Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KIMIA

“Aplikasi Unsur-Unsur C,H,O,N Dan S Dalam tubuh”

Oleh:

Nama : Ester Tina Sulpiyani


NIM : P202202003

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan berkat karunian dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini membahas tentang “Aplikasi unsur-unsur C,H,O,N Dan S dalam


tubuh” dalam muatan mata kuliah . Semonga dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan baru bagi para pembaca.

Saya juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan bahkan jauh dari kata sempurnah, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca.

Kendari , 29 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Komposisi Kimia Tubuh Manusia ................................................................. 7


B. Unsur Penyusun Protein ............................................................................... 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14


4

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oksigen merupakan unsur yang sangat penting dalam tata kehiduan
makhluk hidup. Oksigen diperlukan oleh makhluk hidup sebagai salah satu ciri makhluk
hidup yaitu bernafas. Oksigen merupakan salah satu unsur esensial kehidupan yang
menjadi penyusun dalam tubuh setiap makhluk hidup. Seperti yang dikatakan Campbell
(1992, hlm. 34) bahwa:

“...sekitar 25 dari 92 unsur alam diketahui penting bagi kehidupan. Empat


diantaranya yaitu Karbon (C), Oksigen (O), Hidrogen (H), dan Nitrogen (N)
menyusun 96% materi hidup. Fosfor (P), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Kalium
(K), dan segelintir unsur lain hanya menyusun sisa 4% berat organisme.”

Kebutuhan akan oksigen menjadi sebuah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi
bagi setiap elemen makhluk hidup yang ada di permukaan bumi baik tumbuhan, hewan,
maupun manusia untuk tetap menjaga kelangsungan hidupnya. Seperti yang telah
dijelaskan oleh Campbell (1992, hlm. 34), oksigen merupakan salah satu unsur esensial
sebagai penyusun dalam tubuh manusia. Unsur esensial ini merupakan unsur yang sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup termasuk manusia. Sebagai
salah satu unsur esensial dalam penyusun tubuh manusia, oksigen mempunyai persentase
terbesar jika dibandingkan dengan unsur-unsur esensial lain sebagai penyusun dalam
tubuh manusia yaitu sebesar 65,0% (Tabel 1.1).

Tabel 1.1. Unsur-Unsur Esensial Penyusun Tubuh Manusia


Symbol Unsur Persentase dari berat tubuh manusia (%)
O Oksigen 65,0
C Karbon 18,5
H Hidrogen 9,5
N Nitrogen 3,3
Sumber : Campbell & Jane B. Reece edisi ke 8 jilid 1 hal 34.

Oksigen mempunyai peran yang sangat penting bagi manusia jika dilihat dari fungsinya.
Kekurangan oksigen akan berdampak pada penurunan aktivitas dan kesehatan bagi
manusia. Oksigen diperlukan tubuh untuk proses pembakaran bahan bakar (respirasi)
dalam proses metabolisme di dalam tubuh, proses ini akan menghasilkan energi yang
5

akan digunakan oleh tubuh manusia dalam kegiatan sehari-hari. Kekurangan oksigen
sudah tentu akan mempengaruhi jumlah energi yang dihasilkan (energi menjadi sedikit).
Tenaga yang sedikit itulah yang menjadi kunci dari semua gejala-gejala tersebut
(Astawan, 2008, hlm. 184).

Manusia menggunakan ± 600 liter oksigen (O2)/hari atau setara dengan 864 g/hari
untuk bernafas serta memproduksi sekitar 480 liter karbondioksida (CO2) (White Handler
dan Smith, 1959, hlm. 661). Kebutuhan oksigen sebagai pemenuhan kebutuhan bagi
manusia untuk bernafas yaitu salah satunya diproduksi oleh tumbuhan. Tumbuhan yang
mempunyai klorofil (Zat Hijau Daun) dengan bantuan cahaya matahari akan melakukan
proses fotosintesis sehingga menghasilkan oksigen dengan reaksi kimia sebagai berikut
ini:

6 CO2 + 6 H2O + Cahaya matahari C6 H12 O6 + 6 O2

Reaksi kimia di atas menggambarkan bahwa CO2 (Karbondioksida) dan H2O (Air)
merupakan substrat dalam reaksi fotosintesis dan dengan bantuan Cahaya Matahari dan
pigmen Klorofil dan Pigmen lainnya yang akan menghasilkan karbohidrat dan
melepaskan oksigen.
6

A. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan komposisi kimia tubuh manusia!

