Anda di halaman 1dari 11

MEMAKSIMALKAN PERKEMBANGAN MOTORIK SISWA SEKOLAH DASAR

MELALUI PELAJARAN PENJASKES

Oktafiana Kiranida

Universitas Negeri Jakarta

Email : oktafianakiranida@gmail.com

Abstrak
Setiap anak mulai dari baru lahir sudah mulai bergerak, didalam ilmiah gerakan yang
dilakukan oleh tubuh manusia disebut dengan fungsi motorik. Proses tumbuh kembang
seorang anak selaras dengan kematangan saraf dan otot anak, sehingga sekecil apapun
gerakan yang dilakukan oleh seorang anak merupakan hasil interaksi dari berbagai bagian
sistem dalam tubuh yang dikendalikan oleh otak, perkembangan motorik merupakan
pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang
terkoordinasi. Perkembangan jasmani anak usia sekolah dasar berupa koordinasi gerakan
tubuh seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar, dan menangkap, serta
menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan
koordinasi gerakan motorik kasar. Tetapi perkembangan motorik pada usia ini menjadi
lebih halus dan lebih teratur dibandingkan dengan masa bayinya. mereka terlihat lebih
cepat berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan tubuhnya. Untuk
memperhalus keterampilan-keterampilan motorik, anak-anak harus terus melakukan
aktivitas fisik dan disamping itu anak-anak juga harus dilibatkan dalam aktivitas permainan
olahraga senam, berenang, dll. Untuk itu mata pelajaran penjaskes sangat efektif dalam
memaksimalkan perkembangan motorik siswa pada usia sekolah dasar.

Kata Kunci : Perkembangan Motorik, Siswa Sekolah Dasar, Pelajaran Penjaskes

Atbstract
Every child starting from the new born had started to move, in the scientific movement which carried
out by the human body called the motor function. The process of growing a flower child in harmony
with the maturity of the nerves and muscles of the child, so that the slightest movement made by a
child is the result of the interaction of the various parts of the system in the body that is controlled by
the brain, development the motor is a physical movement through the control activities the Center
nerve, nerves and muscles are coordinated. Physical development of primary school age children in
the form of coordination of body movements such as running, jumping, depending on tip toes, throw,
and catch, as well as maintaining a balance. These activities are necessary in improving the
coordination of movement motor skills. But at this age motor development becomes much smoother
and more regular compared to infancy. they look faster running and good at jumping as well as able
to maintain balance in the body. For smooth motor skills, children must continue to make physical
activity and besides that the children should also be involved in the activities of the sports games
gymnastics, swimming, etc. To the Lesson physical education and health subjects were very effective
in maximizing the development of school-age students on motor base.

Keywords: Motor Development, Elementary School Students, The Lesson physical education and
health

PENDAHULUAN yang cepat ada pula yang lambat, keadaan


Setiap anak memiliki ini membuat setiap anak tidak bisa
perkembangan yang berbeda-beda ada disamakan dalam proses

