banyak guru yang masih berbeda pendapat. Ada yang menjawab bahwa
anak yang baik, dan tidak bisa disangkal pula pasti ada yang mengatakan,
jasmani. Kesemua jawaban di atas benar belaka. Hanya saja barangkali bisa
dikatakan kurang lengkap, sebab yang paling penting dari kesemuanya itu
untuk:
aktivitas jasmani.
sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar
orang.
permainan olahraga.
metabolisme, dll.)
Dalam pengertian yang lebih resmi, sering dibedakan konsep kebugaran jasmani
power, keseimbangan, dll. Namun dalam naskah ini, penulis akan menggunakan
atas.
rangsangan dari luar, kemudian rangsangan itu diolah dan diprogramkan sampai
Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting
faktual semata-mata, tetapi meliputi pula pemahaman terhadap gejala gerak dan
yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu
dikembangkan, tetapi yang lebih penting adalah konsep diri dan komponen
Konsep diri merupakan fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada
kelak.
pertimbangan akal dan emosi yang menjadi sifat penting dalam kehidupan sosial
ketekunan; tidak ada pekerjaan yang dapat dicapai dengan baik tanpa ada
oran lain. Karena itu pula empati disebut juga sebagai kecerdasan hubungan
sosial. “Cubitlah diri kamu sendiri, sebelum mencubit orang lain. Niscaya kamu
akan mengetahui, apa yang boleh dan tidak boleh kamu lakukan pada orang
lain,” merupakan kearifan leluhur, yang jika diperas maknanya, tidak lain adalah
Dunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi
bahwa dunia yang cemerlang itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum
kita dewasa.
Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar,
semua orang.
Belajar dan keceriaan merupakan dua hal penting dalam masa kanak-kanak. Hal
perkembangan anak. Kian banyak ia bergerak, kian banyak hal yang ditemui dan
Perhatikan tiga kata kunci di atas: gerak, gembira, dan belajar. Anak-anak suka
lapangan. Di sana akan tampak, mereka bergerak dengan keterlibatan yang total
bukan di dorong oleh maksud dan tujuan tertentu. Gerak adalah kebutuhan
mutlak anak-anak.
berkurang. Ketika memasuki usia sekolah, ia belajar dengan cara yang berbeda.
guru tentang berbagai hal. Lingkungan belajar pun semakin sempit, dibatasi oleh
empat sisi dinding kelas yang membelenggu. Karena dipaksa untuk diam, dan
mendengarkan orang lain berbicara, belajar tidak lagi menarik bagi anak.
Keceriaan mereka terampas dan hilanglah sebagian “keajaiban” dunia anak-
anak mereka. Tidak heran bila anak merasa bahwa belajar ternyata kegiatan
Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk
rumah dan lingkungan luar sekolah. Jika di sekolah anak kurang bergerak, di
rumah keadaannya juga demikian. Kemajuan teknologi yang dicapai pada saat
semakin menurun.
manis, nyeri pinggang bagian bawah, adalah contoh dari penyakit kurang gerak .
Akibatnya penyakit jantung tidak lagi menjadi monopoli orang dewasa, tetapi
Dengan pola gizi yang berlebihan, para ‘pemalas gerak’ itu akan menimbun
semakin besar.
anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih
menyeluruh.
berikut:
lapangan atau gedung olahraga sirna karena sekian lama terkurung di antara
batas-batas ruang kelas. Keadaan ini benar-benar tidak sesuai dengan dorongan
nalurinya.
Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan
intelektual dan hubungan sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang
para ahli, pola pertumbuhan anak usia sekolah hingga menjelang akil balig atau
remaja disebut pola pertumbuhan lambat. Pola ini merupakan kebalikan dari pola
pertumbuhan cepat yang dialami anak ketika mereka baru lahir hingga usia 5
pada masa ini sangat berpengruh terhadap perkembangan anak pada masa
berikutnya.
emosional
berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh
dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek
fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa
manusia seutuhnya”.
BAB II
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan
ini adalah : “Apakah pendidikan jasmani?” Pertanyaan yang cukup aneh ini justru
Hal tersebut mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa
Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak
pendidikan jasmani ?
Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan
olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ?
Paling tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan
Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga
tadi lebih penting dari pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih
tujuan yang ingin dicapai. Ciri-ciri pelatihan olahraga menyusup ke dalam proses
pembelajaran.
Yang sering terjadi pada pembelajaran ‘pendidikan olahraga‘ adalah bahwa guru
belajar bermain bola voli, mereka belajar keterampilan teknik bola voli secara
Guru demikian akan berkata: “kalau perlu tidak usah ada pentahapan, karena
anak akan dapat mempelajarinya secara langsung. Beri mereka bola, dan
biasanya dapat menjadi contoh, dan anak yang belum terampil belajar dari
model seperti ini, ada ungkapan: “Kalau anda ingin anak-anak belajar renang,
lemparkan mereka ke kolam yang paling dalam, dan mereka akan bisa sendiri“
olahraga.
olahraga olahraga
Pendidikan jasmani tentu tidak bisa dilakukan dengan cara demikian. Pendidikan
jasmani adalah suatu proses yang terencana dan bertahap yang perlu dibina
minimal tiga disiplin ilmu, yaitu dari sudut pandang biologis, sudut pandang
berorientasi pada disiplin mental dan sosial. Guru pendidikan jasmani karenanya
harus memiliki penguasaan yang kokoh terhadap fungsi fisikal dari tubuh untuk
dengan baik.
masa lalu, namun masih menemukan faktanya di masa kini, bahkan maknanya
seolah mendapatkan angin baru dalam era teknologi dewasa ini. Dalam
prestasi, baik dalam hal prestasi fisikal maupun dalam prestasi intelektual,
berhubungan dengan usia serta dapat digambarkan dalam bentuk sebuah kurva,
di mana kurva itu bisa menaik dan bisa menurun, sesuai dengan perjalanan usia
manusia.
Dalam kurva hasil penelitian Still ditunjukkan bahwa tidak lebih dari 5% populasi
tahun. Yang menarik, menurut dugaan Still, kurva kegagalan dalam pertumbuhan
melakukan latihan fisik, di samping karena terlalu banyak makan, minum, dan
Secara biologis, manusia dirancang untuk menjadi mahluk yang aktif. Meskipun
yang keras dalam hidupnya. Jika tidak, kesehatan, produktivitas, serta efektivitas
hidupnya akan menurun drastis. Dalam hal itulah pendidikan jasmani yang baik
pendidikan jasmani terikat dekat pada kekuatan mental, emosional, sosial, dan
spiritual manusia.
http://www.ditplb.or.id/profile.php?id=65
Pendidikan jasmani melibatkan interaksi antara guru dengan anak serta anak
dengan perbedaan psikologis seperti kepribadian, karakter, pola pikir, serta tak
Program pendidikan jasmani yang baik tentu harus dilandasi oleh pemahaman
guru terhadap karakteristik psikologis anak, dan yang paling penting dalam hal
sumbangan apa yang dapat diberikan oleh program pendidikan jasmani terhadap
Studi dalam ilmu-ilmu psikologi mempunyai implikasi untuk para guru pendidikan
jasmani, terutama dalam wilayah atau sub-disiplin ilmu teori belajar, teori
disiplin itu, memberikan pemahaman yang lebih luas dalam hal bagaimana anak
belajar, dan yang terpenting upaya apa yang harus dipertimbangkan guru
belajar.
Kata psikologi berasal dari kata-kata Yunani psyche, yang berarti jiwa atau roh,
dan logos, yang berarti ilmu. Diartikan secara populer, psikologi adalah ilmu jiwa
atau ilmu pikiran. Para ahli psikologi mempelajari hakikat manusia secara ilmiah,
dan untuk memahami alam pikiran manusia, termasuk anak, termasuk ciri-ciri
kecenderungan dan hakikat gerak ini, misalanya melalui teori gerak dan teori
belajar gerak, maka memungkinkan guru lebih memahami tentang kondisi apa
Jika dahulu para guru penjas lebih bersandar pada teori belajar behaviorisme,
yang lebih melihat proses pembelajaran dari perubahan perilaku anak, maka
dewasa ini sudah diakui adanya keharusan untuk memahami tentang apa yang
terjadi di dalam diri anak ketika mempelajari keterampilan gerak, yang ditunjang
behaviorisme tentu
mengandung kelemahan
guru) dengan respons siswa (gerakan siswa), yang diperkuat oleh adanya
reinforcement (ucapan pujian dari guru). Akibatnya, guru pun umumnya abai
dengan bagaimana sebenarnya proses yang terjadi di dalam otak dan perangkat
gerak anak, sehingga guru tidak pernah terlalu mempertimbangkan kualitas dari
anak. Akhirnya, anak relatif tidak pernah punya gagasan apapun dalam
hirarkis akan selalu melalui tiga tahapan yang tetap, yaitu tahap mengidentifikasi
stimulus, tahap memilih respons, dan tahap memprogram respons. Jika pada
penjas yang baik tidak cukup hanya dengan memberikan perintah dan tugas-
tugas gerak semata (misalnya dengan instruksi yang klasik seperti, “... ketika
kamu menerima bola, kamu lari ke arah sana, lalu kamu lempar bola itu ke si A,
dan kamu kembali ke sini”), melainkan harus pula dibarengi dengan upaya
lapangan ketat dan kamu dijaga terus oleh lawan, kira-kira kemanakah kamu
harus melempar bola? Coba kita praktekkan, apakah keputusanmu sudah tepat
atau tidak?”).
Pendidikan jasmani adalah sebuah wahana yang sangat baik untuk proses
daya juang.
dalam kaitannya dengan hubungan atau interaksi antar satu manusia dengan
lain, sosiologi berhubungan juga dengan ilmu yang menaruh perhatian pada
mengembangkan struktur dan aturan sosial yang lebih baik yang dicirikan oleh
yang beroperasi di sekolah yang melibatkan siswa, orang tua, dan guru dan
hubungan sekolah kepada institusi lain dan elemen lain masyarakat, misalnya
BAB III
Pendidikan jasmani di Sekolah Dasar mencakup ruang lingkup yang luas karena
terkait langsung dengan karakteristik anak-anak dari berbagai usia. Dilihat dari
tahapan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak pada tingkat usia sekolah
c. tahapan awal dari pra-adolesen ( yang bisa dimulai pada usia 8 tahun atau
fisik dan keterampilan anak, ruang lingkup pendidikan jasmani yang ditawarkan
Hal ini tidak bisa dibuat begitu saja, sebab perlu diolah sebaik-baiknya dengan
pokok.
pencapaian keberhasilan yang bersifat fisik memainkan peran yang amat penting
nilai yang dikandung dalam pendidikan jasmani tidak dicapai secara otomatis
atau kebetulan saja. Sifat-sifat seperti kejujuran, fair-play, disiplin diri, dan
Gerakan merupakan dasar bagi pendidikan jasmani. Mutu program penjas dapat
Pendidikan jasmani memang terdiri atas kegiatan fisik yang harus dilakukan
secara aktif. Anak-anak tidak akan dapat mengambil manfaat hanya dari
siswa.
Uraian tentang tahapan dan pola pertumbuhan dan perkembangan anak tidak
akan cukup diliput dalam penggalan singkat ini. Yang akan ditemui dalam bagian
ini merupakan ringkasan dari pola pertumbuhan dan perkembangan anak dalam
wilayah psikomotor.
(Proximodistal)
Gejala ini mengikuti ciri-ciri dalam perkembangan bayi dalam rahim yaitu dimulai
berlangsung dari pusat tubuh mengarah ke tepi yang tampak ketika anak baru
belajar menulis. Mereka cenderung menggunakan gerakan besar dari bahu
penguasaan otot anak-anak yang bergerak dari otot –otot besar dahulu sebelum
tubuh daripada yang diperlukannya. Ini menunjukkan bahwa anak belum bisa
bergerak secara efisien, dengan hanya menggunakan otot yang diperlukan saja.
3. Bilateral ke Unilateral
secara bilateral yaitu anak kecil menggunakan satu atau kedua tangan untuk
beralih hanya dengan tangan atau dengan kaki yang disebut perkembangan
unilateral.