2. Mengapa tubuh manusia memerlukan unsur logam?


B. Tujuan

1. Untuk mengetahui komposisi kimia tubuh manusia

2. Dapa mengidnetifikasi unsur logam dalam tubuh manusia


1

BAB II
PEMBAHASAN

A. Komposisi Kimia Tubuh Manusia

Komposisi tubuh dapat dianalisis dengan berbagai cara. Misalnya dikaitkan


dengan unsur-unsur kimiawi yang ada, atau berdasarkan jenis molekul seperti air,
protein, jaringan ikat, lemak (atau lipida), hidroksilapatit (dalam tulang), karbohidrat
(seperti glikogen dan glukosa) dan DNA. Berdasarkan jenis jaringannya, tubuh dapat
dianalisis menjadi air, lemak, jaringan ikat, otot, tulang, dan sebagainya.
Berdasarkan jenis selnya, tubuh mengandung ratusan jenis sel, tetapi jumlah sel
terbanyak dalam tubuh manusia (bukan berdasarkan massanya) bukanlah sel manusia
itu sendiri, tetapi bakteri normal yang berada di saluran pencernaan manusia.

1. Unsur
Hampir 99% dari massa tubuh manusia tersusun oleh enam unsur: oksigen, karbon,
hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor. Hanya sekitar 0,85% yang disusun oleh lima unsur
lainnya: kalium, belerang, natrium, klorin, dan magnesium. Kesebelas unsur tersebut
diperlukan untuk hidup. Unsur-unsur yang tersisa merupakan unsur renik, yang diperkirakan
berjumlah lebih dari selusin (berdasarkan bukti yang baik) yang diperlukan untuk hidup. Jika
seluruh massa unsur renik digabungkan bersama-sama (jumlahnya kurang dari 10 gram
untuk tubuh manusia) tetap tidak mencapai massa magnesium dalam tubuh, yang merupakan
unsur nonrenik berjumlah paling sedikit. Tidak semua unsur yang dijumpai dalam tubuh
manusia dalam jumlah renik memiliki peran dalam hidup. Beberapa dari unsur ini
diperkirakan merupakan kontaminan tanpa fungsi (contohnya cesium dan titanium),
sementara banyak unsur lainnya diperkirakan sebagai racun aktif, bergantung pada
jumlahnya (kadmium, raksa, dan unsur radioaktif). Manfaat dan toksisitas aluminium, unsur
yang pada level normal dijumpai dalam tubuh manusia, masih diperdebatkan.[butuh rujukan]
Fungsi kadmium dan timbal bagi tubuh juga telah diajukan, meskipun hampir dipastikan
2

keduanya toksik dalam jumlah yang jauh di atas kandungan normal tubuh.[butuh rujukan]
Terdapat bukti bahwa arsenik, unsur yang normalnya dianggap sebagai racun dalam jumlah
yang lebih tinggi, bersifat esensial dalam jumlah ultrarenik, bahkan untuk mamalia (tikus,
hamster, kambing).

Beberapa unsur (arsenik, silikon, boron, nikel, vanadium) mungkin juga diperlukan
oleh mamalia, tetapi dalam dosis yang jauh lebih kecil. Brom digunakan secara luas oleh
beberapa (meski tidak semua) organisme yang lebih rendah, dan ditemukan secara
oportunistik dalam eosinofil manusia. Satu studi menemukan bahwa bromin diperlukan
untuk sintesis kolagen IV pada manusia.[2] Fluor digunakan oleh sejumlah tumbuhan untuk
menghasilkan racun, tetapi pada manusia hanya berfungsi sebagai zat pengeras lokal
(topikal) pada email gigi, dan tidak ditemukan pada peran biologis esensial.

