Oleh :
Atika Oktariza
20194030023
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
GANGGUAN KENYAMANAN : NYERI
B. Etiologi Nyeri
Adapun Etiologi Nyeri yaitu:
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau
cidera.
2. Iskemik jaringan.
3. Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak
terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada
otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang
berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang
lama.
4. Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tekanan lokal
dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.
5. Post operasi setelah dilakukan pembedahan.
C. Klasifikasi Nyeri
Berdasarkan proses yang mencetuskannya, nyeri dibagi menjadi nyeri
nosiseptif dan nyeri neuropatik.
1. Nyeri nosiseptif adalah nyeri normal yang terjadi akibat kerusakan atau
peradangan jaringan (Susilawati & Rezkisari, 2015).
2. Nyeri neuropatik terjadi akibat abnormalitas pemprosesan rangsang saraf
(Susilawati & Rezkisari, 2015). Nyeri neuropatik dapat muncul secara spontan
(tanpa stimulus) maupun dengan stimulus, atau kombinasi, akibat langsung dari
lesi atau penyakit yang menyerang sistim saraf somatosensorik. Nyeri ini
ditandai sensasi pinprick, mati rasa, rasa seperti tersengat listrik atau rasa
terbakar dan alodinia. Daerah tubuh yang terasa sakit tidak harus bagian yang
mengalami cidera. Nyeri ini selalu bersifat kronis (etcadm, 2017).
Berdasarkan lamanya, nyeri dapat dibagi menjadi nyeri akut dan nyeri kronis.
1. Nyeri akut adalah sensasi normal yang dicetuskan sistem saraf agar kita
menyadari kemungkinan adanya cedera yang memerlukan perawatan
(Susilawati & Rezkisari, 2015).
2. Nyeri kronik adalah nyeri yang menetap akibat sinyal nyeri yang terus menerus
dikirimkan ke syaraf selama beberapa minggu, bulan bahkan tahun (Susilawati
& Rezkisari, 2015).
D. Manifestasi Klinis
1. Gangguam tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan meng hindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Nadi meningkat
8. Pernafasan meningkat
9. Depresi
E. Stimulasi Nyeri
Menurut Aziz (2008), Seseorang dapat meneloransi, menahan nyeri (pain
tolerance) atau mengenali jumlah stimulus nyeri sebelum merasakan nyeri (pain
tolerance). Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, di antaranya:
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan
jaringan dari iritasi secara langsung pada reseptor.
2. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya pada edema akibat terjadinya
penekanan pada reseptor nyeri.
3. Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri.
4. Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi pada blockade pada arceria koronaria
yang menstimulasi resptor nyeri akibat tumpukan asam laktat.
F. Patofisiologi Nyeri
Nyeri diawali dgn kerusakan jaringan (tissue damage), dimana jaringan tubuh
yang cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory neurotransmitters),
(histamin dan bradikinin) sbg vasodilator yg kuat -> edema, kemerahan dan nyeri
dan menstimulasi pelepasan prostaglandins. Setelah itu, Transduksi (transduction) :
perubahan energi stimulus menjadi energi elektrik, -> proses transmisi
(transmission) yakni ketika energi listrik mengenai nociceptor dihantarkan melalui
serabut saraf A dan C dihantarkan dengan cepat ke substantia gelatinosa di dorsal
horn dari spinal cord -> ke otak melalui spinothalamic tracts -> thalamus dan pusat-
pusat yg lebih tinggi termasuk reticular formation, sistem limbik, dan
somatosensory cortex. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi sinyal,
memproses informasi dari pengalaman, pengetahuan, budaya, serta
mempersepsikan nyeri -> individu mulai menyadari nyeri. Modulasi (modulation) :
saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh melepaskan neuromodulator, seperti opioids
(endorphins and enkephalins), serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric
acid -> menghalangi /menghambat transmisi nyeri & membantu menimbulkan
keadaan analgesik, & berefek menghilangkan nyeri (Gusti, 2013).
I. Pengkajian Nyeri
Banyak cara untuk menentukan intensitas nyeri, namun yang paling sederhana
ada 3 macam yakni; Visual Analog Scale (VAS), Numeric Rating Scale (NRS) dan
Faces Scale dari Wong-Backer.
1. Visual Analog Scale (VAS) / Skala analog visual
Skala ini bersifat satu dimensi yang banyak dilakukan pada orang dewasa
untuk mengukur intensitas nyeri pascabedah. Berbentuk penggaris yang
panjangnya 10 cm atau 100 mm. Titik 0 adalah tidak nyeri dan titik 100 jika
nyerinya tidak tertahankan. Disebut tidak nyeri jika pasien menunjuk pada
skala 0-4 mm, nyeri ringan 5-44mm, nyeri sedang 45-74mm, nyeri berat 75-100
mm. Sisi yang berangka pada pemeriksa sedangyang tidak berangka pada sisi
penderita.
J. Penatalaksanaan Nyeri
1) Non farmakologi
a. Relaksasi distraksi, mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu
Contoh : membaca buku, menonton tv , mendengarkan musik, relaksasi
nafas dalam dan bermain
b. Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
Kompres dingin, Counteriritan, seperti plester hangat.
2) Farmakologi adalah obat:
a. Obat
b. Injeksi
K. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut
Batasan karakteristik: Faktor yang
berhubungan:
a) Bukti nyeri a) Agens cedera biologis (mis,
b) Diaforesis infeksi, iskemia, neoplasma
c) Dilatasi pupil dll)
d) Ekspresi wajah nyeri b) Agens cedera fisik (mis,
e) Fokus menyempit luka bakar, post op, trauma
f) Fokus pada diri sendiri dll)
g) Keluhan dengan standar nyeri c) Agens cedera kimiawi
h) Keluhan tentang karakteristik nyeri
i) Laporan tentang perilaku nyeri
j) Mengekspresikan perilaku
k) Perilaku distraksi
l) Perubahan pada parameter fisiologis
m) Perubahan posisi menghindari nyeri
n) Perubahan selera makan
o) Putus asa
2. Nyeri Kronik
Batasan karakteristik: Faktor yang berhubungan:
a) Hambatan kemampuan a) Perubahan pol atidur
meneruskan aktivitas b) Distres emosi
sebelumnya c) Keletihan
b) Perubahan pola tidur d) Peningkatan indeks massa tubuh
c) Anoreksia e) Pola seksual tidak efektif
d) Bukti nyeri dengan f) Agens pencedera
menggunakan standar daftar g) Malnutrisi
perksa nyeri untuk pasien h) Kerusakan sistem saraf
yang tidak dapat i) Penggunaan komputer yang lama
mengungkapkannya j) Mengangkat beban berat
e) Ekspres wajah nyeri k) Isolasi sosial
f) Laporan tentang perilaku l) Vibrasi seluruh tubuh
nyeri/ perubahan aktivitas. Populas berisiko
g) Fokus pad diri sendiri a) Usia > 50 tahun
h) Keluhan tentang intenstas b) Gender wanita
menggunakan standar skala c) Riwayat penganiyaan
nyeri d) Riwayat mutilasi genital
i) Keluhan tentang e) Riwayat utang terlalu banyak
karakterstik nyer dengan f) Riwayat postur tubuh statis dalam bekerja
menggunakan standar g) Riwayat penyalahgunaan zat
nstrumen nyeri h) Riwayat olahraga terlalu berat
Kondisi terkait
a) Gangguan muskuloskletal kronis
b) Kontusio
c) Cedera tabrakan
d) Gangguan sistem saraf
e) Fraktur
f) Gengguan genetik
g) Ketidakseimbangan neurotransmiter,
neuromodulator, dan reseptor
h) Gangguan imun
i) Gangguan metabolik
j) Gangguan iskemik
k) Cedera otot
l) Pasca trauma karena gangguan
m) Peningkatan kadar kortisol lama
n) Cedera medula spinalis
o) Infiltrasi tumor
3. Nyeri persalinan
Batasan karakteristik: Faktor yang berhubungan:
a) Perubahan tekanan darah a) Dilatasi serviks
b) Perubahan frekuensi jantung b) Ekspulsi fetal
c) Perubahan tegangan otot
d) Perubahan fungsi neuroendokrin
e) Perubahan frekuensi pernafasan
f) Perubahan pol atdur
g) Perubahan fungsi urinarius
h) Penurunan nafsu makan
i) Diaforesis
j) Perilaku distraksi
k) Perilaku ekspresif
l) Ekspresi wajah nyeri
m) Peningkatan nafsu makan
n) Penyempitan fokus
o) Mual
p) Nyeri
q) Tekanan perineal
r) Posisi rileks untuk mengatasi nyeri
s) Perilaku protektf
t) Dilatasi pupil
u) Fokus pada dir sendiri
v) Kontrak uterin
w) Muntah
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN NYERI AKUT
RESPON
S:
pasien mengatakan skala nyeri berkurang dari 4.
pasien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat, tidak
berubah posisi dan saat mendengarkan lantunan asmaul
husna
O:
- Ekspresi pasien terlihat sedikit menahan nyeri
- Pasien terlihat memegangi perut sebalah kirinya
- TTV
HR: 71x/menit
RR : 20x/menit
BP : 107/59 mmHg
T ; 37,50C.
2. Rabu Nyeri Akut 14:00 - Melakukan pengkajian nyeri OPQRSTUV akhir shift: jam 21:00)
19/09/2018 b/d Agen - Mengobservasi ketiaknyamanan pasien secara non verbal S:
cidera fisik - Hasil pengkajia nyeri :
RESPON: O: pasien mengatakan nyeri terasa
S: sejak 5 hari yang lalu, lama nyer
- Hasil pengkajia nyeri : dirasakan 4 menit.
O: pasien mengatakan nyeri terasa sejak 5 hari yang lalu, P: pasien mengatakan nyeri terasa
lama nyer dirasakan 4 menit. ketika pasien bergerak dan berubah
P: pasien mengatakan nyeri terasa ketika pasien bergerak posisi
dan berubah posisi Q : pasien mengatakan nyeri terasa
Q : pasien mengatakan nyeri terasa seperti di sayat-sayat seperti di sayat-sayat
R: pasien mengatakan nyeri terasa di perut sebalah kanan R: pasien mengatakan nyeri terasa di
bawah pada area post operasi. perut sebalah kanan bawah pada area
S: pasien mengatakan skala nyeri 4. post operasi.
T: pasien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat dan S: pasien mengatakan skala nyeri
tidak berubah posisi berkurang dari 4 menjadi 2.
U: pasien mengatakan nyeri dirasakan berkali-kali ketika T: pasien mengatakan nyeri berkurang
pasien bergerak dan berubah posisi. saat istirahat dan tidak berubah posisi
V: pasien mengatakan nyerinya ingin segera hilang. U: pasien mengatakan nyeri dirasakan
17:00 - Memberikan injeksi keterolac 1 ampul jalur IV berkali-kali ketika pasien bergerak
- Menjelaskan kepada pasien manfaat dan tujuan yang dan berubah posisi.
dirasakan setelah mendengarkan musik V: pasien mengatakan nyerinya ingin
- Memberikan klien terapi non farmakologi dalam mengontrol segera hilang
nyeri dengan mendnegarkan musik - Pasien mengatakan nyerinya
- Mengevaluasi keefektifan terkait kontrol nyeri. berkurang saat mendengarkan musik
- Pasien mengatakan lebih menyukai
RESPON: mendengarkan lantunan asmaul husna
S: O:
- Pasien mengatakan nyerinya berkurang saat mendengarkan - Ekspresi pasien terlihat menahan sakit
musik - Pasien terlihat memegangi perut
- Pasien mengatakan skala nyeri menjadi 2 sebalah kirinya
- Pasien mengatakan lebih menyukai mendengarkan lantunan - TTV
asmaul husna HR: 71x/menit
20:00 - Memonitor TTV RR : 19x/menit
BP : 103/59 mmHg
RESPON T : 37,50C.
