Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM ENERGI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Moh. Alan Lumuan A42120172


Yusrin A42120142
Wiliam krespo A42120107
Rahmat abadi A42120047
Deviona Alya Enjelia A42120052
Nurul Inayah BJ A42120002

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
terselesaikannya makalah ini, tanpa pertolongan-Nya penyusun tidak akan
menyelesaikan dengan baik.

Diharapkan makalah ini bermanfaat untuk menambah informasi tentang


fisiologi kususnya sistem energi. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan
baik dari luar maupun dari dalam. Namun dengan penuh kesabaran dan ketekunan
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan atau jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Akhir kata saya ucapkan
terimakasih.

i
DAFTAR ISI

COVER /SAMPUL..................................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

A. Pengertian Energi........................................................................................ 3
B. Sumber Energi Di Dalam Tubuh............................................................... 7
C. Kecepatan Produksi Energi Dalam Tubuh............................................... 13

BAB III PENUTUP................................................................................................. 14

A. Kesimpulan.................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam melakukan kegiatan/aktivitas setiap hari
membutuhkan energi, baik untuk bergerak maupun untuk bekerja. Kinerja
manusia memerlukan energi. Energi tersebut berasal dari bahan makanan
yang dimakan sehari-hari. Tujuan makan antara lain untuk pertumbuhan,
mengganti sel-sel yang rusak dan untuk kontraksi otot. Semua energi yang
dipergunakan dalam proses biologi bersumber dari matahari. Fox (1988)
membagi enam bentuk energi, yaitu: a. energi kimia; b. energi mekanik; c.
energi panas; d. energi sinar; e. energi listrik; dan f. energi nuklir
Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot, berupa
kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua
bentuk, yaitu energi mekanik dan energi panas. Proses dari pengubahan
makanan dan udara menjadi bentuk energi. Bahan-bahan makanan menuju
ke sistem pencernaan yang meliputi Lambung diruai/diruaikan seperti
bubur, kemudian masuk ke usus halus untuk menyerap bahan-bahan
makanan tersebut yang selanjutnya masuk ke sistem peredaran.
Begitu juga dengan udara yang dihirup melalui hidung akan masuk
ke paru-paru/sistem pernafasan, dimana zat oksigen yang turut masuk ke
paru-paru selanjutnya oleh paru-paru dikirim ke sistem peredaran darah.
Selain itu paru-paru bekerja juga untuk mengambil karbon dari sistem
peredaran darah untuk dikeluarkan dari tubuh. Selanjutnya oksigen yang
telah berada di sistem peredaran darah dikirimkan ke sistem otot, yang
akan bertemu dengan zat gizi untuk mengoksidasi menghasilkan energi.
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara
biokimia di dalam organisme dan sel. Metabolisme mencakup sintesis
(anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks.
Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan- tahapan yang melibatkan
enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolisme total
merupakan semua proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel

1
mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk
hidup tidak dapat bertahan hidup
Produk metabolisme disebut metabolit. Cabang biologi yang
mempelajari komposisi metabolit secara keseluruhan pada suatu tahap
perkembangan atau pada suatu bagian tubuh dinamakan metabolomika.
Seluruh aktivitas gerak manusia memerlukan energi. Energi yang
dikeluarkan terutama tergantung pada waktu/lama dan intensitas kerjanya.
Aktivitas gerak yang dilakukan dengan cepat atau eksplosif memerlukan
energi segera-cepat, sebaliknya aktivitas gerak yang dilakukan dengan
lambat dan lama memerlukan energi dalam waktu lama. Energi dapat
dideskripsikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja, merupakan
aplikasi dari kekuatan atau kontraksi otot dalam mengaplikasikan kekuatan
melawan suatu tahanan/beban. Produk energi yang dihasilkan untuk kerja
ini disebut adenosine triphosphate (ATP). Terdapat 3 sistem energi yang
dapat menghasilkan ATP, yakni sistem anaerobik alaktik (ATP-PC),
sistem anaerobik laktik (glikolitik), dan sistem aerobik
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu energi
2. Pemabagian energi
3. Apa saja sumber energi dalam tubuh
C. Tujuan
1. Memenuhi tugas dari dosen
2. Mengetahui apa itu energi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Energi
Menurut Williams 1990, energi merupakan kapasitas untuk
bergerak. Energi yang dipergunakan untuk pekerjaan biologis berasal dari
energi yang disimpan di dalam senyawa kimia dari berbagai macam
molekul. Apabila reaksi kimia ini menyebabkan senyawa kimia, maka
beberapa energi dari senyawa ini dilepas sebagai panas dan hanya
membantu untuk meningkatkan atau mempertahankan temperatur tubuh,
sedangkan beberapa bagian lagi sebagian energi yang dinamakan energi
bebas dan dapat dipergunakan untuk melakukan kerja biologis
Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi bahan
makanan tidak dapat secara langsung digunakan untuk proses kontraksi
otot atau proses-proses yang lainnya. Energi ini terlebih dahulu
diubah menjadi senyawa kimia berenergi tinggi, yaitu Adenosine Tri
Phosphate (ATP). ATP yang terbentuk kemudian diangkut ke setiap
bagian sel yang memerlukan energi (Mayes, 1985; Fox, 1988). Adapun
proses biologis yang menggunakan ATP sebagai sumber enereginya antara
lain: proses biosintesis, transportasi ion-ion secara aktif melalui membran
sel, kontraksi otot, konduksi saraf dan sekresi kelenjar (Mayes, 1985; Fox,
1988)
Ada dua sistem energi yang diperlukan dalam setiap aktivitas
latihan yang dilakukan oleh seorang, yaitu sistem energi aerobik dan
sistem energi anaerobik. Perbedaan kedua sistem energi tersebut adalah
pada penggunaan bantuan dari oksigen (O2) selama proses pemenuhan
kebutuhan energi berlangsung. energi standar semua gerak manusia adalah
pelepasan energi dari ATP (Adenosin trifosfat). Oleh karena itu, semua
komponen terkait dengan resynthesis atau penambahan ATP atau
penghapusan dan/atau penyebaran dari produk limbah yang berhubungan
dengan menjaga persediaan ATP.

3
Sistem energi anaerobik, selama proses pemenuhan kebutuhan
energi menggunakan energi yang tersimpan di dalam otot. Sedangkan
sistem energi aerobik dalam proses pemenuhan kebutuhan energi harus
menggunakan bantuan oksigen (O2) yang diperoleh melalui sistem
pernapasan.
1. Sistem energi anaerobic
Sistem energi anaerobik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. energi anaerobik alaktik
b. sistem energi anaerobik laktik.
Sistem energi anaerobik alaktik disediakan oleh sistem ATP- PC
sedangkan sistem energi anaerobik laktik disediakan oleh sistem
asam laktat. Proses pemenuhan kedua jenis sistem energi tersebut
tidak memerlukan bantuan oksigen (O2). Semua energi yang
dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh berasal dari ATP, yang
hanya menopang kerja kira-kira 6 (enam) detik bila tidak ada sistem
energi yang lain (Soekarm an, 1991: 29).
Menurut Shepard (1978: 9-15) sistem energi anaerobik alaktik
biasanya habis diawal kinerja dalam waktu 10 detik. Kerja otot dapat
berlangsung lebih lama apabila sistem energi ATP dapat ditopang
dengan sistem energi yang lain, yaitu Phospho Creatin (PC) yang
tersimpan di dalam sel otot. Digunakannya sumber bantuan energi
Phospho Creatin (PC) dapat menambah kemampuan kerja otot
hingga mencapai kira-kira 10 (sepuluh) detik (Nossek, 1982 dalam
Awan Hariono, 2006: 28). Namun, apabila kerja otot harus
berlangsung lebih lama, maka kebutuhan energi yang diperlukan
akan dipenuhi oleh sistem glikolisis anaerobik atau asam laktat.
Sistem glikolisis anaerobik mampu memeperpanjang kerja otot
selama kira-kira 120 detik (McArdle, dkk. 1986: 348).

4
Jumlah ATP dalam otot sangat terbatas dan oleh karena itu perlu
terus dibentuk ATP baru agar sumber energi yang dimiliki tidak
segera habis. Walaupun demikian di dalam otot terdapat sejumlah
sistem yang berfungsi sebagai perbantuan dan secara konstan
melakukan resintesis ATP dari ADP. Dengan cara ini jumlah ATP
tetap cukup untuk melanjutkan aktivitas selama intensitasnya rendah
sampai sedang (Shadiqin, 2013: 29). Aktivitas anaerobik merupakan
aktivitas dengan intensitas tinggi yang membutuhkan energi secara
cepat dalam waktu yang singkat namun tidak dapat dilakukan secara
continue untuk durasi waktu yang lama. Aktivitas ini biasanya juga
akan membutuhkan interval istirahat agar ATP dapat diregenerasi
sehingga kegiatannya dapat dilanjutkan kembali (Anwari, 2007: 2).
Phosphor Creatin merupakan sumber energi yang paling cepat
membentuk ATP pada saat terjadi proses pemenuhan energi. Jumlah
sistem ATP-PC dapat ditingkatkan melalui pemberian latihan dengan
gerakan yang cepat dan pembebanan yang tinggi. ATP dan PC sering
disebut sebagai sistem fosfagen yang merupakan sumber energi yang
dapat digunakan secara cepat, tidak memerlukan oksigen (O2), dan
ATP-PC tertimbun dalam mekanisme kontraktil dalam otot
(Soekarman, 1991 dalam Awan Hariono, 2006: 29).
Adapun ciri-ciri dari sistem energi anaerobik alaktik (ATP-PC)
adalah:
1. intensitas kerja maksimal
2. lama kerja kira-kira sampai 10 detik
3. irama kerja eksplosif (cepat mendadak)
4. aktivitas mengahasilkan Adhenosin diphospat (ADP)+energi
(Sukadiyanto, 2011: 38).
ciri-ciri dari sistem energi anaerobik laktik adalah sebagai berikut:
1. intensitas kerja maksimal
2. lama kerja antara 10-120 detik
3. irama kerja eksplosif
4. aktivitas mengahsilkan asam laktat dan energy

5
2. Sistem energi aerobic
Aerobik berarti menggunakan bantuan oksigen, sehingga
metabolisme aerobik adalah menyangkut serentetan reaksi kimiawi
yang memerlukan bantuan oksigen. Setelah proses pemenuhan energi
berlangsung selama kira-kira 120 detik, maka asam laktat sudah tidak
dapat diresintesis lagi menjadi sumber energi (Sukadiyanto, 2011: 39).
Sistem energi tubuh yang utama adalah metabolisme aerobik. Sistem
ini memberi energi bagi pembaharuan ATP dengan oksidasi
karbohidrat, lemak dan protein yang disimpan dalam sel. Tidak seperti
sistem anaerobik, metabolisme aerobik sangat efisien dan pada
akhirnya tidak mengahsilkan kelelahan. Jadi, tubuh kebanyakan
menggunakan sistem energi ini untuk jangkauan terbesar yang
dimungkinkan (Holloszy, 1973 dalam Pate 1993: 239). Selama latihan
dengan intensitas sedang dan rendah, metabolisme aerobik benar-
benar menyediakan seluruh energi ATP yang dibutuhkan oleh otot.
Hal tersebut dapat terjadi karena latihan yang dilakukan dengan
intensitas sedang dan rendah menyebabkan sistem pernapasan jantung
dapat menggerakan oksigen ke otot secara teratur
Glikolisis adalah pemecahan glikogen secara kimiawi, dan
aerobik adalah adanya bantuan oksigen. Glikolisis aerobik adalah
pemecahan glikogen dengan menggunakan bantuan oksigen. Ada
perbedaan antara glikolisis aerobik dan glikolisis anaerobik, yaitu
dengan adanya bantuan oksigen maka asam laktat tidak tertimbun di
dalam otot. Dengan kata lain berkat bantuan oksigen akan
menghambat terjadinya timbunan asam laktat di dalam otot, tetapi
oksigen tersebut tidak meresintesis ATP. Fungsi oksigen dalam proses
ini adalah untuk mengalihkan asam laktat dengan asam pyruvate ke
dalam sistem aerobik setelah diresentesis ATP (Sukadiyanto, 2011:
39).
Peran oksigen dalam metabolisme aerobik tidak boleh
diabaikan. Mudahnya, tanpa oksigen metabolisme aerobik tidak

6
mungkin terjadi karena selama latihan metabolisme aerobik terjadi di
dalam mitikondria pada serabut otot. Untuk memperoleh oksigen
tersebut dibutuhkan sistem paru jantung yang baik (paru, jantung,
darah dan pembulu darah) untuk memperoleh oksigen dari atmosfir,
sehingga oksigen dapat berperan aktif dalam metabolisme aerobik.
(Pate, 1993: 239). Selanjutnya aktivitas fisik yang menggunakan
sistem energi aerobik cenderung menggunakan power rendah dan
berhubungan erat dengan daya tahan kardiorespirasi. Sedangkan
aktivitas fisik yang berasal dari sistem energi anaerobik memiliki
kecenderungan menggunakan power yang tinggi dan berkaitan erat
dengan power otot serta ketahanan otot. Berikut adalah ciri-ciri sistem
aerob:
1) intensitas kerja sedang
2) lama kerja lebih dari 3 menit,
3) irama gerak (kerja) lancar dan terus-menerus (kontinyu)
4) selama aktivitas menghasilkan karbondioksida+air (CO2+H2O).

Sistem energi aerobik harus dikembangkan dalam proses latihan, oleh


karena dapat membantu dalam penghapusan asam laktat, sehingga
atlet dapat lebih mentorelir laktat tersebut

B. Sumber Energi Di Dalam Tubuh


Kebutuhan energi dapat dipenuhi melalui sumber-sumber energi
yang tersimpan di dalam tubuh yaitu melalui pembakaran karbohidrat,
pembakaran lemak, serta kontribusi sekitar 5% melalui pemecahan
protein. Diantara ketiganya, simpanan protein bukanlah merupakan
sumber energi yang langsung dapat digunakan oleh tubuh dan protein baru
akan terpakai jika simpanan karbohidrat ataupun lemak tidak lagi mampu
untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa
di dalam tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi.
Terbentuk dari mokekul glukosa yang saling mengikat dan membentuk
molekul yang lebih kompleks, simpanan glikogen memilik fungsi sebagai

7
sumber energi tidak hanya bagi kerja otot namun juga merupakan sumber
energi bagi sistem pusat syaraf dan otak.
Di dalam tubuh, jaringan otot dan hati merupakan dua
kompartemen utama yang digunakan oleh tubuh untuk menyimpan
glikogen. Pada jaringan otot,glikogen akan memberikan kontribusi sekitar
1% dari total massa otot sedangkan di dalam hati glikogen akan
memberikan kontribusi sekitar 8-10% dari total massa hati. Walaupun
memiliki persentase yang lebih kecil namun secara total jaringan otot
memiliki jumlah glikogen 2 kali lebih besar di bandingkan dengan
glikogen hati.
Pada jaringan otot, glukosa yang tersimpan dalam bentuk glikogen
dapat digunakan secara langsung oleh otot tersebut untuk menghasilkan
energi. Begitu juga dengan hati yang dapat mengeluarkan glukosa apabila
dibutuhkan untuk memproduksi energi di dalam tubuh. Selain itu glikogen
hati juga mempunyai
peranan yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh yaitu berfungsi
untuk menjaga level glukosa darah.Sebagai sumber energi simpanan
glikogen yang terdapat di dalam tubuh secara langsung akan
mempengaruhi kapasitas/ performa seorang atlet saat menjalani program
latihan ataupun juga saat pertandingan. Secara garis besar hubungan antara
konsumsi karbohidrat, simpanan glikogen dan performa olahraga dapat di
simpulkan sebagai berikut:
 Konsumsi karbohidrat yang tinggi akan meningkatkan simpanan
glikogen tubuh.
 Semakin tinggi simpanan glikogen maka kemampuan
tubuh untuk melakukan aktivitas fisik juga akan semakin
meningkat
 Level simpanan glikogen tubuh yang rendah menurunkan/membatasi
kemampuan tubuh untuk mempertahankan intensitas dan waktu
beraktifitas.