Tubuh manusia dewasa dengan berat rata-rata 70 kg mengandung sekitar 7×1027 atom
dan sekurang-kurangnya 60 unsur kimia yang terdeteksi secara renik. Sekitar 29 unsur dari
jumlah ini diperkirakan memainkan peran positif aktif dalam kehidupan dan kesehatan
manusia.

Jumlah relatif masing-masing unsur bervariasi menurut individu, terutama karena


perbedaan proporsi lemak, otot, dan tulang dalam tubuh mereka. Orang dengan lebih banyak
lemak akan memiliki proporsi karbon yang lebih tinggi, sedangkan proporsi sebagian besar
unsur lain akan lebih rendah. Proporsi hidrogen kira-kira sama. Angka yang ditampilkan
dalam tabel merupakan angka rata-rata dari bermacam-macam referensi berbeda.

Rata-rata tubuh manusia dewasa mengandung ~53% air. Namun, hal ini sangat
bervariasi menurut usia, jenis kelamin, dan adipositas. Berdasarkan pengambilan sampel
dalam jumlah besar pada orang dewasa dari semua umur dan kedua jenis kelamin, angka
untuk fraksi air menurut beratnya yaitu 48 ±6% untuk perempuan dan 58 ±8% air untuk laki-
laki.Air mengandung ~11% hidrogen berdasarkan massa, tetapi ~67% hidrogen berdasarkan
persen atom; angka-angka ini bersama dengan angka % komplementer untuk oksigen dalam
air, merupakan penyumbang terbesar untuk keseluruhan angka komposisi massa dan
3

komposisi atom. Karena kandungan airnya, tubuh manusia mengandung lebih banyak
oksigen berdasarkan massa daripada unsur lainnya, tetapi, berdasarkan fraksi atom, lebih
banyak hidrogen daripada unsur apa pun.

Unsur-unsur pada tabel di bawah yang digolongkan sebagai "Esensial pada manusia"
merupakan unsur-unsur yang terdaftar pada Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika
Serikat sebagai nutrisi esensial, yang mencakup enam unsur tambahan: oksigen, karbon,
hidrogen, dan nitrogen (unsur pembangun kehidupan fundamental di Bumi), belerang
(esensial untuk semua sel), dan kobalt (komponen penting vitamin B12). Unsur-unsur yang
digolongkan sebagai "Mungkin" esensial adalah yang dikutip oleh Akademi Riset Nasional
AS sebagai unsur yang bermanfaat bagi kesehatan manusia dan mungkin penting. Sebagian
besar unsur yang dibutuhkan untuk kehidupan relatif umum di dalam kerak bumi.
Aluminium, unsur paling umum ketiga dalam kerak bumi (setelah oksigen dan silikon),tidak
mempunyai fungsi dalam sel hidup, tetapi malah berbahaya pada jumlah besar.Transferin
dapat mengikat aluminium. Dari 94 unsur kimia yang terjadi secara alami, 60 terdaftar pada
tabel di atas. Dari 34 sisanya, tidak diketahui jumlah yang terjadi dalam tubuh manusia.
Untuk beberapa unsur-unsur ini, jumlah konsentrasi dalam berbagai jaringan atau organ
sudah ada, khususnya dari studi yang melibatkan ukuran kecil
Sebagai makhluk hidup, kita terdiri dari, secara kimiawi, kebanykan senyawa
organik seperti protein, asam nukleat, karbohidrat, vitamin dan sejenisnya. Senyawa
organik terdiri dari atom karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N).
Sejumlah senyawa organik juga bisa mengandung sulfur (S) atau fosfor (P). Itu saja;
tidak ada yang lain. Dapatkah kita hidup dengan baik hanya dengan senyawa
organik? Kebanyakan orang-orang tahu bahwa jawabannya adalah tidak. Tulang dan
gigi kita terbuat dari senyawa kalsium (Ca), yang tergolong “zat anorganik”. Darah
mengandung besi (Fe), sebuah unsur anorganik. Semua orang tahu bahwa kita
membutuhkan garam (natrium khlorida, NaCl) meski mereka tidak tahu mengapa.
Bahkan, sekitar 30 unsur diketahui sangat dibutuhkan untuk menjalankan fungsi
makhluk hidup yang layak. Seperti yang telah Anda ketahui, Hanya ada 100 unsur
saja yang ada di alam ini, dan satu pertiga dari unsur tersebut sangat penting bagi
4

makhluk hidup. Unsur yang penting di antaranya adalah (selain dari yang sudah
disebutkan): magnesium (Mg), silikon (Si), kalium (K), mangan (Mn), kobal (Co),
tembaga (Cu), seng (Zn), molibdenum (Mo), iod (I), selenium (Se), nikel (Ni), dan
boron (B). Sebuah bidang penelitian baru kini sedang dikembangkan, yang
mempelajari peranan unsur-unsur yang berbeda ini dan peranan senyawanya dalam
sistem biologis; ilmu ini disebut “kimia bioanorganik”. Terlalu panjang lebar bila hal
ini dibahas dalam forum kali ini; sebab itu, saya memilihkan unsur tertentu dan
menggambarkan bidang ilmu yang disebut kimia bioanorganik. Bagian pertama
“Pembentukan unsur Besi” bukanlah topik yang pas dari kimia bioanorganik, tapi
ditambahkan di sini untuk memberitahu Anda tentang peranan besi yang sangat
penting.
Saya yakin setiap orang tidak asing dengan logam besi. Mobil dan mesin sebagian
besar terbuat dari besi. Besi adalah salah satu unsur yang tersedia sangat melimpah
di alam dan logam yang paling menarik, sebagai satu dari unsur krusial untuk
makhluk hidup.
Makanan memberikan energi bagi tubuh. Segala aktivitas tubuh, baik fisik
maupun psikis memerlukan energi. Energi itu diperoleh dari hasil metabolisme
makanan yang masuk ke dalam tubuh. Selain energi, metabolisme makanan juga
menghasilkan berbagai jenis molekul, seperti glukosa dan asam amino yang berperan
bagi pertumbuhan tubuh, pembangun struktur tubuh, dan menggantikan jaringan atau
bagian-bagian tubuh yang rusak. Zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh yakni
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Karbohidat tersusun atas tiga
unsur utama, yakni karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Fungsi utama
karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Protein adalah senyawa organik kompleks
yang terdiri atas unsur C, H, O, N dan pada beberapa jenis protein mengandung
unsur S (belerang) dan F (fosfor). Lemak merupakan senyawa organik yang tidak
terlarut dalam air, tetapi larut dalam eter, kloroform, benzena, atau alkohol panans.
Lemak terdiri atas rantai panjang dengan ikatan hidrokarbon alifatik dan bersifat
5

hidrofobik. Lemak dapat digolongkan menjadi lemak sederhana dan lemak


kompleks. Pada otak, terdapat lemak kompleks yang dinamakan stingolipid dan jenis
lainnya adalah glikolipid, lipoprotein, dan melanoid. Vitamin merupakan zat organik
yang bisanya tidak disentetis oleh organisme dan hanya diperoleh dari
lingkungannya dalam jumlah yang sangat kecil (mikronutrien). Vitamin memiliki
peran penting dalam oksidasi biologis. Vitamin dapat digolongkan menjadi vitamin
yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam
air adalah vitamin B dan vitamin C. sedangkan vitamin yang larut dalam lemak
adalah vitamin A, D, E dan K. Unsur-unsur mineral dapat digolongkan menjadi
unsur makro (makroelemen) dan unsur mikro (mikroelemen). Makroelemen
merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh makhlik hidup dalam jumlah yang
besar, seperti natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg),
klor (Cl), dan belerang (S). Tumbuhan menagambil mineral dari dalam tanah.
Mineral tersebut merupakan hasil minerlisasi dari batuan induk dan bahan organik.
Sedangkan air, unsur yang paling penting, merupakan senyawa yang sangat penting
bagi makhluk hidup. Dalam sehari, kita membutuhkan dua setengah liter air. Air
memiliki fungsi mengangkut makanan kejaringan tubuh, mengangkut sisa
metabolisme dari jaringan ke luar tubuh, dan sebagai medium berbagai reaksi kimia
dalam tubuh. Air yang masuk ke dalam tubuh berasal dari air minim, makanan,
buah-buahan, sayuran, dan makanan lainnya. Sehari-hari, kita harus mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat-zat makanan esensial tersebut. Makanlah tiga kali.
Makan dalam porsi kecil tapi sering lebih baik daripada makan sekali dalam porsi
besar. Saat makan, makanlah secara perlahan, jangan tergesa-gesa untuk
memudahkan lambung untuk mencerna makanan. Ibu Imma juga menyampaikan,
bahwa menjadi sehat dari makanan saja tidaklah cukup, sebagai mahasiswa
sebaiknya minimal melakukan olahraga selama 20 menit setiap harinya, agar kita
tidak dibuat mengantuk oleh makanan yang kita makan. Dan apabila makanan kita
sudah terpola dengan baik, dan jadwal olahraga pun teratur maka kita akan lebih
6

mudah berkonsentrasi dan tidak mudah terserang penyakit.

B. Unsur Unsur penyususn protein

Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun
lebih dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makro molekul, protein
merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara
beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti S yang
membentuk asam-asam amino. Semua protein pada semua makhluk, dibangun oleh oleh
susunan dasar yang sama, yaitu 20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak
mempunyai aktivitas biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi
khusus. Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber energi,
penyangga racun, pengatur pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke
generasi (Patong, dkk., 2012). Protein adalah senyawa organik yang mempunyai berat molekul
besar antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol), komponen protein terdiri atas atom karbon,
hydrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa yang mengandung sulfur dan fosfor. Protein yang
tersusun dari asam amino disebut protein sederhana. Protein disebut juga polipeptida karena
beberapa asam amino saling berikatan dalam ikatan peptide. Protein yang mengandung bahan
selain asam amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat disebut protein kompleks
(Devi, 2010).

Protein adalah senyawa organik yang banyak dijumpai dalam semua makhluk hidup.
Protein terdiri dari karbon hidrogen, dan nitrogen, umumnya mengandung sulfur. Molekulnya
berkisar antara 6000 hingga jutaan. Satu molekul protein terdiri dari rantai panjang
polipeptida. Polipeptida barasal dari asam. Asam amino yang saling berkaitan denga urutan
yang khas. Ikatan teratur yang berurutan ini dinamakan struktur primer protein. Polipeptida
dapat melipat atau menggulung yang menyebabkan timbulnya struktur sekunder (Tanti, 2009).
Ikatan asam amino ialah ikatan peptide maka struktur ikatan peptide yang urutannya diketahui
7

untuk mengetahui jenis jumlah dan urutan asam amino dalam protein dilakukan analisis yang
terdiri dari beberapa tahap yaitu penentuan jumlah rantai polipeptida yang berdiri sendiri,
pemecahan ikatan antara rantai polipeptida tersebut. Pemecahan masing-masing rantai
polipeptida dan analisis urutan asam amino pada rantai polipeptida (Gunawan, 2010). Melalui
reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi berdasarkan
gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan gugus
R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan
dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang
beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan
ketiga yaitu asam amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu
asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai
delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin,
Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh
manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya
(Samadi,2012). Pembagian tingkat organisasi struktur protein ada empat kelas yakni struktur
primer, struktur sekunder, dan struktur tersier. Sedangkan klasifikasi protein dibagi
berdasarkan sifat biologisnya, berdasarkan sifat kelarutannya dan gugus prostetiknya (Katili,
2009). Pada struktur primer ini ikatan antar asam amino hanya ikatan peptida (ikatan kovalen).
Struktur ini dapat digambarkan sebagai rumus bangun yang biasa ditulis untuk senyawa
organik. Pada ikatan ini tidak terdapat ikatan atau

kekuatan lain yang menghubungkan asam amino dengan satu dan lainnya. Pada
struktrur sekunder dimana rantai asam amino bukan hanya dihubungkan oleh ikatan peptida
tetapi juga diperkuat oleh ikatan hidrogen. Karena ikatan peptida adalah planar maka dalam
satu molekul protein dapat berotasi hanya Ca – N dan Ca-C terhadap sumbu (struktur primer),
sehingga memungkinkan suatu protein yang disebut a-heliks. Struktur tersier terbentuk karena
terjadinya pelipatan (folding) rantai a-heliks, konformasi b, maupun gulungan rambang suatu
polipeptida, membentuk protein globular, yang struktur tiga dimensinya lebih rumit daripada
8

protein serabut. Struktur kuartener terbentuk dari beberapa bentuk tersier dan bisa terdiri dari
promoter yang sama atau yang berlainan. Agregasi dari banyak polipeptida dapat membentuk
sebuah protein tunggal yang fungsional (Patong, dkk., 2012). Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas protein adalah pemansan. Dengan pemanasan, kandungan protein akan
mengalami denaturasi. Denaturasi protein meliputi gangguan dan kerusakan yang mungkin
terjadi pada struktur sekunder dan tersier protein. Sejak diketahui reaksi denaturasi tidak cukup
kuat untuk memutuskan ikatan peptida, dimana struktur primer protein tetap sama setelah
proses denaturasi. Denaturasi terjadi karena adanya gangguan pada struktur sekunder dan
tersier protein.Pada struktur protein tersier terdapat empat jenis interaksi yang membentuk
ikatan pada rantai samping seperti; ikatan hidrogen, jembatan garam, ikatan disulfida dan
interaksi hidrofobik non polar, yang kemungkinan mengalami gangguan. Denaturasi yang
umum ditemui adalah proses presipitasi dan koagulasi protein (Poedjiadi. dkk, 2007).
9

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hampir 99% dari massa tubuh manusia tersusun oleh enam unsur: oksigen, karbon,
hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor. Hanya sekitar 0,85% yang disusun oleh lima unsur
lainnya: kalium, belerang, natrium, klorin, dan magnesium. Unsur adalah zat tunggal yang
dengan reaksi kimia biasa tidak dapat dibagi lagi menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana.
Adapun 90% massa tubuh manusia hanya terdiri atas tiga unsur, yaitu oksigen, karbon, dan
hidrogen.
Protein merupakan makromolekul yang terdiri dari 1 (satu) rantai polipeptida dan
terkadang dua atau lebih polipeptida. Protein juga dapat ditemukan dalam setiap sel dan
molekulnya terdiri dari unsur C, H, N, O, S dan terkadang P, Fe, Zn dan Co.
10

DAFTAR PUSTAKA
• Mizutani, K.; Mikami, B.; Aibara, S.; Hirose, M. (2005). "Structure of aluminium-bound
ovotransferrin at 2.15 Å resolution". Acta Crystallographica Section D. 61 (12):
1636. doi:10.1107/S090744490503266X.

• Tomonaga, Yama; Brennwald, Matthias S.; Livingstone, David M.; Tomonaga,


Geneviève; Kipfer, Rolf (2014). "Determination of Natural In Vivo Noble-
Gas Concentrations in Human Blood". PLoS ONE. 9 (5): e96972.
doi:10.1371/journal.pone.0096972. ISSN 1932-6203. PMC 4014594  .
PMID 24811123.

Anda mungkin juga menyukai