I. PENDAHULUAN
HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh masyarakat dunia.
HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus di waspadai, AIDS sangat
berakibat pada penderitanya. AIDS merupakan sekumpulan gejala penyakit yang
menyerang tubuh manusia setelah system kekebalannya di rusak oleh virus HIV.
Berdasarkan data kasus, jumlah kasus tinggi pada mereka yang berusia 15-49
tahun (usia produktif).
Penyakit HIV/AIDS telah menjadi pandemic yang mengkwatirkan
masyarakat karena disamping belum di temukan obat dan vaksin pencegahannya,
penyakit ini juga memiliki “Window Periode” dan fase asimptomatik (tanpa gejala)
yang relative panjang dalam perjalanan penyakitnya. Kondisi di Indonesia
menunjukkan jumlah kasus HIV dan AIDS cenderung terus meningkat. Kasus HIV
dan AIDS telah ditemukan di 33 propinsi di Indonesia.
Provider Initiated Testing and Counseling (PITC) merupakan salah satu strategi
penting dalam meningkatkan cakupan layanan tes HIV dan menghubungkan klien
ke layanan lanjutan. PITC juga dikenal sebagai ‘tes rutin’ atau ‘tes konseling HIV
terintegrasi di sarana kesehatan dimana berbeda dengan pendekatan tes HIV yang
diprakarsai oleh klien, dalam PITC tes HIV ditawarkan oleh petugas di fasilitas
layanan kesehatan secara rutin. Dengan pendekatan ini hambatan-hambatan yang
ada dalam tes HIV yang diprakarsai oleh klien bisa diperkecil, antara lain karena
klien bisa mendapatkan tes HIV sambil mengakses layanan kesehatan lainnya
serta tes HIV bisa dilaksanakan tanpa harus bergantung pada motivasi klien untuk
mencari tes HIV. Tes HIV bisa lebih dikondisikan sebagai sesuatu yang normal dan
sifatnya rutin, sehingga diagnosa lebih dini bisa didapatkan oleh mereka yang
mengakses layanan di fasilitas kesehatan.
VCT yaitu voluntary counselling and testing atau bisa diartikan sebagai
konseling dan tes HIV sukarela (KTS). Layanan ini bertujuan untuk membantu
pencegahan, perawatan, serta pengobatan bagi penderita HIV/AIDS. VCT bisa
dilakukan di puskesmas atau rumah sakit maupun klinik penyedia layanan VCT
Pelaksanaan kegiatan home visite ini sesuai visi Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung terwujudnya masyarakat kabupaten yang sehat dan mandiri dengan
merujuk kedalam tata nilai Puskesmas Cicalengka DTP terkait pencegahan infeksi
dan inovatif.
II. LATAR BELAKANG
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di seluruh bagian bagian dunia
terus menerus meningkat meskipun berbagai upaya terus dilaksanakan. Dari
beberapa cara penularan seperti melalui hubungan seksual bebas, pengguna
narkoba suntik, transfuse darah dan penularan pada bayi dari ibu yang terinfeksi
masing-masing penularan memiliki resiko cukup besar. Di kabupaten bandung
jumlah kasus HIV/AIDS setiap tahun meningkat, oleh karena itu perlu upaya untuk
memutus mata rantai penularan yang lebih luas.
Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan AIDS di indonesia telah memasuki
epidemi terkonsentrasi. Berdasarkan hasil Surveilans Terpadu HIV dan Perilaku
(STHP, Populasi Kunci, 2007) menunjukkan prevalensi HIV pada populasi kunci :
Wanita Pekerja Seks (WPS) langsung 10,4%; WPS tidak langsung 4,6%; waria
24,4%; pelanggan WPS 0,8%; lelaki seks dengan lelaki (LSL) 5,2%; pengguna
napza suntik 52,4%. Di provinsi Jawa Barat terdapat pergerakan ke arah
generalized epidemic dengan prevalensi HIV sebesar 2,4% pada penduduk 15-49
tahun.
Data Dinas Kesehatan Kab Bandung hampir seluruh puskesmas sudah
memiliki layanan tes HIV. Sasaran dalam satu tahun pada ibu hamil di
Puskesmas Cicalengka DTP mencapai 1.649 dan sasaran TB Paru mencapai
133. Target layanan ini 70% dari jumlah ibu hamil sudah harus di tes HIV akan
tetapi masih belum mencapai target tersebut. Hal ini disebabkan karena tidak
semua ibu hamil yang berada di wilayah puskesmas Cicalengka DTP melakukan
pemeriksaan kehamilan dipuskesmas, melainkan ke bidan, klinik, dan rumah
sakit. Selama ini yang dilakukan bidan untuk meningkatkan kesediaan ibu hamil
untuk menerima tes HIV yaitu dengan memberikan promosi kesehatan pada ibu
hamil saat melakukan pemeriksaan. Diagnostik tes HIV dilakukan bersamaan
dengan tes laboratorium darah. Sebelum melakukan diagnostic tes HIV ibu
hamil di minta untuk mengisi formulir dan lembar pernyataan menerima tes
tersebut.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan terdeteksi dini jumlah masyarakat yang terinfeksi HIV/AIDS
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi penyebaran penularan HIV/AIDS pada bayi dari ibu yang
terinfeksi HIV.
b. Mengurangi penyebaran penularan HIV/AIDS pada pasien TB Paru
c. Menurunkan angka kematian yang di sebabkan HIV /AIDS .
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Berikut merupakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan Pelayanan PITC dan
VCT di wilayah kerja Puskesmas Cicalengka DTP
Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Membuat kerangka acuan kerja
pelaksanaan Pelayanan PITC dan VCT
HIV AIDS
2. Merumuskan jadwal pelaksanaan kegiatan
PITC dan VCT di Puskesmas Cicalengka
DTP
3. Mempersiapkan format PITC dan VCT di
Poli Umum, Poli TB Paru, Poli KIA untuk
LAYANAN PITC & VCT pemeriksaan.
4. Pelaksanaan Pelayanan PITC dan VCT
HIV AIDS
VI. SASARAN
1. Sasaran Pelayanan VCT
Semua yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi dan rentan tertular HIV-
Aids seperti wanita penjaja seks (WPS), GAY, Pengguna nafza suntik
(penasun), Waria, dan pasangan beresiko tinggi.
2. Sasaran Pelayanan PITC
a. Semua Ibu hamil (Trimester I, II, III) yang berkunjung ke Poli KIA Puskesmas
Cicalengka DTP
b. Semua pasien TB paru yang berkunjung ke Poli TB Puskesmas Cicalengka
DTP.
c. Pasien dengan gejala diare kronis, oral candidiasis, febris jangka waktu lama,
dan dermatitis kronis yang berkunjung ke Poli Umum.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Cicalengka DTP Penaggung Jawab Program