dan POD
• CACAT TK. 0 :
Mata, tangan , kaki normal tidak ada kelainan.
• CACAT TK. I :
Ada cacat pada tangan dan kaki akibat kerusakan syaraf , yang tidak kelihatan
dan ditemukan pada saat pemeriksaan.
• CACAT TK. II :
Ada cacat pada mata, tangan dan kaki akibat kerusakan syaraf yang langsung
dapat dilihat.( mis: Lagopthalmus, jari kiting, ulcus pada telapak tangan/kaki
dll.)
GANGGUAN FUNGSI SYARAF TEPI
Dapat dicegah
SENSORIK MOTORIK OTONOM
dengan
Pemeriksaaan
ANESTHESI / KELEMAHAN GG KEL MINYAK,
Fungsi Saraf
MATI RASA OTOT oleh petugas
KERINGAT,CIRC
DARAH secara rutin 1x
TANGAN JARI, TANGAN, tiap bulan
CORNEA REFLEK
KAKI MATA KAKI LEMAH / (Deteksi dini
KEDIP (-)
MATIRASA MATIRASA LUMPUH reaksi ataupun
KULIT KERING /
PECAH-PECAH neuritis)
LAGOPTH TANGAN/KAKI
LUKA INFEKSI ALMUS KITING,
BENGKOK Dapat dicegah
LUKA/ULCUS
dengan
INFEKSI
BUTA Perawatan diri
MUTILASI /
MUTILASI /
oleh pasien
ABSORBSI INFEKSI secara rutin tiap
ABSORBSI
BUTA hari
Reaksi
adalah satu episode
dari perjalanan penyakit kusta
yg ditandai dengan
peradangan akut
Dapat timbul
sebelum, selama
dan sesudah
pengobatan.
Reaksi kusta Tipe 1 = Reaksi Reversal
saraf kulit
Sistem Kekebalan Tubuh kuman kusta
Body’s immune system
(Respons seluler)
“perang”
serang !! peradanga
n
Lymphocyt T
Kulit merah,
bengkak, panas
nyeri tekan dan
ggn fungsi saraf.
Reaksi Tipe 1
Reaksi kusta tipe 2 = ENL
SARAF KULIT
Aliran darah sistemik
Pecahan Kuman
mati Globus /
Protein kuman masuk / ikut Kuman
Aliran darah sistemik hancur
N. Facialis
N. Auricularis magnus
N. Ulnaris
N. Peroneus
Pemeriksaan fungsi motorik. Communis
Pasien diminta memejamkan N. Tibialis Posterior
mata, melihat apakah
tertutup sempurna atau Pemeriksaan fungsi motorik
terdapat celah.
Pemeriksaan fungsi LETAK SYARAF TEPI YANG BERHUBUNGAN
motorik
DENGAN KUSTA
N. Facialis
N. Auricularis magnus
N. Medianus N. Radialis
N. Ulnaris
Pemeriksaan fungsi sensorik
N. Peroneus
Communis N. Tibialis Posterior
medianus
medianus
ulnaris
Diana Liben-NCLY
LETAK SYARAF TEPI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUSTA
N. Facialis
N. Auricularis magnus
N. Medianus N. Radialis
N. Peroneus
Communis
N. Tibialis
Posterior
Pemeriksaan
fungsi motorik
Pemeriksaan fungsi
sensorik
Diisi
berdasarkan
hasil
pemeriksaan
fungsi saraf
Saat sedang
Reaksi
Perawatan
Diri
Kesimpulan dihentikan
pemeriksaan sementara
jika salah
satu “Ya”
Reaksi Berat
Kesimpulan Pemeriksaan Fungsi Saraf
Dosis
per hari 40
mg 30
mg 20
15
mg 10
mg
mg 5
mg
Minggu
ke : 1 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 8 9 - 10 11 - 12
Follow up Pemeriksaan POD
KHUSUS BILA ADA NEURITIS
ATAU NYERI TEKAN SARAF TEPI
1mgg
Nyeri
Blm kurang 60mg
1mgg 50mg
40mg Nyeri
Blm kurang
2 mgg 2 mgg
Nyeri 2 mgg
40mg 30mg
berkurang 2 mgg
20mg 15
I mgg Nyeri 10
Nyeri hilang
2 mgg
stop
ENL Berat
Pengobatan Reaksi Tipe 2 (ENL) berat berulang Berulang
Reaksi Tipe 2
Prednison :
Berat yang terjadi
Dosis
≥ 2 kali episode
per hari
reaksi yg
40 menyebabkan
mg 30
mg 20
ketergantungan
mg 15 steroid
mg 10
Minggu mg 5
ke : mg
STOP
9-10 11-12
1-2 3-4 5-6 7-8
Follow up
Dosis prednison untuk anak
Contoh: BB 22 kg
Dosis prednison:
20 mg/hr 2mgg ke1
20 mg/2hr 2mgg ke 2
Alternative dose
15 mg/2hr 3 mgg ke 3
10 mg/2hr3 mgg ke 4
5 mg/2hr 3 mgg ke 5
Manajemen Reaksi
SEBELUM PERJALANAN PENYAKIT KUSTA
PENGOBATAN
monitoring
fx saraf
PENGOBATAN
MDT
REAKSI
BERAT
RFT
PASKA
PENGOBATAN HARUS BISA DIDETEKSI &
DIOBATI CEPAT DAN TEPAT
DINI
Harus ada
komunikasi dua arah