Jurnal Tunas Bangsa Vol. 6, No.2, Agustus 2019 |318


perkembangannya. Proses tumbuh sikap, moral dan tingkah laku. Untuk itu
kembang kemampuan gerak seorang anak perlu pendidik yang berkompetensi dalam
disebut dengan perkembangan motorik. hal ini. Pengertian guru yang tercantum
Perkembangan motorik anak sudah terjadi dalam Undang-Undang Republik
dari masa ia didalam kandungan yang Indonesia No.14 tahun 2005, Guru adalah
mencakup gerakan kasar ia menendang- pendidik profesional dengan tugas utama
nendang ataupun gerakan halus lainnya. mendidik, mengajar, membimbing,
Biasanya kemampuan motorik anak dibagi mengarahkan, melatih, menilai, dan
berdasarkan umur, Seperti anak usia 6 mengevaluasi peserta didik pada
tahun telah memiliki kemampuan motorik: pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
Ketangkasannya meningkat, melompat formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
tali, bermain sepeda, mengetahui kanan menengah dan, Kompetensi adalah
dan kiri, agak menentang, menjelaskan seperangkat pengetahuan, keterampilan,
objek-objek dengan gambar. Anak usia 7 dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
tahun : mulai lancar membaca, cemas akan dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
kegagalan, makin berminat dengan ilmu melaksanakan tugas keprofesionalan. Jelas
keagamaan, suka malu-malu atau sedih. sudah bahwa setiap guru harus
Anak usia 8-9 tahun biasanya memiliki mempunyai kompetensi untuk mengubah
kemampuan motorik seperti : Kecepatan peserta didik menjadi lebih baik atau
dan kehalusan aktivitas motorik meningkatkan kemampuan peserta didik
meningkat, mulai mampu menggunakan secara maksimal.
peralatan rumah tangga, mulai memiliki Perkembangan Motorik
kelebihan keterampilan individu, sering Motorik yaitu segala sesuatu yang
ingin terlibat dalam suatu tindakan, ada hubungannya dengan gerakan-
menyukai kelompok dan gaya, mencari gerakan tubuh. Dalam perkembangan
teman secara aktif. Sedangkan motorik, yang menentukan adalah otot,
kemampuan motorik anak usia 10-12 saraf, dan otak. Ketiga unsur itu
tahun adalah Mulai terjadi perubahan melaksanakan masing-masing perannya
sikap berdasarkan postur tubuh puberitas secara berinteraksi positif, artinya unsur-
mulai nampak, mampu membantu unsur yang satu saling berkaitan, saling
aktifitas rumah tangga seperti mencuci menunjang, saling melengkapi dengan
piring, menyapu, mengepel dan menjemur unsur yang lainnya untuk mencapai
pakaian, mulai mengerti cara kondisi motoris yang lebih sempurna
menyenangkan orang tua, serta mulai keadaanya menurut, Zulkifli (2009: 31).
tertarik dengan lawan jenis. Pada usia Danim (2011: 47-48) menyatakan bahwa
tersebut didalam proses belajar mengajar teori belajar observasional (Observational
adalah usia anak sekolah dasar, berarti Learning Theory) yang dikembangkan
secara tidak langsung guru dan oleh Albert Bandura dapat diterapkan
pembelajaran disekolah dasar sangat pada pembelajaran motorik kasar dan
berperan penting dalam perkembangan halus bagi anak-anak prasekolah (masa
motorik anak pada usia tersebut. kanak-kanak awal).Setelah anak-anak
Proses belajar mengajar disekolah secara biologis mampu belajar perilaku
dikatakan sukses bila anak didiknya tertentu, mereka harus melakukan hal-hal
mengalami perubahan positif dari segi

Jurnal Tunas Bangsa Vol. 6, No.2, Agustus 2019 |319


berikut dalam rangka untuk organ sistem saraf apabila rusak tak dapat
mengembangkan keterampilan barunya: diganti atau tumbuh lagi.
1) Mengamati perilaku orang lain. Seorang anak yang luka berat pada bagian
2) Membentuk citra mental dari perilaku kakinya hingga sebagian dagingnya
itu. terlepas dapat disembuhkan dan bagian
3) Meniru perilaku tersebut. yang hilang itu tumbuh lagi karena obat
4) Praktik perilaku dan gizi. Namun, kalau anak itu terluka
5) Termotivasi untuk mengulangi pada bagian kepalanya hingga salah satu
perilaku tersebut.
struktur subsistem saraf rusak atau
Dengan kata lain anak-anak harus
terputus misalnya, anak tersebut akan
siap, memiliki keterampilan yang
mengalami gangguan ingatan, gangguan
memadai, dan tertarik untuk
bicara, gangguan pendengaran, gangguan
mengembangkan keterampilan motorik.
pengecapan rasa, atau gangguan-ganggan
Dengan cara ini anak akan menjadi
lainnya bergantung pada subsistem saraf
kompeten pada keterampilan-
mana yang rusak. Gangguan ini hampir
keterampilan yang ingin atau akan
dapat dipastikan bersifat permanen,
dikuasai.
jaringan serabut saraf yang rusak atau
Muhibbin Syah (2003: 18-21) juga
hilang tadi terlalu sulit atau bukan
menjelaskan bahwa faktor-faktor lain yang
mustahil dapat tumbuh lagi meskipun
mendorong keterampilan motorik anak
lukanya sendiri sudah sembuh.
ada empat, yang memungkinkan campur
2. Pertumbuhan Otot-Otot
tangan orang tua dan guru dalam
Otot adalah jaringan sel-sel yang
mengarahkannya, yaitu;
dapat berubah memanjang dan juga
1) pertumbuhan dan perkembangan
sekaligus merupakan unit atau kesatuan
sistem saraf;
sel yang memiliki daya
2) pertumbuhan otot-otot;
mengkerut (contractile unit). Di antara
3) perkembangan dan pertumbuhan
fungsi kelenjar endokrin, dan fungsi-fungsi pokoknya adalah sebagai
4) perubahan struktur jasmani. pengikat organ-organ lainnya dan sebagai
Berikut penjelasan dari masing- jaringan pembuluh yang mendistribusikan
masing faktor yang mendorong sari makanan (Reber, 1988).
keterampilan motorik anak: Peningkatan tonus (tegangan otot) anak
1. Pertumbuhan dan Perkambangan dapat menimbulkan perubahan dan
sistem saraf (nervous system) peningkatan aneka ragam kemampuan
Pertumbuhan dan saraf dan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini
perkembangan kemampuannya membuat nampak sangat jelas pada anak yang sehat
inteligensi (kecerdasan) anak meningkat dari tahun ke tahun dengan semakin
dan mendorong timbulnya pola-pola banyaknya keterlibatan anak tersebut
tingkah laku baru. Semakin baik dalam permainan yang bermacam-macam
perkembangan kemampuan sistem saraf atau dalam membuat kerajinan tangan
seorang anak akan semakin baik dan yang semakin meningkat kualitas dan
beraneka ragam pula pola-pola tingkah kuantitasnya dari masa ke masa. Perlu
laku yang dimilikinya. Namun uniknya, dicatat bahwa dalam pengembangan
berbeda dengan organ tubuh lainnya, keterampilan terutama dalam berkarya
nyata seperti membuat mainan sendiri,