Kedua proses di atas terkait dengan peningkatan fungsi gerak yang berasal dari
gerak yang memerlukan otot besar ke gerakan khusus yang lebih diperhalus
oleh perkembangan individu. Sedangkan integrasi menunjuk pada fungsi jalinan
otomatis tanpa dilatih, dan dalam rangkaian yang dapat diperkirakan. Perilaku
sesuatu. Semua anak memiliki perasaan seperti ini yang kemungkinan besar
merupakan sifat turunan atau pengaruh lingkungan. Dorongan dasar ini dikaitkan
Biasanya dorongan dasar ini akan berpola sama pada setiap anak dan tidak
yang sesuai dengan sifat-sifat anak. Berikut ini akan dibahas secara selintas
Anak-anak tak pernah puas untuk bergerak, tampil, dan aktif. Mereka berlari
menginginkan prestasi mereka itu diakui. Mereka lesu ketika mendapat kritikan
dapat mengarah pada rasa frustasi dan hilangnya minat belajar. Karena itu
pengalaman berhasil pada anak perlu diperbanyak agar mereka tidak kehilangan
kelompok yang mampu menyumbang sesuatu, dan berbagi andil dengan kawan
Namun demikian, dorongan untuk bersaing juga merupakan bukti nyata dari
keinginan untuk bersaing jika mereka berpikir bahwa mereka memiliki peluang
suasana kompetitif akan hilang. Karena itu suasana bersaing yang wajar dan
e. Dorongan untuk
Daya Tarik
betapa besarnya
memiliki kebugaran
tubuh yang lincah dan menarik. Oleh karenanya guru harus memaklumi
atau tidak normal dalam beberapa hal. Program penjas harus menyediakan
sesuatu yang tidak biasa, mendorong anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan
yang baru. Guru harus memberi tempat kepada kegiatan yang bersifat
berpartisipasi dalam kegiatan yang baru. Guru harus memberi tempat kepada
dengan benda-benda yang berbeda, dan menggali berbagai hal yang dapat
mengandung gerak dan anak memang suka bergerak. Program penjas harus
pada lantai hingga penggunaan instrumen musik seperti tambur atau musik
irama yang monoton, sehingga anak kurang mengalami irama yang bervariasi.
Anak-anak bersifat ingin tahu. Mereka berminat untuk mengetahui bukan hanya
tentang apa yang sedang mereka kerjakan, tetapi juga mengapa mereka
dorongan yang kuat bagi mereka. Alangkah baiknya jika guru mampu
Pendidikan Gerak
gerak yang berkaitan dengan ruang dan waktu sebagai bahan untuk
pelaksanaan yang bervariasi, dikaitkan dengan ruang, waktu, arah serta tingkat
ketinggian di mana gerakan dilakukan. Di sini tidak ada istilah benar atau salah.
berolahraga dan menghayati nilai-nilai yang diperoleh dari kegiatan berlatih dan
pembinaan olahraga, seperti wasit, atlet, atau pelatih. Dalam arti itulah
Pendidikan perkembangan
psikomotor.
Misalnya, bagi anak usia di bawah lima tahun, perlu dikembangkan kemampuan
keterampilan dasarnya. Sementara bagi anak yang lebih dewasa diarahkan pada
Pendidikan petualangan
berkemah, memanjat tebing, dan variasi lain di alam terbuka merupakan contoh
Pendidikan kebugaran
mengarahkan anak supaya aktif berlatih di sekolah dan di luar sekolah untuk
hidup sehat dan memiliki kemampuan fisik yang baik. Pelaksanaan senam
Kinesiological Studies
Model studi kinesiologi pada hakikatnya hampir sama dengan model pendidikan
biomekanika, dan kinesiologi). Karena itu, model inipun disebut juga sebagai
didasari dua pendekatan yang khas dalam studi kinesiologi, yaitu pendekatan
pertama, isi atau materi diatur dalam sebuah unit-unit kegiatan, dan konsep-
Pemakaian model ini umumnya dipilih oleh guru-guru penjas di tingkat sekolah
jasmani, sedikit sekali sekolah yang hanya memakai model kinesiologi secara
tunggal. Tetapi tidak ada salahnya model inipun sudah mulai diperkenalkan di SD
dapat ditentukan. Namun demikian uraian tentang ruang lingkup ini dibatasi dan
a. Kesadaran tubuh
(1) wilayah kepala: dahi, muka, pipi, alis, hidung, mulut, telinga, rahang, dagu,
(2) wilayah badan bagian atas: leher, bahu, dada, perut, lengan, tangan, siku,
pergelangan, telapak, dan jari-jari; dan
(3) wilayah badan bagian bawah: pinggang, pinggul, pantat, paha, lutut, betis,
b. Kesadaran ruang
menentukan gerak yang sesuai untuk menjawab rangsang itu. Dalam hal ini
anak akan mengenal ruangnya sendiri, ruang secara umum, arah gerak, jalur
c. Kualitas gerak
penguasaan anak terhadap dirinya sendiri dikaitkan dengan ruang di luar dirinya.
2. Keterampilan-keterampilan Dasar
memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini meliputi
lain.
raket atau pemukul, menggiring bola (baik tangan atau kaki), dsb.
akrobatik, tari-tarian, serta permainan khusus atau formal seperti sepak bola,
harus mampu melihat dan menetapkan arah serta sasaran yang akan
dikembangkan. Pedoman umum tentang arah dan sasaran ini diuraikan secara
garis besar dalam bentuk lima tujuan perubahan yang harus terjadi pada anak
anak untuk menggali potensinya dalam hal gerak. Karena itu anak harus diberi
ini tidak mudah dan hasilnya tidak segera. Dari pertemuan ke pertemuan,
Memang itulah yang harus disadari oleh semua guru penjas. Tidak ada
kemajuan dalam hal belajar gerak yang bersifat kejutan. Semua kemajuan
mengikuti pola yang teratur. Jangan mengharapkan keajaiban. Harus sabar dan
bersikap optimis bahwa murid kita akan mencapai kemajuan. Bila tiba waktunya,
jangan kaget jika tiba-tiba guru sadar anak-anak sudah bertambah tinggi dan
besar serta semakin terampil gerakannya. Itulah upah dari kesabaran guru
dalam mendidik anak. Disitulah guru akan merasakan betapa mulianya tugas
guru penjas.
Di pihak lain, sebagai guru kita harus maklum bahwa setiap murid memiliki
seperangkat pengalaman yang memadai dan ada pula yang tidak membawa
bekal sama sekali. Artinya, ada anak yang kelihatan mudah dalam mempelajari
gerak-gerak tertentu, sementara yang lainnya menemui kesulitan. Ada anak yang
gigih ingin bisa, ada juga anak yang mudah menyerah. Perbedaan individual
dalam hal kematangan dan pengalaman masa lalunya, menyebabkan kita sulit
Keluhan-keluhan seperti “saya tidak bisa” atau “ saya tidak berbakat” dan ucapan
sejenis lainnya akan sering terdengar dari mulut anak-anak. Bahkan ada anak
menghadapi kasus serupa itu? Tentu jawaban dan cara guru harus benar-benar
tepat agar tidak kian ‘membenamkan’ anak dalam citra rendah diri yang
waktu dan usaha yang tidak sebentar untuk menguasai sesuatu. Yang penting
jangan cepat menyerah. Ungkapan guru seperti, “cobalah lakukan lagi. Kamu
bukan tidak bisa, tapi belum bisa”, adalah salah satu ungkapan yang bisa
Perbedaan anak-anak tersebut harus membuat guru penjas menjadi lebih arif
dalam menentukan tugas bagi masing-masing anak. Jangan sampai anak diberi
tugas yang seragam dengan kriteria keberhasilan yang sama bagi semua orang.
Kenali kemampuan murid, baik per kelompok maupun perorang, agar penentuan
tugas mereka bisa disesuaikan. Dengan cara itu anak akan merasa bahwa guru
demikian hadir dari adanya rasa aman selama mereka mulai belajar hingga
menguasai suatu ketersampilan. Rasa aman tadi, tentu tidak timbul sendiri,
tetapi merupakan kondisi yang selalu diciptakan oleh guru. Bagaimana rasa
Rasa aman akan timbul dari situasi belajar yang menyenangkan dan jauh dari
keadaan yang menekan dan menegangkan. Keadaan demikian bisa timbul dari
tindak tanduk guru yang memang santun, tidak memalukan murid, serta
Dalam hal ini, bukan berarti bahwa guru tidak boleh tegas. Guru harus tegas tapi
bisa diandalkan.
Penguasaan yang baik pada keterampilan tertentu akan menumbuhkan hormat
diri dan kepercayaan diri anak. Ini timbul dari rasa nyaman ketika menyadari
dirinya memiliki kemampuan, serta timbul dari pengakuan guru dan teman-
temannya. Karena itu penekanan pada timbulnya ‘perasaan sukses’ ini harus
diupayakan oleh guru dengan cara menetapkan tingkat kesulitan tugas yang
Untuk menciptakan suasana belajar seperti itu guru perlu membedakan tahapan
pembelajaran yang akan dilalui anak. Pada tahap awal, guru harus membantu
anak; agar mampu memusatkan diri pada proses, bukan pada hasil. Sedangkan
pada tahap selanjutnya, guru harus siap untuk meningkatkan taraf kesulitan
dan kepercayaan diri anak turut meningkat pula. Penyajian bahan pelajaran
mendasar
gerak. Kemampuan pemahaman ini akan menjadi bekal yang sangat berguna
bagi siswa untuk menjadi ‘pembelajar’ dalam banyak cabang olahraga ketika
mereka menjadi dewasa kelak. Bahkan kemampuan ini dapat ditransfer untuk
Metode dan pendekatan yang digunakan oleh guru juga amat menentukan.
penalaran. Pengantar dan dialog yang bersifat terbuka, terbukti dapat memicu
keinginan anak untuk turut menyumbang saran dan pendapat yang berguna
dalam melatih keberanian anak angkat bicara. Karena itu, guru penjas perlu
membiasakan murid dengan acara dialog. Guru hendaknya melatih anak untuk
Memang anak tidak selamanya mendengarkan dengan baik. Itu perlu diingatkan.
Tetapi cara mengingatkan anak supaya menjadi pendengar yang baik dan
menghargai orang yang bicara, bukan dengan pendekatan keras seperti di atas.
Bukan saja anak merasa sakit hati dan rendah diri dengan jawaban guru tadi,
tapi juga membuat anak-anak yang lainnya tidak berani mengajukan pertanyaan.
Guru tentu harus melihat bahwa murid bisa mempelajari apa saja yang
jawab jika seorang guru cenderung membatasi keterampilan yang harus dikuasai
sepakbola lalu hanya mengajar sepakbola sepanjang tahun. Ini jelas akan
merugikan anak. Guru penjas harus mampu melihat keterampilan dasar serta
pola gerak dominan yang mendasari suatu cabang olahraga atau suatu
seharusnya ditekankan oleh guru untuk dipelajari oleh anak secara memadai.
keterampilan gerak dasar sehingga membangun suatu dasar yang kuat dan luas
merupakan tugas prioritas bagi guru penjas, agar kelak anak mempunyai dasar
dasarnya baik, anak akan menjadi orang yang serba bisa dalam bidang
olahraga.
hubungan antara kegiatan yang teratur dengan timbulnya perasaan nyaman dan
sehat. Dengan kegiatan tersebut murid harus menyadari bahwa dirinya lebih
luangnya di luar sekolah dengan kegiatan yang aktif. Karena itu proses yang
kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga, serta memberikan dasar yang baik
dewasanya. Hal ini memang tidak mudah, tapi harus diupayakan secara sengaja
Biasa
Pendidikan jasmani untuk siswa sekolah luar biasa dan siswa berkelainan telah
bahwa pemerintah telah menaruh perhatian yang lebih besar kepada para
lebih besar akan gerak. Seperti diakui oleh para ahli, justru pendidikan jasmani
harus merupakan program utama dari program pendidikan luar biasa secara
keseluruhan, karena menjadi dasar atau fundasi bagi peningkatan fungsi tubuh
kepada para siswa luar biasa. Agar sumbangan tersebut dapat diwujudkan, itu
yang berkaitan dengan persoalan medis yang berlaku pada siswa luar biasa.
Programnya harus spesifik dan keterampilan gerak harus diajarkan dalam pola-
pola perkembangan yang baik, yang bermula dari gerak yang paling sederhana
Guru pendidikan jasmani perlu mengakui bahwa aspek psikologis dari situasi
pendidikan jasmani. Di samping itu, untuk mampu menjaga motivasi anak tetap
tinggi, guru perlu memiliki cara-cara yang kreatif dalam pengajaran. Guru
kapasitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bucher, Charles A. (1979). Foundations of Physical Education, (8th Ed.), St.
Dauer, V., & Pangrazi, R. (1986). Dynamic Physical Education For Elementary
Gabbard, Carl., LeBlanc, Betty., and Lowy, Susan. (1994). Physical Education for
Children: Building the Foundation, (2nd Ed.), New Jersey: Prentice Hall.
Malina, R., & Bouchard, C. (1978) Growth, Maturation and Physical Activity,
Tinning, R., Mcdonald, D., Wright, J., and Hickey, C. (2001). Becoming Physical
Prentice Hall.
PEMBELAJARAN ADAPTIF
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
BERKEBUTUHAN KHUSUS
PEMBELAJARANNYA
Kebutuhan Pembelajarannya
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Tidak ada satu anak manusia yang diciptakan sama yang satu dengan lainnya.
Tidak ada satu anak manusia tidak memiliki kekurangan. Tidak ada satu anak
manusia yang ingin dilahirkan ke dunia ini dengan menyandang kelainan atau
memiliki kecacatan. Demikian juga tidak akan ada seorang Ibu yang
maka sejak kelahirannya ke dunia, anak cacat atau dikenal dengan anak
berkebutuhan khusus (ABK) sudah tidak dikehendaki oleh kedua orang tuanya.
Koskuensi logis bila ABK akan menghadapi banyak tantangan dari lingkungan
Kelahiran seorang ABK tidak mengenal apakah mereka dari keluarga kaya,
tidak. Bila Tuhan menghendaki keluarga itu dititipi seorang ABK maka
kemungkinan semua itu bisa terjadi. Akan tetapi Tuhan melihat dan menghargai
manusia tidak dari kecacatannya secara fisik, mental atau social. Tuhan melihat
Dititipkannya ABK pada satu keluarga bukan berarti keluarga tersebut mendapat
kutukan, tetapi dititipkannya ABK pada satu keluarga karena Tuhan menguji atau
memberi kesempatan pada keluarga tersebut untuk berbuat yang terbaik pada
anaknya.
Sebagai manusia, ABK memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang di tengah-
Tidak ada satu alasan bagi Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Sekolah Dasar (SD)
keterampilan PLB, Sekolah dapat merancang pelayanan PLB bagi anak tersebut
yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak. Apakah anak tersebut
kuat mental ABK menghadapi tantangan lingkungan. Ia juga akan jauh lebih
yang diperoleh.
lainnya.
Banyak orang awam berpandangan yang salah tentang pendidikan bagi ABK.
Seolah olah PLB hanya ada di SLB. Sehingga sering orang bila menemukan
Sekolah Luar Biasa (SLB). Hal ini tidak benar, sebab SLB bukan habitatnya.
Habitat ABK sama dengan habitat anak pada umumnya yang normal. Ia berada
pendidikannya, atau memang kehendak dan hak dari anak itu sendiri.
Pandangan lain yang salah dari sebagian besar orang umum yaitu seolah-olah
PLB hanya bisa diberikan di SLB atau seolah-olah PLB itu sama dan identik
dengan SLB. Hal tersebut tidak benar, sebab pelayanan PLB bisa diberikan di
kelainan dan karakteristiknya oleh guru biasa. Karena itu informasi tentang
Pembelajaran adaptif bagi ABK perlu juga bagi Guru biasa, sehingga bila ABK
Mengacu pada perkembangan Paradigma baru tentang PLB dan hak asasi
anak , maka PLB bergerak dari pendidikan yang bersifat terpisah atau segregasi
Kenyataan di Indonesia yang tidak bisa disangkal, SLB masih dominan sebagai
BAB I
KONSEP DASAR
Biasa (PLB). Sebab didalam pembelajaran adaptif bagi ABK yang dirancang
Rancangan Pendidikan Luar Biasa terdiri tiga komponen pokok kelas, program
dan layanan. Ketiga komponen tersebut bila dirancang dengan baik dan
sebagai kelas khusus, program khusus dan atau layanan khusus yang dirancang
Apabila kita membicarakan Pendidikan Luar Biasa yang dalam bahasa Inggris
disebut “Special Education”, maka tidak bisa lepas dengan Anak Berkebutuhan
juga istilah anak cacat, anak berkelainan, anak tuna dan dalam pembelajarannya
konsekuensi berbeda. Istilah yang paling tepat tergantung dari mana kita
handicap.
Sesuai dengan hak asasi sebagai anak dimana ia harus tumbuh dan
Pada akhir perkembangan sekarang ini, Anak luar Biasa sudah mulai dianggap
sebagai manusia biasa sama seperti yang lain. Ia memilii hak yang sama. Hal ini
menimbulkan perlakuan yang wajar seperti pada anak yang lain yaitu dididik dan
disekolahkan.
Pendidikan Luar Biasa. Dengan sikap ini maka ia memiliki hak yang sama
dengan anak biasa lainnya. Dengan sikap ini timbul deklarasi hak asasi manusia
Hak untuk memelihara kesehatan dan fisik secara baik ( The Right to Maintain
Anak yang mengalami kelainan dan memiliki efek terhadap kemampuan melihat,
Problem.
Kelainan sensorimotor biasanya secara umum lebih mudah diidentifikasi, ini tidak
dapat belajar dan bersekolah dengan baik seperti anak yang tidak mengalami
kelainan.
Ada tiga (3) jenis kelainan yang termasuk problem dalam sensorimotor yaitu:
guru khusus yang memiliki keterampilan dan keahlian khusus sesuai kebutuhan
setiap jenis kelainan. Kerjasama sebagai tim dari setiap ahli sangat penting
adalah:
Secara umum dapat dijelaskan bahwa penyebab terjadinya kelainan pada Anak
Berkebutuhan Khusus bisa dibagi atau dikelompokkan menjadi tiga (3) yaitu:
Sebelum kelahiran dapat terjadi di saat konsepsi atau bertemunya sel sperma
dari bapak bertemu dengan sel telur ibu, atau juga dapat terjadi pada saat
Penyebab kelainan prenatal dari faktor eksternal dapat berupa Ibu yang
Pada saat ibu sedang melahirkan bisa menjadi penyebab, misalnya kelahiran
yang sulit, pertolongan yang salah, infeksi karena ibu mengidap Sepilis dan
sebagainya.
