Anda di halaman 1dari 13

HUMAN ENERGY

Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Fisika Untuk Life Science

Dosen Pengampu : M Musa Syarif H, M.Pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1

ANGGOTA KELOMPOK :
 ALAN (F1051201017)
 DETYA ANFAAL SAPUTRI (F1051201047)
 ELISA (F1051201008)
 NADA LIAH (F1051201009)
 STEPHANIE LAURA TAMA NATALISCA (F1051201016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan kepada kami ini dengan
sebaik mungkin.
Adapun tujuan utama penulisan dalam makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Fisika Untuk Life Science semester ganjil, dan judul makalah ini adalah “Human Energy”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak M Musa Syarif H, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Fisika Untuk Life Science yang telah memberikan bimbingan kepada
kami, hingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan.
Walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan. Semoga dalam
makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik
yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Pontianak, 21 Agustus 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Energi adalah suatu konsep dasar dalam fisika. Dalam fisika tubuh manusia dan energi
merupakan hal yang sangat penting. Seluruh aktivitas tubuh, termasuk berpikir,
menggunakan energi. Perubahan energi menjadi kerja, seperti mengangkat suatu beban dan
mengendarai sepeda, hanya mencerminkan Sebagian kecil penggunaan energi total du tubuh.
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, tetapi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lain.

Organisme hidup mengubah energi yang diperolehnya dari makanan untuk berbagai
tujuan seperti pemeliharaan sel, reproduksi dan berbagai kerja baik fisik maupun kimia dan
ini dikenal dengan Bioenergetika. Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu
pengetahuan mengenai perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Artinya, tujuan
bioenergetika adalah untuk menggambarkan bagaimana organisasi yang hidup memperoleh
dan mengubah energi untuk melakukan pekerjaan biologis sehingga penting bagi kita untuk
mengetahui sistem bioenergetika ini.

Maka dari itu, pada makalah ini kami akan membahas beberapa hal yang berkaitan
dengan Bioenergetika yaitu organ–organ yang berperan dalam sistem bioenergetika beserta
mekanismenya, dan juga prinsip penerapan fisika yang terdapat dalam sistem Bioenergetika
ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bioenergetika dan pentingnya mengetahui sistem bioenergetika pada manusia


2. Organ – organ yang berperan dalam sistem bioenergetika pada manusia
3. Mekanisme sistem bioenergetika pada manusia
4. Prinsip fisika yang ada dalam sistem bioenergetika pada manusia

C. Tujuan

1. Mengetahui pentingnya mengetahui sistem bioenergetika pada manusia


2. Mengetahui organ – organ yang berperan dalam sistem bioenergetika pada manusia
3. Mengetahui mekanisme sistem bioenergetika pada manusia
4. Mengetahui prinsip fisika yang ada dalam sistem bioenergetika pada manusia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Bioenergetika Pada Tubuh Manusia


Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai
perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Bioenergetika adalah studi tentang proses
bagaimana sel mengunakan, menyimpan dan melepaskan energi. Komponen utama dalam
bioenergetika adalah transformasi energi, atau konversi energi dari suatu bentuk energi ke
bentuk energi lainnya.
Makanan merupakan sumber energi yang sangat berguna bagi tubuh manusia untuk
melakukan banyak aktivitas, seperti berolahraga, belajar, dan lain sebagainya. Tanpa adanya
makanan yang masuk ke dalam tubuh, kemungkinan tubuh manusia akan mengalami
kekurangan energi sehingga dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari akan
mengalami kendala seperti mudahnya merasakan kelelahan, letih, lesu, dan lain sebagainya.
Terdapat beberapa zat penting yang berperan sebagai sumber energi pada tubuh
manusia dan berasal dari makanan. Adapun zat penting tersebut antara lain karbohidrat,
protein, dan lemak. Ketiga komponen tersebut sangat tubuh kita butuhkan untuk
menghasilkan energi karena kandungan yang terkandung dapat berguna bagi susunan tubuh
contohnya saja protein yang berperan dalam membangun sel jaringan tubuh. Karbohidrat
dapat berubah menjadi glukosa melalui proses pengunyahan makanan didalam mulut dengan
bantuan air liur dan lidah. Enzim ptialin pada liur akan memecah karbohidrat menjadi
glukosa (gula) yang lebih kecil dan sederhana. Di dalam sel, glukosa melewati serangkaian
proses kimiawi bersama oksigen untuk menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Inilah
produk inti dari proses pembentukan energi.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem bioenergetika yang
menjelaskan tentang perubahan sumber energi sangat penting untuk kita ketahui, karena
terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dari mempelajari sistem bioenergetika, antara lain
agar kita mengetahui proses perubahan makanan menjadi sumber energi dan seberapa
banyak kadar karbohidrat, protein, dan lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
menghasilkan energi yang sangat berguna bagi tubuh manusia.
B. Organ-Organ Pada Proses Bioenergetika