Jurnal Tunas Bangsa Vol. 6, No.2, Agustus 2019 |320


melukis, dan seterusnya, peningkatan, dan karena perubahan fisik itu sendiri
perluasan (intensifikasi dan ekstensifikasi) mengubah konsep diri siswa tersebut.
pendayagunaan otot-otot anak tadi Siswa Sekolah Dasar
bergantung pada kualitas pusat sistem Siswa adalah salah satu komponen
saraf dalam otaknya. manusiawi yang menempati posisi sentral
3. Perkembangan dan perubahan fungsi dalam proses belajar-mengajar. Di dalam
kelenjar-kelenjar endokrin (endocrine proses belajar mengajar, siswa sebagai
glands) pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki
Kelenjar endokrin secara umum tujuan dan kemudian ingin mencapainya
merupakan kelenjar dalam tubuh yang secara optimal (Sardiman, 2012: 111).
memproduksi hormon yang disalurkan ke Dalam proses belajar mengajar formal saat
seluruh bagian dalam tubuh melalui aliran ini, sekolah dasar masih merupakan
darah. Berubahnya fungsi kelenjar-kelenjar jenjang paling dasar, akhir–akhir ini dalam
endokrin seperti adrenal (kelenjar endokrin dunia pendidikan juga muncul Sekolah
yang meliputi bagaian atas ginjal dan Islam Terpadu yang dipercaya merupakan
memproduksi bermacam-macam hormon, langkah besar dalam mewujudkan model
termasuk hormon seks), dan sekolah dasar yang mampu memadukan
kelenjar pituitary (kelenjar di bagian bawah ilmu umum dan ilmu islam dalam satu
otak yang memproduksi dan mengatur kesatuan dalam pembelajaran. Usia siswa
berbagai hormon termasuk hormon sekolah dasar umumnya dimulai dari usia
pengembang indung telur dan sperma), 6 hingga 12 tahun. Pada masa ini anak-
juga menimbulkan pola-pola baru tingkah anak sudah matang bersekolah dan sudah
laku anak ketika menginjak usia SMP. siap untuk masuk sekolah dasar atau
4. Perubahan Struktur Jasmani. sekolah islam terpadu. Aspek-aspek
Semakin meningkat usia anak akan perkembangan pada usia ini meliputi
semakin meningkat pula ukuran tinggi perkembangan fisik, kognitif, bicara,
dan bobot serta proporsi tubuh pada kegiatan bermain maupun moral.
umumnya. Perubahan jasmani ini akan Perkembangan fisik cenderung lebih stabil
banyak berpengaruh terhadap atau tenang sebelum memasuki masa
perkembangan kemampuan dan remaja yang pertumbuhannya begitu
kecakapan keterampilan motorik anak. cepat. Masa yang tenang ini diperlukan
Kecepatan berlari, kecepatan bergerak, oleh anak untuk belajar berbagai
kecermatan menyalin pelajaran, keindahan kemampuan akademik. Dalam
melukism dan sebagainya akan terus perkembangan kognitifnya ditandai
meningkat seiring dengan proses dengan adanya aktivitas-aktivitas mental
penyempurnaan struktur jasmani siswa. seperti mengingat, memahami dan mampu
Namun, kemungkinan perbedaan hasil memecahkan masalah. Anak sudah lebih
belajar psikomotor seorang siswa dengan mampu berfikir, belajar, mengingat, dan
siswa yang lainnya selalu ada, karena berkomunikasi, karena proses kognitifnya
kapasitas ranah kognitif juga berperan tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis.
dalam menentukan kualitas dan kuantitas Adapun dalam perkembangan bicara, anak
prestasi ranah karsa, dan pengaruh belajar bagaimana berbicara dengan baik
perubahan fisik juga tampak pada sikap dalam berkomunikasi dengan orang lain.
dan perilakunya terhadap orang lain, Bertambahnya kosakata yang berasal dari

