KASUS REAKSI
KUSTA
TIM DINKES PROV
Apa itu reaksi kusta?
MASALAH
SOSIAL,
REAKS EKONOMI
KUSTA
I NEURITIS DAN
STIGMA
GANGGUAN KECACATAN
MOTOTIS,
SENSORIS DAN
OTONOM
REAKSI KUSTA
TIPE I : TIPE II :
Meningkatnya Respon Meningkatnya Respon
Kekebalan Seluler Kekebalan Humoral
Peradangan merupakan respons umum dari tubuh terhadap benda asing.
Tanda-tanda peradangan -> 4 OR + 1 F :
Bengkak -> tumor
Merah -> rubor
Panas -> calor
Nyeri / sakit -> dolor
Gangguan / hilang fungsi -> Fungsio laesa.
Kuman Rusak !
• Kulit Peradangan akut / terutama
kusta • Saraf reaksi saraf
Siapa yang bisa menderita reaksi kusta?
◦ Resiko reaksi : hampir pada semua penderita kusta
◦ 25 -30% penderita Kusta mengalami reaksi berat dengan
ancaman kerusakan saraf
Type 1 Type 2
Deman ringan spi berat disertai
K.u: demam ringan/tanpa demam
kelemahan umum
Kulit: makula meradang kadang Timbul nodul ENL, merah,
timbul bercak baru lunak, nyeri tekan kadang pecah
Saraf tepi:sering terjadi neuritis dan Jarang terjadi neuritis dan atau
atau gangguan fungsi gangguan fungsi
saraf kulit
Sistem Kekebalan Tubuh kuman kusta
Body’s immune system
(Respons seluler)
“perang”
serang !! peradanga
n
Lymphocyt T
Kulit merah,
bengkak, panas
nyeri tekan dan
ggn fungsi saraf.
Situbondo 6-7-2005
Reaksi type I berat
Situbondo 5-7-2005
Reaksi kusta tipe 2 = ENL
SARAF KULIT
Aliran darah sistemik
Pecahan Kuman
mati Globus /
Protein kuman masuk / ikut Kuman
Aliran darah sistemik hancur
medianus
medianus
ulnaris
Diana Liben-NCLY
Pemeriksaan perabaan
saraf Peroneus Communis
Diana Liben-NCLY
Pemeriksaan perabaan
Saraf Tibialis Posterior
Pemeriksaan fungsi
saraf Peroneus Communis
Pemeriksaan fungsi
sensoris saraf Tibialis Posterior
REAKSI RINGAN :
1. BEROBAT JALAN , ISTIRAHAT
DIRUMAH
2. BERI ANALGETIK ANTIPIRETIK
3. CARI FAKTOR PENCETUS
4. MDT DITERUSKAN
REAKSI BERAT :
1. ISTIRAHAT / IMMOBILISASI.
2. PEMBERIAN ANALGETIK ANTIPIRETIK
3. CARI FAKTOR PENCETUS
4. MDT DITERUSKAN DENGAN DOSIS SAMA
5. PEMBERIAN OBAT ANTI REAKSI
REAKSI RINGAN :
1. BEROBAT JALAN , ISTIRAHAT
DIRUMAH
2. BERI ANALGETIK ANTIPIRETIK
3. CARI FAKTOR PENCETUS
4. MDT DITERUSKAN
REAKSI BERAT :
1. ISTIRAHAT / IMMOBILISASI.
2. PEMBERIAN ANALGETIK ANTIPIRETIK
3. CARI FAKTOR PENCETUS
4. MDT DITERUSKAN DENGAN DOSIS
SAMA
5. PEMBERIAN OBAT ANTI REAKSI
◦ Adakah Nodul ulcerasi ?
◦ Adakah bercak aktif / bengkak
didaerah syaraf tepi ? Bila ada satu saja
◦ Adakah nyeri tekan pada syaraf Jawaban “ Ya “
tepi ? MAKA
◦ Apakah kekuatan otot / rasa Berarti reaksi berat
raba berkurang dalam 6 bulan perlu
terakhir ? Diberi prednison.
◦ Adakah Lagopthalmus yang
baru terjadi dalam 6 bulan
terakhir ?
BERCAK REAKSI
ADA NODUL YG DEKAT SARAF TEPI
ULCERASI
NYERI TEKAN
REAKSI BERAT SARAF TEPI
Dosis
per hari
40
m
g 30
m 20
Minggu g m 15
ke : 10
g mg
m 5
g mg
STOP
9-10 11-12
1-2 3-4 5-6 7-8
Follow up
Pemeriksaan POD tiap 2 minggu
KHUSUS BILA ADA NEURITIS
ATAU NYERI TEKAN SARAF TEPI
1mgg
Nyeri
Blm kurang 60mg
1mgg 50mg
40mg Nyeri
Blm kurang
2 mgg 2 mgg
Nyeri 2 mgg
40mg 30mg
berkurang 2 mgg
20mg 15
I mgg Nyeri 10
Nyeri hilang
2 mgg
stop
1. MEMBAIK : Turunkan Dosis Prenison satu
tingkat.
2. TETAP : Pertahankan / perpanjang 1 mng
pada Dosis yang sama.
3. MEMBURUK : Naikkan Dosis 1 tingkat.
Maximal 1mg/kg BB
Lamanya u/ R type 1 min.12 mgg
Contoh: BB 22 kg
Dosis prednison:
20 mg/hr 2mgg ke1
20 mg/2hr 2mgg ke 2
Alternative dose
15 mg/2hr 3 mgg ke 3
10 mg/2hr3 mgg ke 4
5 mg/2hr 3 mgg ke 5
Manajemen Reaksi
monitoring
fx saraf
PENGOBATAN
MDT
REAKSI
BERAT
RFT
PASKA
PENGOBATAN HARUS BISA DIDETEKSI &
DIOBATI CEPAT DAN TEPAT
DINI
◦ CACAT TK. 0 :
Mata, tangan , kaki normal tidak ada kelainan.
◦ CACAT TK. I :
Ada cacat pada tangan dan kaki akibat kerusakan syaraf , yang tidak
kelihatan dan ditemukan pada saat pemeriksaan.
◦ CACAT TK. II :
Ada cacat pada mata, tangan dan kaki akibat kerusakan syaraf yang langsung
dapat dilihat.( mis: Lagopthalmus, jari kiting, ulcus pada telapak tangan/kaki
dll. )
TERIMA KASIH