8
 Level simpanan glikogen tubuh yang rendah menyebabkan tubuh
menjadi cepat lelah jika dibandingkan dengan tubuh dengan simpanan
glikogen tinggi.
 Konsumsi karbohidrat setelah beraktifitas akan mempercepat
penyimpanan glikogen.

Diantara sumber energi ada beberapa yaitu sebagai berikut:

a. Protein
Protein merupakan salah satu jenis nutrisi yang mempunyai fungsi
penting sebagai bahan dasar bagi pembentukan jaringan tubuh atau
bahan dasar untuk memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang telah
rusak. Selain dari kedua fungsi tersebut, protein juga akan mempunyai
fungsi sebagai bahan pembentuk hormon dan pembentuk enzim yang
akan kemudian juga akan terlibat dalam berbagai proses metabolisme
tubuh. asam amino dari protein juga akan digunakan sebagai sumber
energi terutama saat simpanan glikogen sudah semakin berkurang.
Pengunaan protein sebagai sumber energi tubuh saat beraktifitas
ataupun berolahraga biasanya akan dicegah karena hal tersebut akan
menganggu fungsi utamanya sebagai bahan pembangun tubuh dan
fungsiya untuk memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang rusak. Dan
dalam hubungannya dengan laju produksi energi di dalam tubuh,
pemecahan protein jika dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat
maupun lemak juga hanya akan memberikan kontribusi yang relatif
kecil. Pada saat berolahraga terutama olahraga yang bersifat ketahanan,
protein dapat memberikan kontribusi sebesar 3-5% dalam produksi
energi tubuh dan kontribusinya ini dapat mengalami peningkatan
melebihi 5% apabila simpanan glikogen & glukosa darah sudah
semakin berkurang sehingga tidak lagi mampu untuk mendukung kerja
otot. Melalui asam amino yang dilepas oleh otot atau yang berasal dari
jaringan-jaringan tubuh lainnya, liver (hati) melalui proses
gluconeogenesis dapat mengkonversi asam amino atau substrat lainya
menjadi glukosa untuk kemudian mengeluarkannya ke dalam aliran

9
darah agar konsentrasi glukosa darah dapat dipertahankan pada level
normal.
Namun pengunaan protein sebagai sumber energi seperti yang
telah disebutkan akan mengurangi fungsi utamanya sebagai bahan
pembangun tubuh serta juga fungsinya untuk memperbaiki jaringan-
jaringan tubuh yang rusak. Selain itu, pembakaran protein sebagai
sumber energi juga akan memperbesar resiko terjadinya dehidrasi
akibat dari adanya produk samping berupa nitrogen yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urine. Oleh karena itu untuk
mencegah pemakaian protein secara berlebihan sebagai sumber energi
saat berolahraga, seorang atlet diharapkan untuk mengkonsumsi
karbohidrat yang cukup agar dapat meningkatkan simpanan glikogen
dan juga dapat menjaga level glukosa darah di dalam tubuh.
b. Lemak
Di dalam tubuh, lemak dalam bentuk trigliserida akan tersimpan
dalam jumlah yang terbatas pada jaringan otot dan akan tersimpan
dalam jumlah yang cukup besar pada jaringan adipose. Ketika sedang
berolahraga, trigliserida yang tersimpan ini dapat terhidrolisis menjadi
gliserol dan asam lemak bebas (free fatty acid / FFA) untuk kemudian
menghasilkan energi. simpanan lemak akan memberikan kontribusi
yang besar sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Kontribusi
simpanan lemak sebagai sumber energi tubuh baru akan berkurang
apabila terjadi peningkatan intensitas dalam beraktifitas. Pada saat
terjadinya peningkatan intensitas olahraga yang juga akan
meningkatkan kebutuhan energi, pembakaran lemak akan memberikan
kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pembakaran
karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam tubuh.
Walaupun pembakaran lemak ini memberikan kontribusi yang lebih
kecil jika dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat saat intensitas
olahraga meningkat, namun kuantitas lemak yang terbakar tetap akan
lebih besar jika dibandingkan saat berolahraga dengan intensitas
rendah.