Jurnal Tunas Bangsa Vol. 6, No.2, Agustus 2019 |321


berbagai sumber menyebabkan semakin 6) Menulis dengan rapi sesuai batas
banyak perbendaharaan kata yang tulisan.
dimiliki. Pada masa ini, anak-anak dalam 7) Jarak pandang yang terbatas.
kegiatan permainan cenderung dilakukan 8) Berkerja dengan meletakkan kepala
secara berkelompok. Bermain yang diatas meja.
sifatnya menjelajah, ke tempat-tempat 9) Mengenggam diujung pensil.
yang belum pernah dikunjungi baik di 10) Terkadang tegang.
kota maupun di desa sangat mengasyikkan 11) Mulai terjadi pergantian gigi susu.
bagi anak. Selanjutnya perkembangan 12) Selalu bergerak, duduk, istirahat
moral ditandai dengan kemampuan anak sebentar, lari lagi.
untuk memahami aturan, norma dan etika 6 Tahun (Kelas 2) :
yang berlaku di masyarakat. 1) Pandangan dekat dan jauh sama
Perkembangan moral terlihat dari perilaku kuat.
moralnya di masyarakat yang 2) Berkerja tergesa-gesa agar cepat
menunjukkan kesesuaian dengan nilai selesai.
moral di masyarakat. Perilaku moral ini 3) Penuh energi, perlu dilepaskan
dengan kegiatan di luar ruangan
banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang
9 Tahun (Kelas 3) :
tuanya serta perilaku moral dari orang-
1) Koordinasi mata dan tangan
orang di sekitarnya. Perkembangan moral
meningkat
ini juga tidak terlepas dari perkembangan
2) Proporsional bentuk tubuh yang
kognitif dan emosi anak (Purnami, 2008:
tidak baik dapat terjadi
130-132).
3) Gigi yang tetap mulai Nampak
Karakteristik Fisik dan Motorik Peserta
4) Meningkat dalam koordinasi gerak
Didik SD (dalam situs resmi pendidikan
5) Daya tahan bertambah
guru sekolah dasar). Karakteristik fisik ini
6) Adanya perbedaan individu mulai
mencakup keadaan biologis misalnya otot
nyata dan terang antara laki-laki
dan tulang beserta geraknya. Berikut
dan perempuan
adalah karakteristik fisik peserta didik
7) Timbulnya kecelakaan banyak
Sekolah dasar yang berkembang dari
disebabkan mobilitas pada masa ini
jenjang ke jenjangnya;
8) Tertantang melakukan kegiatan
6– 7 Tahun (Kelas 1) :
fisik sekuatnya (memaksa)
1) Perkembangan bagian atas lebih
9) Banyak mengeluh pada tubuhnya
cepat dibandingkan bagian bawah.
10) Tinggi laki-laki dan perempuan
Bagian anggota badan relatif
kurang lebih sama.
pendek, dan kepala relatif besar.
10 Tahun (Kelas 4) :
2) Anak perempuan relatif lebih
1) Tulisan tangan cenderung tidak
pendek dan langsing daripada laki-
rapi (jika dibandingkan dengan
laki.
usia 9 th)
3) Tulang-tulangnya masih lemah.
2) Berat badan bertambah kurang
4) Masih belum dapat menggunakan
lebih 3,5 kg.
kelompok otot-otot kecil.
3) Anak perempuan mengalami
5) Mudah sakit dan daya tahan tubuh
lonjakan pertumbuhan tulang,
kurang.
tidak seimbang dengan

Jurnal Tunas Bangsa Vol. 6, No.2, Agustus 2019 |322


pertumbuhan otot sehingga gerak berfikir secara deduktif, induktif,
kurang terkoordinasi. menganalisis, mensintesis, mampu berfikir
11 Tahun (Kelas 5) : secara abstrak dan secara reflektif, serta
1) Otot kaki dan lengan berkembang mampu memecahkan berbagai masalah.
2) Laki-laki suka pertandingan kasar Mereka mampu untuk berpikir secara
dan keras abstrak, menalar secara logis, dan menarik
3) Kekuatan otot-otot tidak selalu kesimpulan dari informasi yang tersedia
sejalan dengan pertumbuhannya Sedangkan menurut Freud dalam ( Dede
4) Keterampilan dengan gerakan lebih RH : 2015) diusia anak umur 6-12 tahun
cepat, rumit, dan kompleks seperti disebut dengan tahap latensi dimana pada
orang dewasa. tahap ini merupakan tahap tenang, secara
5) Koordinasi gerak perempuan sudah seksual. Segala sesuatu yang berhubungan
baik, tanda pubertas perempuan dengan seks dihambat atau ditekan
6) Keadaan jasmani terlihat kuat (repress). Periode ini merupakan masa
7) Perkembangan paru-paru hampir tertahannya dorongan-dorongan seks dan
sempurna agresif. Pada masa ini, anak
8) Terlihat perbedaan nyata antara laki- mengembangkan kemampuan
laki dan perempuan bersublimasi (mengalihkan dorongan yang
12 Tahun (Kelas 6) : tidak sesuai dengan sesuatu yang lebih
1) Pertumbuhan tinggi badan konstruktif dan baik), Misalnya dengan
perempuan melambat, laki‐laki mengerjakan tugas-tugas sekolah dan
memulai lonjakan pertumbuhan. berolah raga.
2) Dorongan pertumbuhan, tanda Pelajaran Penjaskes
pubertas laki-laki. Dalam proses belajar dan Pembelajaran
Karakteristik Intelektual Peserta Didik interaksi siswa dan guru sangat penting.
Sekolah Dasar Konsep Dasar tentang belajar menurut
Pada umur 6 sampai 7 Tahun, atau Dollar dan Miller dimulai dengan prinsip-
kelas 1 SD mereka memasuki masa prinsip behaviorisme yang kemudian
praoperasional. Pada masa peserta didik dikembangkan oleh skinner dan Pavlov,
memiliki pemikiran yang lebih simbolis menurut mereka dalam ( Dede RH : 2015)
tetapi tidak melibatkan pemikiran “Untuk belajar, seseorang harus
operasiaonal dan lebih bersifat egosentris menginginkan sesuatu, melihat sesuatu,
dan intuitif ketimbang logis. melakukan sesuatu, dan mendapatkan
Pada umur 8 sampai 10 Tahun memasuki sesuatu”, sedangkan Menurut pandangan
masa operational konkret. Pada masa ini Skinner Dalam ( Mudjiono, 2006 : 9-10 )
peserta didik mampu menyusun, Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat
menggabungkan, memisahkan, membagi, orang belajar, maka responnya menjadi
menderetkan, dan melipat. Penggunaan lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar
logika mereka sudah memadai. Tahap ini maka responsnya menurun. Dalam belajar
telah memahami operasi logis dengan ditemukan adanya hal berikut :
bantuan benda konkrit. 1) Kesempatan terjadinya peristiwa
Di umur 11 – 12 Tahun memasuki tahap yang menimbulkan respons
operasi formal dimana peserta didik pembelajaran,
mampu berfikir tingkat tinggi, seperti 2) Respons si pembelajar, dan

Jurnal Tunas Bangsa Vol. 6, No.2, Agustus 2019 |323


3) Konsekuensi yang bersifat individu secara organik, neumuskuler,
menguatkan respons tersebut. perseptual, kognitif, dan emosional, dalam
Pemerkuat terjadi pada stimulus kerangka sistem pendidikan nasional.
yang menguatkan konsekuensi Menurut Samsudin (2008:2), pendidikan
tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku Jasmani adalah suatu proses pembelajaran
respons si pembelajar yng baik melalui aktivitas jasmani yang didesain
diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku
untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
respons yang tidak baik diberi
mengembangkan keterampilan motorik,
teguran dan hukuman.
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan
Oemar Hamalik (2005: 57) Dalam (
aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Novita : 2013 ) mengatakan bahwa
Manfaat Mata pelajaran Pendidikan
pembelajaran adalah: “suatu kombinasi
Jasmani Menurut KTSP (Depdiknas, 2006),
yang tersusun meliputi unsur-unsur
manfaat pendidikan jasmani, olahraga dan
manusiawi, material, fasilitas,
kesehatan adalah sebagai berikut:
perlengkapan, dan prosedur yang saling
a. Memenuhi kebutuhan anak akan
mempengaruhi mencapai tujuan
gerak
pembelajaran”. Dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan jasmani merupakan dunia
yang dimaksud dengan pembelajaran
anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan
adalah sebagai suatu cara yang
anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat
dikembangkan dengan kaidah-kaidah
belajar sambil bergembira melalui
tertentu sehingga dapat membentuk
penyaluran hasratnya untuk bergerak.
sebuah bidang pengetahuan tersendiri
Semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak
yang dapat dipelajari dan kemudian
dalam masa-masa pertumbuhannya,
diaplikasikan dalam pembelajaran.
makin besar bagi kualitas pertumbuhan itu
Rata-rata peserta didik menyukai
sendiri.
pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan
b. Mengenalkan anak pada lingkungan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan karena
dan potensi dirinya
banyak melakukan gerak tubuh yang
Pendidikan Jasmani adalah waktu untuk
membuat mereka merasa bebas dan tidak
berbuat. Anak-anak akan lebih memilih
terkekang. Pendidikan jasmani adalah
untuk berbuat sesuatu dari pada hanya
pendidikan melalui aktivitas jasmani
harus melihat atau mendengarkan orang
dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik,
lain ketika mereka sedang belajar. Dengan
siswa dapat menguasai keterampilan dan
bermain dan bergerak anak benar-benar
pengetahuan, mengembangkan apresiasi
belajar tentang potensinya dan dalam
estetis, mengembangkan keterampilan
kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali
generik serta nilai dan sikap yang positif,
lingkungan sekitarnya.
dan memperbaiki kondisi fisik untuk
c. Menanamkan dasar-dasar
mencapai tujuan pendidikan jasmani
keterampilan yang berguna
(Samsudin, 2008: 21) Dalam (Novita :
Peranan Pendidikan Jasmani di Sekolah
2013), sedangkan Menurut Rosdiani
Dasar cukup unik, karena turut
(2013:23), pendidikan Jasmani adalah
mengembangkan dasar-dasar
proses pendidikan yang memanfaatkan
keterampilan yang diperlukan anak untuk
aktivitas jasmani yang direncanakan secara
menguasai berbagai keterampilan dalam
sistematis bertujuan untuk
kehidupan di kemudian hari.
mengembangkan dan meningkatkan

Jurnal Tunas Bangsa Vol. 6, No.2, Agustus 2019 |324


d. Menyalurkan energi yang berlebihan membutuhkan sample dalam hal ini,
Anak adalah makhluk yang sedang berada Menurut Sugiyono (2010:118) sampel
dalam masa kelebihan energi. Kelebihan adalah bagian dari jumlah dan
energi ini sangatlah perlu disalurkan agar karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tidak mengganggu keseimbangan perilaku tersebut.
dan mental anak. Segera setelah kelebihan Teknik analisis data menggunakan tiga
energi tersalurkan, anak akan memperoleh klasifikasi yakni ditentukan dengan:
kembali keseimbangan dirinya, karena Tinggi X ≥ μ + SD
setelah istirahat, anak akan kembali Sedangμ + SD < X ≥ μ – SD
memperbaharui dan memulihkan Rendah X <μ – SD
energinya secara optimal. Keterangan :
e. Merupakan proses pendidikan secara X = Skor yang didapat
serempak baik fisik, mental maupun μ = Mean teroritis (jumlah butir item x skor
emosional tengah butir)
Hasil nyata yang diperoleh dari SD = Standar Deviasi (1/6 x (skor
pendidikan jasmani adalah perkembangan maksimal – skor minimal)
yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental,
emosi, sosial dan moral. Tidak salah jika HASIL DAN PEMBAHASAN
para ahli percaya bahwa pendidikan Dalam proses belajar dan
jasmani merupakan wahana yang paling pembelajaran formal, anak-anak usia
tepat untuk membentuk manusia sekolah dasar banyak melakukan gerak
seutuhnya. tubuh dan rata-rata diusia ini mereka tidak
mau dikekang atau masih ingin bebas
METODE PENELITIAN belajar sambil bermain, walaupun
Menurut Arikunto (2014:203) perkembangan motorik mereka diusia ini
metode penelitian adalah cara yang lebih teratur dibanding dimasa
digunakan oleh peneliti dalam sebelumnya, sebaiknya perkembangan
mengumpulkan data penelitiannya. Dalam motorik mereka difasilitasi dengan cara
hal ini metode yang digunakan yang positif, salah satu cara yang efektif
menggunakan Skala Baku Basic Emphaty yaitu mengalihkan perkembangan motorik
Scale (BES) yang diadaptasi, Skala yang mereka melalui pelajaran penjaskes,
digunakan dalam penelitian menggunakan dimana anak-anak ini akan diajarkan
model skala likert 1 -5 dengan pernyataan secara teori dan praktek yang benar
“Sangat Tidak Setuju” hingga “Sangat tentang olah raga, selain itu Anak-anak
Setuju”. Pengolahan data penelitian yang telah diajarkan pelajaran penjaskes
menurut Arikunto (2014:54) pengolahan memiliki perkembangan motorik yang
data adalah merubah data menjadi data lebih optimal, karena mereka yang
yang lebih bermakna. Dalam penelitian, mengenal penjaskes lebih mengerti akan
perlu adanya nya populasi sebagai sumber bagimana cara mengolah tubuh dan
data penelitian, populasi menurut mengembangkan diri dengan
Arikunto (2014:173) adalah “keseluruhan mengembangkan keterampilan
subjek penelitian”, populasi dapat pengelolaan diri dalam upaya
dikatakan sebagai jumlah data yang pengembangan dan pemeliharaan
dijadikan objek penelitian. Dan kita kebugaran jasmani serta pola hidup sehat

Jurnal Tunas Bangsa Vol. 6, No.2, Agustus 2019 |325


melalui berbagai aktivitas jasmani dan berkembang dengan cara memaksimalkan
olahraga yang terpilih serta dapat keikut sertaan siswa pada mata pelajaran
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan penjaskes yang mengutamakan aktivitas
pengembangan psikis yang lebih baik. jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk
Pendidikan jasmani juga merupakan bertumbuh dan perkembangan jasmani,
media pendorong perkembangan mental, sosial dan emosional yang serasi,
keterampilan motorik, kemampuan fisik, selaras dan seimbang dengan kehidupan
pengetahuan, sikap sportifitas, pembiasaan sehari-hari, selain perkembangan motorik
pola hidup sehat dan pembentukan bisa maksimal dengan aktif mengikut
karakter (mental, emosional, spiritual dan sertakan siswa dalam pelajaran penjaskes
sosial) dalam rangka mencapai tujuan siswa sekolah dasar juga dapat belajar
sistem pendidikan Nasional. Menurut sambil bergembira melalui penyaluran
Suryobroto (2004:8), tujuan pendidikan hasratnya untuk bergerak. Semakin
jasmani adalah untuk pembentukan anak, terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam
yaitu sikap atau nilai, kecerdasan, fisik, masa-masa pertumbuhannya, makin besar
dan keterampilan (psikomotorik), sehingga bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri,
siswa akan dewasa dan mandiri, yang selain itu dalam mengikuti pelajaran
nantinya dapat digunakan dalam penjaskes anak-anak akan lebih memilih
kehidupan sehari-hari. untuk berbuat sesuatu dari pada hanya
Tujuan pendidikan jasmani secara umum harus melihat atau mendengarkan orang
diklasifikasi menjadi empat tujuan lain ketika mereka sedang belajar. Dengan
perkembangan, Menurut Suherman bermain dan bergerak anak benar-benar
(2009:7), yaitu: belajar tentang potensinya dan dalam
Perkembangan fisik. Tujuan ini kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali
berhubungan dengan kemampuan lingkungan sekitarnya, turut
melakukan aktivitas-aktivitas yang mengembangkan dasar-dasar
melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari keterampilan yang diperlukan anak untuk
berbagai organ tubuh seseorang (physical menguasai berbagai keterampilan dalam
fitnes). kehidupan di kemudian hari. Siswa
Perkembangan gerak. Tujuan ini sekolah dasar juga sedang berada dalam
berhubungan dengan kemampuan masa kelebihan energi. Kelebihan energi
melakukan gerak secara efektif, efisien, ini sangatlah perlu disalurkan agar tidak
halus, indah, dan sempurna (skill full). mengganggu keseimbangan perilaku dan
Perkembangan mental. Tujuan ini mental anak. Segera setelah kelebihan
berhubungan dengan kemampuan berfikir energi tersalurkan, anak akan memperoleh
dan menginterpretasikan keseluruhan kembali keseimbangan dirinya, karena
pengetahuan tentang pendidikan jasmani setelah istirahat, anak akan kembali
ke dalam lingkungannya. memperbaharui dan memulihkan
Perkembangan sosial. Tujuan ini energinya secara optimal, dan Hasil nyata
berhubungan dengan kemampuan siswa yang diperoleh dari pendidikan jasmani
dalam menyesuaikan diri pada suatu adalah perkembangan yang lengkap,
kelompok atau masyarakat. meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial
Hasil penelitian menjelaskan bahwa dan moral. Tidak salah jika para ahli
motorik siswa sekolah dasar bisa maksimal percaya bahwa pendidikan jasmani

