam tempat yang aman


sesuai ketentuan.
3.

Isi catatan medis adalah milik pasien, sekalipun berkasnya milik


fasilitas layanan kesehatan, sehingga konfidensialitas merupakan
hak pasien
4.

Prinsip dasar TIPK


Confidentialitas (Permenkes no 21 tahun 2013)
Hasil pemeriksaan harus dirahasiakan dan hanya
dapat dibuka kepada yang bersangkutan;
1. tenaga kesehatan yang menangani;
2. keluarga terdekat dalam hal yang
bersangkutan tidak cakap;
3. pasangan seksual; dan
4. pihak lain sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Informed Consent

Prinsip dasar TIPK


Informed consent/Persetujuan Tindakan
Kedokteran
Permenkes 290 tahun 2008 tentang
persetujuan tindakan kedokteran
Persetujuan (consent) yang diberikan pasien
atau keluarga terdekat setelah mendapat
penjelasan (informed) mengenai tindakan
(preventif,diagnostik, teraupetik, rehabilitatif )
yang akan dilakukan pada pasien

Prinsip dasar TIPK


Informed consent/Persetujuan Tindakan Kedokteran
Permenkes 290 tahun 2008 pasal 2dan 3:
Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan
kepada pasien harus mendapatkan persetujuan.
Persetujuan bisa diberikan secara tertulis maupun
lisan.
Semua tindakan kedokteran yang berisiko tinggi
harus memperoleh persetujuan tertulis.
Tindakan kedokteran yang berisiko tinggi adalah
tindakan medis yang berdasarkan probalilitas tertentu
dapat menyebabkan kematian atau kecacatan.
Tindakan yg tidak termasuk resiko tinggi dapat
diberikan secara lisan

Konseling

Konseling HIV

Konseling wajib diberikan pada setiap orang yang


melakukan tes HIV
Konseling terdiri dari konseling pribadi, pasangan,
kepatuhan, perubahan perilaku, pencegahan
penularan, perbaikan kondisi kesehatan , kespro,
KB dll
Konseling dilaksanakan oleh tenga konselor
terlatih
Konselor terlatih dapat berupa tenaga kesehatan
dan non kesehatan

Pencatatan dan Pelaporan ,


Rujukan

Prinsip dasar TIPK

Refereral

Persyaratan penting lainya bagi penerapan TIPK adalah


tersedianya rujukan ke fasilitas layanan
pencegahan ,pengobatan, perawatan dan dukungan
bagi pasien termasuk ibu hamil dengan HIV.
Recording dan reporting

Hasil pelayanan PPIA harus dicatat dan dilaporkan


dengan menjamin kerahasiaan

Langkah-langkah TIPK
TIPK dilakukan dengan langkah-langkah
meliputi:
1. Pemberian informasi tentang HIV dan
AIDS sebelum tes;
2. Pengambilan darah untuk tes;
3. Penyampaian hasil tes; dan
4. Konseling.

Langkah-Langkah TIPK
Informasi pra tes
Informasi pra tes dapat diberikan oleh semua
tenaga kesehatan.
Informasi pra-tes bersifat informatif secara
singkat dan sederhana dapat dilakukan secara
individu / pasangan / berkelompok
Ketika menerapkan pendekatan TIPK , maka
konseling pra-tes yang biasa diberikan pada KTS
(VCT) disederhanakan tanpa sesi edukasi dan
konseling yang lengkap.

Infomasi Pra Tes


1.

2.

3.

4.

5.

6.