C. Transformasi Energi Oleh Mitokondria

Mitokondria adalah salah satu organel yang terdapat di dalam sel dan memiliki peran yang
penting didalam respirasi sel. Didalam mitokondria, energi kimia digunakan untuk
mengubah karbohidrat, protein, dan lemak yang terkandung didalam makanan yang masuk
kedalam tubuh manusia. Mitokondria banyak terdapat pada sel otot makhluk hidup dan sel
saraf.

Struktur mitokondria memiliki dua lapisan membran yang terdiri dari lapisan membran luar
dan lapisan membran dalam. Bagian-bagian pada mitokondria penting untuk melakukan cara
kerja mitokondria itu sendiri. Sel-sel yang memiliki banyak mitokondria antara lain ada pada
jantung, hati dan otot.

Bagian ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri
dibandingkan dengan yang disandi oleh inti sel eukariota. Adapun tahap respirasi pada
hewan dan tumbuhan juga melewati jalur yang sama yang dikenal sebagai siklus Krebs.

Respirasi sel pada organisme eukariotik adalah serangkaian proses pengubahan glukosa
menjadi energi. Proses metabolisme yang terjadi antara lain glikolisis yang terjadi di sitosol,
siklus krebs dan fosforilasi oksidatif yang terjadi pada mitokondria. Selama glikolisis,
molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul senyawa piruvat. Piruvat melintasi membran
ganda mitokondria untuk memasuki matriksnya, dimana siklus krebs memecahnya menjadi
karbondioksida.

NADH mentransfer elektron dari glikolisis dan siklus krebs kerantai transport elektron, yang
ada di membran Krista, rantai transport elektron ini mengubah energi kimiawi menjadi
energi yang dapat digunakan untuk fosforilasi oksidatif, yang bertanggungjawab atas
sebagian besar elektron ATP yang dihasilkan oleh rspirasi seluler. Sejumlah kecil ATP
dibentuk langsung selama glikolisis dan siklus krebs oleh fosforilasi tingkat substrat. Pada
hakikatnya ATP terbentuk dari ADP + Pi.

1. Glikolisis
Glikolisis adalah proses penguraian molekul heksosa yang memiliki enam atom karbon
dan berlangsung secara enzimatis untuk menghasilkan dua molekul asam piruvat yang
memilki tiga atom karbon. Glukosa dapat diperoleh melalui pemecahan polisakarida
seperti pati dan glikogen melalui kerja enzim fosforilase. Disakarida seperti sukrosa dan
maltosa dihidrolisis oleh sakarose menghasilkan monosakarida. Pemecahan glukosa
menjadi dua molekul piruvat berlangsung melalui 11 tahapan reaksi. Glikolisis dapat
dibagi menjadi dua fase yaitu (i) fase persiapan, dan (ii) fase produksi energi dalam
bentuk ATP.

