KOTA CILEGON
2016
PANDUAN MANAJEMEN NYERI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagian besar alasan seseorang datang berobat ke rumah sakit adalah karena
adanya masalah kesehatan yang menimbulkan sensasi yang tidak menyenangkan. Ini
artinya sebagian besar masalah kesehatan dapat menimbulkan rasa nyeri atau sensasi
yang tidak menyenangkan. Bahkan mungkin secara tidak langsung setiap saat
seseorang dapat merasakan nyeri atau sensasi yang tidak menyenangkan. Yang
membedakan dalam hal ini adalah tingkat atau skala nyeri yang dirasakan. Nyeri
yang ringan mungkin dapat dikontrol dengan berbagai cara tanpa memerlukan
penanganan khusus atau medis. Namun untuk skala nyeri yang sudah mempengaruhi
kenyamanan seseorang dan mengganggu aktivitas, kemungkinan seseorang akan
lebih memilih untuk mendapatkan penanganan medis.
RSUD Kota Cilegon perlu membuat panduan bagi staf pemberi pelayanan
kesehatan tentang pengelolaan nyeri pasien. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
mutu layanan asuhan kesehatan di RSUD Kota Cilegon. Dalam panduan pengelolaan
nyeri ini meliputi cara melekukan asessmen nyeri dan pengelolaan nyeri yang
dilakukan pada pasien yang dirawat di RSUD Kota Cilegon.
B. TUJUAN
Tujuan umum dari panduan ini adalah untuk meningkatkan mutu asuhan pada
pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon.
Sedangkan Tujuan Khusus dari panduan ini adalah:
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari panduan ini adalah semua staf pemberi pelayanan
kesehatan di RSUD Kota Cilegon.
D. DEFINISI
Secara umum pengkajian nyeri di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon
dilakukan dengan menggunakan metode PQRST. Format pengkajian PQRST ini mencakup:
Gambar 1. (A) Skala analog visual. (B) Skala numeric verbal. (C). Skala penilaian
verbal.
Kelemahan dari VAS (visual analog scale) dan skala numeric verbal adalah
tidak dapat digunakan pada pasien anak umur kurang dari tujuh tahun. VAS dan
Skala numeric hanya dapat digunakan pada pasien dewasa dan pasien dalam kondisi
sadar serta dapat berkomunikasi dengan baik. Maka dalam pengkajian nyeri
pemilihan instrumen sangat penting, dan harus disesuaikan dengan umur dan kondisi
pasien.
C. PENATALAKSANAAN NYERI
Dalam penatalaksanaan nyeri, diperlukan data tentang hasil pengkajian nyeri
pasien. Data hasil pengkajian menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan cara
penatalaksanaan nyeri yang paling tepat. Penatalaksanaan nyeri disesuaikan dengan
jenis nyeri, skala atau kedalaman nyeri, keadaan umum pasien serta pertimbangan –
pertimbangan lain misalnya kemampuan ekonomi atau kesediaan pasien.
Secara umum tujuan penatalaksanaan nyeri di RSUD Kota CIlegon adalah:
a. Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri.
b. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis
yang persisten.
c. Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri.
d. Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap reaksi terapi
nyeri.
e. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien
untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan atau
terapi non farmakologis. Terapi farmakologis dilakukan dengan menggunakan obat-
obatan yang dapat mengurangi nyeri, sedangkan terapi non farmakologis
menggunakan cara-cara tanpa menggunakan obat-obatan penghilang nyeri. Misalnya
saja dengan cara relaksasi, massage, tekhnik nafas dalam, dan lain sebagainya.
a. Masase kulit
Masase kulit dapat memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan
otot. Rangsangan masase otot ini dipercaya akan merangsang serabut
berdiameter besar, sehingga mampu memblok atau menurunkan implus nyeri.
b. Kompres
Kompers panas dingin, selain menurunkan sensasi nyeri juga dapat
meningkatkan prosrs penyernbuhan jaringan yang mengalami kerusakan.
c. Imobilisasi
Imobilisasi terhadap organ tubuh yang mengalami nyeri hebat mungkin dapat
meredakan nyeri. Kasus seperti rheumatoid arthritis mungkin memerlukan
teknik untuk mengatasi nyeri.
d. Distraksi
Distraksi merupakan pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri. Teknik
distraksi terdapat beberapa macam yaitu : distraksi visual, distraksi
pendengaran, distraksi pernafasan, distraksi intelektual, teknik pernafasan,
imajinasi terbimbing.
e. Relaksasi
Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merelaksasikan ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri. Teknik relaksasi
mungkin perlu diajarkan beberapa kali agar mencapai hasil yang normal.
f. Plasebo
Plaebo merupakan suatu bentuk tidakan, misalnya pengobatan atau tindakan
keperawatan yang mempunyai efek pada pasien akibat sugesti daripada
kandungan fisik atau kimianya. Suatu obat yang tidak berisi analgetika tetapi
berisi gula, air atau saliner dinamakan plasebo
3. Nyeri Kanker
Penyebab rasa nyeri pada penderita kanker antara lain invasi langsung tumor
pada jaringan tubuh disekitar tumor; nyeri akibat metastase tulang;
osteoporotic tulang dan nyeri degenerative pada pasien lanjut usia; obstruksi
visceral; tekanan pada saraf dan invasi pembuluh darah; penyempitan
pembuluh darah; inflamasi.
Prinsip umum manajemen nyeri kanker meliputi:
Mempunyai komitmen dalam membebaskan penderitaan dan
menawarkan kesembuhan.
Melakukan asessmen dengan seksama atau teliti atas keluhan nyeri
pasien dan kepada pasien.
Menggunakan pendekatan bertahap dalam pengobatan (WHO ladder)
adalah cara terbaik.
Bekerja sebagai tim dalam menangani nyeri kanker, menggunakan
beragam terapi dan multidisiplin profesi.
Mengobati dengan layak untuk membebaskan rasa nyeri ketika
menunggu hasil pemeriksaan atau investigasi.
Pemberian obat regular menurut nyeri yang dirasakan terus menerus
atau bertahap.
Pemberian obat melalui oral lebih baik.
Terbuka pada terapi non farmakologis dan terapi komplementer serta
alternative yang dapat membantu pasien.
Edukasi pasien dan pemberi perawatan sebagai bekal dalam
memperkuat rasa saling percaya dan kepercayaan diri.