Anda di halaman 1dari 17

RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)


KOTA CILEGON

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
1/3

Ditetapkan Oleh
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Cilegon
PANDUAN PRAKTIK
Tanggal Terbit/ Revisi
KLINIS

Dr. H. Zainoel Arifin, M. Kes


Nip. 19591104 198511 1 001
Carpal Tunnel Syndrome adalah neuropati akibat kompresi
DEFINISI
nervus medianus pada terowongan di pergelangan tangan.
 Baal dan parastesia pada digiti I, II, III dan setengah sisi
lateral digiti IV.
 Nyeri pada sisi volar pergelangan tangan dan pegal pada
forearm.
 Gangguan otonom berupa adanya edema pada tangan,
kulit kering dan dingin.
ANAMNESIS  Pada tahap lanjut, rasa baal dirasakan konstan dan
gangguan motoriktampaklebihjelas.
Keterbatasan Fungsional
 Sering terbangun saat tidur di malam hari.
 Kesulitan melakukan gerakan repetitive seperti
mengetik, mengemudi kendaraan bermotor.

 Kesulitan menggenggam benda


ANAMNESIS  Kesulitan mengikat tali sepatu, mengancingkan baju dan
memasukkan kunci ke lubang kunci.
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)
KOTA CILEGON

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
2/3

 Inspeksi kedua tangan, otot thenar dapat dites dengan


dynamometer atau secara klinis dengan memberikan
tahanan pada gerakan abduksi digiti I.
 Pemeriksaan sensoris diskriminasi 2 titik
PEMERIKSAAN  Tes Phalen
FISIK  Tes Tinel
 Tes kompresi saraf dilakukan dengan memberikan
penekanan dengan kedua ibu jari pada daerah carpal
tunnel selama 1 menit.
 Atrofi dan tes kekuatan otot abductor pollicis brevis.

 EMG
 Ultrasound muskuloskeletal
PEMERIKSAAN
 Radiologi pergelangan tangan
PENUNJANG
 Laboratorium untuk menyingkirkan kemungkinan
kelainan endokrin dan reumatologi

 Anamnesa
KRITERIA
 Pemeriksaan fisik
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan penunjang

DIAGNOSIS KERJA Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

DIAGNOSIS Cervical syndrome, lesi saraf tepi ekstemitas atas, artritis, lesi
BANDING pleksus brakhialis
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)
KOTA CILEGON

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
3/3

 Medikamentosa steroid sesuai indikasi.


 Tendon and nerve gliding exercise
 Modalitas :Low level laser therapy, Pulsed Ultrasound
TERAPI  Ortotik.
 Selama periode istirahat, dilakukan stretching fleksi dan
ekstensi pergelangan tangan dan forearm dengan dibantu
oleh tangan yang sehat.

Modifikasi pekerjaan sementara waktu termasuk modifikasi


EDUKASI
postur, home exercise

1. Tulaar, ABM danWahyuni, LK, eds. Panduan Pelayanan


Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PERDOSRI.
Jakarta, 2012.
DAFTAR RUJUKAN
2. Aliwarga J, Tulaar, ABM, Wahyuni, LK, Wirawan
RPeds. Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
PERDOSRI. Jakarta, 2013
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH FROZEN SHOULDER (ADHESIVE CAPSULITIS)
KOTA CILEGON

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
1/3

Tanggal Terbit/ Revisi Ditetapkan Oleh


Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Cilegon
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS

Dr. H. Zainoel Arifin, M. Kes


Nip. 19591104 198511 1 001

Suatu penyakit yang idiopatik, progresif, yang menyebabkan


keterbatasan luas gerak sendi aktif maupun pasif, onsetnya tiba-
tiba dan melewati 3 fase, biasanya berlangsung 1-2 tahun.
DEFINISI
Fasenya yaitu: fase sangat nyeri, fase beku atau adhesive dan
fase resolusi.

1. Fase sangat nyeri: nyeri progresif, bertambahnya berat


saat malam hari.
2. Fase adhesive : nyeri berkurang, menurunnya ROM di
setiap bidang, terjadi kekakuan pada ROM aktif dan
ANAMNESIS
pasif.
3. Fase resolusi ; ditandai peningkatan secara bertahap
ROM normal tanpa nyeri

Pada fase sangat nyeri terjadi penurunan luas gerak sendi aktif
dan
PEMERIKSAAN
pasif. Tiap gerakan menyebabkan nyeri, terutama ekternal rotasi
FISIK
dan abduksi.

- X Ray AP posisi netral, rotasi internal, rotasi eksternal dan


PEMERIKSAAN supraspinalis outlet.
PENUNJANG - X Ray axillary views untuk mendiagnosa banding dengan
dislokasi, fraktur dan“ locking osteofit”.
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH FROZEN SHOULDER (ADHESIVE CAPSULITIS)
KOTA CILEGON

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
2/3

A. Anamnesa
KRITERIA B. Pemeriksaan Fisik
DIAGNOSIS C. Pemeriksaan penunjang

DIAGNOSIS KERJA Frozen Shoulder (Adhesive Capsulitis)

DIAGNOSIS Shoulder hand syndrome, TOS (Thoracic Outlet Syndrome),


BANDING osteoarthritis bahu, tendinitis rotator cuff, tendinitis bisipitalis

1. Medikamentosa : NSAID, relaksan otot


2. Fase akut.
1. Imobilisasi
2. TENS, Low power laser
TERAPI 3. Latihan luas gerak sendi pasif pada seluruh gerakan
yang bebas nyeri.
4.Latihan luas gerak sendi pasif atau aktif sendi siku,
pergelangan tangan atau jari-jari tangan.

1. Fase Sub akut / kronik.


1. Terapi panas superfisial ( infra red, IR ) Hydrocollator
pack ( HCP) atau
2. Terapi panas dalam
(ultra sound diathermy, short wave diathermy, microwave
diathermy).
3. Latihan aktif atau aktif dengan bantuan alat ( pendular
TERAPI
exercise, wall climbing exercise, shoulder weell
exercise, over head pulley, latihan dengan memakai
tongkat atau handuk dan lain-lain.)
4. gentle stretching exercise
5. petunjuk latihan dirumah ( home exercise program )
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH FROZEN SHOULDER (ADHESIVE CAPSULITIS)
KOTA CILEGON

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
3/3

6. Modifikasi ADL ( activity of daily living ) /


vokasional
7. Terapi manipulasi bahu.
8. Injeksi

Penjelasan penyakit, memodifikasi aktivitas/pembatasan


EDUKASI aktivitas, home exercise

1. Tulaar, ABM danWahyuni, LK, eds. Panduan Pelayanan


Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PERDOSRI.
Jakarta, 2012.
DAFTAR RUJUKAN
2. Aliwarga J, Tulaar, ABM, Wahyuni, LK, Wirawan RPeds.
Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PERDOSRI.
Jakarta, 2013
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH LOW BACK PAIN (LBP)
KOTA CILEGON

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
1/4

Tanggal Terbit/ Revisi Ditetapkan Oleh


Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Cilegon
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS

Dr. H. Zainoel Arifin, M. Kes


Nip. 19591104 198511 1 001

DEFINISI Nyeri yang dirasakan di daerah punggung bagian bawah diantara


iga terbawah sampai lipatan gluteal.

a. Lokasi
b. Karakter nyeri
c. Tingkat keparahan
d. Waktu: onset, durasi, frekuensi
e. Faktor pemicu
f. Pekerjaan
g. Aktifitas sehari-hari
h. Perlu perhatian khusus pada hal berikut (redflags)
- Backpain pada anak <18 Th atau dewasa >55 Th
ANAMNESIS - Riwayat trauma
- Nyeri progresif
- Drugabuse, Infeksi HIV
- Penurunan berat badan
- Penyakit sistemik
- Lingkup gerak sendi terbatas dan persisten
- Nyeri yang intens dengan gerakan yang minimal
- Inkontinensia
- Kelemahan motorik
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH LOW BACK PAIN (LBP)
KOTA CILEGON

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
2/4

A. Observasi:
 Postur anterior, posterior, lateral
 Deformitas tulang belakang
 Kulit: Psoriasis/penyakit vascular yang
menimbulkan nyeri
 Pola jalan
B. Palpasi:
 Tulang
 Otot: trigger point, spasme, tonus
C. Gerakan
 Lingkup gerak sendi/ Range of motion (ROM)
Spine : Flexi, extensi, side bending, rotasi
PEMERIKSAAN
 Ekstremitas
FISIK
D. Tes Neurologi
 Manual muscle testing (MMT): miotom L2-S1
 Sensibilitas-dermatom L1-S1
 Refleks
 Keseimbangan dan kordinasi
E. Low back maneuver
 Straight leg raising (SLR)
 Kernig Test
 Pelvic rock test
 Gaenslen sign
F. Patrick-contra Patrick
PEMERIKSAAN  Radiologi: fotopolos, CT scan
PENUNJANG  Laboratorium: LED, Darah lengkap, Urin Lengkap
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH LOW BACK PAIN (LBP)
KOTA CILEGON

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
3/4

KRITERIA A. Anamnesa

DIAGNOSIS B. Pemeriksaan Fisik


C. Pemeriksaan Penunjang

DIAGNOSA KERJA Low Back Pain (LBP)