3. Post Natal
Kelainan terjadi pada Post Natal artinya kelainan yang disebabkan oleh faktor
setelah anak ada di luar kandungan. Ini dapat terjadi karena kecelakaan,
Peta Konsep
Untuk itu semua, diperlukan skema yang tepat dalam operasionalnya apat dilihat
khusus. Kelas khusus dirancang bagi ABK yang memiliki kelainan berat atau
alasan lain sehingga bila dimasukkan di kelas biasa akan menyebabkan adanya
masalah baik pada ABK itu sendiri maupun pada anak yang lain dalam kelas
kelas khusus dan sebagian lagi hanya memerlukan layanan khusus tanpa harus
Dalam Pendidikan Luar Biasa banyak isu-isu yang harus diketahui oleh mereka
Isu-Isu adalah suatu masalah aktual yang perlu mendapat pemecahan dan
1. Labeling
menimbulkan hal yang negatif pada seseorang bila tidak diberikan secara tepat
Tidak ada yang salah didalam pemberian label pada anak akan tetapi sebaiknya
label itu digunakan hanya bila diperlukan, dan hanya difokuskan pada individu.
Bagi guru titik beratnya tidak pada label tetapi pada kemampuan apa yang
sebagai prioritas utama dalam pelayanan PLB, padahal yang sebenarnya SLB
Berkebutuhan Khusus.
2. Normalization
Normalisasi diartikan secara mendasar bahwa semua Anak Berkebutuhan
mungkin mendekati seperti keberadaan mereka yang normal. Membuat pola dan
Isu Normalization berakibat pada pola dan sistem layanan bagi penyandang
Sekolah terpadu adalah sebagai solusi dari isu normalisasi dalam kehidupan
anak.
3. Assessment
Bagaimana menemukan apa yang dimiliki, yang tidak dimiliki dan yang
(penilaian).
keterampilan, dan mempelajari laporan , maupun melalui tes yang dibuat guru
Formal Assessment yaitu penilaian lewat tes standart seperti Tes hasil belajar,
tes inteligensi, Wawancara dengan orang tua, tes bahasa, kepribadian, kreatif,
Assessment for Teaching untuk merencanakan isi atau materi yang akan
individualisasi sangat dibutuhkan. Meskipun dalam satu kelas ada bebrapa anak
tetapi setiap anak memiliki program kegiatan yang berbeda-beda. Hal ini dapat
mengembangkan potesi anak secara optimal. Untuk itu maka setiap anak harus
5. Access to Community artinya bila seorang anak biasa dapat dengan mudah
punya yang hak sama untuk dapat mengoprasikan dan menggunakan dengan
mudah fasilitas tersebut (acsesibilitas). Apapun yang dibuat untuk keperluan
program kelas khusus. PLB dalam rancangan program khusus dan layanan
khusus lebih penuh integrasinya, karena anak belajar di ruang kelas yang sama
dengan anak yang lain. Layanan kelas khusus di sekolah biasa disebut integrasi
Meskipun kelasnya tersendiri (kelas khusus) tetapi waktu mulai dan berakhirnya
jam sekolah aturannya sama, termasuk seragamnya semua berlaku sama. Pada
jam istirahat ABK bisa berintegrasi dengan anak normal lainnya yang ada di
menyesuaikan kepada kebutuhan khusus setiap anak yang ada di kelas tersebut
baik anak biasa maupun anak berkebutuhan khusus. Bila pendidikan terpadu
anak disiapkan untuk dapat masuk ke lingkungan sekolah biasa, tetapi dalam
dapat digunakan oleh semua peserta didik termasuk anak berkebutuhan khusus.
Dalam pendidikan inklusi tidak mengenal kelas khusus bagi ABK yang ada di
konfensional yang selama ini dikembangkan di negara kita dalam bentuk kelas
BAB II
Setiap jenis kelainan anak yang tergolong Anak Berkebutuhan Khusus secara
Secara umum dan mendasar pendidikan dan pembelajaran ABK tidak berbeda
dengan anak biasa. Akan tetapi karena karakteristiknya setiap jenis ABK memiliki
Anak Tunanetra
Mampu membaca huruf E paling besar di Snellen Chart dari jarak 20 feet (acuity
Menggunakan Braille tetapi masih bisa melihat cahaya (sangat berguna untuk
mobilitas).
Tunarungu
Pada situasi bicara biasa anak sering salah dalam merespon dan perhatiannya
kurang.
Mendengar lebih jelas bila berhadapan muka dengan yang diajak bicara.
Anak hendaknya duduk dan berada ditengah paling depan kelas sehingga
Bila telinganya hanya satu yang tuli tempatkan anak sehingga telinga yang baik
mendengarkan.
Dorong anak untuk selalu memperhatikan wajah guru dan bicaralah dengan
anak dengan posisi berhadapan dan bila memungkinkan kepala guru sejara
Guru bicara dengan volume biasa tetapi gerakan bibirnya harus jelas.
1. Merehabilitasi pendengarannya.
2. Mengembangkan Komunikasinya.
PEMBELAJARAN ADAPTIF
Tunagrahita
umum biasanya diukur melalui tes Inteligensi yang hasilnya disebut dengan IQ
(intelligence quotient).
Bila ada 5(lima) orang anak semua umurnya sama yaitu berumur 10 tahun (Cronological
bahan patokan dalam merancang pembelajaran adaptif bagi anak tunagrahita tersebut
maka kita menterjemahkan IQ yang dimiliki kedalam Umur kecerdasan (Mental Age =
Umur
Umur Kemampuan mempelajari
Nama IQ kecerdasan
(CA) dan melakukan tugas
(MA)
Ia tidak kesulitan
mempelajari dan
materi pembelajaran/tugas
Si B 10 th 70 - 55 7 - 5,5 th
anak usis 5,5 sampai 7
tahun
Si C 10 th 55 - 40 5,5 - 4 th Ia dapat mempelajari
materi pembelajaran/tugas
5,5 tahun
Ia dapat mempelajari
materi pembelajaran/tugas
Si D 10 th 40 - 25 4 - 2,5 th
anak usis 4 tahun sampai
2,5 tahun
Ia dapat mempelajari
kebawah
Kebutuhan Pembelajaran Anak tunagrahita:
karakteristik belajarnya.
yaitu:
Tunadaksa
Pengertian Anak Tunadaksa bisa dilihat dari segi fungsi fisiknya dan dari segi
anatominya.
Dari segi fungsi fisik, tunandaksa diartikan sebagai seseorang yang fisik dan
1. Segi Medisnya
Apakah ia memiliki kelainan khusus seperti kencing manis atau pernah di oprasi,
3. Bagaimana komunikasinya
Apakah anak mengalami kelainan dalam berkomunikas, dan alat komunikasi apa
Apakah anak dapat melakukan perawatan diri dalam aktifitas kegiatan sehari-
hari.
5. Bagaimana posisnya.
istirahat, waktu ke kamar kecil (toilet), makan dan sebagainya. Dalam hal ini
Tunalaras
Bila kita mengajar maka pasti akan menghadapi satu atau dua anak yang
mengalami kelainan tingkah laku. Di dalam dunia PLB dikenal dengan nama
mengandung unsur:
1. Persepsi kita bila tingkah laku anak menyimpang dari standart yang diterima
umum.
Mengingat kelainan tingkah laku ini banyak disebabkan oleh lingkungan maka
oleh guru.
Kita setuju bahwa kelainan tingkah laku disebabkan oleh anak itu sendiri tetapi
mungkin disebabkan oleh guru itu sendiri atau hasil interaksi antara guru dan
anak.
Assessment dari masalah tingkah laku, situasi masalah, lingkungan anak, harus
diselesaikan dulu bila ingin mengatasi masalah kelainan tingkah laku pada anak.
b. Dapat membaca diumur yang sangat muda dan pemahaman yang superior.
Anak yang tergolong gifted tidak hanya memiliki kemampuan intelektual yang
Anak talented adalah anak yang memiliki kemapuan yang tinggi dalam bidang
Untuk itu program pendidikan untuk anak gifted bisa dikembangkan dalam
bentuk:
1. Program kesamping (Horisontal program) yaitu:
kurikulum biasa.
program intensif bidang tertentu yang diminati sampai mendalam dalam waktu
tertentu.
sesuai dengan kemampuannya, dan jangan dibatasi oleh jumlah waktu, atau
tingkatan kelas.
Independent study, biarkan anak untuk belajar dan menjelajahi sendiri bidang
yang diminati.
Mentorship, padukan antara yang diminati anak gifted dan talented dengan para
Pembelajarannya
fungsi atau tidak adanya bagian tubuh atau organ tubuh tertentu. Kurangnya
fungsi suatu organ untuk belajar disebut learning disability. Learning disability
juga diartikan sebagai kelainan dalam satu atau lebih proses psychologis dasar
termasuk dalam pengertian dan penggunaan bahasa, bicara, atau menulis yang
mana ditunjukkan oleh diri anak dengan tidak baiknya kemampuan untuk
penjumlahan matematik.
Ketidak cocokan antara apa yang seharusnya anak bisa dengan apa yang
Perwujudan dari tugas yang dapat dikerjakan, anak learning disability tidak dapat
melakukannya.
Keterpaduan mata dan telinga meskipun tidak ada kelainan atau terbelakang
BAB III
Dalam merancang pembelajaran atau Pendidikan Luar Biasa maka kita harus
menemukan dan memenuhi kebutuhan yang unik pada setiap jenis kelainan
yang ada pada siswa. Karena itu Pendidikan Luar Biasa harus bisa melakukan
Secara mendasar yang perlu dirancang dalam pembelajaran adaptif yang dapat
Kelas, program, dan layanannya. Untuk itu maka dalam pembelajaran bagi Anak
Kelas dan lokasi pengajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga ABK
Didalam merancang program dan bagi pembelajaran ABK maka komponen yang
kepada ABK.
Adapun cara guru melakukan asesmen dapat secara “formal” yaitu dengan
menggunakan tes standart yang telah baku, maupun dengan cara “informal”
yaitu dengan mengobservasi dalam kegiatan sehari-hari anak atau dengan tes
Apapun program yang dirancang untuk ABK maka harus program yang
4. Guru
Guru PLB yang dapat memberikan pelayanan Pendidikan Luar Biasa pada siswa
Anak Berkebutuhan Khusus bisa guru biasa dengan berkonsultasi pada guru
khusus atau Guru pembimbing khusus yang memang telah dipersiapkan dengan
a. Guru Biasa
b. Guru konsultan
c. Guru kunjung
Dalam menyusun dan merancang program bagi ABK, orang tua harus dilibatkan
dan memiliki peran khusus. Hal ini harus menjadi suatu paket dari penyusun
rancangan tersebut.
6. Team ahli yang lain yang dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan program
pendekatan team.
termasuk didalamnya:
sebagainya.
Setiap jenis kelainan atau setiap anak belum tentu sama layanan yang
dibutuhkan, baik itu jenis layanan, tempat layanan, waktunya, cara dan tenaga
pelayanannya.
Pengajaran klasikal diberikan kepada ABK yang memiliki tingkat akademis sama
dalam satu kelas, sehingga kegiatan dan materinya bisa sama dalam satu kelas.
Anak Berkebutuhan Khusus, karena tingkat dan derajat kelainanya berbeda satu
sama lainnya.
proses belajarnya.
sedemikian rupa baik fisik, mental, sosial maupun kombinasi dari ketiga aspek
pendidikan ABK. Adapun yang dirancang dalam PLB adalah kelas, program dan
layanannya. Sehingga PLB dapat diartikan juga sebagai Spesial kelas, program
atau layanan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Anak luar
biasa.
anak. Hal ini karena sebagian besar ABK mengalami hambatan dalam merespon
dan bahkan ada yang memang fisiknya terganggu sehingga ia tidak dapat
Di satu sisi, Anak luar Biasa harus dapat mandiri, beradaptasi, dan bersaing
dengan orang normal, di sisi lain ia tidak secara otomatis dapat melakukan
Dengan uraian di atas maka jelas bahwa Pendidikan jasmani yang diadaptasi
kemampuan ABK merupakan salah satu factor yang sangat menentukan dalam
keberhasilan Pendidikan bagi ABK. Keberhasilan ini akan terwujud baik pada
PLB dalam bentuk kelas khusus, program khusus, maupun dalam bentuk
Apa dan bagaimana pendidikan jasmani bagi ABK atau Pendidikan Jasmani
jasmani biasa. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh
Hampir semua jenis ketunaan ABK memiliki problim dalam ranah psikomotor.
interaksi sosial dan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa
peranan pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat besar
tersebut.