Risiko penularan penyakit-penyakit tertentu, seperti TBC, malaria,


hepatitis HIV dan sifilis , dari ibu kepada bayinya selama kehamilan,
saat persalinan dan masa menyusui.
Keuntungan diagnosis dini penyakit -penyakit tersebut atau
penyakit lainnya seperti hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal
pada kehamilan bagi ibu dan bayi yang akan dilahirkan. .
Layanan yang tersedia dan pengobatan bagi pasien yang hasil
tesnya positif,.
Informasi bahwa hasil tes akan diperlakukan secara konfidensial; dan
tidak akan diungkapkan tanpa seijin pasien kepada orang lain selain
petugas kesehatan yang terkait langsung dengan perawatan pasien.
Pasien mempunyai hak untuk menolak menjalani tes laboratorium
rutin. Tes akan dilakukan sesuai dengan standar prosedur yang
berlaku, kecuali pasien menggunakan hak tolaknya tersebut. Bila
menolak, pasien perlu membuat pernyataan tertulis.
Penolakan untuk menjalani pemeriksaan laboratorium, tidak akan
mempengaruhi layanan selanjutnya bagi klien/ibu hamil.

Proses pengambilan darah


1.
2.

3.

4.

5.

6.

Sesuai dengan standar profesional pengambilan darah.


Pemeriksaan darah dilakukan seperti tercantum dalam permintaan tertulis,
mengikuti strategi kebijakan nasional.
Pastikan seluruh hasil pemeriksaan laboratorium telah dilakukan dengan tepat,
dicatat dan didokumentasikan dengan baik
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium diberikan dalam amplop tertutup
(bersegel) kepada pasien/keluarganya untuk diserahkan kepada yang
memintakan pemeriksaan laboratorium tersebut, baik dokter, bidan, perawat
atau konselor fasyankes sesuai dengan ketentuan.
Tes HIV untuk diagnosis dilakukan oleh tenaga medis atau teknisi laboratorium
terlatih. Dalam hal tidak ada tenaga medis dan atau teknisi laboratorium bidan
atau perawat terlatih dapat melakukan tes HIV.
Bidan atau perawat terlatih yang dapat melakukan tes HIV seperti disebutkan
pada No 5, harus ditunjuk dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
dengan rekomendasi dari Kepala Balai Laboratorium Kesehatan setempat.

Penyampaian hasil tes


Hasil tes harus diberikan kepadaibu hamil secara pribadi oleh petugas
kesehatan.
langkah-langkah menyampaikan hasil tes:

1.

2.

3.
4.

5.

Periksa ulang kesesuaian nama pasien untuk menghindari kesalahan


pembukaan hasil tes
Petugas kesehatan harus mengetahui hasil tes terlebih dahulu sebelum
disampaikan kepada ibu hamil
Lakukan pemeriksaan Antenatal seperti biasa
Sampaikan hasil tes darah keseluruhan seperti Hb, proteinuria dan lain-lain,
termasuk tes HIV.
Beri ibu waktu untuk memahami hasil tes, perhatikan kondisi emosional ibu
hamil. Bila mendukung, lanjutkan dengan konseling dan beri arahan tindak
lanjut/informasi medis yang dibutuhkan. Bila kondisi emosional tidak
mendukung, konseling dapat dilanjutkan pada kunjungan antenatal berikutnya.

Konseling untuk
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

HIV reaktif

Jelaskan mengenai aspek konfidensialitas


Berikan pengertian dan dukungan
ANC teratur
Informasi Rencana pengobatan kotrimoksazol dan ARV pada ibu
Informasi Rencana pengobatan profilaskis kotrimoksazol dan ARV pada
bayi
Informasi Rencana pemeriksaan diagnostik HIV pada bayi
Konseling Tatalaksana pemberian makanan bayi
Konseling persalinan aman.
Konseling mengatur kehamilan dan KB
Edukasi pasangan dan anjurkan tes pasangan.
Rujuk ke Rumah sakit PDP
Informasikan sumber dukungan yang tersedia di masyarakat, seperti
KDS, LSM, dukungan sosial.

Persalinan Pada Ibu hamil HIV

Terima
kasih
Perlindungan menyeluruh dan dinamis terhadap penularan HIV dari ibu ke
bayi

Anda mungkin juga menyukai