DIAGNOSA
BANDING

 Terapi farmakologi: parasetamol, OAINS, Muscle


relaxant, anti depresan
 Modalitas fisik: cold pack dalam 48 jam pertama, hot
pack, TENS, Diathermy.
 Ortosis LSO bila perlu
TERAPI  Terapi latihan : peregangan lumbal dan panggul + ROM
exercise, penguatan ekstensor punggung dan panggul,
latihan stabilisasi lumbal
 Okupasi : body mechanic, dan posture training
 Manipulasi untuk mengurangi spasme

 Edukasi pasien, konseling (fisik, okupasi, vokasional,


EDUKASI psikososial)
 Keadaan penyakit
 Faktor risiko dan pencegahannya
 Komplikasi, penanganan, dan pencegahannya

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH LOW BACK PAIN (LBP)
KOTA CILEGON
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
4/4

1. Tulaar, ABM danWahyuni, LK, eds. Panduan Pelayanan


DAFTAR RUJUKAN
Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PERDOSRI.
Jakarta, 2012.
2. . Aliwarga J, Tulaar, ABM, Wahyuni, LK, Wirawan RP
eds. Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
PERDOSRI. Jakarta, 2013

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH OSTEOARTHRITIS (OA)
KOTA CILEGON

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
1/3

Tanggal Terbit/ Revisi Ditetapkan Oleh


Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Cilegon
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS

Dr. H. Zainoel Arifin, M. Kes


Nip. 19591104 198511 1 001
DEFINISI Perubahan keseimbangan antara degradasi dan sintesis tulang
rawan artikular dan tulang subkhondral.
ANAMNESIS - Nyeri sendi disekitar lutut terutama selama weight-
bearing, dan berkurang dengan istirahat.
- Nyeri tekan pada lutut
- Kekakuan sendi atau pembengkakan
- Sensasi“locking” atau“catching”
- Kesulitan melakukan aktifitas fisik seperti naik tangga
PEMERIKSAAN - Inspeksi: hipertrofi tulang, varus deformitas, peradangan
FISIK - Palpasi : peningkatan temperatur, efusi sendi, nyeri tekan
sendi
- Luas Gerak Sendi : nyeri saat fleksilutut, penurunan
fleksi sendi sekunder terhadap nyeri
- Krepitus
- Instabilitas sendi
- Penurunan kekuatan otot.
PEMERIKSAAN - Radiografi polos pada posisi weightbearing(berdiri)
PENUNJANG anteroposterior, lateral, dan tunnelview/skylineview
- USG
- Laboratorium
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH OSTEOARTHRITIS (OA)
KOTA CILEGON
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
2/3

KRITERIA OA Lutut :
DIAGNOSIS a. Klinis
1. Nyeri lutut hampir setiap hari minimal 1 bulan yang
lalu
2. Krepitasi pada gerakan aktif
3. Morning stiffness ≤ 30 menit
4. Umur ≥ 38 tahun
5. “Bony enlargement”
Diagnosa OA lutut ditegakkan bila butir 1,2,3 dan 4 atau 1,2
dan 5 atau 1 dan 5 ada.
b. Klinis, laboratoris dan radiologis
1. Nyeri sendi hampir sepanjang hari minimal 1 bulan
yang lalu
2. Osteofit pada tepi sendi
3. Analisa cairan synovial khas OA
4. Umur ≥ 40 tahun
5. Morning stiffnes ≤ 30 menit.
6. Krepitasi pada gerakan aktif
Diagnosa OA lutut ditegakkan bila butir 1 dan 2 atau 1,3,5
dan 6 atau 1,4,5, 6.

OA Hip :
1. Nyeri hip hampir setiap hari
2. Osteofit pada femoral dan / asetabulum
3. Erythrocyte sedimentation rate ≤ 20 mm/h
Diagnosa OA hip ditegakkan bila butir 1 dan 2 atau 1,2,3 ada
DIAGNOSIS KERJA Osteoarthritis (OA)

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH OSTEOARTHRITIS (OA)
KOTA CILEGON
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
3/3

DIAGNOSIS
BANDING Ruptur ligamen,ruptur meniskus, Baker cyst

Program Rehabilitasi Medik meliputi :


- Fase akut :
PRICE (Positioning, Resting, Icing, Compression and
Elevation), oral dan topical OAINS, ortotik dan sepatu

TERAPI - Rehabilitasi :
latihan luas gerak sendi, latihan penguatan otot dan
koordinasi, latihan aerobik, TENS, diatermi, tongkat atau
walker, penggunaan knee brace, pengurangan berat badan,
proteksi dan konservasi sendi, penanganan masalah psiko-
sosial dan vokasional