Pada tahap awal glikolisis, glukosa diubah menjadi fruktosa 1,6 bifosfat dengan
memanfaatkan dua molekul ATP. Fruktosa 1,6 bifosfat dipecah menjadi 2 molekul
senyawa 3 C yaitu dihidroksi aseton fosfat dan gliseraldehida 3 fosfat yang keduanya
merupakan isomer gliseraldehida 3 fosfat. Selanjutnya mengalami reaksi dengan Pi
kemudian diikuti dengan reaksi reduksi pembentukan NADP dari NAD dan terbentuk
asam 1,3 difosfogliserat. Selanjutnya mengalami perubahan melalui pembentukan
senyawa-senyawa intermediate secara berturut-turut yaitu: Asam 3 fosfogliserat, asam 2
fosfogliserat, fosfoenol piruvat dan asam piruvat.

Pada perubahan asam 1,3 difosfogliserat menjadi 3 fosfogliserat dan dari fosfoenol
piruvat menajdi asam piruvat dirangkaikan dengan pembentukan ATP dari ADP dan Pi
yang dilepaskan. Seluruh reaksi perubahan glukosa sehingga terbentuk asam piruvat
melibatkan berbagai enzim sesuai substrat yang bereaksi. Seluruh rangkaian respirasi
menghasilkan 2 molekul ATP dan 2 NADPH.

2. Dekarboksilasi Oksidatif Piruvat

Asam piruvat sebagai senyawa produk akhir glikolisis akan mengalami reaksi
dekarboksilasi oksidatif apabila cukup oksigen dan menghasilkan asetil-KoA. Proses ini
berlangsung di dalam matriks mitokondria. Proses ini merupakan penghubung antara
glikolisis dengan siklus asam trikarboksilat. Reaksi-reaksi dekarboksilasi oksidatif
piruvat berlangsung dengan bantuan enzim kompleks, yaitu kompleks piruvat
dehidrogenase. Kompleks enzim ini terdiri atas tiga macam enzim yang tersusun secara
terpadu.

3. Siklus Krebs

Setelah memasuki mitokondria, piruvat mula-mula diubah menjadi asetil Ko-A melalui
kompleks multi enzim yang mengkatalisis 3 reakasi, gugus karboksil piruvat yang telah
dioksidasi sepenuhnya dikeluarkan sebagai molekul CO2, yang berdifusi keluar dari sel.
Fragmen yang berkarbon dua dioksidasi sementara NAD+ direduksi menjadi NADH,
akhirnya gugus asetil berkarbon 2 diikatkan pada koenzim A. koenzim ini memiliki 1
atom sulfur yang diikat pada fragmen asetil oleh ikatan yang tidak satbil, hal ini akan
mengaktifkan gugus asetil pada reaksi pertama siklus.

Asetil Ko-A menambahkan fragmen berkarbon 2 ke oksaloasetat, yaitu suatu senyawa


yang berkarbon 4. Ikatan stabil asetil ko-A dipecah begitu oksaloasetat  begitu
oksaloasetat memindahkan enzim tersebut dan terikat ke gugus asetil. Hasilnya adalah
sitrat berkarbon 6. CoA ini kemudian bebas untuk memancing fragmen berkarbon dua
lainnya yang diturunkan dari piruvat. Satu molekul air dikeluarkan dan yang alain
ditambahkan kembali, selisih hasil adalah pengubahan sitrat menjadi isositrat. Isositart
kemudian kehilangan CO2 dan senyawa yang berkarbon lima dioksidasi menjadi
NAD+ menjadi NADH. Dalam satu langakah oksidatif, electron ditransfer tidak ke
NAD+ , tetapi ke akseptor electron lainnya, FAD (flavin adenine dinukleotida, turunan
dari riboflavin.

Bentuk tereduksinya yaitu FADH2 menyumbangkan elektronnya ke rantai transport


elektron seperti halnya NADH (FADH memberikan elektronnya ke rantai transport
elektron pada tingkat energi yang lebih rendah daripada NADH). Ada pula satu langkah
yang membentuk molekul ATP secara langsung dengan fosforilasi tingkat substrat,
serupa dengan langkah glikolisis yang membentuk ATP. Tetapi sebagian besar keluaran
ATP berasal dari fosforilasi oksidatif, apabila NADH dan FADH 2 yang dihasilkan oleh
siklus krebs melewatkan dan menguatkan elektron yang diekstraksi dari makanan ke
rantai transport elektron.

4. Transport Elektron
Elektron yang diambil dari makanan selama glikolisis dan siklus krebs ditansfer ke
NADH ke flavoprotein dari rantai transpor elektron. Dalam reaksi redoks berikutnya,
flavoprotein kembali ke bentuk teroksidasinya setelah melewatkan electron ke FeS.
Protein FeS ini kemudian melewatkan elektron ke senyawa yang disebut ubikuinon (Q).
Sebagian besar pembawa elektron yang tersisa diantara Q dan oksigen berupa protein
yang disebut sitokrom(Cyt). Rantai transport elektron memiliki beberapa jenis sitikrom
yang memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Hasil akhir dari transport elektron ini adalah setengah molekul oksigen. Sumber
elektron lain untuk transport yaitu FADH2. Rantai transport elektron tidak secara
langsung membuat ATP. Fungsinya adalah untuk mempermudah jatuhnya elektron dari
makanan ke oksigen, memecah penurunan energi bebas yang besar. Mitokondria
mengkopel transport elektron dan pelepasan energi untuk sintesis ATP melalui
mekanisme pengkopelan energi.

Pada proses pengkopelan energi, peran ATP sintetase sangat besar. ATP sintetase adalah
enzin yang membuat ATP. Enzim ini bekerja seperti sebuah protein ion yang beroperasi
kebalikannya. kompleks energi dari gardien H+ untuk menggerakkan sintesis ATP, berada
dalam membrane mitokondria. Membran mitikondria mengkopel transport elektron dengan
fosforilasi oksidatif dengan cara NADH menggerakkan secara bolak-balik elektron yang
berenergi tinggi yang diekstraksi selama glikolisis dan transpor elektron. Hasil akhir dari
transpor elektron yang berupa setengah molekul oksigen selanjutnya akan bereaksi dengan
hydrogen membentuk H2O.
Selain oksigen transpor elektron juga mennghasilkan ion H+ yang selanjutnya mengalir
menuruni gradient melalui saluran H+  dalam ATP siontetase. ATP sintetase ini mengangkap
gaya gerak proton untuk menfosforilasi ADP dan membentuk ATP. Setiap NADH yang
mentransfer sepasang elektron dari makanan ke rantai transport elektron menyumbangkan
gaya gerak- proton yang cukup besar untuk dapat menghasilkan maksimum 3 molekul ATP.

Siklus krebs juga memasok elektron ke rantai transport elektron melalui FADH 2, tetapi
setiap molekul pembawa electron ini maksimun menghasilkan 2 ATP. Sehingga dari
metabolism 1 molekul glukosa menghasilakan 38 ATP.

D. Mekanisme Sistem Bioenergetika Pada Tubuh Manusia


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bioenergetika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan energi yang
menyertai reaksi biokimia. Proses penting pada sistem bioenergetika adalah transformasi
energi, atau konversi energi dari suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Manfaat
dari mempelajari sistem bioenergetika antara lain dapat mengetahui proses perubahan
makanan menjadi sumber energi dan seberapa banyak kadar karbohidrat, protein, dan
lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan energi yang sangat berguna bagi
tubuh manusia.

Sumber energi bagi makhluk hidup berasal dari makanan yang masuk ke tubuhnya.
Makanan tersebut mengandung komponen penting penyusun energi yaitu karbohidrat,
protein, dan lemak, yang akan diubah menjadi energi melalui beberapa proses yang
terjadi didalam sel tepatnya di mitokondria. Proses tersebut akan menghasilkan energi
sebanyak 38 ATP.

B. Saran
1. Untuk pembaca diharapkan memahami bagaimana sistem Bioenergetika pada tubuh
manusia
2. Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran bagi
pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi
segenap subjek pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai