Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PANJANG PADA NY.

S UMUR 20 TAHUN DIAGNOSA


DIARE DENGAN KEBUTUHAN PEMASANGAN INFUS

Disusun oleh
Nindi Mn
G3E021026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infus cairan intravena adalah pemberian cairan kedalam tubuh melalui jarum
kedalam pembuluh vena untuk mengganti kehilangan cairan. Pemasangan infus
biasanya diberikan pada pasien yang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan,
pasien yang susah makan dan lain-lain. Di dunia kesehatan seorang perawat harus
bisa memasang infus dengan baik karena apabila terjadi kesalahan dapat berakibat
rusaknya pembuluh darah atau vena pada pasien.
Sebagai seorang perawat,bidanatau tenaga kesehatan lainnyadiharapkan tidak
hanya harus pandai memasang infus tetapi juga harus bisa merawat infus selama
selang itu masih digunakan oleh pasien. Perawatan infus ini bertujuan agar tidak
terjadi infeksi akibat punusukan saat memasukan selang infus ke dalam pembuluh
darah. Tapi sekarang banyak sekali tenaga medis yang menyepelekan tindakan
tersebut, padahal infus ini sangat penting bagi pasien.

B. TUJUAN

Tujuan penulisan laporan ini adalah

1. Untuk mengetahui tentang bagaimana pemasangan infuse


2. Untuk mengetahui strategi pelaksanaan pemasangan infuse

C. MANFAAT
Manfaat dari laporan ini yaitu untuk mengetahui pengertian infus serta bisa
mengetahui bagaimana cara pemasangan infus yang benar.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pemasangan Infus
1. Definisi
Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui
sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan
cairan/zat-zat mekanan dari tubuh. Pemasangan infus dilakkan pada pasien
yang memerlukan masukan cairan melalui intravena yang mengalami
pengeluaran cairan/nutrisi yang berat, dehidrasi, dan syok.
2. Tujuan pemasangan infuse
a. Mempertahankan/mengantikan cairan tubuh yang mengandung air,
elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tdak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral.
b. Memperbaiki keseimbangan asam basa.
c. Memperbaiki keseimnagan volume komponen-komponen darah.
d. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh.
e. Memonitor tekan vena central (CVP).
f. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan diistirahatkan
3. Indikasi pemsangan infuse
a. Pasien dengan keadaan emergency (misalnya pada tindakan RJP), yang
memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam intravena.
b. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (sperti
furosemid, digoxin)
b. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar terus menerus
melalui intravena
c. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.
d. Pasien yang mendapatkan transfuse darah.
e. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat).
f. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, mialnya risiko
dehodrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum
pembuluh darah kolabs (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang
jalur infus.
4. Vena yang boleh dipasang infuse
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan ke dalam vena
(pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan (vena safalika basilica dan
vena medianan cubiti), pada tungkai (vena saena) atau pada vena yang ada di
kepala , seperti vena temporalis frontalis (khusus untuk anka-anak).
Pemasangan infus tidak dianjurkan pada daerah yang mengalami luka bakar,
lengan pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena terganggu),
lengan yang mengalami edema, infeksi, bekuan, atau kerusakan kulit.
5. Jenis cairan infuse
a. Cairan hipotonik
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentraasi ion Na+
lebih rendah disbanding serum) sehingga larut dalam serum dan
menurunkan osmalaritasnya serum. Maka cairan ditarik dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya sampai akhirnya mengisi
sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi.
b. Cairan isotonic
Osmolalitasnya cairan mendekati serum sehingga terus berada didalam
pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi.
c. Cairan hipertonik
Osmolalitasnya lebih tinggi disbanding serum sehingga menarik cairan
dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
mensstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan
mengurangi edema.