EDUKASI Penjelasan penyakit, resiko penyakit, konservasi


sendi,memodifikasi aktivitas, home exercise

1. Tulaar, ABM danWahyuni, LK, eds. Panduan Pelayanan


Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PERDOSRI.
Jakarta, 2012.
2. Aliwarga J, Tulaar, ABM, Wahyuni, LK, Wirawan
DAFTAR RUJUKAN RPeds. Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
PERDOSRI. Jakarta, 2013
3. Klippel JH, Stone JH, Crofford LJ, White PH ed. Primer
On The Rheumatic Disease 13th edition. New York. 2008

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH STROKE
KOTA CILEGON

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
1/4

Tanggal Terbit/ Revisi Ditetapkan Oleh


Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Cilegon
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS

Dr. H. Zainoel Arifin, M. Kes


Nip. 19591104 198511 1 001

DEFINISI Stroke adalah kumpulan gejala neurologis lokal yang timbul


mendadak akibat gangguan peredaran darah di otak yang
disebabkan penyakit atau kelainan yang juga merupakan faktor
resiko. Gejala tersebut dapat disertai atau tidak disertai
gangguan kesadaran dan manifestasi klinis tergantung lokasi
lesi neuroanatomis

ANAMNESIS 1. Kelemahan anggota gerak


2. Gangguan bicara, menelan
3. Afasia
4. Gangguan kognitif
5. Hilangnya fungsi sensorik
6. Gangguan penglihatan
7. Peningkatan tonus otot
8. Kelemahan
9. Depresi
10. Nyeri

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH STROKE
KOTA CILEGON
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
2/4

Diperlukan pemeriksaan neurologis yang menyeluruh.


Pemeriksaan ini meliputi:
1. Pemeriksaan kesadaran dengan Glasgow coma scale
2. Evaluasi status mental dengan minimental state
evaluation
3. Uji fungsi kognisi dengan Rancho Los Amigos Cognitive
Scale
4. Pemeriksaan saraf kranial
5. Pemeriksaan sensibilitas superficial dan dalam,
proprioseptif, diskriminasi 2 titik, monofilament tes.
6. Pemeriksaan lingkup gerak sendi
PEMERIKSAAN 7. Pemeriksaan kekuatan dan tonus otot
FISIK 8. Pemeriksaan kordinasi motoric
9. Uji keseimbangan statis dan dinamis
10. Uji fungsi lokomotor
11. Pemeriksaan reflex fisiologis/reflex tendon dalam
12. Pemeriksaan reflex patologis (Babinski, dll)
13. Uji fungsi komunikasi
14. Uji fungsi menelan
15. Uji fungsi berkemih
16. Uji fungsi defekasi
17. Uji kemampuan fungsional dan perawatan diri
18. Uji pola jalan
PEMERIKSAAN Laboratorium : DL, UL, kimiaklinik
PENUNJANG CT scan kepala
1. Anamnesa
KRITERIA 2. Pemeriksaan fisik
DIAGNOSIS 3. Pemeriksaan penunjang
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH STROKE
KOTA CILEGON
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
3/4

Stroke
DIAGNOSIS KERJA

1. Tumor otak
DIAGNOSA
2. Trauma kepala
BANDING

Rehabilitasi stroke adalah pengelolaan medis dan


rehabilitasi komprehensif terhadap disabilitas yang diakibatkan
stroke melalui pendekatan neurorehabilitasi.
A. Latihan (exercise)
B. Disfagia : selang nasogastric, modifikasi diet, terapi
menelan
C. Komunikasi :Gangguan dapat berupa afasia, disartria, dll.
Tindakan rehabilitasi sesuai dengan penilaian pada pasien
D. Kognisi :Penentuan tingkatan gangguan kognisi dapat
TERAPI
ditentukan dengan Rancho Los Amigos Scale dan
minimental.
E. Ortosis
F. Bantuan ambulasi dan kursiroda :dapat berupa tongkat,
tongkat kaki empat, hemi-walker. Pada kondisi yang berat
dapat menggunakan kursi roda.
G. Subluksasi bahu :menggunakan penopang lengan (arm
board) dan shoulder sling/cuff, stimulasi elektrik.
H. Evaluasi untuk dapat bekerja kembali
I. Alat bantu adaptatif

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH STROKE
KOTA CILEGON
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
4/4

- Edukasi pasien, konseling (fisik, okupasi, vokasional,


psikososial)
- Keadaan penyakit
EDUKASI
- Faktor risiko dan pencegahannya
- Komplikasi, penanganan, dan pencegahannya

1. Tulaar, ABM danWahyuni, LK, eds. Panduan Pelayanan


Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PERDOSRI.
Jakarta, 2012.
DAFTAR RUJUKAN 2. Aliwarga J, Tulaar, ABM, Wahyuni, LK, Wirawan RPeds.
Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PERDOSRI.
Jakarta, 2013

Anda mungkin juga menyukai