DISUSUN OLEH:
Muslimawati, S.Kep.
NIM : 2141191
1. Definisi
Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui sebuah
jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan/zat-zat mekanan
dari tubuh. Pemasangan infus dilakkan pada pasien yang memerlukan masukan cairan melalui
intravena yang mengalami pengeluaran cairan/nutrisi yang berat, dehidrasi, dan syok.
2. Indikasi pemsangan infus
1. Pasien dengan keadaan emergency (misalnya pada tindakan RJP), yang memungkinkan
pemberian obat langsung ke dalam intravena.
2. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid,
digoxin)
3. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar terus menerus melalui intravena
4. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.
5. Pasien yang mendapatkan transfusI darah.
6. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar
dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi
syok, juga untuk memudahkan pemberian obat).
7. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, mialnya risiko dehodrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolabs
(tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
2. KA-EN 1B
Indikasi : sebagai larutan awal pasien belum diketahui, misalnya pada kasus emergency.
3. KA-EN 3A Dan KA-EN 3B
Indikasi : sebagai larutan untuk memnuhi kebutuhan air dan elektrolit dengan kandungan
kalium cukup untuk menggantikan ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas.
4. KA-EN MGE
Indikasi : untuk kasus dimana suplemen NCP dibutuhkan 400 kcal/L
5. KA-EN 4A
Indikasi : larutan infus untuk bayi dan ank-anak, tepat digunakan untuk dehidrasi
hipertonik.
6. KA-EN 4B
Indikasi : larutan infus untuk bayi dan anak-anak usia kurang 3 tahun digunakan untuk
dehidrasi hipertonik
7. Otsu-NS
Indikasi : untuk resusitasi kehilangan na>cl.
8. Otsu –RL
Indikasi : resusitasi, asidosis metabolic, suplai ion bikarbonat
9. Martos 10
Indiaksi : suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetic.
10. Amiparen
Indiaksi : stress metabolic berat, luka bakar, infeksi berat, kwasiokor.
11. Aminovel-600
Indikasi : nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI, penderita GI yang dipuasakan.
12. Pan-amin G
Indikasi : suplai asam amino pada hiponatremia dan stress netabolik ringan, tifoid, nutrisi
dini pasca operasi.
b. Prosedur :
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
Cuci tangan
Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses selang
ke botol infus.
Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan
buka klem selang sehingga cairan memenuhi selang dan udara keluar.
Letakkan pengaas dibawah tempat (vena) yang akan dilakukan penginfusan.
Lakukan pembendungan dengan tornikuet 10-12 cm diatas tempat penusukkan dan
anjurkan pasien untuk menggenggam dengna gerakan sirkular.
Gunakan sarung tangan steril
Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
Lakukan penusukkan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena
dengan posisi jarum mengarah keatas.
Perhatikan keluarnya darah melalui jarum maka tarik keluar bagian dalam sambil
meneruskan tusukkan ke dalam vena.
Setelah jarum infus bagian dalam dilepas atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena
dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian
infus dihubungkan/disambungkan dengan selang infuse.
Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan.
Lakukan fiksasi dengan kasa steril
Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
b. Pada lansia
Pada lansia sedapat mengkin gunakan kateter/jarum dengan ukuran paling kecil (24-
26). Ukuran kecil mengurangi trauma pada vena dan memungkinkan aliran kecil
mengurangi trauma pada vena dan memungkinnkan aliran darah lebih lancer.
Kestabilan vena menjadi hilang dan vena akan bergeser dari jarum.
Penggunaan sudut 5-15o saat memasukkan jarum.