Pembagian cairan berdasarkan kelompoknya :


1) Kristaloidbersifaat isotonic, maka efektif dalam mengisi sejumlah
volume cairan ke dalam pembuluh darah dalam waktu ayng singkat
dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera, misalnya RL
dan garam fisiologis.
2) koloidukuran molekulnya cukup besar sehingga tidak akan keluar dari
membrane kapiler dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka
siftnya hipertonik dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah.
Contohnya albumin dan steroid.
Jenis cairan infus :
1. Asering
Indikasi : dehidrasi pada kondisi gastrointestinal akut, demam
berdarah dengue, luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat.
Keunggulan :
a) Asetat di metabolism di otot dan maasih dapat ditolerir pada
pasien yang mengalami gangguan hati.
b) Pada pemberian sebelum operasi sear, mengatasi asidosis laktat
lebih baik daripada RL pada neonates.
c) Mempunyai efek vasodilator.
2. KA-EN 1B
Indikasi : sebagai larutan awal pasien belum diketahui, misalnya pada
kasus emergency.
3. KA-EN 3A Dan KA-EN 3B
Indikasi : sebagai larutan untuk memnuhi kebutuhan air dan elektrolit
dengan kandungan kalium cukup untuk menggantikan ekskresi
harian, pada keadaan asupan oral terbatas.
4. KA-EN MGE
Indikasi : untuk kasus dimana suplemen NCP dibutuhkan 400 kcal/L
5. KA-EN 4A
Indikasi : larutan infus untuk bayi dan ank-anak, tepat digunakan
untuk dehidrasi hipertonik.
6. KA-EN 4B
Indikasi : larutan infus untuk bayi dan anak-anak usia kurang 3 tahun
digunakan untuk dehidrasi hipertonik
7. Otsu-NS
Indikasi : untuk resusitasi kehilangan na>cl
8. Otsu –RL
Indikasi : resusitasi, asidosis metabolic, suplai ion bikarbonat
9. Martos 10
Indiaksi : suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita
diabetic.
10. Amiparen
Indiaksi : stress metabolic berat, luka bakar, infeksi berat, kwasiokor.
11. Aminovel-600
Indikasi : nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI, penderita GI
yang dipuasakan.
12. Pan-amin G
Indikasi : suplai asam amino pada hiponatremia dan stress netabolik
ringan, tifoid, nutrisi dini pasca operasi.
6. Ukuran jarum infuse
a. Ukuran 16
Guna : dewasa, bedah mayor, trauma, apabila sejumlah besar cairan perlu
diinfuskan
Pertimbangan perawat : sakit saat insersi, butuh vena besar.
b. Ukuran 18
Guna : anak dan dewasa, untuk darah, komponen darah dan infus kental
lainnya
Pertimbangan perawat : sakit saat insersi butuh vena besar.
3. Ukuran 20
Guna : anak dan dewasa, sesuai untuk kebanyakan cairan infus, darah,
komponen darah dan infus kental lainnya.
4. Ukuran 22
Guna : bayi, anak dan dewasa (terutama usia lanjut), cocok untuk sebagian
besar cairan infus.
Pertimbangan perawat : lebih mudah menginsersi ke vena yang kecil, tipis
dan rapuh, sulit insersi melalui kulit yagn keras.
5. Ukuran 24, 26
Guna : neonates, bayi, ank, dewasa (terutama usia lanjut), sesuai untuk
sebagian cairan infus tetapi kecepatan tetesannya lebih
lambatPertimbangan perawat : untuk vena yang sangat kecil, sulit insersi
melalui kulit keras.
BAB III
KASUS
I. Tanggal / hari : Selasa, 12 Oktober 2021
Jam : 20.02 WIB
Ruang : IGD
II. PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. A
b. Umur : 20 Thn
c. Jk : Perempuan
d. Suku bangsa : WNI
e. Agama : Islam
f. Status perkawinan : Belum Menikah
g. Pendidikan : SMA
h. Pekerjaan : Mahasiswi
i. Alamat : Jl. Wonodri Baru Raya
j. Tanggal masuk : 12 Oktober 2021
k. No. Register :-
l. Diagnosa medis : Diare
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. R
b. Umur : 56 Thn
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan ‘ : SMP
f. Hubungan dengan pasien : Orang Tua