Jurnal Tunas Bangsa Vol. 6, No.2, Agustus 2019 |326


merupakan wahana yang paling tepat sangat bermanfaat bagi kesehatan jiwa
untuk membentuk manusia seutuhnya. siswa sekolah dasar. Hal ini tidak hanya
membuatnya menjadi lebih semangat dan
SIMPULAN bahagia, namun juga dapat menunjang
Pendidikan Penjaskes sangat kreativitas dan performanya dalam
bermanfaat untuk siswa sekolah dasar, kegiatan sehari-hari. Pembinaan nalar anak
dimana perkembangan motorik siswa melalui pemecahan masalah menjadi
pada usia ini sangat perlu difasilitasi dan sangat penting untuk meningkatkan
didukung dengan cara dan arah yang pencapaian domain kognitif dan afektif
benar, supaya berkembang secara yang selama ini dirasa kurang dominan
maksimal. Dengan mengikuti pelajaran dalam pendidikan jasmani. Adegan atau
penjaskes anak-anak dapat belajar sambil simulasi pergaulan, kesetaraan
bergembira melalui penyaluran hasratnya kesempatan siswa laki-laki maupun
untuk bergerak, apalagi ditunjang dengan perempuan, serta pengembangan sikap
penggunaan peralatan. Semakin terpenuhi sosial merupakan sumbangan penting
kebutuhan akan gerak dalam masa dalam pendidikan jasmani, kejujuran,
pertumbuhannya, makin besar dampaknya sportifitas, dan berbuat adil (fair). Semua
bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri. hal tersebut yang merupakan napas inti
Selain itu, pada dasarnya anak-anak dalam olahraga merupakan investasi
sedang mengalami masa kelebihan energi. penting dalam pengembangan sosial
Kelebihan energi ini perlu disalurkan agar mereka. Pengajaran pendidikan jasmani di
tidak mengganggu perilaku dan mental sekolah punya banyak sekali manfaat
anak. Segera setelah kelebihan energi ini untuk anak. Dengan adanya berbagai
tersalurkan, anak akan kembali pilihan olahraga, permainan, serta metode
memperoleh keseimbangan dirinya, pengajaran yang tepat, anak-anak
karena setelah istirahat anak akan kembali diharapkan akan mampu tumbuh dan
memperbarui dan memulihkan energinya berkembang secara optimal baik secara
secara optimal. Menjalani pendidikan fisik dan motorik.
jasmani dan beraktivitas fisik juga dapat

Jurnal Tunas Bangsa Vol. 6, No.2, Agustus 2019 |327


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedure Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas. 2006. Permendiknas.No.22 tentang Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.

Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Hidayati, Wiji dan Sri Purnami. 2008. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Teras.

Hidayat, Rahmat, Dede. 2015. Teori dan Aplikasi: Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Bogor:
Ghalia Indonesia
https://www.dasarguru.com/karakteristik-peserta-didik-sd/ Diakses pada (16
Februari 2019)

L, Zulkifli. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Novita. (2013). Survei Minat Siswa Siswi Dalam Pembelajaran Penjas Di Smp Negeri 3
Samalantan. Jurnal Pendidikan dan pembelajaran Vol.2 N0.5
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Rosdiani, Dini. 2013. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan.
Bandung: Alfabeta.

Samsudin. 2008. Penbelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan(SD/MI). Jakarta:


Litera.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alpabeta.

Suryobroto, Agus S. 2004. Diklat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: FIK
UNY.

Suherman, Adang. 2009. Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: UPI.

Jurnal Tunas Bangsa Vol. 6, No.2, Agustus 2019 |328

Anda mungkin juga menyukai