O: A
- TTV - Nyeri akut belum teratasi
HR: 71x/menit P
RR : 19x/menit Melakukan pengkajian nyeri setiap
BP : 103/59 mmHg shift, memberikan teknik non
T ; 37,50C. farmakologi setiap shift
3 Kamis Nyeri akut 07:00 - Mengkaji nyeri pasien (Akhir Shift 14:00)
20/09/2018 b/d agens - Mengobservasi ketidaknyaman non verbal pada pasien S:
cidera fisik - Memonitro TTV - Pasein mengatakan nyeri sudah hilang
- Pasien mengatakan sudah bisa
RESPON: melakukan aktifitas-secara mandiri
S: tanpa mengeluh nyeri.
- Pasein mengatakan nyeri sudah hilang O:
- Pasien mengatakan sudah bisa melakukan aktifitas-secara - Pasien terlihat rilex dan tersenyum
mandiri tanpa mengeluh nyeri - Tanda-tanda vital
O: TD: 105/70 mmHG
- Pasien terlihat rilex dan tersenyum HR: 89x/mnt
- Tanda-tanda vital RR: 20 x/mnt
TD: 105/70 mmHG T: 360C
HR: 89x/mnt A: nyeri akut teratasi
RR: 20 x/mnt P: Discharge Planning
T: 360C
.
NO HARI/TGL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
1 Jum’at 07:30 - Memontor TTV (akhir shift: jam 14:00)
21/09/2018 - Melakukan pengkajian nyeri OPQRSTUV S:
- Mengobservasi ketiaknyamanan pasien secara non verbal - Hasil pengkajia nyeri :
- Mengurangi dan mengeliminasi faktor yang dapat O: pasien mengatakan nyeri terasa
menyebabkan nyeri seperti bergerak terlalu sering. sejak 3 bulan yang lalu namun hilang
- Megontrol faktor lingkungan yang dapat menimbulkan timbul, lama nyer dirasakan 5 menit.
ketidaknyaman pada pasien (pencahayaan, kegaduhan, suhu P: pasien mengatakan nyeri terasa
lingkungan) ketika pasien bergerak, berdiri dan
duduk
RESPON: Q : pasien mengatakan nyeri terasa
S: seperti tertekan benda berat
- Hasil pengkajia nyeri : R: pasien mengatakan nyeri terasa di
O: pasien mengatakan nyeri terasa sejak 3 bulan yang lalu kepala bagian belakang dan menjalar
namun hilang timbul, lama nyeri dirasakan 5 menit. ke bahu.
P: pasien mengatakan nyeri terasa ketika pasien bergerak, S: pasien mengatakan skala nyeri
Nyeri kronis
berdri dan duduk berkurang dari 7 menjadi 5.
b/d kerusakan
Q : pasien mengatakan nyeri terasa seperti tertekan benda T: pasien mengatakan nyeri berkurang
sistem saraf
berat saat istirahat, berbaring, tdak berubah
R: pasien mengatakan nyeri terasa di kepala bagian posisi, mendengarkan lantunan asmaul
belakang, dan menjalar ke bahu husna dan diberikan obat anti nyeri
S: pasien mengatakan skala nyeri berkurang dari 7. U: pasien mengatakan nyeri dirasakan
T: pasien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat, berkali-kali ketika pasien bergerak
berbaring dan tidak bergerak dan berubah posisi.
U: pasien mengatakan nyeri dirasakan berkali-kali ketika V: pasien mengatakan nyerinya ingin
pasien bergerak dan duduk. segera hilang
V: pasien mengatakan nyerinya ingin segera hilang - Pasien mengatakan nyeri bertambah
- Pasien mengatakan nyeri bertambah saat mendengarkan saat mendengarkan kegaduhan
kegaduhan
O: O:
- Ekspresi pasien terlihat menahan sakit - Ekspresi pasien terlihat menahan sakit
- Pasien terlihat memejamkan matanya - Pasien terlihat sesekali memejamkan
- TTV matanya
HR: 101x/menit - TTV
RR : 21x/menit HR: dari 101x/menit menjadi
BP : 130/80 x/menit 89x/menit
T ; 370C RR : dari 21x/menit menjadi
09:00 - Memberikn terapi non farmakologi untuk mengontrol 20x/menit
nyeri dengan mendengarkan lantunan asmaul husna BP : dari 130/80 x/menit menjadi
- Mengevaluas keefetikan kontol nyeri 127/69 mmHg
T ; dari 370C menjadi 36,50C.
RESPON: A
S: - Nyeri kronis belum teratasi
- Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah mendengarkan P
lantunan asmaul husna - Melakukan pengkajiam nyeri setiap
- Pasien mengatakan skala nyeri menjadi 6 shift, memberikan teknik non
- Pasien mengatakan akan mendengarkan lantunan asmaul farmakologi setiap shift, memotivasi
husna ketika nyeri timbul agar mampu mengontrol nyerinya
- Pasien mengatakan perhatiaanya sedikit teralihkan saat secara mandiri dan memberikan obat
mendengarkan lantunan asmaul husna analgesik 3 x sehari dengan keterolak
O: jalur IV.
- Pasien terlhat mengikuti lantunan asmaul husna yang
dberikan
- Pasien terlihat sesekali masih memejamkan matanya
-
12:00 - Mengecek riwayat apakah pasien memiliki alergi obat
- Mengecek catatan medis baik obat, dosis dan frekuensi dari
analgesk yang akan diberikan.
- Melakukan pengkajian nyeri (menanyakan skala, kualitas,
pola nyeri pasien)
- Mengobservasi ketidaknyaman pasien secara non verbal
- Memberikan injeksi anagesik 1 ampul jalur IV
- Memonitor TTV setelah diberikan analgesik
RESPON
S:
- pasien mengatakan skala nyeri berkurang dari 4.
- pasien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat, tidak
berubah posisi, mendengarkan lantunan asmaul husna dan
diberikan obat antinyeri
O:
- Dalam rekam medis pasien tidak memiliki riwayat alergi
terhadp obat
- Dalam rekam medis pasien diberikan obat keterolac 1 ampul
dengan 3 kali/hari dengan melalui jalur IV
- Ekspresi pasien terlihat sedikit menahan nyeri
- Pasien terlihat memegangi perut sebalah kirinya
- TTV
HR: 89x/menit
RR : 20x/menit
BP : 127/69 mmHg
T ; 36,50C.
2. Sabtu Nyeri kronis 07:30 - Memontor TTV (akhir shift: jam 14:00)
22/09/2018 b/d kerusakan - Melakukan pengkajian nyeri OPQRSTUV S:
sistem saraf - Melakukan pengkajian istiraht dan tidur pasien - Hasil pengkajia nyeri :
- Mengobservasi ketiaknyamanan pasien secara non verbal O: pasien mengatakan nyeri terasa
- Memberikan terapi non farmakologi dengan mendengarkan sejak 3 bulan yang lalu namun hilang
lantunan asmaul husna timbul, lama nyer dirasakan 4 menit.
- Mengevaluasi keefektifan pemberikan terapi dalam P: pasien mengatakan nyeri terasa
mengontrol nyeri ketika pasien bergerak, berdiri dan
duduk
RESPON: Q : pasien mengatakan nyeri terasa
S: seperti tertekan benda berat
- Hasil pengkajia nyeri : R: pasien mengatakan nyeri terasa di
O: pasien mengatakan nyeri terasa sejak 3 bulan yang lalu kepala bagian belakang dan sudah
namun hilang timbul, lama nyeri dirasakan 4 menit. tidak menjalar ke bahu
P: pasien mengatakan nyeri terasa ketika pasien bergerak, S: pasien mengatakan skala nyeri
berdiri dan duduk berkurang dari 5 menjadi 4.
Q : pasien mengatakan nyeri terasa seperti tertekan benda T: pasien mengatakan nyeri berkurang
berat saat istirahat, berbaring, tdak berubah
R: pasien mengatakan nyeri terasa di kepala bagian posisi, mendengarkan lantunan asmaul
belakang husna dan diberikan obat anti nyeri
S: pasien mengatakan skala nyeri 5. U: pasien mengatakan nyeri dirasakan
T: pasien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat, berkali-kali ketika pasien bergerak,
berbaring, tidak bergerak, mendengarkan lantunan asmaul duduk dan berdiri.
husna, dan diberikan obat anti nyeri V: pasien mengatakan nyerinya ingin
U: pasien mengatakan nyeri dirasakan berkali-kali ketika segera hilang
pasien bergerak, duduk dan berdiri. - Pasien mengatakan saat
V: pasien mengatakan nyerinya ingin segera hilang mendengarkan lantunan asmaul husna
- Pasien mengatakan saat mendengarkan lantunan asmaul pasien merasa rilex dan tenang
husna pasien merasa rilex dan tenang - Pasien mengatakan akan menerapkan
- Pasien mengatakan saat mendengarkan lantunan asmaul mendengarkan lantunan asmual husna
husna skal nyeri pasien berkurang menjadi 4 saat nyerinya timbul
- Pasien mengatakan akan menerapkan mendengarkan - Pasien mengatakan semalam tidur dari
lantunan asmual husna saat nyerinya timbul jam 21:00 – 05:00 WIB
- Pasien mengatakan semalam tidur dari jam 21:00 – 05:00 O:
WIB - Ekspresi pasien terlihat datar
O: - Pasien terlihat jarang memejamkan
- Ekspresi pasien terlihat menahan sakit matanya
- Pasien terlihat mengikuti iringan lantunan asmaul husna - TTV
- TTV HR: dari 87x/menit menjadi
HR: 87x/menit 87x/menit
RR : 20x/menit RR : dari 20x/menit menjadi
BP : 122/82 x/menit 21x/menit
T ; 36,5oC BP : dari 122/82x/menit menjadi
12:00 - Memberikan injeksi keterolac 1 ampul jalur IV 120/80 mmHg
- Mengkaji nyer pasien terkait skala, pola, kualitas, dan T ; dari 36,50C menjadi 360C.
penyebab nyeri. A
- Memonitor tanda – tanda vital pasien. - Nyeri kronis belum teratasi
P
RESPON: Melakukan pengkajiam nyeri setiap
S: shift, memberikan teknik non
- Pasien mengatakan skala nyeri 4 farmakologi setiap shift, memotivasi
- Pasien mengtakan nyeri masih terasa sedikit berat di bagian agar mampu mengontrol nyerinya
kepala belakang namun sudah tidak menjalar secara mandiri dan memberikan obat
O: analgesik 3 x sehari dengan keterolak
- TTV jalur IV.
HR : 87x/mnt
RR : 21x/mnt
BP: 120/80 mmHg
T : 360C
- Ekspresi wajah pasien datar
- Pasien terlihat sudah jarang memejamkan matanya lagi
3 Minggu Nyeri kronis 16:00 - Mengkaji nyeri dengan OPQRSTUV (Akhir Shift 21:00)
23/09/2018 b/d kerusakan - Mengobservasi ketidaknyaman non verbal pada pasien S:
sistem saraf - Memonitro TTV - Hasil pengkajia nyeri :
- Memberikan terapi non farmakologi dengan emndnegarkan O: pasien mengatakan nyeri terasa
lantunan asmaul husna. sejak 3 bulan yang lalu namun hilang
- Memotivasi pasien agar mampu mengontrol nyerinya secara timbul, lama nyer dirasakan 10 detik.
mandiri. P: pasien mengatakan nyeri terasa
- Mengevaluasi keefektifan pemberikan terapi dalam ketika pasien duduk dan berdiri terlalu
mengontrol nyeri. lama.
- Mengkaji terkait pola istirahat dan tidur pasien. Q : pasien mengatakan nyeri terasa
seperti ditusuk-tusuk
RESPON: R: pasien mengatakan nyeri terasa di
S: kepala bagian belakang dan sudah
- Hasil pengkajia nyeri : tidak menjalar ke bahu
O: pasien mengatakan nyeri terasa sejak 3 bulan yang lalu S: pasien mengatakan skala nyeri
namun hilang timbul, lama nyeri dirasakan 30 detik. berkurang dari 3 menjadi 2.
P: pasien mengatakan nyeri terasa ketika pasien duduk dan T: pasien mengatakan nyeri berkurang
berdiri terlalu lama. saat istirahat, berbaring,
Q : pasien mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk mendengarkan lantunan asmaul husna
R: pasien mengatakan nyeri terasa di kepala bagian dan diberikan obat anti nyeri
belakang U: pasien mengatakan nyeri dirasakan
S: pasien mengatakan skala nyeri 3. berkali-kali ketika pasien duduk dan
T: pasien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat, berdiri terlalu lama
berbaring, mendengarkan lantunan asmaul husna, dan V: pasien mengatakan nyerinya ingin
diberikan obat anti nyeri segera hilang
U: pasien mengatakan nyeri dirasakan berkali-kali ketika - Pasien mengatakan saat
pasien duduk dan berdiri terlalu lama. mendengarkan lantunan asmaul husna
V: pasien mengatakan nyerinya ingin segera hilang pasien merasa rilex dan tenang
- Pasien mengatakan merasa rilex saat mendengarkan - Pasien mengatakan akan menerapkan
lantunan asmaul husna. mendengarkan lantunan asmual husna
- Pasien mengatakan akan menerapkan mendengarkan saat nyerinya timbul
lantunan asmual husna saat nyerinya timbul - Pasien mengatakan har ini mampu
- Pasien mengatakan hari ini mampu tidur siang dengan tidur siang dengan nyenyak
nyenyak O:
O: - Ekspresi wajah pasien sesekali sudah
- Ekspresi pasien datar terlihat tersenyum
- Pasien terlihat mengikuti iringan lantunan asmaul husna - TTV
- TTV HR: dari 85x/menit menjadi
HR: 85x/menit 79x/menit
RR : 20x/menit RR : dari 20x/menit menjadi
BP : 120/82 x/menit 19x/menit
T ; 36,5oC. BP : dari 120/82x/menit menjadi
20:00 - Memberikan obat analgesik keterolac 1ampul jalur IV 120/80 mmHg
- Memotivasi pasien agar mampu mengontrol nyerinya secara T ; dari 36,50C menjadi 36,20C.
mandiri. A
- Mengobservasi ketidaknyamaan secara non verbal - Nyeri kronis belum teratasi
- Memonitor TTV P
- Mengkaji skala nyeri pasien terkait skala, kualitas, pola, dan Memotivasi agar mampu mengontrol
penyebab nyeri nyerinya secara mandiri.
RESPON:
S:
- Pasien mengatakan nyeri hanya sesekali terasa namun tidak
lama hanya 10 detik saja.
