Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

‘’ ENERGI DAN ENZIM ‘’


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Manusia
Dosen Pengampu: Dr. Evie Palenewen, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Siti Atikah Siti Sabariah Tasya Aulia Putri


1805015070 1805015071 1805015072

Friska Rida Rante T. Futri Regina Dirga Satriansyah


1805015074 1805015075 1805015080

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Mulawarman
November 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT pencipta segala alam semesta
beserta isinya. Karena atas segala limpahan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad
SAW sebagai panutan dan ikatan terbaik bagi umat yang membawa cahaya islam.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi
Tumbuhan dengan judul ‘’Energi dan Enzim’’. Dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap para pembaca agar dapat
memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, dan
kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para pembaca dan
pemerhati pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan sarannya mengenai
makalah ini agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
Wassalamualaikum.Wr.Wb.

Samarinda, 03 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Energi
B. Metabolisme Sebagai Sumber Energi Pada Tumbuhan
C. Proses Metabolisme Pada Tumbuhan
1. Anabolisme
2. Katabolisme
D. Pengertian Enzim
E. Enzim Dalam Sel
F. Nomenklatur Enzim
G. Kofaktor : Aktivator, Gugus Prostetik Dan Koenzim
H. Mekanisme Kerja Enzim
I. Inhibitor Enzim
BAB III Penutup ............................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi alternatif dapat diperoleh dari tanaman/nabati. Selama ini telah
ada 30 spesies tanaman di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
(bahan bakar nabati/biofuel), salah satu tanaman yang berpotensi untuk
dijadikan penghasil bahan bakar alternatif adalah tanaman nyamplung
(Callophylum inophylum). Tumbuhan ini umumnya digunakan kayunya untuk
kebutuhan konstruksi, furniture, kapal,dan lain-lain. Sedangkan getah dari kulit
kayunya bisa dijadikan obat. sedangkan biji buah nyamplung yang sering
dianggap tidak berguna, ternyata bisa bisa dimanfaatkan sebagai sumber bahan
bakar alternatif pengganti minyak tanah. Tanaman nyamplung tersebut memiliki
biji yang berpotensi menghasilkan minyak nyamplung, terutama biji yang sudah
tua. kandungan minyak dalam biji nyamplung mencapai 40-70%.
Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein oleh Sumner (1926) yang
telah berhasil mengisolasi urease dari tumbuhan kara pedang. Urease adalah
enzim yang dapat menguraikan urea menjadi C02 dan NH3. Beberapa tahun
kemudianNorthrop dan.Kimits dapat mengisolasi pepsin, tripsin, dan
kinotripsin. Kemudian makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah
dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah protein. Dari hasil penelltian para ahli
biokimia ternyata banyak enzim mempunyai gugus bukan protein, jadi termasuk
golongan protein majemuk. Gugus bukan protein ini disebut dengan kofaktor
ada yang terikat kuat pada protein dan ada pula yang tidak terikat kuat oleh
protein. Gugus terikat kuat pada bagian protein artinya sukar terurai dalam
larutan yang disebut dengan Prostetik, sedang yang tidak begitu terikat kuat
(mudah dipisahkan secara dialisis) disebut dengan Koenzim. Keduanya ini dapat
memungkinkan enzim beketja terhadap substrat (Harahap, 2012:61)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Energi?
2. Bagaimaana Metabolisme Sebagai Sumber Energi Pada Tumbuhan?
3. Bagaimana Proses Metabolisme Pada Tumbuhan ada Anabolisme dan
Katabolisme?
4. Apakah Pengertian dari Enzim?
5. Apakah yang terjadi pada Enzim Dalam Sel?
6. Apakah Nomenklatur Enzim?
7. Apakah Kofaktor : Aktivator, Gugus Prostetik Dan Koenzim?
8. Bagaimana Mekanisme Kerja Enzim?
9. Apakah Inhibitor Enzim?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Energi
2. Untuk Mengetahui Metabolisme Sebagai Sumber Energi Pada Tumbuhan
3. Untuk Mengetahui Proses Metabolisme Pada Tumbuhan Ada Anabolisme
dan Katabolisme
4. Untuk Mengetahui Enzim
5. Untuk Mengetahui Enzim Dalam Sel
6. Untuk Mengetahui Nomenklatur Enzim
7. Untuk Mengetahui Kofaktor: Aktivator, Gugus Prostetik Dan Koenzim
8. Untuk Mengetahui Mekanisme Kerja Enzim
9. Untuk Mengetahui Inhibitor Enzim
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Energi
Energi merupakan sesuatu kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.
Semua makhluk hidup membutuhkan energi untuk hidup. Energi yang bersifat
abstrak yang sukar dibuktikan, tetapi dapat dirasakan adanya. Energi atau yang
sering disebut tenaga, adalah suatu pengertian yang sering sekali digunakan
orang. Kita sering mendengar istilah krisis energi yang bermakna untuk
menunjukkan krisis bahan bakar (terutama minyak). Bahan bakar adalah
sesuatu yang menyimpan energi, jika dibakar akan diperoleh energi panas yang
berguna untuk alat pemanas atau untuk menggerakkan mesin. Energi dalam
kehidupan seharihari arti gerak, misal seorang anak banyak bergerak dan
berlari-lari dikatakan penuh dengan energi. Energi juga dihubungkan dengan
kerja. Seseorang yang mampu bekerja keras dikatakan mempunyai energi atau
tenaga besar. Jadi boleh dikatakan energi adalah sesuatu kekuatan yang dapat
menghasilkan gerak, tenaga, dan kerja (Hynes, 2007).
Terdapat berbagai bentuk energi, seperti panas, cahaya, bunyi, mekanis,
listrik, kimia, dan atom. Ada dua macam energi yang dikenal, yaitu energi
kinetis (bergerak) dan energi potensial (setempat) (Goenarso, 2015: 16).
Energi kinetis merupakan energi gerak, yang bentuknya dapat berupa
energi mekanis pada benda bergerak. Misalnya energi yang dimiliki oleh
angin, arus air, aliran darah. Selain itu setiap molekul yang bergerak akan
menimbulkan energi panas (Goenarso, 2015: 16).
Energi potensial, dapat dianggap sebagai energi tersimpan. Energi dalam
bentuk demikian belum menghasilkan suatu perubahan, tetapi ada kekuatan
yang tersembunyi; bila dikeluarkan dalam kondisi yang cocok akan mampu
melakukan kerja. Misalnya pada per spiral, bahan pemberat timbangan atau
molekul glukosa, memiliki energi potensial (Goenarso, 2015: 16).
Energi potensial kimia. Bila kita mengalirkan arus listrik di dalam air, akan
terjadi penguraian air menjadi hidrogen dan oksigen. Energi dari arus listrik
menghilang. Ternyata energi ini bergabung dengan atom hidrogen dan atom
oksigen. Karena terdapat daya tarik antara atom-atom yang terpisah tadi,
timbulah energi potensial karena pemisahan yang dikenal sebagai energi
potensial kimia. Energi potensial kimia menyatakan kemampuan suatu
senyawa untuk melaksanakan kerja dengan mengalami perubahan (Goenarso,
2015: 16).
Unsur C (karbon) dan O (oksigen) mengandung energi potensial kimia.
Pada suhu tertentu keduanya bergabung dan energinya menjadi energi kinetis
dalam bentuk panas dan cahaya. Gabungan unsur oksigen dengan unsur lain
atau dengan suatu senyawa dinamakan oksidasi atau istilah sehari-hari adalah
pembakaran. Semua senyawa organik (mengandung C dan O atau C, H, dan
O) mudah teroksidasi, yaitu mempunyai kemampuan untuk mengikat oksigen
lebih banyak. Akibatnya memiliki energi potensial lebih besar lagi. Senyawa-
senyawa jenis ini terdapat dalam bentuk makanan, seperti lemak, karbohidrat
atau protein (Goenarso, 2015: 16).
Sumber energi untuk kehidupan hewan. Berasal dari pakan (energi
potensial), yang dimakan hewan, langsung atau tidak langsung berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan mampu membuat atau membangun berbagai
senyawa dari senyawa anorganik sederhana, seperti air, CO2, nitrat, sulfat dan
fosfat menjadi senyawa organik yang komplek misalnya: gula, tepung, lipid
dan protein (Goenarso, 2015: 16).
Senyawa - senyawa organik ini berisi energi potensial yang besar,
terbentuk dari senyawa berenergi rendah; karenanya dalam pembentukannya
diperlukan sumber energi dari luar. Di dalam klorofil (pigmen hijau daun pada
tumbuhan), energi cahaya dapat menimbulkan serangkaian perubahan kimia
yaitu, mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik, misalnya
glukosa. Energi cahaya dapat diubah menjadi energi potensial kimia dan
tersimpan di dalam senyawa yang terbentuk (Goenarso, 2015: 16).
Penggunaan energi yang terus menerus oleh protoplasma pada sebuah sel,
mengakibatkan kebutuhan energi yang sesuai untuk pemulihannya. Aktivitas
yang menyangkut kebutuhan dan penggunaan energi ini dikelompokkan ke
dalam aktivitas metabolisme. Metabolisme, termasuk seluruh perubahan
materi dan energi yang terjadi di dalam tubuh, dalam makna yang luas aktivitas
ini menyangkut pengertian hidup (Goenarso, 2015: 16).
B. Metabolisme Sebagai Sumber Energi Pada Tumbuhan
Setiap makhluk hidup pasti melakukan proses metabolisme salah satunya
tumbuhan. Metabolisme merupakan serangkaian proses kimiawi dalam tubuh
makhluk hidup yang berperan untuk menghasilkan energi yang digunakan
untuk melakukan aktivitas kehidupan (Novitasari, 2017: 1).
Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi
kimia ini akan mengubah suatu zat menjadi zat lain. Metabolisme terdiri atas
dua proses yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah proses-
proses penyusunan energi kimia melalui sintesis senyawa-senyawa organik.
Sedangkan katabolisme adalah proses penguraian dan pembebasan energi dari
senyawa-senyawa organik melalui proses respirasi (Novitasari, 2017: 2).
Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang
sederhana maupun reaksi yang rumit. Atau dengan pengertian lain, anabolisme
adalah pembentukan molekulmolekul kompleks menjadi molekul-molekul
sederhana, contoh respirasi (Novitasari, 2017: 2).
Transpirasi, fotosintesis dan respirasi termasuk proses metabolisme
tumbuhan yang umum dikenal. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses
kehilangan air dalam bentuk uap air dari jaringan tumbuhan melalui mulut
daun (stomata). Transpirasi berlangsung selama tumbuhan hidup. Keuntungan
yang didapat dari proses ini adalah, mempercepat laju pengangkutan unsur
hara melalui pembuluh xilem akar, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar
kondisinya tetap optimal dan sebagai usaha mempertahankan stabilitas suhu
daun (Novitasari, 2017: 2).
Secara keseluruhan, metabolisme dikaitkan dengan pengaturan
sumberdaya materi dan energi dari sel itu. Beberapa jalur metabolisme
membebaskan energi dengan cara merombak molekul-molekul kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses perombakan ini disebut jalur
katabolik. Sebuah proses utama katabolisme adalah respirasi seluler, dimana
gula glukosa dan bahan organik lainnya dirombak menjadi karbon dioksida
dan air. Setelah perombakan tersebut, energi yang tersimpan dalam molekul
organik dapat digunakan untuk melaksanakan kerja sel. Jalur anabolik,
sebaliknya memakai energi untuk membangun molekul kompleks dari
molekul-molekul yang lebih sederhana. Suatu contoh anabolisme adalah
sintesis protein dari asam amino. Jalur-jalur katabolik dan anabolik masing-
masing merupakan jalan turun dan naik bukit pada peta metabolisme. Jalur-
jalur metabolisme saling berpotongan sedemikian rupa sehingga energi yang
dibebaskan dari reaksi “turun bukit” pada katabolisme dapat digunakan untuk
menggerakkan reaksi “naik bukit” pada anabolisme. Transfer energi dari
katabolisme ke anabolisme ini disebut pengkopelan energi (Novitasari, 2017:
2).
C. Proses Metabolisme Pada Tumbuhan
Metabolisme dalam bahasa Yunani metabolismos yang berarti perubahan
adalah semua reaksi kimia yang terjadi dalam organism termasuk yang terjadi
di tingkat seluler. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena
metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Reaksi-reaksi
tersebut adalah dasar dari kehidupan, yang membuat sel dapat tumbuh dan
bereproduksi, mempertahankan strukturnya, dan merespon lingkungannya.
Secara keseluruhan, metabolisme bertanggung jawab terhadap pengaturan
materi dan sumber energi dari sel. Peran metabolisme inilah yang menjadikan
suatu reaksi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup
(Wiraatmaja, 2017: 1).
Tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder yang berfungsi untuk
melindungi tumbuhan tersebut dari serangan bakteri, jamur, serangga dan jenis
pathogen lainnya serta tumbuhan mampu menghasilkan vitamin untuk
kepentingan tumbuhan itu sendiri dan hormone-hormon yang merupakan
sarana bagi tumbuhan untuk berkemunikasi antara organnya atau jaringannya
dalam mengendalikan dan mengkoordinasikan pertumbuhan dan
perkembangannya (Wiraatmaja, 2017: 1).
Tumbuhan mengalami proses metabolisme yang terdiri dari anabolisme,
yaitu pembentukan senyawa yang lebih besar dari molekul-molekul yang lebih
kecil, yaitu pati, selulose, protein, lemak dan asam lemak. Prioses ini
membutuhkan energi. Sedangkan katabolisme adalah menguraikan molekul
yang besar menjadi molekul yang lebih kecil dan menghasilkan energi
(Wiraatmaja, 2017: 1).
Sel dalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasan-lintasan metabolik
yang dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi
tersebut dengan cara memproduksi katalisator dalam jumlah yang sesuai dan
tepat pada saat dibutuhkan. Katalisator inilah yang disebut dengan enzim yang
mampu mempercepat laju reaksi berkisar antara 108 sampai 1020 (Wiraatmaja,
2017: 1).
Menurut Wiraatmaja (2017: 2), Secara umum, metabolisme terdiri atas 2
proses yaitu anabolisme (reaksi penyusunan) dan katabolisme (reaksi
pemecahan).
1. Anabolisme
Anabolisme adalah proses sintesis (penyusunan) senyawa kompleks
dari senyawa-senyawa sederhana secara bertahap. Proses ini
membutuhkan energi dari luar, seperti energi cahaya. Contoh :
Fotosintesis.
Fotosintesis (dari bahasa Yunani foto, "cahaya," dan synthesis,
"menggabungkan", "penggabungan") adalah suatu proses biokimia
pembentukan zat makanan seperti karbohidrat yang dilakukan oleh
tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau
klorofil. Selain tumbuhan berkalori tinggi, makhluk hidup non-klorofil
lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri.
Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon
dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari. Organisme
fotosintesis disebut fotoautotrof karena mereka dapat membuat
makanannya sendiri.
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis
makanan langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan
karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang
diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini
berasal dari fotosintesis. Berikut ini adalah persamaan reaksi fotosintesis
yang menghasilkan glukosa:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain
seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini
berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan
maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler
berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan
senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon
dioksida, air, dan energi kimia.
Fotosintesis terjadi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, reaksi
terang atau reaksi cahaya menyerap energi cahaya dan menggunakannya
untuk menghasilkan molekul penyimpan energi ATP dan NADPH. Pada
tahap kedua, reaksi gelap menggunakan produk ini untuk menyerap dan
mengurangi karondioksida.
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi
NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya Matahari.
Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu
fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang
berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang
gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi
P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap di mana fotosistem II
menyerap cahaya Matahari sehingga elektron klorofil pada PS II
tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk
menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O
yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan
(Mn) yang bertindak sebagai enzim.[38] Hal ini akan mengakibatkan
pelepasan H+ di lumen tilakoid.
Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu
siklus Calvin-Benson dan jalur Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson
tumbuhan mengubah senyawa ribulosa-1,5-bisfosfat (RuBP, senyawa
dengan lima atom C) dan molekul karbondioksida menjadi dua senyawa
3-fosfogliserat (PGA) : Oleh karena PGA memiliki tiga atom karbon
tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan
tumbuhan C3 Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan
ini dibantu oleh enzim Rubisco[41], yang merupakan enzim alami yang
paling melimpah di bumi. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti
jalur HatchSlack disebut tumbuhan C4 karena senyawa pertama yang
terbentuk setelah penambatan CO2 adalah asam oksaloasetat yang
memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah
fosfoenolpiruvat karboksilase .
2. Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi pemecahan / penguraian senyawa
kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana.
Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang
terkandung di dalam senyawa tsb.
Respirasi berasal dari kata latin respirare, yang secara harfiah berarti
bernapas. Semua sel yang aktif terus menerus melakukan respirasi.
Respirasi bukan hanya sekedar pertukaran gas, tetapi merupakan reaksi
oksidasi-reduksi yaitu senyawa (substrat respirasi) dioksidasi menjadi
CO2, sedangkan O2 yang diserap direduksi membentuk H2O.
Pada tahun 1780-an, seorang ahli kimia bangsa prancis yaitu
Lavoisier yang menyatakan bahwa respirasi adalah pembakaran yang
diinterprestasikan secara tepat sebagai kombinasi kimia dari senyawa
yang terbakar dengan oksigen. Ia juga dapat menunjukkan bahwa udara
yang dikeluarkan pada waktu bernapas mengandung uap air. Dengan
demikian, ia merupakan orang yang pertama dapat menunjukkan bahwa
respirasi menghasilkan CO2 dan H2O. Gula cadangan yang terlarut
(glukosa, fruktosa, sukrosa), lemak, protein, dan asam organik dapat
berfungsi sebagai substrat respirasi. Glukosa merupakan substrat respirasi
utama di dalam sel tumbuhan, dengan persamaan reaksi dapat ditulis
sebagai berikut:
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O
Reaksi diatas memberikan gambaran yang mengaburkan, karena
sebenarnya O2 di dalam respirasi tidak bereaksi secara langsung dengan
glukosa. Seharusnya ada molekul-molekul air yang ditambahkan kepada
produk intermediat penguraian glukosa, yaiu satu molekul air untuk setiap
atom C dalam glukosa, dan atom H di dalam produk intermediat bereaksi
dengan O2 yang direduksikan menjadi air. Reaksi respirasi yang lebih
terperinci adalah:
C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2 6 CO2 + 12 H2O
Pertukaran gas dalam respirasi antara tumbuhan dengan lingkungan
terjadi secara difusi. O2 yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam
setiap sel tumbuhan secara difusi melalui ruang interselular antara sel,
demikian pula halnya CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar
sel dalam ruang interselular. O2 di dalam air daya larutnya rendah, hal ini
menyebabkan tanah-tanah yang tergenang air pada umumnya kekurangan
O2, sehingga banyak tanaman pertumbuhannya mengalami gangguan.
Walaupun demikian, terdapat jenis tanaman tertentu seperti padi dapat
tumbuh secara alami dengan perakarannya terendam dalam air dan dapat
menyesuaikan dirinya pada keadaan tersebut, karena tanaman padi
mempunyai rongga udara (aerenkima) disepanjang tubunya. O2 masuk ke
dalam tubuh tanaman melalui bagian tanaman yang berada di atas tanah
yang tergenang, kemudian O2 berdifusi melalui rongga udara sehingga
sampai ke sel meristem yang ada di ujung akar.
D. Pengertian Enzim
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia.
Suatu Pengantar Bila zat ini tidak ada maka proses-proses tersebut akan teljadi
lambat atau tidak berlangsung sama sekali. Hampir semua enzim· merupakan
protein. Enzim adalah biokatalisator, yang artinya dapat mempercepat reaksi-
reaksi biologi tanpa mengalami perubahan struktur kimia. Pada reaksi yang
dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan
enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda,
disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar
dapat berlangsung dengan cepat (Harahap, 2012: 61- 62)
Enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu di dalam ragi.
Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu
protein yang berupa molekul-molekul besar. Pada enzim terdapat bagian
protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan
bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus
prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan
senyawa organik yang mengandung logam. Apoenzim dan gugus prostetik
merupakan suatu kesatuan yang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian
enzim yang apoenzim dan gugus prospetiknya tidak menyatu. Bagian gugus
prostetik yang lepas kita sebut koenzim, yang aktif seperti halnya gugus
prostetik. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin (misalnya:
vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin) (Harahap, 2012: 61- 62)
E. Enzim Dalam Sel
Sel hidup ibarat pabrik kimia yang bergantung pada energi yang harus
mengikuti berbagai kaidah kimia. Reaksi kimia yang memungkinkan adanya
kehidupan disebut metabolisme. Terdapat ribuan reaksi berkesinambungan
yang terjadi di dalam setiap sel, sehingga metabolisme merupakan reaksi yang
menakjubkan. Agar sel berfungsi dan berkembang dengan sebagaimana
mestinya, lintasan metaboliknya harus diatur dengan seksama. Sel dapat
mengatur lintasan metabolik yang mana yang berjalan, dan seberapa cepat,
dengan cara memproduksi katalis yang tepat yang dinamakan ENZIM, dalam
jumlah yang sesuai dan pada saat diperlukan. Hampir semua reaksi kimia
kehidupan berlangsung sangat lambat tanpa katalis, dan enzim merupakan
katalis yang lebih khas dan lebih kuat dibandingkan dengan ion logam atau
senyawa anorganik lainnya yang dapat diserap tumbuhan dari tanah. Jadi,
enzim umumnya meningkatkan kecepatan reaksi dengan faktor antara 18Y''
sampai 1020• Di banding dengan katalis buatan manusia, enzim biasanya
biasanya 10K'' sampai 10¢" kali lebih efektif. Enzim juga jauh lebih spesifik
dari pada katalis anorganik atau bahkan katalis organik sintetik dalam hal
ragam reaksi yang dapat dikatalisis, sehingga reaksi dapat dikenda:Iikan
dengan terbentuknya senyawa tertentu yang yang dibutuhkan untuk kebutuhan
senyawa tertentu yang dibutuhkan untuk kehidupan. Katalisator bersifat
umum, hanya berfungsi untuk mempercepat reaksi yang dapat digunakan
berulang-ulang (satu katalisator mampu mereaksikan 2 atau 3 bahkan lebih
reaksi) Enzim bersifat lebih spesifik hanya digunakan untuk satu reaksi saja
(satu enzim hanya untuk satu reaksi). Di dalam sel enzim tidak terdistribusi
merata di seluruh plasma, namun terkonsentrasi pada organela-organela tempat
terjadinya reaksi. Misalnya enzim yang berkaitan dengan reaksi Calvin dan
Krebs berkumpul di mitokondria dan kloropas. Enzim yang dibutuhkan dalam
sitesis DNA dan RNA serta untuk proses mitosis terdalam didalam inti sel.
Enzim-enzim di dalam sel akan beberja secara berkesinambungan. Artinya
produk suatu tahap reaksi akan dibebaskan pada tempat dimana produk ini
dapat segera dikonversi oleh enzim lain berikutnya. Ada beberapa enzim yang
dijumpai di luar organela, namun juga tidak terse bar karena adanya reticulum
endoplasma yang bercabang-cabang (Harahap, 2012: 62- 63)

F. Nomenklatur Enzim
Lebih dari 5000 macam enzim telah ditemukan pada organisme hidup, dan
akan bertambah terus sejalan dengan terus berlangsungnya penelitian. Tiap
enzim dinamai menurut sistem baku dan juga diberi nama unsur-unsur yang
sederhana. Pada kedua sistem tersebut, nama enzim umumnya diakhiri dengan
- ase dan mencirikan substrat yang terlibat dan jenis reaksi yang dikatalisinya.
Sebagai contoh sitokrom oksidase, suatu enzim utama dalam respirasi,
mengoksidasi (melepas elektron dari) molekul sitokrom. Asam malat
dehidrogenase: melepaskan dua atom hidrogen dari (meng-dehidrogenasi)
asam malat. Nama umum ini walaupun singkat tidak memberikan keterangan
yang cukup ten tang reaksi yang dikatalisis. Contoh di atas tidak menjelaskan
siapa penerima elektron atau atom hidrogen yang dilepaskan. Persatuan
lntemasional Biokimia memberi nama lebih panjang tapi lebih deskriptif dan
baku bagi semua enzim yang telah dicirikan denganjelas. Sebagai contoh,
sitokrom oksidase dinamakan sitokrom c:O oksidoreduktase, menunjukkan
bahwa elektron dilepaskan dari sitokrom tertentu, yakni jenis c, dan molekul
oksigen adalh penerima elektron. Dehidrogenase as am malat di sebut L-
malat:NAD oksidoreduktase, menunjukkan enzim tersebut khas untuk bentuk
L-asam malat terionisasi, dan molekul yang disingkat NAD adalah penerima
atom hidrogen. Biasanya enzim mempunyai akhiran -ase. Di depan -ase
digunakan nama substrat di mana enzim itu bekerja, atau nama reaksi yang
dikatalisis. Misal: selulase, dehidrogenase, urease, dan lain-lain. Tetapi
pedoman pemberian nama tersebut diatas tidak selalu digunakann. Hal ini
disebabkan nama tersebut digunakan sebelum pedoman pemberian nama
diterima dan nama tersebut sudah umum digunakan. Misalnya pepsin, tripsin,
dan lain-lain. Dalam Daftar Istilah Kimia Organik (1978), akhiran -ase tersebut
diganti dengan -asa. Enzim diberi nama dengan menambahkan akhiran ase
terhadap nama substrat yang diubah oleh enzim terse but, misalnya enzim
amilase mengubah amilum menjadi glukosa; enzim yang mengubah lemak
(lipid) adalah lipase; enzim-enzim yang mengadakan perubahan karbohidrat
merupakan kelompok karbohidrase (Harahap, 2012:64).
G. Kofaktor : Aktivator, Gugus Prostetik Dan Koenzim
Menurut Harahap (2012, 66-68) Pada mulanya enzim dianggap hanya
terdiri dari protein dan memang ada enzim yang temyata hanya tersusun dari
protein saja. Misalnya pepsin dan tripsin.Tetapi ada juga enzim-enzim yang
selain protein juga memerlukan komponen selain protein. Komponen selain
protein pada enzim dinamakan kofaktor. Koenzim dapat merupakan ion logam/
metal, atau molekul organik yang dinamakan koenzim. Gabungan antara
bagian protein enzim (apoenzim) dan kofaktor dinamakan holoenzim. Enzim
yang memerlukan ion logam sebagai kofaktomya dinamakan metaloenzim. Ion
logam ini berfungsi untuk menjadi pusat katalis primer, menjadi tempat untuk
mengikat substrat, dan sebagai stabilisator supaya enzim tetap aktif.
1. Aktifator Aktifator dapat mempercepat jalannya reaksi karena aktifator
adalah zat penggiat, contoh aktifator enzim adalah ion Mg, Ca, zat organik
seperti KoA
2. Gugus Prostetik Gugus Prostetik yaitu bagian enzim yang tidak tersusun
dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang
disebut koenzim. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas
(termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai
stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai
pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid Adenin
Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), Sitokrom. Enzim
mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang
berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi
untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada di dalam sel. Reaksi
yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi, pertumbuhan dan
perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan
pencemaan.
3. Koenzim Dalam peranannya ,enzim sering memerlukan senyawa organik
tertentu selain protein. Ditinjau dari fungsinya, dikenal adanya koenzim
yang berperan sebagai pemindah hidrogen, pemindah elektron, pemindah
gugusan kimia tertentu ("group transferring") dan koenzim dari isomerase
dan liase.
H. Mekanisme Kerja Enzim
Cara Kerja Enzim Enzim juga dapat dibedakan menjadi eksoenzim dan
endoenzim berdasarkan tempat kerjanya, ditinjau dari sel yang membentuknya.
Eksoenzim ialah enzim yang aktivitasnya diluar sel. Endoenzim ialah enzim
yang aktivitasnya didalam sel. Selain eksoenzim dan endoenzim, dikenal juga
enzim konstitutif dan enzim induktif. Enzim konstitutif ialah enzim yang
dibentuk terus-menerus oleh sel tanpa peduli apakah substratnya ada atau tidak.
Enzim induktif (enzim adaptif) ialah enzim yang dibentuk karena adanya
rangsangan substrat atau senyawa tertentu yang lain. Misalnya pembentukan
enzim beta-galaktosida pada Escherichia coli yang diinduksi oleh laktosa
sebagai substratnya. Tetapi ada senyawa lain juga yang dapat menginduksi
enzim terse but walaupun tidak merupakan substamya, yaitu melibiosa. Tanpa
adanya laktosa atau melibiosa, maka enzim beta-galaktosidasa tidak disintesis,
tetapi sintesisnya akan dimulai hila ditambahkan laktosa atau melibiosa. Enzim
bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zatzat yang bereaksi
dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena
enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan
mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas,
yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa
atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang
bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim a-amilase hanya dapat digunakan pada
proses perombakan pati menjadi glukosa.
Menurut Harahap (2012,69-70) Ada dua cara kerja enzim, yaitu: model
kunci gembok dan induksi pas.
1. Model kunci gembok (block and key). Enzim dimisalkan sebagai gembok
karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan dengan substrat
bagian terse but disebut sisi aktif. Substrat dimisalkan sebagai kunci
karena dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif enzim (gembok).
2. Induksi Pas (Model Induced Fit)
Pada model ini sisi aktif enzim dapat berubah bentuk sesuai dengan
bentuk substratnya.
I. Inhibitor Enzim
Menurut Harahap (2012, 71-72) Inhibitor Enzim Seringkali enzim
dihambat oleh suatu zat yang disebut inhibitor, ada dua jenis inhibitor yaitu
sebagai berikut:
1. Inhibitor kompetitif. Pada penghambatan ini zat- zat penghambat
mempunyai struktur yang mirip dengan struktur substrat. Dengan
demikian baik substrat maupun zat penghambat berkompetisi a tau
bersaing untuk bersatu dengan sisi aktif enzim, jka zat penghambat lebih
dulu berikatan dengan sisi aktif enzim, maka substratnya tidak dapat lagi
berikatan dengan sisi aktif enzim.
2. Inhibitor nonkompetitif Pada penghambatan ini, substrat sudah tidak dapat
berikatan dengan kompleks enzim- inhibitor, karena sisi aktif enzim
berubah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Energi merupakan sesuatu kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.
Semua makhluk hidup membutuhkan energi untuk hidup. Terdapat berbagai
bentuk energi, seperti panas, cahaya, bunyi, mekanis, listrik, kimia, dan
atom. Ada dua macam energi yang dikenal, yaitu energi kinetis (bergerak)
dan energi potensial (setempat).
2. Setiap makhluk hidup pasti melakukan proses metabolisme salah satunya
tumbuhan. Metabolisme merupakan serangkaian proses kimiawi dalam
tubuh makhluk hidup yang berperan untuk menghasilkan energi yang
digunakan untuk melakukan aktivitas kehidupan.
3. Tumbuhan mengalami proses metabolisme yang terdiri dari anabolisme,
yaitu pembentukan senyawa yang lebih besar dari molekul-molekul yang
lebih kecil, yaitu pati, selulose, protein, lemak dan asam lemak. Prioses ini
membutuhkan energi. Sedangkan katabolisme adalah menguraikan molekul
yang besar menjadi molekul yang lebih kecil dan menghasilkan energi.
4. Enzim adalah biokatalisator, yang artinya dapat mempercepat reaksi- reaksi
biologi tanpa mengalami perubahan struktur kimia.
5. Sel dapat mengatur lintasan metabolik yang mana yang berjalan, dan
seberapa cepat, dengan cara memproduksi katalis yang tepat yang
dinamakan ENZIM, dalam jumlah yang sesuai dan pada saat diperlukan.
6. Lebih dari 5000 macam enzim telah ditemukan pada organisme hidup, dan
akan bertambah terus sejalan dengan terus berlangsungnya penelitian. Tiap
enzim dinamai menurut sistem baku dan juga diberi nama unsur-unsur yang
sederhana.
7. Komponen selain protein pada enzim dinamakan kofaktor. Koenzim dapat
merupakan ion logam/ metal, atau molekul organik yang dinamakan
koenzim. Gabungan antara bagian protein enzim (apoenzim) dan kofaktor
dinamakan holoenzim.
8. Cara Kerja Enzim Enzim juga dapat dibedakan menjadi eksoenzim dan
endoenzim berdasarkan tempat kerjanya, ditinjau dari sel yang
membentuknya.
9. Inhibitor Enzim Seringkali enzim dihambat oleh suatu zat yang disebut
inhibitor, ada dua jenis inhibitor yaitu Inhibitor kompetitif dan Inhibitor
nonkompetitif
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Energi dan Enzim
yang menjadi pokok bahasan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan.
Karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya daftar rujukan dari makalah
ini. Penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun agar dapat menyempurnakan makalah penulis di kesenmpatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi
penulis khususnya juga para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Fauziyah. 2012. Fisiologi Tumbuhan. UNIMED PRESS: Medan.

Hynes, Margaret. 2007. Seri pengetahuan batuan dan fosil. Jakarta: Erlangga

Goenarso, Darmadi. 2015. Proses Kehidupan di dalam Sel. Universitas Terbuka.


http://repository.ut.ac.id/4393/1/BIOL4318-M1.pdf

Novitasari, Rahmah. 2017. Proses Respirasi Seluler Pada Tumbuhan. Pendidikan


Biologi FKIP Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
http://seminar.uny.ac.id/sembiouny2017/sites/seminar.uny.ac.id.sem
biouny2017/files/B%2012a.pdf

Wiraatmaja, I Wayan. 2016. Bahan Ajar Metabolisme Pada Tumbuhan. Program


Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Unud.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/4e04c3c73
035c5317b884d16f55e039b.pdf

Anda mungkin juga menyukai