Sifat program pengajaran pendidikan jasmani adaptif memiliki ciri khusus yang
kepuasan. Misalnya bagi siswa yang memakai korsi roda satu tim dengan yang
normal dalam bermain basket, ia akan dapat berpartisipasi dengan sukses dalam
kegiatan tersebut bila aturan yang dikenakan kepada siswa yang berkorsi roda
dimodifikasi. Demikian dengan kegiatan yang lainnya. Oleh karena itu pendidikan
kelainan yang disandang oleh siswa. Kelainan pada Anak luar Biasa bisa terjadi
pada kelainan fungsi postur, sikap tubuh dan pada mekanika tubuh. Untuk itu,
adaptif mengacu pada suatu program kesegaran jasmani yang progressif, selalu
sebayanya.
Perasaan ini akan dapat membawa siswa berprilaku dan bersikap sebagai
jasmani adaptif dalam mewujudkan tujuan pendidikan bagi ABK, maka Prof.
Arma Abdoellah, M.Sc. dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Jasmani
Adaptif” memerinci tujuan pendidikan Jasmani adaptif bagi ABK sebagai berikut:
Untuk membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang
dalam sejumlah macam olah raga dan aktivitas jasmani, waktu luang yang
bersifat rekreasi.
mentalnya.
Untuk menolong siswa memahami dan menghargai macam olah raga yang
Bila kita lihat masalah dari kelainannya, jenis Anak Berkebutuhan Khusus
dikelompokkan menjadi:
ABK.
Penyesuaian dan modifikasi dari pengajaran penjas bagi ABK dapat terjadi pada:
Seorang ABK yang satu dengan yang lain, kebutuhan aspek yang dimodifikasi
tidak sama. ABK yang satu mungkin membutuhkan modifikasi tempat dan arena
bermainnya. ABK yang lain mungkin membutuhkan modifikasi alat yang dipakai
dalam kegiatan tersebut. Tetapi mungkin yang lain lagi disamping membutuhkan
modifikasi area bermainnya juga butuh modifikasi alat dan aturan mainnya.
Demikian pula seterusnya, tergatung dari jenis masalah, tingkat kemampuan dan
Rangkuman:
Pendidikan luar biasa bisa berupa kelas khusus, program khusus dan atau
Khusus.
Arah perkembangan layanan PLB bergerak dari pendidikan yang terpisah
biasa maka sekolah biasa merupakan pilihan utama. Hal ini dikarenakan Sekolah
ABK harus bisa hidup, berkembang dan bersaing dengan dan ditengah
masyarakat umum karena itu seawal mungkin ABK sudah dibina dan terpadu
Anak Berkebutuhan Khusus ternyata tidak hanya mereka yang cacat dan
terbelakang mental yang memerlukan layanan PLB, tetapi juga anak yang gifted
Penyebab adanya kecacatan dan kelainan pada anak bisa disebabkan pada
Setiap jenis ABK memiliki karakteristik masing masing dan berbeda satu jenis
yang berbeda.
Kebutuhan pendidikan setiap ABK tergantung dari jenis kelainan, tingkat kelainan
Karena keunikan yang ada pada ABK maka perlu adanya modifikasi dan
a) Guru Biasa
b) Guru Konsultan
c) Guru Kunjung
jenis Guru yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan memberi layanan pada
ABK tergantung dari berat rigannya kecacatan dan tinggi rendahnya kemampuan
Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek yang menyeluruh dari proses
ranah psikomotor.
Tujuan dari penjas adaptif tidak hanya dalam bidang ranah psikomotor, tetapi
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, pengajaran penjas bagi ABK perlu
Penyesuaian dan modifikasi dari pengajaran penjas bagi ABK bisa terjadi pada:
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud, Jakarta
Handicapped Children and Youth, American Foundation for the Blind, Inc, New
York
Irham Hosni, (1995): Buku adjar Orientasi dan Mobilitas, Ditjen Dikti, Depdikbud,
Jakarta
Penjas Adaptif sangat Diperlukan Anak SLB
Pendidikan jasmani (penjas) yang adaptif sangat diperlukan oleh anak sekolah
luar biasa (SLB). Selama ini pembelajaran jasmani di SLB dilakukan sama
Hal itu terungkap dalam simposium internasional ke-8 Asia Society for Adaptif
Physical Activity and Exercise (ASAPE) di Hotel Bali Sahid Kuta, Minggu (1/8)
kemarin. Simposium yang berlangsung tiga hari itu dibuka Dirjen Dikdasmen
Indrajati Sidi.
Direktur Pendidikan Luar Biasa Drs. Mudjito AK, M.Si. mengatakan, hasil
yang lebih intensif melalui perbaikan dalam beberapa aspek kemampuan fisik.
dalam melayani dirinya sendiri. Di samping itu perbaikan dalam beberapa aspek
fisik akan berpengaruh pula pada aspek mental dan emosional sehingga mereka
Pendidikan jasmani dan kesehatan yang merupakan induk dari olah raga, sudah
termasuk bahan kajian dan pelajaran. Namun di lembaga pendidikan luar biasa,
dituntut untuk dapat memotivasi segala aspek kehidupan termasuk berolah raga
bagi para penyandang cacat. Sebab, olah raga tersebut merupakan salah satu
Gubernur Bali dalam sambutan yang dibacakan Asisten I Setda Bali berharap
pertemuan selama tiga hari ini seputar melihat ke depan pendidikan jasmani
yang inklusif di negara-negara Asia. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah
Indonesia yang kini sedang dan akan terus diupayakan pendidikan inklusi di
Kadis Pendidikan Propinsi Bali Gusti Ngurah Oka didampingi Kasubag Humas
serta menjadi salah satu terapi bagi anak pendidikan luar biasa. (08)
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/8/2/b15.htm
http://www.mitranetra.or.id/library/index.asp