10
Pada saat berolahraga kompetitif dengan intensitas tinggi,
pengunaan lemak sebagai sumber energi tubuh akibat dari mulai
berkurangnya simpanan glikogen otot dapat menyebabkan tubuh terasa
lelah sehingga secara perlahan intensitas olahraga akan menurun. Hal
ini disebabkan karena produksi energi melalui pembakaran lemak
berjalan lebih lambat jika dibandingkan dengan laju produksi energi
melalui pembakaran karbohidrat walaupun pembakaran lemak akan
menghasilkan energi yang lebih besar (9kkal/gr) jika dibandingan
dengan pembakaran karbohidrat (4 kkal/gr). Perlu juga untuk diketahui
bahwa jaringan adipose dapat menghasilkan asam lemak bebas dalam
jumlah yang tidak terbatas, sehingga kelelahan serta penurunan
performa yang terjadi pada saat berolahraga tidak akan disebabkan
oleh penurunan simpanan lemak tubuh.
c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan nutrisi sumber energi yang tidak hanya
berfungsi untuk mendukung aktivitas fisik seperti berolahraga namun
karbohidrat juga merupakan sumber energi utama bagi sitem pusat
syaraf termasuk otak. Di dalam tubuh, karbohidrat yang dikonsumsi
oleh manusia dapat tersimpan di dalam hati dan otot sebagai simpanan
energi dalam bentuk glikogen. Total karbohidrat yang dapat tersimpan
di dalam tubuh orang dewasa kurang lebih sebesar 500 gr atau mampu
untuk menghasilkan energi sebesar 2000 kkal.
Di dalam tubuh manusia, sekitar 80% dari karbohidrat ini akan
tersimpan sebagai glikogen di dalam otot, 18-22% akan tersimpan
sebagai glikogen di dalam hati dan sisanya akan bersirkulasi di dalam
aliran darah dalam bentuk glukosa. kebutuhan energi bagi tubuh dapat
terpenuhi melalui simpanan glikogen, terutama glikogen otot serta
melalui simpanan glukosa yang terdapat di dalam aliran darah (blood
glucose) dimana ketersediaan glukosa di dalam aliran darah ini dapat
dibantu oleh glikogen hati agar levelnya tetap berada pada keadaan
normal.pembakaran 1 gram karbohidrat akan menghasilkan energi
sebesar 4 kkal. Walaupun nilai ini relatif lebih kecil jika dibandingkan

11
dengan energi hasil pembakaran lemak, namun proses metabolisme
energi karbohidrat akan mampu untuk menghasilkan ATP (molekul
dasar pembentuk energi) dengan kuantitas yang lebih besar serta
dengan laju yang lebih cepat jika dibandingkan dengan pembakaran
lemak.
d. Simpanan karbohodrat ( glikogen )
Mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang besar dalam sehari-
hari akan memilki simpanan glikogen yang relatif lebih besar jika
dibandingan dengan yang mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah
yang kecil. Dengan simpanan glikogen yang rendah dalam
menjalankan aktifitas akan cepat merasa lelah sehingga kemudian
mengakibatkan terjadinya penurunan intensitas.
Perlu juga untuk diketahui bahwa glikogen yang terdapat di dalam
otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam otot
tersebut dan tidak dapat dikembalikan ke dalam aliran darah dalam
bentuk glukosa apabila terdapat bagian tubuh lain yang
membutuhkannya. Hal ini berbeda dengan glikogen yang tersimpan di
dalam hati yang dapat dikonversi menjadi glukosa melalui proses
glycogenolysis ketika terdapat bagian tubuh lain yang membutuhkan.
Walaupun jumlah karbohidrat yang dapat tersimpan sebagai glikogen
ini memilikiketerbatasan, namun kapasitas penyimpanannya terutama
kapasitas penyimpanan glikogen otot dapat ditingkatkan dengan cara
mengurangi konsumsi lemak dan memperbesar konsumsi bahan
pangan kaya akan karbarbohidrat seperti roti, kentang,
jagung,singkong atau juga pasta. Pengisian tubuh dengan karbohidrat
pada masa persiapan ini biasanya dikenal dengan istilah carbohydrate
loading dan akan memberikan manfaat.