- Pasien emngatakan skala nyeri 2
- Pasien mengatakan sesekali saat berdiri terlalu lama kadang
terasa nyeri
- Pasien mengatakan nyeri masih terasa di kepala bagian
belakang namun sudah tidak menjalar
- Pasien mengatakan mampu mengontrol nyerinya secara
mandiri
O:
- Pasien terlihat sesekali sudah tersenyum
- TTV
HR : 79x/menit
RR :19 x/menit
BP : 120/80 mmHg
T : 36,20C
RESPON:
S:
- Pasien mengatakan nyeri masih terasa
- Pasien mengatakan skala nyeri 6
- Pasien mengatakan akan menerapkan relaksas nafas
dalam saat nyerinya terasa
O:
- Pasien terlihat menahan sakit
- Pasien terlhat mengelus-elus perutnya
- TTV
HR : 105x/menit
RR : 23x/menit
BP : 120/80mmHg
T : 36,20C
2. Sabtu Nyeri 07:30 - Memontor TTV (akhir shift: jam 14:00)
22/09/2018 persalinan - Melakukan pengkajian nyeri terkait skala, penyebab, S:
b/d dilatasi kualitas, dan pola nyeri O: pasien mengatakan nyeri terasa
serviks - Mengobservasi ketidaknyamanan pasien secara non verbal sejak kemarn, lama nyeri dirasakan 6
- Memberikan terapi non farmakologi dengan relaksasi nafas menit.
dalam P: pasien mengatakan nyeri terasa
- Mengevaluasi keefektifan pemberikan terapi dalam ketika pasien bergerak, berdiri dan
mengontrol nyeri duduk dan berbaring
Q : pasien mengatakan nyeri terasa
RESPON: seperti melilit dan mules.
S: R: pasien mengatakan nyeri terasa
- Pasien mengatakan nyeri skala 6 perut
- Pasien mengatakan nyeri terasa melilit dan pulas pad bagian S: pasien mengatakan skala nyeri 6.
perut T: pasien mengatakan nyeri berkurang
- Pasien mengatakan lama nyeri terasa 6 menit saat istirahat, berbaring dan tidak
- Pasien mengatakan nyeri menjalar ke punggung bergerak
- Pasien mengatakan nyeri berkurang saat melakukan tarik U: pasien mengatakan nyeri dirasakan
nafas dalam berkali-kali ketika pasien bergerak,
- Pasien mengatakan selalu menerapkan mendengarkan duduk, berdiri dan istirahat.
lantunan asmual husna saat nyerinya timbul V: pasien mengatakan nyerinya ingin
- Pasien mengatakan nyerinya sering muncul segera hilang
O: - Pasien mengatakan nyerinya
- Ekspresi pasien terlihat menahan sakit berkurang saat melakukan tarik nafas
- Pasien terlihat mengelus-elus perutnya dalam.
- TTV - Pasien mengatakan selalu menerapkan
HR: 87x/menit relaksasi nafas dalam saat nyerinya
RR : 20x/menit muncul
BP : 122/82 x/menit - Pasien emngatakan nyerinya sering
T ; 36,5oC muncul
11:00 - Memberikan injeksi keterolac 1 ampul jalur IV
- Mengkaji nyeri pasien terkait skala, pola, kualitas, dan O:
penyebab nyeri. - Ekspresi pasien terlihat menahan sakit
- Memonitor tanda – tanda vital pasien. - Pasien terlihat mengelus-elus perutnya
- TTV
RESPON: HR: dari 87x/menit menjadi
S: 87x/menit
- Pasien mengatakan skala berkurang RR : dari 20x/menit menjadi
- Pasien mengatakan nyerinya sering muncul 21x/menit
O: BP : dari 122/82x/menit menjadi
- TTV 120/80 mmHg
HR : 87x/mnt T ; dari 36,50C menjadi 360C.
RR : 21x/mnt A
BP: 120/80 mmHg - Nyeri persalinan belum teratasi
T : 360C P
- Ekspresi wajah pasien terlihat menahan nyeri Melakukan pengkajiam nyeri setiap
- Pasien terlihat mengelus-elus perutnya shift, memotivasi agar mampu
mengontrol nyerinya secara mandiri
3. Minggu -
23/09/2018
Daftar Pustaka