Anda di halaman 1dari 5

Artikel

Olahraga Dan Aktifitas Fisik Yang


Bermanfaat Untuk Tumbuh Kembang
Anak
Sep 04, 2017 2:32pm

Olahraga dan aktifitas fisik mempunyai peran yang sangat besar pada tumbuh
kembang anak, selain menyehatkan tubuh dan memacu pertumbuhan, aktifitas fisik
juga dapat meningkatkan aktifitas suplai oksigen ke otak sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar. Jadi selain mendapatkan gizi yang seimbang, olahraga
dan aktifitas fisik juga merupakan hal yang harus dilakukan anak agar mencapai
tumbuh kembang yang optimal. American Heart Association dan American Academy
of Pediatrics menyarankan agar anak-anak berusia dua tahun atau lebih agar
berolahraga atau melakukan aktifitas fisik sesuai umur perkembangan dengan durasi
60 menit per hari. 
 
Agar menjadi pribadi dewasa yang sehat dan aktif, pembentukan gaya
hidup (lifestyle) yang baik harus dimulai dari rumah sejak dini. Anak yang aktif akan
belajar lebih efektif, merasa gembira, percaya diri dan memiliki pola tidur yang baik.
Membiasakan anak untuk beraktifitas fisik sejak dini juga akan mengurangi risiko
terjadinya obesitas, penyakit koroner dan keganasan. Berolahraga sambil bermain
selain merangsang pertumbuhan tulang dan otot, juga mengasah ketrampilan gerak,
interaksi sosial dan memicu perkembangan otak anak.
 
 
DEFINISI TUMBUH KEMBANG
Pertumbuhan (growth) didefinisikan sebagai bertambahnya ukuran dan
jumlah sel yang ditandai dengan bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh.
Sedangkan perkembangan (development) ialah bertambahnya kemampuan struktur
dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks. Pertumbuhan dan perkembangan berjalan
secara bersamaan dan sangat bervariatif dari individu satu dengan lainnya. Faktor
utama yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu
faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik adalah hal-hal yang sudah
diwariskan dari gen ayah ibu, namun faktor genetik ini dapat berubah atau bertambah
baik apabila kita memberikan stimulasi pada faktor lingkungan, salah satunya adalah
dengan mengajak anak berolahraga dan beraktifitas fisik.

AKTIFITAS ANAK SESUAI UMUR


Yang termasuk anak adalah bayi prematur hingga anak berusia 18 tahun dan rentang
umur tersebut dikelompokkan lagi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menjadi:
 
1. Neonatus (newborn / bayi baru lahir), adalah bayi usia 0 hari hingga usia 1
bulan. Pada usia ini, bayi masih belum mempunyai kemampuan fisik apapun selain
menangis, dan membiarkan bayi menangis selama 1 jam per hari merupakan salah
satu contoh aktifitas fisik bagi bayi agar paru-paru dan dinding dadanya
berkembang optimal.
2. Bayi, adalah usia 1 bulan hingga 1 tahun. Di rentang usia ini adalah masa
pertumbuhan perkembangan yang paling pesat bagi anak. Di mana anak mulai
belajar berbicara dan berjalan, mengenal benda-benda dan stimulasi terbaik sesuai
umur wajib dilakukan pada rentang usia ini. Ketika bayi sudah dapat tengkurap,
ajaklah ia tengkurap ketika bermain setidaknya 30 menit sehari dalam rentang
waktu terbagi, topanglah kepalanya jika masih diperlukan. Berikanlah ia mainan-
mainan yang dapat merangsangnya untuk meraih, menggenggam, berguling,
merangkak dan berdiri. Berikanlah tempat yang cukup luas dana man baginya
untuk mengeksplorasi lingkungan dan memperkuat otot serta tulangnya.
3. Batita (toddler), adalah anak usia 1-3 tahun. Perkembangan otak di rentang
usia ini lebih maju daripada perkembangan motoriknya, sehingga stimulasi
aktifitas fisik juga penting dilakukan agar koordinasi gerakan motoriknya dapat
mengejar perkembangan otak anak. Bentuk aktifitas fisiknya mulai lebih bervariasi
dan banyak menghabiskan tenaga seperti melompat, memanjat dan
berlari. Untuk melatih fungsi dan kemampuan motorik, serta perkembangan
lainnya seperti kemampuan koordinasi mata-tangan (motorik halus),
keseimbangan, dan ritme gerak fisik, jangan lupa berikan musik untuk merangsang
perkembangannya. Interactive guided playatau bermain interaktif dengan arahan
seperti berlatih menari, yang juga melatih anak untuk mengikuti instruksi. Mulai
kenalkanlah permainan dengan bola, permainan yang didorong dan ditarik seperti
gerobak atau kereta-keretaan.
4. Balita, adalah anak usia 3-5 tahun. Di usia ini, anak umumnya mulai
dimasukkan ke taman bermain dan mulai bergaul dengan teman sebayanya.
Aktifitas fisik berkelompok sebaiknya mulai diajarkan agar anak tidak egois dan
dapat bekerja sama.
5. Anak usia prasekolah memiliki banyak sekali pilihan permainan yang dapat
dijadikan aktivitas fisik. Selipkan latihan yang membuat anak bernafas lebih cepat
dan dalam. Misalnya, ajak anak berlomba jarak pendek saat bersepeda. Tekankan
suasana senang bukan kompetisi di saat lomba.
6. Anak, adalah usia 5-12 tahun. Memasuki usia sekolah, kegiatan fisik dengan
intensitas yang cukup berat sudah dapat diberikan 3 kali dalam seminggu,
misalnya aerobik, lari atau loncat tali. Anak sudah dapat diajarkan instruksi yang
terdapat dalam suatu permainan dan hindari gerakan yang terlalu kompleks dan
berulang-ulang agar anak tetap senang melakukan aktifitas fisik. Terapkan secara
bertahap aturan yang ada pada cabang-cabang olahraga pada saat anak anda
melakukan olahraga terutama saat olahraga berkelompok agar ketrampilan
kognitifnya turut terasah dan terbiasa bekerjasama di dalam tim.
7. Remaja, adalah usia 12-18 tahun. Pada usia ini, biasanya anak sudah
menyadari kebutuhan olahraga dan aktifitas fisik apabila sudah dibiasakan sejak
kecil. Olahraga juga membentuk otot dan meningkatkan kekuatan otot dan tulang
serta mengurangi lemak tubuh sehingga menjaga kesehatan fisik. Selain itu,
olahraga dapat mengurangi depresi, cemas, dan meningkatkan percaya diri dan
keahlian. Remaja memiliki banyak pilihan dan waktu yang lebih panjang dalam
berolahraga. Olahraga yang bersifat kompetitif seperti pertandingan dan
perlombaan antar kelas, antar sekolah atau antar klub olahraga merupakan
tantangan tersendiri bagi remaja.

SCREEN TIME 2 JAM PER HARI


Di era millennial ini, tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak kita sudah
mengenal digital sejak usia yang sangat dini. Banyak hal yang dapat mereka pelajari
melalui media digital dan tak jarang kemampuan anak menjadi lebih cepat dari usia
perkembangannya. Namun kemampuan anak melalui digital, tidaklah merupakan
kemampuan yang normal dan matang karena otak anak memang diciptakan untuk
menerima pelajaran / input baru melalui visualisasi dan stimulasi langsung. Oleh
sebab itu, para orangtua dihimbau agar tidak memberikan perangkat digital kepada
anak di bawah usia 2 tahun dan jika sudah di atas 2 tahun, batasilah
pemakaian “screen time” maksimal 2 jam sehari termasuk menonton televisi.

BERMAIN OUTDOOR
Agar anak anda tidak bergantung pada perangkat digital, ajaklah mereka agar
lebih banyak melakukan aktifitas di luar ruangan. Kenalkan permainan yang lebih
banyak menggunakan aktifitas fisik sesuai umurnya agar anak anda lebih dekat
dengan alam dan mengenal lingkungan. Biarkanlah anak anda mengeksplorasi dunia
di luar rumah dan tanpa gadget, agar emosinya dapat keluar. Selain itu, bermain
berkelompok akan mengajarkan anak untuk bersosialiasi, berbagi dan bekerja sama
dengan teman sebayanya. Olahraga dan aktifitas fisik akan membawa anak-anak kita
sehat jasmani dan rohani.
Usahakan meluangkan waktu untuk menemani anak anda ketika berolahraga dan
beraktifitas fisik, karena andapun perlu hidup aktif, bukan? Selamat beraktifitas!
 
Salam,
Dr. Fita Moeslichan, SpA.
 

Tags:
Kata Dokter

Anda mungkin juga menyukai