B. DATA SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF


Data Subyektif
1. Keluahan utama : Diare 3 hari, lemes, pusing,mual
2. Riwayat penyakit sekarang
a. Alasan di rawat di RS : Pasien sudah merasa
lemes
b. Faktor pencetus : Alergi makanan
c. Lamanya keluhan : Sudah 3 hari
d. Timbulnya keluhan : Merasa Lemes
e. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :
3. Riwayat perawatan dan kesehatan :-
4. Riwayat kesehatan keluarga :-
5. Riwayat tumbuh kembang :-
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. TD : 117/65 Mmhg
b. S : 36,2 °C
c. N : 80 x/m
d. RR : 18 x/m
e. Spo2 : 98 %
f. BB : 46 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
- Bentuk : Simetris kiri dan kanan, tidak ditemukan
benjolan / kelainan
- Kulit kepala tanpak bersih
b. Rambut
- Penyebaran rambut : rambut menyebar secara
merata dan tumbuh hitam
- Tidak ada ketombe dan bersih
c. Wajah
- Simetris kiri dan kanan
- Tidak ada benjolan
- Wajah terlihat pucat
d. Mata
- Konjungtiva tidak anemis
- Simetris kiri dan kanan
e. Hidung
- Normal, Simetris kiri dan kanan
- Lubang hidung bersih tidak ada secret
f. Telinga
- Simetris kiri dan kanan
- Daun telinga normal dan lubang telinga tidak
ditemukan kelainan
g. Mulut dan faring
- Keadaan bibir simetris, kering dan pucat
- Gigi lengkap, lidah bersih dan tidak ada kelainan
h. Leher
- Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak
ada pembesaran vena jugularis
- Tidak ada benjolan
i. Ketiak
- Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, bersih
- Tidak ada benjolan
j. Dada
- Simetris kiri dan kanan
- Tidak terdengar Whezing dan ronchi
k. Perut
- Simetris kiri dan kanan, perut terasa nyeri
l. Punggung
- Normal, simetris kiri dan kanan
m. Genetalia
- Tidak diperiksa
n. Ekstremitas
- Tidak oedem , simetris kiri dan kanan
- Refleks patela (+)
3. Pemeriksaan penunjuang :-
A. PERSIAPAN ALAT
1. Menyiapkan alat
2. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
3. Mencuci tangan
4. Menenmpatkan alat didelat pasien
5. Memberi salam
6. Menjelaskan tujuan
7. Menjelaskan prosedur tindakan
8. Menanyakan kesiapan klien

B. PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
2. Menutup saluran infus (klem)
3. Menusukkan saluran infus dengan benar
4. Menggantung botol cairan pada standar infus
5. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
6. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang
7. Mengatur posisi pasien dan pilih vena
8. Memasang perlaks dan alasnya
9. Membebaskan daerah yang akan diinsersi
10. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
11. Memakai handscoone
12. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol
13. Mempertahankan vena pada posisi stabil, memegang IV ceteter dengan
sudut 30 derajad
14. Menusukkan vena ceteter masuk intra vena kemudian menarik mandrin ±
0,5 cm
15. Memasukkan IV cateter secara perlahan, menarik mandrin dan
menyambungkan dengan selang infus
16. Melepaskan tourniquet
17. Mengalirkan cairan infus
18. Melakukan fiksasi IV cateter
19. Melakukan desinfeksi daera tusukan dn menutup dengan kassa
20. Mengatur tetesan sesuai program
21. Membereskan alat -alat
22. Berpamitan pada pasien
23. Mencuci tangan
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam tindakan pemasangan infus, prinsip hubungan sosial, resiprositas (hubungan


timbal balik) dan validasi sosial juga tidak kalah penting danberpengaruh terhadap sebuah
kepatuhan. Dalam hal ini erat kaitannya dengan dukungan rekan kerja maupun atasan.Aspek
yang dinilai pada dukungan rekankerja meliputi komunikasi dan kesediaanrekan kerja
serta atasan dalam membantu pelaksanaan pemasangan infus. Padapenelitian ini
didapatkan semua responden tidak patuh terhadap SOPpemasanganinfus(Jeli, 2014).

