CI LAHAN CI INSTITUSI
4. Proyeksi Thalamus
Nukleus posterolateralis ventralis (VPL) menerima masukan dari
traktus kolumna dorsalis (yang mana mengandung neuron pada lamina
II dan IV, tekanan transmisi, sentuhan, dan getaran) dan traktus
neospinothalamus. Proyeksi nukleus ini ke korteks sensoris dan
melayani sebagai fungsi diskriminasi sensoris persepsi nyeri. Nukleus
thalamus medial dan posterior menerima masukan dari traktus
paleospinothalamus dan proyeksi ke area asosisasi korteks. Sistem
inimelayani fungsi afektif pada persepsi nyeri dan regulasi emosional
atau aspek yang tidak nyaman dari nyeri. Traktus paleospinothalamus
juga mengaktivasi sistem limbus, yang mana bisa menjelaskan
mengapa respons individual yang beda pada stimulus nyeri yang sama
(Fig. 2-4).
5. Penurunan Modulasi Nyeri dan Jalur Supresi
Ada tiga bagian antara struktur midbrain dan kornu
dorsalis,yang mana berfungsi untuk memodulasi peningkatan impuls
nyeri dari sistem saraf perifer : jalur satu berasal dari nukleus magnus
raphe, jalur dua timbul dari nukleus lokus ceruleus dari pons, dan jalur
tiga dari nukleus Ediger-Westphal. Ketiga jalur tersebut menurun
untuk terminasi dan menghalangi nyeri-neuron responsif pada kornu
dorsalis. Ketika teraktivasi, jalur satu, dua, dan tiga mengeluarkan
serotonin, norefineprin, dan kolesistokinin, masing-masing.
Periaqueductal grey (PAG) membuat sambungan ke ketiga jalur
tersebut. PAG banyak pada reseptor opiate, dan ketika reseptor
tersebut teraktivasi, PAG mengaktifkan tiga jalur untuk impuls
modulasi nyeri memasuki kornu dorsalis. Reseptor opiate PAG
tersebut dapat diaktifkan dengan pengeluaran endogen dari endorphin
dan administrasi eksogen dari opioid. Pengeluaran endogen dari
endorphin dapat dipicu oleh nyeri dan stress. Kornu dorsalis dari spinal
cord juga banyak pada reseptor opiat, yang mana terlokalisasi di
lamina II dan, ketika terstimulasi, menghasilkan supresi bertenaga dari
pemasukan aktivitas serabut saraf C.
C. Etiologi Nyeri
Faktor yang berhubungan dengan nyeri akut menurut (SDKI) :
1) Agens cedera fisiologis (mis.,inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agens cedera fisik (mis., apses, amputasi, luka bakar, terpotong,
mengangkat berat, konsedur bedah, trauma, olaragah berlebihan)
3) Agens cedera kimiawi (mis., terbakar, bahan kimia iritan)
D. Fisiologi Nyeri
Menurut Tjay (2007; 312), rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya
merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang
adanya gangguan di jaringan misalnya seperti peradangan, infeksi jasad
renik, atau kejang otot. Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan mekanis,
kimiawi atau fisis (kalor, listrik) dapat menimbulkan kerusakan pada
jaringan. Rangsangan tersebut memicu pelepasan mediator nyeri seperti
histamin, bradikinin, leukotrien, dan prostaglandin.
Semua mediator nyeri itu merangsang reseptor nyeri (nociceptor)
di ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa serta jaringan lain dan
demikian menimbulkan antara lain reaksi radang dan kejang-kejang.
Nociceptor juga terdapat di seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di
SSP. Dari tempat ini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan
lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sangat banyak sinaps via sumsum
belakang, sumsum lanjutan dan otak tengah. Dari talamus impuls
kemudian diteruskna ke pusat nyeri di otak besar, di mana impuls
dirasakan sebagai nyeri.
Mediator penting adalah amin histamin yang bertanggung jawab
untuk kebanyakan reaksi alergi (bronchokonstriksi, pengembangan
mukosa, pruritus) dan nyeri. Bradikinin adalah polipeptida (rangkaian
asam amino) yang dibentuk dari protein plasma. Prostaglandin mirip
strukturnya dengan asam lemak dan terbentuk dari asam arachidonat.
Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkat (level) di mana nyeri
dirasakan untuk pertama kalinya. Untuk setiap orang ambang nyerinya
adalah konstan.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Nyeri Paling
ada nyeri Sedang Parah
Interpretasi :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-9 : Sangat nyeri, tetapi masih bisa dikontrol
10 : Sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol
b. Skala Wong Beker Faces Pain Rating scale
Digunakan pada anak dan orang dewasa yang mengalami
gangguan kognitif, yang menggantikan angka dengan kontinum
wajah tersenyum sampai menangis
1 1-2 3-4 5-6 7-8 9-10
Tidak sakit lebih sakit jauh lebih sakit
sakit sedikit lebih sakit lagi sakit sekali
Osteoartritis
Pemecahan kondrosit
Inflamasi sendi
2. Konsep Keperawatan
A. Tanda dan gejala
SUBYEKTIF :
1. Mengeluh nyeri
OBJEKTIF :
2. Tampak meringis
3. Bersikap protektif
4. Gelisah
5. Frekuensi nadi meningkat
6. Sulit tidur
B. Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan rasa nyaman (0074) barhubungan dengan gejala penyakit
b) Nyeri akut (0077) berhubungan dengan agens cedera fisik, biologis,
kimiawi
c) Nyeri kronis (0078) berhubungan dengan gangguan iskemik.
C. Intervensi Keperawatan
1. Manajemen Nyeri
a. Tindakan
1. Observasi :
- Identifikasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesita nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
b. Terapeutik
- Berikan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, terapi pijat, aromaterapi,
tehnik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredahkan nyeri
c. Edukasi
- Jelaskan penyebab,periode dan pemicu
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Anjurkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Time pokja SIKI DPP PPNI 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesi.
Jakarta
Time Pokja SIKI DPP PPNI 2018. Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta