1. Analisis 3 konsep penting dalam kesegaran jasmani.
- Bentuk dan macam pekerjaan yang harus dilakukan: kesegaran jasmani tiap orang itu berbeda tergantung kepada untuk apa kesegaran jasmani itu dilakukan. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani perlu dilakukan latihan kekuatan, daya tahan, dan beberapa unsur yang menyangkut dengan gerakan manusia. Tiap kegiatan yang akan dilakukan harus sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan anak usia dini. - Kesanggupan dari jasmaninya untuk melakukan pekerjaan tersebut: latihan untuk kesegaran jasmani untuk orang dewasa, anak, dan lansia itu berbeda, penting menyesuaikan latihan kesegaran jasmani berdasarkan usia. Untuk anak usia dini perlu dilakukan guna meningkatkan kekuatan, daya tahan otot serta daya tahan organ tubuh (jantung dan pernapasan). Karena usia 2-6 adalah masa terbaik untuk meningkatkan kekuatan jasmani yang akan berpengaruh pula pada kerja otak, otot, dan syaraf. - Hubungan secara timbal balik antara kesegaran jasmani dan keseluruhan pribadinya; kesegaran jasmani yang dilakukan dengan baik dan benar dapat bermanfaat bagi tubuh, kerja otot, otak dan syaraf. Sangat penting bagi anak usia dini dalam hal pertumbuhan dan perkembangannya di masa emasnya, anak yang sehat, aktif bergerak akan lebih banyak mendapat stimulasi yang baik bagi perkembangan otaknya, sehingga anak dapat cepat untuk tumbuh mandiri, dengan melakukan berbagai kegiatan dengan sedikit bantuan.
2. Hal yang perlu dimengerti dalam permainan kompetitif:
- Guru harus bisa membuat peraturan yang sederhana sebelum melakukan permainan kompetitif, peraturan yang sederhana atau bahkan tanpa aturan memudahkan anak dalam melakukakan permainan. Jika dibuat peraturan buatlah seserdehana mungkin agar bisa dimengerti oleh semua anak yang berkemampuan tinggi ataupun rendah. - Guru haruslah dapat memahami kemampuan setiap anak, libatkan semua anak, baik yang aktif maupun tidak aktif, sehingga anak akan merasa dia merasa diikutsertakan dan dihargai dalam setiap proses permainan, sehingga menimbulkan rasa percaya diri. - Membuat suasana permainan yang dinikmati semua anak, mengusahakan setiap anak menikmati kegiatan permainan daripada menekankan pada kemenangan. Guru harus memberikan perhatian yang adil kepada seluruh anak didik. - Utamakan kegembiraan dibanding pemberian hadiah bagi anak yang menang, guru harus pandai membuat setiap anak mendapatkan kesempatan berhasil dengan membentuk kelompok bertanding anak yang berkemampuan tinggi dan rendah sama rata.
3. Karakteristik kognitif anak yang mencerminkan kreativitas anak usia dini:
- Fantasi biasanya dikembangkan anak saat bermain peran. Anak dapat mencoba menjadi seseorang yang dia inginkan atau cita-citakan dengan bermain peran, contoh; bermain peran menjadi dokter, pedagang, guru dan lainnya. Anak mampu melakukan peran yang diinginkan berdasarkan apa yang telah dilihatnya. - Rasa ingin tahu, anak yang memiliki rasa ingin tahu tinggi tidak malu untuk bertanya dan mencoba hal baru yang belum pernah dia lakukan. Peran orangtua di rumah dan guru saat disekolah sangat penting untuk mengarahkan anak dalam menjawab rasa ingin tahunya. - Berpikir divergen, munculnya beragam tanggapan , pertanyaa, dan gagasan anak, dari rasa ingin tahu yang tinggi dan hasil mencoba hal baru dengan pengarahan yang baik anak akan mampu memberikan jawaban, tanggapan atau gagasan pada setiap hal yang baru yang dipelajarinya. - Berpikir metaforis, anak mampu menghasilkan atau mengolah sesuatu menjadi suatu hal yang baru. Dari setiap rasa ingin tahu, mencoba hal baru, tanggapan dan gagasan yang diutarakan anak, akan membuat dia mampu menyimpulkan suatu kegiatan dan melakukan hal baru dari apa yang telah dia ketahui. Peran orangtua di rumah dan guru saat disekolah mampu meningkatkan kemampuan anak usia dini dalam berpikir kreatif.
4. Analisis bentuk kegiatan untuk pengembangan fisik dan motorik:
- Perkembangan fisik; kegiatan anak dalam bermain, yang banyak melibatkan aktivitas fisik diantaranya, berlari, melompat, naik turun tangga, merentangkan tangan, memutar badan, membungkukkan badan ke depan dan belakang, mengayunkan lengan, dan melakukan senam sederhana. Anak usia dini yang teratur dalam melakukan kegiatan pengembangan fisik berakibat baik bagi kesehatan, otot-otot anak akan menjadi kuat, kerja organ penting seperti jantung dan paru-paru akan berfungsi dengan baik sehingga anak tidak mudah lelah. - Perkembangan aspek motorik kasar dan halus; melalui bermain anak berkesempatan berlatih untuk menggunakan otot kasar seperti bermain lempar tangkap bola, merangkak melalui rintangan berupa terowongan kecil atau kolong meja yang tinggi, merangkak dengan membawa beban yang ringan, motorik halus yang dilakukan untuk melatih koordinasi otot dan mata dapat dilakukan dengan kegiatan sederhana seperti, meronce, menggambar, melukis dengan jari (finger painting), menggunting, melipat bentuk sederhana. Dengan kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk kerja otak dan otot anak. - Bermain aktif yang meliputi bermain bebas yang dapat dilakukan dimana saja, dengan atau tidak menggunakan alat bantu. Permainan yang bebas membuat anak mampu berpikir kreatif dalam menentukan permainan dan peraturannya sendiri. - Eksplorasi, kegiatan bermain ini bertujuan untuk meningkatkan keinginan anak dalam mencoba hal baru dan menemukan jawaban secara mandiri. Kegiatan eksplorasi dapat merangsang kegiatan positif dalam hal inisiatif untuk bertindak, sportif, percaya diri, dan berpikir posotif. Kegiatan yang dapat dilakukan contohnya adalah dengan mencari jejak, atau menemukan benda yang disembunyikan dengan mengetahui petunjuk. - Irama dan gerakan, dalam proses pembelajaran anak usia dini tidak jauh dari menyanyi sambil menggerakan badan. Penyampaian materi dengan lagu dan gerakan lebih mudah dipahami oleh anak usia dini. Namun guru perlu menggunakan lirik yang sederhana dan mudah diingat oleh anak usia dini sehingga tidak menimbulkan kesulitan. Dengan menyanyi guru juga dapat menyelipkan pesan-pesan yang mendidik bagi anak usia dini.