12
C. Kecepatan Produksi Energi Dalam Tubuh
Salah satu faktor yang menjadi penyebab utama penurunan
kapasitas perfoma tubuh saat beraktivitas fisik seperti berolahraga selain
karena berkurangnya jumlah cairan dari dalam tubuh juga disebabkan oleh
berkurangnya jumlah simpanan glukosa (energi) tubuh.
Glukosa merupakan nutrisi karbohidrat terpenting karena
mempunyai fungsi utama sebagai penyedia energi bagi berbagai aktivitas
fisik tubuh. Berfungsi sebagai ‘bahan bakar’ utama dalam proses
metabolisme energi, menjadikan simpanannya di dalam aliran darah
(blood glucose), otot dan hati (glikogen) menjadi salah satu faktor penting
yang menentukan performa tubuh saat melakukan olahraga intensitas
tinggi.Di dalam tubuh konsumsi glukosa dapat menghasilkan laju produksi
energi yang besar hingga 1 gram per menit.3 Dan manfaat lebih akan
didapatkan apabila glukosa ini dipadukan karbohidrat jenis lain seperti
sukrosa atau fruktosa, karena selain akan membantu mempercepat proses
penyerapan cairan ke dalam tubuh kombinasi antara glukosa-sukrosa atau
glukosa-fruktosa ini juga akan menghasilkan laju produksi energi yang
lebih besar di dalam tubuh hingga mencapai 1.3 gram per menit.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kinerja manusia memerlukan energi. Energi tersebut berasal dari
bahan makanan yang dimakan sehari-hari. Tujuan makan antara lain untuk
pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak dan untuk kontraksi otot.
Semua energi yang dipergunakan dalam proses biologi bersumber dari
matahari. Fox (1988) membagi enam bentuk energi, yaitu: a. energi kimia;
b. energi mekanik; c. energi panas; d. energi sinar; e. energi listrik; dan f.
energi nuklir
Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot, berupa
kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua
bentuk, yaitu energi mekanik dan energi panas. Proses dari pengubahan
makanan dan udara menjadi bentuk energy. Energy selanjutnya digunakan
dalam segala fungsi tubuh, dari bernafas, bertumbuh, hingga tiap gerakan
yang dilakukan sehari-hari.
Proses produksi energi dalam tubuh dapat berjalan melalui dua
proses metabolisme yaitu metabolisme aerobik dan metabolisme
anaerobik. Metabolisme energi pembakaran lemak dan karbohidrat dengan
kehadiran oksigen (O2) yang akan diperoleh melalui proses
metabolisme.Sedangkan proses metabolisme energi tanpa kehadiran
oksigen (O2) disebut dengan metabolisme anaerobik.
B. Saran
Energi yang ada pada tubuh hrus seimbang dengaan besarnya
aktivitas yaaang dijalaani, menapaa haarus seimbang? Energy yang berubh
menjaadi kaalori apabila maasuk ke dalaam tubuh melebihi keluaran kalori
kaan terjaadi penambahan beraaat badaaan, karena kelebihan kalori aka\an
disimpan dalam bentuk glikogen, kemudiaan apabila depo glikogen
sudaah penuh kan disimpan sebagai lemak di jaringan adipose. Sebaliknya
jika kalori yang masuk kurang darit bada jumlah yang dikeluarkan, terjadi
pembongkatran simpanan energy berupa lemak pada tubuh, kemungkinan
ini cocok bagi seseorang yang mengingikan mengurang berat badan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Tri. Sistem Energi Dalam Olahraga.


http://eprints.ulm.ac.id/5738/1/16.%20SISTEM%20ENERGI%20DALAM
%20OLAHRAGA.pdf

Ramadhani, Sabiha. 29 Februari 2012. Sistem Energi dan Metabolisme Dalam


Olahraga. https://blog.ub.ac.id/danik/2012/02/29/sistem-energi-dan-metabolisme-
energi-dalam-olahraga/

Darmawan, Dodo Erwin. 14 Januari 2018. Sistem Energi.


https://nanopdf.com/download/kata-pengantar-wordpresscom-5_pdf

http://eprints.unm.ac.id/4302/1/BAB%20I%20skripsi.pdf

http://eprints.uny.ac.id/14191/Chapter%20II.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai