Anda di halaman 1dari 24

Reaksi kusta

PLKN MAKASSAR
Definisi

Adalah satu episode dari perjalanan


penyakit kusta yg ditandai
dg peradangan akut
REAKSI

Dapat timbul sebelum, selama dan


sesudah pengobatan.

TIPE I : TIPE II :
ME RESPON ME RESPON
KEKEBALAN KEKEBALAN
SELULER HUMORAL
Jenis reaksi kusta

Type 1 Type 2
Deman ringan spi berat disertai
K.u: demam ringan/tanpa demam
kelemahan umum
Kulit: makula meradang kadang Timbul nodul ENL, merah,
timbul bercak baru lunak, nyeri tekan kadang pecah
Saraf tepi:sering terjadi neuritis dan Jarang terjadi neuritis dan atau
atau gangguan fungsi gangguan fungsi

Terjadinya: segera setelah


setelah pengobatan agak lama
pengobatan

Dapat terjadi: pada PB maupun MB Hanya terjadi pada MB

Sering terkena (sendi,mata,testis,


Organ lain: jarang terkena
Ginjal,kelenjar getah bening)
Reaksi kusta Tipe 1 = Reaksi Reversal

saraf kulit
Sistem Kekebalan Tubuh kuman kusta
Body’s immune system
(Respons seluler)

“perang”
serang !! peradanga
n

Kulit merah,
bengkak, panas
nyeri tekan dan
ggn fungsi saraf.
Reaksi type I berat
Situbondo 5-7-2005
Situbondo 6-7-2005
Reaksi kusta tipe 2 = ENL
SARAF KULIT
Pecahan Kuman
Aliran darah sistemik mati Globus /
Kuman
hancur
Protein kuman masuk / ikut
Aliran darah sistemik

Kuman patah-
Memacu respon kekebalan tubuh patah/hancur
  terurai
peradangan di mana-mana
(di luar bercak kusta/saraf)
(respons humoral)

Mengeluarkan Protein kuman

ENL: Nodul2 merah,panas,bengkak,nyeri,


disertai gangguan ke organ2 lain
Reaksi type I
Ringan Berat
• Ku: demam tidak ada • Ku: demam ada
• Kulit: makula memerah • Kulit: makula yg
menebal dan nyeri memerah menebal dan
nyeri tambah parah
sampai pecah (ulcerasi)
• Saraf tepi: • Saraf tepi:
1. Nyeri tekan: tdk ada 1. Nyeri tekan: ada
2. Gangguan fungsi: tdk 2. Gangguan fungsi:
ada ada
Reaksi type II
Ringan Berat
• Ku: demam ada tetapi • Ku: demam parah
tdk parah
• Kulit: nodul merah • Kulit: nodul merah
panas nyeri panas nyeri bertambah
• Saraf tepi: parah sp pecah
1. Nyeri tekan: tidak • Saraf tepi:
ada 1. Nyeri tekan: ada
2. Gangguan fungsi: 2. Gangguan fungsi: ada
tidak ada • Organ lain: terkena
• Organ lain: tidak (mata, sendi, testis)
terkena
Faktor pencetus
1. Penderita dalam keadaan kondisi lemah
2. Kehamilan dan setelah melahirkan
3. Sesudah mendapat immunisasi
4. Infeksi (spt: malaria, infeksi pd gigi, bisul,
cacing dll)
5. Stress fisik dan mental
6. Kurang gizi
PRINSIP PENGOBATAN REAKSI :
1. ISTIRAHAT / IMMOBILISASI.
2. PEMBERIAN ANALGETIK
ANTIPIRETIK
3. ATASI FAKTOR PENCETUS
4. PEMBERIAN OBAT ANTI REAKSI
5. MDT DITERUSKAN DENGAN DOSIS
SAMA.

UNTUK REAKSI RINGAN:


NO. 1; 2; 3; DAN 5
OBAT ANTI REAKSI
LAMPREN
PREDNISON
DITAMBAHKAN

HANYA UNTUK BILA REAKSI TYPE II


REAKSI BERAT BERAT BERULANG,
(atau TERJADI PASCA RFT)
1. Pemberian prednisone pada Reaksi Tipe 1 dan 2
berat

     
Dosis
per hari  40
mg 30
mg 20
15
mg 10
mg
mg 5
mg

Minggu
ke :  1 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 8 9 - 10 11 - 12

     
Follow up Pemeriksaan POD
 Pengobatan Reaksi Tipe 2 (ENL) berat berulang
Prednison :

Dosis
per hari       
40
mg 30
mg 20
mg 15
mg 10
Minggu mg 5
ke : mg
 STOP

9-10 11-12
1-2 3-4 5-6 7-8

LAMPRENE 3 X 100 mg ( 2 bl ) 2 X 100 mg ( 2 bl ) 1 X 100 mg ( 2 bl )

Pemeriksaan POD tiap 1-2 minggu

Follow up
KHUSUS BILA ADA NEURITIS
ATAU NYERI TEKAN SARAF TEPI

Nyeri
Blm kurang 60mg
1mgg 50mg
1mgg
40mg Nyeri
Blm kurang
I mgg 2 mgg 2 mgg
Nyeri 2 mgg
40mg 30mg
berkurang 2 mgg
20mg 15
Nyeri 10
Berkurang
/hilang Nyeri hilang Nyeri hilang Nyeri hilang 5

Nyeri hilang

2 mgg

stop
Dosis prednison untuk anak
Maximal 1mg/kg BB
Lamanya u/ R type 1 min.12 mgg

Contoh: BB 22 kg
Dosis prednison:
20 mg/hr  2mgg ke1
20 mg/2hr 2mgg ke 2
Alternative dose
15 mg/2hr 3 mgg ke 3
10 mg/2hr3 mgg ke 4
5 mg/2hr 3 mgg ke 5
Manajemen Reaksi

SEBELUM PERJALANAN PENYAKIT KUSTA


PENGOBATAN

HARUS DICEGAH !!!

monitoring
fx saraf
PENGOBATAN
REAKSI
MDT
BERAT

RFT

PASKA
PENGOBATAN HARUS BISA DIDETEKSI &
DIOBATI CEPAT DAN TEPAT
DINI

HARUS TETAP WASPADA !!


Jangan biarkan ………… …………ini terjadi !!!

SIAPA YANG BISA MENCEGAHNYA ???

PETUGAS dan PENDERITA


KESEHATAN SENDIRI

Harus ada
komunikasi dua arah
Sampang Juni 2005

Kita bisa berperan untuk mencegah ini

Anda mungkin juga menyukai