Menurut Baradero (2013)StandarOperasional Prosedur (SOP) memasangselang


infus yang digunakan oleh fasilitaspelayanankesehatan di Indonesia adalahcuci tangan,
dekatkan alat, jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasiyang akan dirasakan
selama pemasanganinfus, atur posisi pasien berbaring, siapkancairan dengan menyambung
botol cairandengan selang infus dan gantungkan padastandar infus, menentukan area
vena yan gakan ditusuk, pasang alas, pasangtourniket pembendung ± 15 cm
diatasvena yang akan ditusuk, pakai sarungtangan, desinfeksi area yang akan
ditusukdengan diameter 5-10 cm, tusukan IVcatheter ke venadengan jarum menghadap
ke jantung, pastikan jarum IV masuk kevena, sambungkan jarum IV denganselang
infus, lakukan fiksasi ujung jarumIV ditempat insersi, tutup area insersidengan kasa
kering kemudian plester, aturtetesan infus sesuai program medis,lepassarung tangan,
pasang label pelaksanaantindakan yang berisi : nama pelaksana,tanggal dan jam
pelaksanaan, bereskanalat, cuci tangan, dan observasi dan evaluasi respon pasien, catat
padadokumentasi keperawatan

Hasil observasipeneliti didapatkan perawat melakukan tindakan tidak semuanya


sesuai SOP, sebagianperawat tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.Hasil
penelitian inidiharapkan dapat memberikan informasi bagi perawat khususnya
tentangTingkatKepatuhan Perawat Dalam Melaksanakan Standar Operasional Prosedur.
BAB V
PENUTUP

A. SIMPULAN
Pemasangan infus merupakan teknik yang mencakup penusukan vena melalui
transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang
disambungkan.Pemberian infus melalui vena.
Tujuan :Untuk mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang dan Sebagai
pengganti nutrisi.
Indikasi : kecepatan aliran infus harus di pantau tiap jam
Kontraindikasi : Pada pasien dehidrasi berat

B. SARAN

Diharapkan laporan mengenai pemasangan infus ini bisa dilakukan dengan


benar dan secara berurut, dan diharapkan tenaga kesehatan seperti perawat, bidan
ataupun tenaga kesehatan lainnya bisa lebih memperhatikan lagi pasiennya ketika
pasien tersebut masih memakai infus.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E, Marlin.Mary, F, M. & Alice, C, Geissler. (1999). Rencana Asuhan


Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran. EGC

Dougherty L, Bravery K, Gabriel J, Kayley J, Malster M, Scales K, et al. Standards


for infusion therapy (third edition). Royal College of Nursing; 2010

http://journal.unigha.ac.id/index.php/JRR/article/download/175/212

https://media.neliti.com/media/publications/106686-ID-hubungan-lama-kerja-dengan-
kepatuhan-per.pdf

https://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Pemasangan-infus-2018-smt-7.pdf

Nn. Pemasangan infuse intravena. (Online),


(http://www.healthyrecipesdiary.org/pemasangan-infus-intravena, diakses 23 Febuari 2013)

Yuda. 2011. Macam-macam cairan infuse, (Online),


(http://dokteryudabedah.com/infuse-cairan-intravena-macam-macam-cairan-infus, diakses 23
Febuari 2013 )
Semarang,…………………….
Praktikan,

(Nindi mn)
NIM. G3E021026
Mengetahui,

Pembimbing Lahan, Pembimbing Akademik

(……………………………... (Maria Ulfah Kurnia Dewi, S.ST, M.Keb)


) NIP./NIK. 28. 6. 1026. 397
NIP./NIK.

Anda mungkin juga menyukai